Ting tong Ting tong
Kuroko menekan bel pintu apartemen Kagami berulang-ulang, namun tetap saja tidak ada tanda-tanda pintu itu akan terbuka. Kuroko pun memutuskan untuk mengambil ponselnya dan menghubungi Kagami.
"Kagami-kun, kau dimana?"
"Kuroko, tolong aku." Kuroko sedikit mengernyitkan dahinya mendengar suara Kagami yang tampak putus asa, walau kernyitan tersebut tak memberi efek perubahan pada wajah datarnya.
"Kagami-kun, aku didepan apartemenmu, kau dimana?"
"Rasanya aku ingin mati saja, ha ha ha."
"Terserah Kagami-kun saja, tapi tolong sebelum mati, uangku yang kemarin Kagami-kun pinjam dikembalikan. Entar matinya gak tenang."
Cklek.
Pintu apartemen tiba-tiba terbuka dan memunculkan sesosok tinggi berkepala merah.
"Gak jadi mati, Kagami-kun?"
.
Disclaimer :
Kuroko no Basuke by Fujimaki Tadatoshi
But this story is pure from my mind
Rate : T
Main cast:
Akashi Seijuurou
Kuroko Tetsuya
Kagami Taiga
Shounen-ai
Warning : First fic (jadi otomatis banyak typo) dan gaje
.
Kuroko menatap sekeliling apartemen Kagami yang tampak seperti habis terkena gempa, sofa dalam keadaan terbalik, kertas-kertas berserakan dimana-mana, dan satu-satunya yang tak tersentuh adalah dapur dimana Kuroko sedang duduk.
"Nih." Kagami meyodorkan segelas teh pada Kuroko, dan ikut duduk sambil meminum gelas miliknya.
Kuroko mengambil gelas tersebut dan menyeruputnya. Kuroko menyerngit, ini kecap asin.
"Kagami-kun, ini kecap asin." Kuroko menyuarakan pemikirannya.
"Benarkah? Pantas terasa asin." Kagami tampak tak acuh dan kembali meminum gelas miliknya.
Ada yang salah, pikir Kuroko. Dan sebagai sahabat sepercahaya-bayangan yang baik, Kuroko berinisiatif bertanya.
"Kau sedang ada masalah, Kagami-kun?"
"Aku-" Kagami menghela napas sebelum melanjutkan "-sudah tamat."
Kuroko menatap Kagami tak mengerti.
"Aku ditipu oleh senpai semasa SMP-ku, menjamin senpai itu untuk melakukan pinjaman, dan sekarang ia kabur entah kemana. Sialan!" Kagami ingin sekali membanting gelas ditangannya, namun sayang, itu gelas pemberian Sang Mantan, bukan karena gagal move on, tapi,harga gelas itu seharga gajinya sebagai chef selama 3 bulan, kan sayang.
"Berapa yang ia pinjam? Mungkin aku bisa bantu."
"600 juta yen."
Kuroko menganggukkan kepalanya. "Kubantu dengan doa."
"Aku mau mati saja, Selamat tinggal." Kagami baru akan bangkit, namun dicegat Kuroko.
"Tunggu, Kagami-kun. Jangan semudah itu menyerah, aku yakin pasti ada jalan."
Kagami menyentak tangan Kuroko, "Jalan apa?! Tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Melapor polisi pun tak ada gunanya. Bodoh sekali aku mau menandatanganinya."
Kuroko merogoh sesuatu dari kantung celananya, berupa kertas selebaran iklan yang didapatnya ketika menuju kesini, dan pulpen yang sangat kebetulan juga berada di kantungnya. Ia lalu menulis angka 600 juta dibagian belakang iklan tersebut.
"Kagami-kun, berapa gajimu perbulan?"
"Untuk apa?"
"Jawab saja."
Kagami menghela napas putus asa, "70.000 yen."
"Kalau gaji Kagami-kun perbulan 70.000 yen, kita ambil 50.000 yen untuk bayar utang."
Kuroko lalu membagi 600 juta dengan 50.000, hasilnya 12.000. 1 tahun ada 12 bulan, 12.000 bagi 12 sama dengan 1000.
"Wah, sampe 7 turunan mungkin gak bakal selesai."
Kagami kembali menghela napas, "Bagaimana caranya mendapatkan uang sebanyak itu." Gumamnya.
"Bekerja dengan Reo-senpai, mungkin."
Kagami memberikan tatapan you-don't-say pada Kuroko.
"Apa? Aku benar, kan?"
"Ya, terima kasih atas sarannya. Sangat membantu." Sarkas Kagami.
Kagami sekilas melihat tulisan 'butuh uang' di kertas iklan yang digunakan Kuroko. Penasaran, ia lalu mengambilnya.
Butuh uang cepat?
Makanya kerja ;p
Males kerja?
Gampang, tinggal ngerampok aja ;p
Gak punya skill ngerampok?
Buat pesugihan aja ;o
Takut dosa?
Mati aja sana!
What the-?!
"Kuroko, kau dapat ini darimana?"
"Ada orang yang membagikannya didepan gedung. Kenapa?"
Kagami menggeleng pelan. Tiba-tiba sebersit ide muncul dikepalanya. Ia kembali memandang tulisan dikertas iklan tersebut, dan tersenyum sumringah.
"Kagami-kun, kau baik-baik saja?" Tanya Kuroko heran.
Kagami memegang kedua bahu Kuroko, masih dengan senyum sumringah-nya. Ia lalu menatap Kuroko bebinar, dengan tangisan haru.
"Kau memang seorang penyelamat, Kuroko. Tanpamu, mungkin aku sudah tamat."
Kagami baru akan memeluk Kuroko, namun Kuroko langsung menghindarkan diri.
"Sama-sama?"
Kagami dengan wajah berbinarnya saja sudah membuat Kuroko ngeri, ralat lebih ke geli, ini ditambah dengan Kagami yang berulang kali mencium kertas iklan, lebih baik Kuroko pulang saja.
"Kagami-kun, kurasa aku pulang saja." Kuroko memutuskan untuk pergi dari sini secepat mungkin.
"Eh! Cepat sekali."
"Sepertinya kaa-san mencariku."
"Hah? Tau dari mana?"
"Firasat." Keadaan hening seketika.
"Oh, yasudah."
Setelah kepergian Kuroko, Kagami langsung mengambil laptop-nya, membuka krom lalu menulis tata cara melakukan pesugihan di kolom pencarian Doogle. Readers, kalian tidak salah baca kok, Kagami memang benar-benar mencari Tata Cara Melakukan Pesugihan .
Ia lalu mengklik salah satu halaman, dan mencoba membacanya pelan-pelan. Ia bergidik melihat apa-apa saja yang harus disiapkan dalam ritual dan akibat dari melakukan ritual tersebut, sebersit rasa ingin menyerah sempat timbul dibenaknya namun terkalahkan oleh tekad kuatnya.
"Yosh! Ayo, lakukan Taiga!"
.
Kagami meletakkan mangkuk air berisi bunga kembang tujuh rupa yang dipesannya secara online disebelah semangkuk buah-buahan yang sudah ia siapkan bersama sebuah lilin putih panjang yang sudah ia nyalakan. Kagami lalu duduk melipat kakinya, ia lalu membaca sebuah mantra, yang juga didapatnya dari internet, sambil memejamkan matanya.
"Jalangkung Jalangset Di Sini Ada Pesta Pesta Kecil-Kecilan Jalangkung Jalangset Dateng Ga Di Jemput Pulang Tak Di Antar. "
Keadaan masih senyap ketika Kagami selesai mengucapkan mantra yang diyakininya bisa langsung manggil setan. Menyadari tak terjadi apa-apa, ia membuka matanya.
Apa pengucapannya salah?, pikirnya.
Kagami lalu memejamkan matanya dan mengucapkan mantra tersebut lagi. Namun, tidak terjadi apa-apa. Ia memutuskan mengambil ponselnya, dan mencari mantra memanggil setan, yang benar-benar bisa manggil no tipu-tipu maupun hoax.
Ia mulai mengucapkan mantra tersebut satu-persatu, mengikuti intruksi yang tertera disana, namun, tetap tidak terjadi apa-apa. Ia mulai kesal dan membanting ponselnya ke sofa (maklum kalau ke lantai, sayang, ntuh juga pemberian Sang mantan yang harganya bikin siapapun yang mendengarnya bisa sesak nafas).
"Woi setan sialan! Muncul t*ik! Ga liat apa orang lagi butuh!"
Tersadar telah menyumpahserapahi setan, Kagami langsung ketakutan. Ia berlutut memejamkan matanya dan memohon, "Maafkan saya, Raja Setan, iblis dan sebangsanya. Saya gak sengaja. Saya butuh bantuan anda, tolong datanglah dan bantu saya."
Tiba-tiba lilin yang dinyalakan Kagami padam, dan Kagami dapat merasakan ada hembusan di tengkuknya, membuatnya langsung memegang tengkuknya. Ayolah, ini jam 3 malam dan pintu tertutup rapat, angin dari mana ini?
"Kau memanggilku, manusia?"
Kagami langsung membuka matanya seketika, mendengar suara baritone yang muncul dihadapannya. Ia melongo melihat sesosok makhluk berwajah tampan, memiliki dua warna mata yang berbeda, sedang duduk layaknya seorang raja di singgasana mewah.
"K-kau siapa?"
Sosok itu menyeringai, "Aku Akashi Seijuurou, the King of the Darkness Kingdom, Lucifer-" sosok itu berdiri bersamaan dengan hilangnya singgasana yang ia duduki, ia lalu berdiri tepat dihadapan Kagami, mengangkat dagu Kagami dan tersenyum mengerikan "-jadi, apa permintaanmu?"
.
.
Kuroko benar-benar tidak habis pikir bagaimana mungkin Kagami meninggalkan apartemennya dalam keadaan tidak terkunci, ia pun memutuskan masuk kedalam apartemen Kagami sambil menenteng bento yang dimasakkan Okaa-sannya untuk diberikan kepada Kagami.
Kuroko dapat mencium wangi aneh, seperti bunga kembang dan lilin wangi yang asalnya dari kamar Kagami. Setelah meletakkan bento tersebut di meja makan, tanpa pikir panjang Kuroko langsung pergi kekamar Kagami. Namun, yang ia temukan bukan Kagami melainkan sesosok pria sedang menikmati secangkir ocha duduk di futon yang ia yakini adalah milik Kagami.
Siapa? Apa kekasih baru Kagami-kun? Kok pendek? Kagami-kun beralih jadi seme dan mencari uke kaya?
Kuroko menatap sosok itu datar, yang dibalas dengan tatapan tajam dari sosok itu. Sampai 5 menit berlalu, namun tak ada sepatah katapun keluar dari keduanya.
Kruuk~ kruuk~
Kuroko megedipkan matanya lucu, sadar bahwa suara itu berasal dari pria dihadapannya.
"Kau lapar?" Pertanyaan yang bodoh sebenarnya, tentu saja kalau bukan lapar, apalagi?
"Apa itu lapar?"
Sebenarnya Kuroko sedikit merinding, namun, ia tidak tau penyebab ia merinding karena pertanyaan pria itu atau suara berat yang dikeluarkan pria itu, dan lagi pertanyaan apa itu. Ah, mungkin pria ini sudah sangat lapar sehingga menanyakan hal konyol.
"Ikuti aku." Kuroko berbalik pergi menuju dapur, ia mengambil peralatan makan milik Kagami dan menghidangkan sup tofu yang dibawanya tadi. Kuroko dapat melihat pria itu melangkah ragu mendekatinya, tanpa pikir panjang, Kuroko menarik pria tersebut lalu mendudukkannya di kursi. Kuroko dapat merasakan pelototan tajam dari pria itu, namun ia mengabaikannya dan duduk di kursi sebelah pria itu.
"Makanlah, selagi hangat."
Perhatian pria itu beralih ke semangkuk sup yang berisi gumpalan putih berbentuk kotak, ia lalu menatap Kuroko kembali.
"Aku sudah makan." Ucap Kuroko yang yakin sekali kalau pria ini ingin menawarkannya untuk makan juga.
Pria itu menatap Kuroko heran, sebelum kembali memfokuskan perhatiannya pada sup.
"Namamu siapa?" Tanya Kuroko mencoba memecahkan keheningan. Ini bisa dibilang kejadian langka, dimana seorang Kuroko Tetsuya mencoba memecah keheningan.
"Akashi Seijuurou." Jawab pria itu pendek masih terfokus pada sup.
"Dari kapan Akashi-san disini?" Sebenarnya Kuroko ingin bertanya hubungan pria ini dengan Kagami, namun, ia rasa tak enak bertanya langsung, ia takut menyinggung.
Akashi mengalihkan pandangannya ke Kuroko, membuat Kuroko terkesima menatap dua iris berbeda warna tersebut dari dekat, yang ternyata sangat indah.
"Untuk apa kau tanyakan hal itu?"
"Hanya ingin tau." Jawab Kuroko sekenanya.
"Apa itu penting?"
"Ya." Kuroko menelan ludah, baru kali ini ia gugup menghadapi seseorang.
Akashi mendengus lalu menatap kembali sup dihadapannya, "Dari semalam."
Tuh, kan benar. Kekasih Kagami-kun, pikir Kuroko senang tebakannya tepat.
"Supnya enak, kok. Itu buatan ibuku." Ucap Kuroko sadar ketika Akashi masih belum mulai untuk memakan supnya.
Kuroko dapat melihat Akashi mulai memegang sendok, mengambil kuah sup tersebut dengan sangat hati-hati, lalu menyuapkannya ke mulutnya perlahan dan tiba-tiba iris dwiwarna tersebut membola, menatap sup tofu tersebut seolah sup itu adalah sup terbaik di dunia. Akashi lalu menyuapkan sup itu berulang kali dengan cepat ke mulutnya seakan sup itu akan diambil orang lain.
Kuroko rasanya ingin tertawa melihat tingkah pria dihadapannya ini, tadi ia berlagak mengerikan, sekarang lihatlah, ia seperti anak kecil yang lucu. Kuroko tersenyum tipis melihat Akashi sudah menghabiskan sup tersebut dan menatapnya seperti memberikan perintah untuk mengisi kembali mangkuk supnya.
Kuroko pun memutuskan untuk mengisi kembali mangkuk sup itu, dan memberikannya pada Akashi. Ia lalu mengambilkan Akashi segelas air putih dan meletakkannya di hadapan pria itu.
"Jadi, Akashi-san kenal Kagami-kun darimana?"
Akashi masih meneruskan menghabiskan supnya, mengabaikan pertanyaan yang dilontarkan Kuroko. kuroko yang merasa diabaikan memilih diam, memperhatikan Akashi menyelesaikan makanannya.
Kuroko akui pria dihadapannya sangat tampan, bagaikan dewa yunani yang hanya ada dalam cerita fiksi, kedua iris merah-emasnya yang tajam mampu membuat siapapun yang melihatnya terpaku, wajah maupun kulit pria ini sangat bersih, ditambah kimono emas mengkilau yang digunakannya membuatnya sangat menawan. Kuroko tanpa sadar memperhatikan intens bibir Akashi yang tampak mengkilat karena kuah sup.
Seakan tersadar, Kuroko menggelengkan kepalanya. Astaga, apa yang sudah ia pikirkan?
.
.
.
To be continued
.
.
.
Hai, saya author baru di FFn dan KuroBas fandom. Yoroshiku.
Ide fanfik ini muncul ketika saya sedang menonton ftv azab di tv, wkwkwk. Enggak tau, kenapa tiba-tiba terlintas di pikiran buat fanfik kayak gini, dan jadilah ini. Hope you enjoy and like it.
Maaf jika pengenalan diri saya terlalu kaku, dan fanfiknya kurang memuaskan.
Saya harap readers sekalian berkenan membacanya dan meninggalkan review, berupa kritik dan saran agar saya dapat lebih baik lagi kedepannya
Arigatao Gozaimashita.
