Warning !

Typo bertebaran

Sad ending

Nggak suka, jangan baca ...

.

.

-Happy Reading-

Oh Sehun, seorang remaja berusia 17 tahun. Ia bersekolah di salah satu SMA yang berada di pusat kota Seoul. Ia anak bungsu dari dua bersaudara. Ayahnya bernama Oh Yeonho, beliau bekerja sebagai direktur utama di perusahaan kakeknya yang bergerak di bidang properti. Sedangkan ibunya bernama Lee Min Jung. Beliau bekerja sebagai fashion designer di sebuah butik miliknya. Sehun memiliki seorang kakak laki-laki yang bernama Oh Jonghoon. Kakaknya adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu universitas yang berada di Inggris.

Sehun bertetangga dengan keluarga Park, yaitu Park Jungsoo dan Jung Soo Ah. Mereka memiliki dua orang putra. Putra pertamanya bernama Park Seo Joon. Dia adalah seorang dokter. Sedangkan yang bungsu bernama Park Chanyeol. Dia satu sekolah dengan Sehun. Keduanya berada ditingkat yang sama yaitu kelas XI. Mereka berdua sangat dekat kalau di rumah, kecuali kalau di sekolah mereka jarang terlihat bersama karena kesibukan masing-masing. Keluarga Park sudah menjadi tetangga Sehun sejak setahun yang lalu. Karena faktor pekerjaan yang ditekuni Tuan Park lah yang mengharuskan keluarga mereka pindah kemari. Awalnya mereka tinggal di Jepang.

Pukul 07.00 pagi Sehun sudah berada di kelasnya XI-B. Ia sengaja datang lebih awal dari biasanya karena akan merangkum materi yang dipelajari kemarin. Kemarin ia tidak hadir ke sekolah karena sakit demam. Setiap hari ia selalu berangkat sekolah bersama Chanyeol, kecuali hari ini. Jarak sekolah dari rumahnya yang hanya berjarak 2 km membuat keduanya berangkat dan pulang hanya berjalan kaki.

Banyak siswi perempuan yang merasa iri pada Sehun, baik kakak kelas, maupun adik kelasnya. Bahkan teman setingkatnya pun tak luput dari itu. Mereka iri karena Sehun bisa dekat dengan Chanyeol, sang pangeran sekolah. Walaupun ada senior mereka yang tidak kalah tampan dari Chanyeol, yaitu Wu Yifan, pria yang kini berada di tingkat akhir SMA. Namun tetap saja, popularitas Chanyeol lebih unggul daripada Yifan. Mungkin hal itulah yang menyebabkan Yifan kurang begitu suka dengan keberadaan Chanyeol di sekolahnya.

Seringkali ada siswi perempuan yang mendatangi atau bahkan memberi peringatan kepada Sehun agar menjauhi Chanyeol. Namun gadis itu selalu menanggapinya dengan santai.

"Memangnya kenapa kalau aku dekat dengan Chanyeol? Toh bukan urusan kalian aku dekat dengan siapapun. Kalian juga tidak punya hak melarangku dekat dengan Chanyeol. Lagian kami bertetangga, jadi tidak ada salahnya kan kalau kami dekat. Dan Chanyeol baik-baik saja tuh kalau aku dekat dengannya."

"Bilang saja kalau kalian iri padaku, kan? Sorry, you're not lucky guys.."

Itulah jawaban Sehun jika ada siswi perempuan yang memberi peringatan untuknya.

"Halo!"

"Aku ada dihalaman sekolahmu sekarang."

"Benarkah?" Sehun langsung berlari keluar dari kelasnya begitu menerima panggilan telepon dari seseorang. Ia berhenti sebentar di balkon untuk menengok seseorang yang ada di bawah sana.

"Jongin-ah!" serunya kepada seorang pemuda yang berseragam sama dengannya tengah berjalan beriringan dengan salah seorang guru. Pemuda yang dipanggil Jongin oleh Sehun tersebut menoleh kearah Sehun dan melambaikan tangannya. Sehun langsung berlari menuju ke lantai bawah dan menghampiri pria yang dipanggilnya Jongin tersebut.

"Jadi kau serius dengan apa yang kau bilang waktu itu?" tanya Sehun begitu sampai dihadapan pemuda yang ber-name tag "Kim Jongin" itu.

"Menurutmu? Ya! kalau aku tidak serius, aku tidak mungkin berada di sini sekarang," jelas Jongin sambil menyentil dahi Sehun sehingga siempunya mengaduh sakit.

"Ish...sakit tahu." Sehun cemberut dan ditanggapi tawa oleh Jongin.

"Jadi kalian berdua sudah saling mengenal?" tanya Guru yang berdiri di sebelah Jongin.

"Iya, Pak. Kami berdua adalah teman waktu di SMP," jawab Jongin.

Guru itu lalu menyuruh Sehun agar menemani Jongin ke kelas barunya yaitu kelas XI-A, dimana Chanyeol juga berada di kelas tersebut.

"Kenapa sih kau harus berada di kelas XI-A? Kan masih ada kelas XI-B, XI-C, dan XI-D," protes Sehun. Bagaimana tidak, selama ia bersekolah di sana, ia belum pernah yang namanya berada di kelas A, di mana orang-orang cerdas berkumpul.

"Itu karena nilai akademikku bagus," sahut Jongin. Pemuda tampan itu lalu menarik hidung Sehun gemas. "Lagian, aku sudah bosan kalau harus berada satu kelas denganmu," lanjutnya.

Sehun memajukan bibirnya kesal. "Tuh kelasmu," ucapnya cuek sambil menunjuk pintu kayu yang bertuliskan XI-A di hadapannya.

Jongin menghadap kearah Sehun dan mencubit kedua pipi Sehun. "Terima kasih..." ujarnya.

"Ya lepas!" teriak Sehun. Matanya lalu mengintip celah pintu di depannya yang sedikit terbuka itu. "Chanyeol-ah!" panggilnya pelan kepada seseorang yang terlihat dari celah pintu tersebut.

"Ya! masuklah kekelasmu." Jongin mendorong badan Sehun supaya gadis itu kembali ke kelasnya.

"Darimana saja kau?" tanya Luhan, teman sekelas Sehun begitu Sehun duduk di bangkunya.

"O...aku habis bertemu dengan temanku," jawab Sehun.

"Siapa? Chanyeol?"

Sehun menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Bukan, dia siswa baru di kelas sebelah. Ngomong-ngomong, Bu Yoona tidak masuk ya? Kok belum mulai belajar?" tanyanya kemudian.

Luhan mengendikkan bahunya tidak tahu.

Bel istirahat telah berbunyi. Jongin melangkah keluar dari kelasnya dan menuju ke kelas Sehun.

"Sehun-ah!" panggil Jongin dari pintu kelas Sehun. Seluruh pasang mata yang ada di dalam kelas Sehun langsung menoleh ke arah Jongin. Terutama siswi perempuan yang kini tengah berbisik-bisik dengan teman di sebelahnya.

"Dia siapa?"

"Dia sangat tampan."

"Sepertinya dia akan menjadi idola baru di sekolah ini."

"Dia siswa baru di kelas sebelah."

"Apa Sehun mengenalnya? Kenapa semua siswa tampan selalu dekat dengannya?"

"Tunggu sebentar!" ucap Sehun membalas panggilan Jongin. Ia lalu berdiri dari kursinya dan merapikan seragamnya. "Ayo Luhan-ah, kita ke kantin." ucapnya sambil menarik tangan Luhan.

"Bagaimana hari pertamamu sekolah disini?" tanya Sehun saat tiba dihadapan Jongin.

"Menarik," jawab Jongin. Mereka bertiga lalu melangkah menuju kantin.

"Tapi aku sedikit risih dengan siswi perempuan di kelas baruku. Mereka selalu menatapku dengan mata berbinar," ujar Jongin.

Sehun yang mendengarnya tertawa. "Hahaha itu berarti kau tampan di mata mereka."

"O ya, Jong. Perkenalkan ini temanku namanya Luhan. Dan Luhan, perkenalkan ini Jongin, temanku waktu di SMP dulu."

"Hai Luhan. Aku Jongin. Salam kenal," ujar Jongin sambil menjabat tangan Luhan.

"Hai juga Jongin. Aku Luhan, teman sekelas Sehun. Salam kenal," balas Luhan.

"O ya, apa kantinnya masih jauh?" tanya Jongin.

"Tidak kok. Habis belokan di depan sana sampai," jawab Sehun.

Mereka bertiga berjalan dengan santainya dan berbincang-bincang akrab, sampai tidak menyadari kalau jauh di belakang mereka ada pemuda tinggi tengah menatap mereka, tepatnya Sehun dan Jongin dengan raut wajah tak suka.

"Oi Chanyeol!" panggil Jongdae.

"Ya?" ucap Chanyeol sedikit terkejut.

"Ayo, katanya mau ke perpustakaan."

"Ya, ayo."

Bel pulang telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Sehun yang telah selesai merapikan buku dan alat tulisnya segera keluar dari kelasnya.

"Sehun-ah... Aku pulang duluan, ya!" seru Jongin dari depan kelasnya begitu melihat Sehun keluar dari kelas.

"Iya..." Sehun lalu melangkah menuju ke kelas Chanyeol. Matanya menelisik ke dalam ruang kelas XI-A tersebut untuk mencari pemuda tampan itu, namun nihil.

"Jongdae-ssi! Apa kau melihat Chanyeol?" tanya Sehun pada Jongdae, teman sekelas Chanyeol.

"O, dia sudah keluar dari kelas sejak bel pulang berbunyi tadi," jawab Jongdae.

"O...begitu ya. Terima kasih."

Sehun melangkahkan kaki mungilnya menuju gerbang sekolah. Ia sedikit bingung. Tidak biasanya Chanyeol meninggalkannya pulang sendirian tanpa sepatah kata pun. Pemuda itu akan mengiriminya pesan jika dia akan pulang duluan atau pulang terlambat.

"Mungkin dia ada urusan mendadak," gumam Sehun. Dia tidak mau berpikiran negatif mengenai tetangganya itu. Sehun lalu melangkah meninggalkan sekolah dan pulang menuju kerumahnya.

Ketika sampai di kompleks rumahnya, Sehun berhenti sebentar di depan rumah Chanyeol dan memperhatikan rumah bercat putih itu. Gadis manis itu mengendikkan bahunya acuh.

Sehun menaruh tasnya asal saat memasuki kamarnya. Iris matanya lalu menatap rumah di depannya, ah lebih tepatnya sebuah kamar yang berhadapan langsung dengan kamarnya yang terletak di lantai 2 yang kelihatan jelas dari jendela kamarnya. Di balik jendela kaca kamar itu, Sehun bisa melihat Chanyeol yang sedang duduk di kursi belajarnya sambil menatap serius sebuah komputer d hadapannya. Melihat itu, tanpa banyak pikir Sehun langsung berlari keluar kamarnya dan menuju ke rumah tetangganya itu.

Rumah keluarga Park itu sudah menjadi rumah kedua bagi Sehun. Jika ada waktu luang, gadis itu akan main kesana, lebih tepatnya main ke kamar Chanyeol.

Sehun membuka pintu kamar yang berwarna cokelat tua itu perlahan. Di dalam sana terlihat Chanyeol tengah asyik dengan komputernya tanpa mengalihkan pandangannya begitu pintu kamarnya dibuka oleh Sehun.

"Chanyeol-ah!" panggil Sehun. Namun Chanyeol tetap tak bergeming dari posisinya, dan menganggap panggilan Sehun itu hanyalah angin lalu baginya.

"Woi!" Sehun lalu mencubit lengan Chanyeol dengan kuat, sehingga siempunya lengan langsung mengumpat kesal.

Chanyeol mengusap-usap lengannya yang dicubit oleh Sehun barusan. "Tsk. Apa yang kau lakukan, huh?!" teriaknya marah.

"Kenapa? Kau marah? Yak..harusnya aku yang marah. Kenapa kau tadi meninggalkanku pulang sendirian, huh?" amuk Sehun.

"Berisik," balas Chanyeol cuek.

Sehun lalu mengutak-atik tombol keyboard di depan Chanyeol. "Ish...kalau aku kenapa-kenapa gimana?" ucapnya.

"Bukan urusanku."

"Ya! Park Chanyeol!" teriak Sehun. Gadis itu lalu menghela napas, "baiklah...aku pulang saja kalau begitu," ujarnya.

Sehun lalu melangkah menuju pintu sambil menghentak-hentakan kakinya ke lantai. Pada saat sampai di pintu, gadis itu berbalik. "Aku tidak tahu kenapa kau menjadi begini sekarang. Dan aku minta maaf kalau ada kesalahanku padamu," ucapnya lalu berbelok arah meninggalkan ruangan itu.

Chanyeol yang berada ditempatnya hanya tersenyum kecut melihat punggung Sehun yang mulai menjauh dari hadapannya. "Maaf, Sehun-ah..." ucapnya lirih.

Sehun pulang kerumahnya dengan wajah cemberut. "Ish..apa-apaan sih si Chanyeol itu. Menyebalkan sekali," gerutunya kesal.

Sehun memasuki kamarnya lalu naik keatas ranjang dan menyembunyikan seluruh tubuhnya di balik selimut. Gadis manis itu lalu tertidur.

Orang tua Sehun baru saja pulang dari kantornya begitu matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Nyonya Oh terlihat memasuki kamar putri bungsunya itu. "Sehun-ah!" panggilnya. "Ish...sudah tidur?" Beliau lalu menyibak selimut yang menutupi tubuh Sehun. "Bangunlah...kau pasti belum makan malam, kan? Oh...bau apa ini? Kau belum mandi?"

"Mmmmm..." gumam Sehun.

Nyonya Oh kemudian memukul bokong Sehun keras. "Ya anak nakal..pergilah mandi, lalu turunlah kebawah untuk makan malam."

Sehun menguap lebar. "Eomma sudah pulang?" tanyanya masih setengah sadar.

Nyonya Oh menganggukan kepalanya. "Iya.."

Setelah selesai mandi dan makan malam, Sehun berdiri di balkon rumahnya di lantai 2 sambil menikmati angin malam dan cahaya bulan serta bintang-bintang di langit. Balkon rumahnya juga berhadapan langsung dengan balkon rumah keluarga Park. Sehun melihat Chanyeol keluar dari kamar dan berjalan menuju balkon.

"Woi Chanyeol!" seru Sehun.

Chanyeol yang merasa namanya disebut menoleh. Gadis manis itu lalu mengangkat tangannya ke depan dan melipat jari-jemarinya menjadi seperti pistol, kemudian mengarahkannya ke arah Chanyeol seolah-olah Chanyeol adalah target tembakannya.

"Dor! Dor!" teriak Sehun.

Chanyeol yang melihatnya tersenyum. Dia tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya. Dia merasa senang jika Sehun berada di dekatnya, dan dia merasa sesak jika ada pria lain yang dekat dengan gadis itu. Chanyeol merasa hanya dia pria yang berhak berada di samping Sehun. Anggap saja Chanyeol itu egois. Tapi memang begitulah kenyataannya. Chanyeol telah jatuh cinta pada gadis cantik itu, namun ia selalu memendam perasaannya tersebut.

Pemuda tampan itu tidak mau kalah. Ia lalu melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Sehun. "Dor! Dor!" teriaknya.

"O...jadi kau berani melawanku ya," ujar Sehun. "Dor! Dor!"

"Ya Park Chanyeol! Kau akan mati di tangan Oh Sehun!" Mereka berdua lalu tertawa.

Tbc

Hai hai !

I'm coming dengan membawa ff baru.

Ini Sad Ending, oke.

Next ?

13