FanFiction KiHyun, BL!

Main Cast : Kim Kibum, Cho Kyuhyun, and Other!. Childs : Kim Kihyun, Kim Hyunki.

Genre : Family, Drama!

Rate : T

Warning : Typo, Mpreg, GAJE dan Other! Cerita juga pasaran!

.

.

"We Are Family"

Story is Mine.

.

Chap 1.

.

.

Ditempat yang luas, dimana setiap mata memandang hanya akan ada hamparan hijau yang menyejukkan mata. Ditambah dengan beraneka macam bunga-bunga yang berwarna dan mekar dengan begitu indah. Disana, tepatnya di bawah sebuah pohon yang rindang dan lebat terdapat dua ayunan yang terbuat dari batang pohon yang kokoh dan dikedua sisi pegangannya yang terbuat dari ranting pohon yang sama dihiasi bunga-bunga kecil yang apik disetiap sisinya.

Nampak dua orang bocah yang mungkin baru berusia empat tahunan sedang sama-sama duduk diayunan tersebut. Dua bocah yang memiliki wajah mirip tapi dengan aura dan ekspresi yang berbeda itu terlihat sangat dekat, meski saling terfokus pada objek masing-masing yang keduanya perhatikan.

Bocah yang memiliki paras lebih manis dengan surai coklat dan mata bulat jernih sekelam malam yang indah tersebut, nampak terlihat begitu senang dengan apa yang dilihatnya dibawah tempat ayunannya. Pipinya yang sudah chubby semakin membulat menggemaskan saat senyum manisnya begitu mengembang ditambah kedua matanya yang ikut membentuk bulan sabit. Setiap kali melihat dibawah sana ada yang menarik perhatiannya.

Sedangkan bocah lain yang duduk disebelahnya cenderung memiliki wajah yang lebih tampan dan terlihat datar itu hanya memandang hamparan langit biru yang nampak begitu dekat dalam jangkauannya. Seakan hanya dengan menjulurkan tangan saja ia bisa menyentuh atap langit indah tersebut dengan begitu mudah. Bocah yang bermahkotakan helai sehitam arang dan iris caramelnya yang tajam terlihat sangat menikmati kebiasaannya yang memang menyukai memperhatikan keatas langit dengan tenang.

Dua bocah yang meski sama namun terlihat berbeda itu begitu larut dalam kesenangannya masing-masing. Tapi sekalipun begitu kedua bocah cilik tersebut hampir tidak pernah terpisahkan dan selalu bersama ke manapun keduanya akan menghabiskan waktu seperti saat ini. Karena sesungguhnya baik si bocah berparas manis dan si bocah tampan adalah dua bersaudara kembar, yang kelak akan terlahir dari rahim orang yang sama.

Dari sepasang suami istri yang spesial, yang sayangnya belum juga menyadari betapa pentingnya arti kehadiran seorang pasangan dalam kehidupan masing-masing.

Sampai si bocah tampan merasakan jika ada tangan seseorang yang tengah menoel-noel pipi putih miliknya, hingga membuatnya mengalihkan atensi kearah sang pelaku yang kini tengah menatapnya dengan mata bulat beriris sekelam malamnya dengan wajah manisnya yang terlihat sedih. Membuat bocah tampan dengan iris caramelnya yang tajam itu saat ini memandang kembarannya dengan lekat yang justru malah memperhatikan begitu serius pada apa yang ada dibawah sana. Seolah memberi tahu apa yang membuat perasaannya begitu sedih.

Padahal tanpa diberitahupun bocah yang akan terlahir lebih dulu tersebut sudah sangat tau apa yang membuat senyum manis saudaranya itu selalu menghilang setiap menatap penuh arti pada dua objek yang menjadi perhatiannya dibawah sana. Alasan yang selalu sama, dimana dua orang yang tinggal dalam satu atap tapi seakan ada dinding pembatas diantara keduanya. Padahal kenyataannya dua orang dewasa dibawah sana itu bahkan telah terikat dalam sebuah ikatan suci bernama pernikahan.

Tapi jangankan melihat dua orang dewasa yang begitu mirip dengan mereka itu bermesraan, dua bocah bersaudara kembar tersebut saja hampir tidak pernah melihat kedua calon orang tua mereka saling bertegur sapa dengan normal, ataupun hanya sekedar saling tersenyum tipis. Mereka berdua bahkan tidak pernah melihat hal kecil itu dilakukan oleh dua orang yang jika boleh mereka katakan menyebalkan, yang sayangnya menyandang status sebagai calon kedua orang tua mereka nanti.

"Ini sudah tahun kelima hyung. Apakah meleka beldua akan selamanya sepelti itu telus?" pertanyaan bercampur keluhan tersebut terlontar begitu saja untuk kesekian kalinya dari bocah berpipi gembil yang ternyata cadel itu. Wajahnya merengut lucu dengan pipi chubbynya yang semakin mengembung karena kesal.

"Aku juga tidak tau, saengie. Mereka berdua sangat egois," sahut si bocah tampan dengan nada datar di suaranya. Karena tak dipungkiri juga, jika ia merasakan hal yang sama seperti saudaranya.

"Kalau tidak ada pelubahan juga dengan hubungan calon appa dan eomma kita, lalu kapan kita bisa mendapatkan hak untuk lahil ke dunia Kihyun hyung?," ujar bocah manis yang ternyata cadel itu lagi. Terdengar putus asa sekali dari suaranya yang begitu dramatis.

Dan itu kadang membuat Kihyun berpikir, betapa miripnya sang adik dengan calon eomma mereka kelak. Tentu saja karena setiap hari memperhatikan biduk rumah tangga dari dua orang dewasa tapi sok dewasa dibawah sana, cukup untuk membuat bocah tampan yang lebih tua beberapa menit itu tau tentang bagaimana sifat asli dari kedua calon orang tua mereka.

"Hn, itu benar" sahut Kihyun seadanya. Wajah datarnya menatap sang adik tidak mengerti ketika melihat wajah manis tersebut lagi-lagi merengut lucu kearahnya.

"Hyung, jangan hanya bicala benal-benal saja. Lakukan sesuatu, jangan kayak appa yang cuma bisa belkata 'hn' saja. Hyunki tidak suka." Omel dan gerutu Hyunki dengan menatap Hyung kembarnya sebal. Jangan lupakan tangan mungilnya yang dilipat didadanya sedemikian rupa. Menambah kedataran diwajah tampan Kihyun, apalagi saat dirinya disamakan dengan sang appa.

Meski kenyataannya kihyun memang begitu mirip dengan calon appa mereka baik wajah tampan datarnya maupun juga sifat dingin dan pendiamnya. Hanya iris matanya saja yang diwariskan sang eomma padanya. Lain lagi dengan saudara kembarnya Hyunki, bocah yang juga masih cadel itu adalah duplikat dari calon eomma mereka. Begitu mirip kecuali iris sekelam malamnya yang didapatkannya dari sang appa.

"Salahkan appa saja kalau begitu" tukas Kihyun enteng. Semakin membuat mata bulat Hyunki semakin melebar ditambah decakan yang keluar dari bibir mungilnya.

"Ck! Hyung sama saja, halusnya hyung jangan mau dikasih kalaktel yang sifatnya milip kayak appa" protes Hyunki sebal. Entah ini karena kedua bocah itu sedang frustasi karena tak juga terlahir kedua, hingga pembicaraan mereka jadi menyimpang begini.

Lagipula, sejak kapan ada anak yang bisa menolak gen keturunan dari orang tua mereka?. Kihyun hanya menghela nafas mendengar perkataan kembarannya yang sedikit ngawur. Kalaupun bisa tanpa disuruh pun Kihyun mungkin akan menentukan semua karakternya sendiri, tapi kalau soal wajah tampannya Kihyun rasa dia tidak akan protes karena wajah sang appa memang harus diakuinya sangat tampan.

"Sudahlah. Ayo temui kakek malaikat saja" ajak Kihyun akhirnya. Bocah datar itu tidak mau terus dipojokkan oleh bocah yang sebenarnya ingin dirinya protesi juga. Karena kenapa Hyunki harus mewarisi kecerewetan eomma mereka?.

"Hyung benal. Mending kita minta bantuan kakek malaikat saja" sahut Hyunki penuh semangat. Raut kesalnya kini langsung terganti dengan binar-binar cemerlang diiris sekelam malam miliknya. Membuat Kihyun mau tak mau ikut tersenyum dengan tingkah saudaranya yang suka sekali cepat berubah mood tersebut.

Akhirnya Kinyun dan Hyunki pun mulai pergi dari tempat favorit mereka dan terbang dengan sayap putih kecil yang ada dibelakang punggung mungil keduanya untuk menemui seseorang yang mereka sebut sebagai kakek malaikat. Yang diyakini mungkin bisa membantu Kihyun dan Hyunki, dua bocah bersaudara kembar itu agar mendapatkan haknya untuk bisa lahir ke dunia.

.

.

Sedangkan dibawah sana, tepatnya dibumi. Dua orang dewasa tapi sekali lagi sok dewasa yang sedari tadi diperbincangkan oleh dua bocah kembar calon anak mereka itu, saat ini tengah sama-sama duduk diruang TV dan melihat acara yang sebenarnya sedari tadi diabaikan oleh keduanya.

Seorang pria tampan dengan wajah datar dan dinginnya begitu sibuk dengan sebuah leptop yang berada dipangkuannya. Pandangan iris sekelam malamnya nampak terlihat serius membaca dan melihat apa yang ada didalam benda yang setiap harinya hampir tidak pernah lepas dari kegiatannya dikantor. Sedangkan pria manis yang duduk tepat disebelahnya, malah terlihat asyik dan larut memainkan benda persegi panjang berwarna hitam yang ada digenggaman kedua tangannya. Sesekali raut wajahnya akan menampilkan ekspresi yang cepat berubah-ubah mengikuti suasana permainan dalam benda kesayangannya tersebut.

Lihatlah! Bagaimana kedua calon anak mereka nanti tidak mengeluh dan mendapatkan hak mereka untuk lahir ke dunia terus tertunda. Jika calon orang tua mereka saja selalu seperti ini. Karena meski kedua raga pria tersebut terlihat begitu dekat dan tidak merasa canggung walau duduk beriringan, tapi tetap saja jarak hati keduanya begitu jauh.

Terlalu jauh. Hingga mengenali sejumput rasa yang mulai tumbuhpun, keduanya tidak bisa memahaminya.

Bahkan sedari tadi tidak ada percakapan yang terjadi diantara keduanya. Keadaan sama yang berlangsung hampir lima tahun dalam usia pernikahan mereka. Tidak pula pembicaraan apapun yang biasanya ada dalam setiap hubungan dua orang yang telah menikah. Tapi semua akan berbeda ketika mereka harus berhadapan langsung dengan kedua keluarga besar mereka masing-masing. Saat itulah semua rasa cinta, kemesraan dan segala bentuk tentang keintiman sebagai pasangan, mereka berdua tunjukkan tanpa rasa malu dan segan.

Tapi setelahnya, ketika hanya tinggal mereka berdua saja semua akan kembali seperti sebelumnya. Menghilangkan semua bentuk klamufase romansa yang sempat mereka perankan begitu saja. Dan hanya menampakkan kembali apa yang sebenarnya ada didalam hubungan pernikahan mereka. Hanya menyisakan dua orang pria yang usianya hanya terpaut tiga tahun. Dua orang yang tidak lama saling mengenal tapi kemudian terjebak dalam sebuah ikatan pernikahan yang tidak pernah keduanya inginkan.

Lalu? Kenapa keduanya tetap mempertahankan pernikahan tersebut sampai lima tahun lamanya, dan tidak memilih untuk segera bercerai?

Karena baik si pria tampan dan si pria manis itu memiliki satu alasan yang sama dan sebuah janji sederhana yang mengharuskan mereka untuk tetap bersama dalam ikatan pernikahan apapun yang terjadi. Walau tanpa ada cinta sekalipun diantara keduanya. Tapi benarkah akan tetap begitu? Karena waktu lima tahun, seharusnya cukup untuk menumbuhkan perasaan lain dihati mereka.

PRAK!

Pria manis yang sedari tadi asyik dengan pspnya, kini melempar benda persegi tersebut keatas meja. Sedikit membuat seseorang disebelahnya melirik sekilas padanya, yang saat ini tengah merentangkan atau meluruskan tubuhnya yang terasa kaku. Pria berkulit putih pucat dengan pipi chubby itu berdiri, hendak menuju kamarnya. Karena waktu memang sudah cukup larut untuk tetap terjaga sedangkan dirinya masih harus bekerja esok hari. Apalagi keduanya memang tidur secara terpisah.

"Jaljjayo Kibum" pamit pria tersebut seperti biasa dan hanya sekedar itu tidak lebih.

"Hn" dan jawaban sama yang selalu didapatkannya.

Ya, selama tinggal bersama sebagai suami-istri, hanya sebatas basa-basi seperti itu saja yang keduanya sering lontarkan. Baik itu disaat malam ketika hendak tidur dikamar keduanya masing-masing seperti sekarang ini, ataupun ketika dipagi hari saat keduanya sarapan bersama. Dan selebihnya dua orang tersebut akan lebih banyak menghabiskan waktu mereka dikantor masing-masing. Seolah keduanya hanya orang asing yang tak pernah saling mengenal.

"Kyuhyun ..,"

Baru beberapa langkah pemuda manis yang ternyata bernama Kyuhyun itu melangkah pergi. Suara panggilan tersebut mau tak mau membuatnya sedikit berbalik pada seseorang yang memanggilnya. Pandangan iris caramelnya menatap dengan pandangan yang sulit diartikan. Apalagi ketika kedua pasang iris mereka yang berbeda saling bertemu.

"Ayo berpisah." Mantap dan sangat jelas ditelinga Kyuhyun ketika sebuah ajakan tak terduga terlontar dari mulut Kim Kibum. Seseorang yang berstatus sebagai suaminya selama hampir lima tahun ini.

Kyuhyun sejenak terdiam, ia tidak bodoh untuk mengartikan ajakan tersebut. Sebuah perpisahan berarti mereka mungkin akan segera bercerai. Dan entah kenapa atmosfer yang tercipta kali ini sedikit berbeda. Kibum menatap Kyuhyun dalam begitu juga sebaliknya, mencoba menyelami apa yang mungkin ada dibalik hati mereka yang sebenarnya. Dan entah kenapa baik Kyuhyun maupun Kibum, seolah merasa bahwa mereka baru saja membuat keputusan yang salah? Tapi kenapa?.

"Aku akan segera menghubungi pengacaraku," ujar Kyuhyun tenang sebelum akhirnya kembali pergi melangkah menuju kamarnya. Meski sejatinya disaat yang sama pria manis itu tidak tau kenapa perasaannya bergejolak tidak enak. Ditambah ketika perlahan airmata terasa mengalir dikedua belah pipi putih pucatnya. Kyuhyun tidak mengerti, karena tanpa sebab yang jelas ada rasa nyeri jauh disudut hatinya, ketika ajakan berpisah itu terlontar.

Ditempatnya, Kibum sendiri tidak tau kenapa perasaannya jadi tidak menentu. Bukankah perceraian yang selama ini keduanya inginkan? Tapi kenapa sekarang dirinya justru merasa ragu? Apalagi ketika ia melihat sorot tak biasa di dalam iris caramel milik seseorang yang berstatus sebagai istrinya tersebut. Tapi mungkinkah? Lalu bagaimana dengan perasaannya sendiri?

Akhirnya karena pikiran dan hatinya mungkin sedang tidak beres. Kibum memutuskan untuk menghentikan kegiatannya dan kembali kekamarnya sendiri. Berharap dengan beristirahat, ia bisa sedikit menghilangkan perasaan tidak biasa yang tiba-tiba muncul dihatinya. Karena meski pria datar itu mengingkari, tapi tetap saja bahwa akhir-akhir ini sebuah sosok sering kali muncul dipikirannya. Sosok dari seseorang yang tak lain adalah istrinya sendiri, Kim Kyuhyun.

.

.

Dan baik Kibum maupun Kyuhyun, tidak pernah menduga. Jika disuatu pagi mereka akan mendapat sebuah kejutan yang tak pernah terlintas sekalipun diotak jenius keduanya.

Sedangkan didunia yang lain, dua bocah kembar tadi terlihat begitu bahagia dengan seulas senyum yang tak biasa.

.

.

TBC_!