JOURNEY
ALL OTP
MAIN PAIR : HUNHAN
YAOI
GENRE : ROMANCE, DRAMA, HURT/COMFORT
NOTE: FF INI DIBUAT DARI HASIL MEDITASI AUTHOR SENDIRI. NAMUN TIDAK MENUTUP KEMUNGKINAN TERINSPIRASI DARI MANGA ATAUPUN FF YANG PERNAH TERBACA OLEH AUTHOR
BE WISE ABOUR UR COMMENT
PLEASE REVIEW
ENJOY
MUACHHH^^
CHAPTER 1
Oekkk…oekkk… terdengar suara tangisan bayi dari sebuah klinik kecil di pinggir jalan yang sekelilingnya berdiri pohon-pohon tinggi menjulang menghalau sinar matahari. Udara terasa lembap dan basah, langit masih mendung namun hanya gerimis yang mengiringi kelahiran seorang bayi bermata indah pada pagi itu. Suara tangisan kembali terdengar, bayi kembar ternyata, yang satu ini terlahir dengan mata bulat yang tak kalah cantik dari si sulung. Kedua bayi laki-laki itu diletakkan berdampingan usai dibersihkan dan diberi selimut putih bersih, dihadapannya sang ibu tampak bersandar pada ayah kedua bayi itu. Mereka duduk dilantai kayu sebuah ruangan, bagian lain klinik tempat sang ibu bersalin. Selain kedua orang tua tampak beberapa orang lainnya duduk membentuk huruf u dengan berpusat menghadap kedua bayi kecil itu.
"Jadi, yang sulung adalah penjaganya bukan?"suara si ibu terdengar, masih lemah karena proses bersalin baru saja selesai 1 jam yang lalu.
"benar, tidak salah lagi si sulung adalah penjaga dan…" suara seorang wanita tua terdengar menjawab namun terpotong oleh si ayah. " berarti…bungsu adalah si unggulan?bungsu adalah omega berbulu putih keemasan yang ada dalam buku tua para shifter itu?benarkan?"suara si ayah terdengar bahagia, bangga kentara pada wajahnya yang terkesan tegas, wibawa khas pemimpin melengkapi wajah rupawannya.
"benar yunho. Tetapi kondisi kesehatan si bungsu tidak sebaik sulung" suara seorang pria tua yang duduk terdekat dengan si ayah, Yunho menjawab dengan sedikit serak. "tapi kita hanya perlu melakukan pengalihan, kalian tau itu kan?"lanjutnya.
"itu pilihan terbaik" orang tua lainnya menyahut diikuti anggukan dan gumaman sepakat oleh 2 orang lainnya di ruangan itu.
"soal itu aku paham, segera lakukan upacaranya, bayi bungsuku harus mendapatkan perawatan lebih setelah ini" yunho berujar sambil menatap lurus kehadapannya, pada bayi yang berada di sebelah kiri.
"la…ku..kan…secepatnya tolong. Aku ingin segera menggendong dan menyusuinya"akhirnya suara lembut sang ibu terdengar, jaejong. Lelaki cantik itu tampak masih lemah dengan berbalut baju tidur selutut berwarna putih.
"kita mulai sekarang"pria yang biasa dipanggil tetua utama oleh klan besar shapeshifter jung mulai bergerak mendekati kedua bayi, Sementara tetua lain tampak menutup mata, satu-satunya wanita tua yang berada diruangan itulah yang menutup mata paling akhir setelah memandang terlebih dulu ke arah bayi yang berada di hadapannya, si sulung, 'semoga kau bisa melewati takdir buruk ini nak,sejak kau lahir takdir itu langsung menyerangmu' batin si wanita sambil menatap teduh pada si sulung kemudian turut menutup mata dan menggumamkan sesuatu.
Angin mulai bertiup pelan dalam ruangan itu, dingin dan menggigit mengganggu kedua bayi yang tadinya terdiam dalam tidur. Si sulung hanya bergerak gelisah sementara si bungsu mulai mengeluarkan suara tangisan. Tetua utama sooman menggerakkan tangan membuat pola diatas kepala yang sulung, sedikit menampilkan sinar putih kebiruan yang membuat dahinya mengernyit 'apa ini?' namun sedetik kemudian dia kembali melanjutkan ritual yang membuat si bungsu berhenti menangis dan kembali tidur dengan nyenyak. Si sulung lah yang sekarang menangis, namun tampaknya tidak ada yang berusaha menenangkan si kecil itu, sedikit berbeda saat tangis si bungsu terdengar sebelumnya jaejong ibu kedua bayi itu tampak ingin bergerak menuju si bayi namun ditahan oleh yunho.
"selesai"ujar si tetua "namailah bayimu yunho" yunho kemudian bergerak dari sisi istrinya dan menggendong si bungsu. Ia mencium kening si bayi, dalam dan lembut "kyungsoo, si mata bulat ini kyungsoo namanya"
"yunho, bawa dia kemari aku ingin menggendongnya"jaejong menjulurkan kedua tangannya seraya meminta yunho menyerahkan bayi mungil itu ke gendongan sang ibu. "semoga kau mendapat segala kebahagiaan di dunia ini anakku, si cantik dengan mata indah" ujarnya saat menerima bayi kyungsoo.
"lalu nama si sulung bagaimana?" sang wanita menyahut dengan tatapan yang tidak terlepas dari bayi lainnya yang seolah luput dari orang-orang diruangan itu. "luhan..beri dia nama luhan"sooman menjawab, "nama itu akan memberi kekuatan untuk menjaga bunga yang terpilih, calon omega yang akan melahirkan banyak keturunan unggulan bagi masa depan klan dan juga bangsa kita."
Ji hyo, nama wanita itu, kemudian menggendong bayi luhan yang tampak tersenyum indah. " hai sayang, semoga takdir yang baik bisa berada ditanganmu nak."
Awan bergerak menjauhi satu sama lain hingga sinar matahari mulai berebut memancarkan sinar menyelimuti bukit nan hijau itu. Senyum luhan semakin lebar, saat cahaya matahari menyinari sedikit wajahnya disusul kedua manik indah yang terlihat saat kedua kelopaknya membuka. Membuat ji hyo terkesiap lalu tersenyum " sudah kuduga, kau akan merubah sesuatu pada klan ini ".
5 tahun kemudian
Drap…drap..drap
"NYONYA…NYONYA…TUAN…TUAN… PARA TETUA SUDAH DATANG" suara teriakan seorang pengurus rumah terdengar. Ia lalu menggiring masuk para tetua yang dipimpin oleh sooman kedalam sebuah rumah besar yang didominasi oleh kayu-kayu kokoh. Mereka menyusuri lorong panjang, berbelok tajam kekiri lalu masuk pada sebuah ruangan dimana tampak yunho dan jaejong serta kyungsoo yang tampak berbaring diatas ranjang dengan kompres pada kepalanya.
"ada apa ini?"tanya sooman seraya mendekati yunho sementara jaejong duduk disamping sang putra sambil sesenggukan.
"dia..dia..demam se..hiks..jak kemarin malam. Dia juga mengeluh sakit bagaimana iniiii.."jawab jaejong terbata-bata. Badan dan perasaannya terasa sesak melihat kesayangannya terbaring lemah.
"jae hentikan tangismu nak. Jangan biarkan dia melihatmu menangis. Kau ibunya. Kau harus kuat" yun seok, tetua lainnya mendekati jaejong dan mengelus sebentar kepala keponakannya itu.
"bangun kekkai sekarang juga. Kemungkinan terbesarnya roh-roh sialan itu mencoba mengganggu bunga ini. Aku bisa merasakan rasa iri yang kental pada udara di sekitar sini"sooman tampak sedikit menggeram. Ji hyo yang juga berada diruangan itu kemudian mengalihkan pandangan pada dua mata kecil yang mengintip lewat jendela di belakang yunho dan jaejong. Pemilik mata itu tampak sesekali mengernyit dan mengeluarkan air mata yang cepat-cepat diseka. "luhan"gumam ji hyo pelan. Baru berniat memanggil, luhan menghilang dari balik jendela "mau kemana dia?dia belum tidur"
Hah…hah…hah…
Luhan nampak berlari kencang ke suatu arah, menanjak terkadang melewati bebatuan yang mengharuskannya memanjat sekuat tenaga. Kelelahan sudah pasti tubuh yang tampak ringkih itu tetap berlari menuju suatu tempat. "sedikit lagi…sedikit lagi…aku harus menolong soo-ie"ujarnya memberi semangat. Kaos tipis dan celana pendek berwarna putih tentu tidak cukup menghangatkan tubuh mungilnya, sesaat kemudian ia mencapai kawasan yang penuh pohon mengapit sebuah jalan setapak yang mengarah pada tangga tinggi seolah tak berujung. "soo-ie, sebentar lagi… soo-ie pasti sembuh"
Begitu tangga terakhir tampak luhan berteriak memanggil seseorang "paman mulut besar tapi cantikkk...paman...pamannnnn"
angin kencang muncul mendadak melewati luhan hingga membuatnya jatuh terduduk, perlahan-lahan angin itu berputar seperti puting beliung kecil bersama dedaunan kering hingga muncullah seseorang dengan jubah panjang yang didominasi warna merah muda lembut dengan motif bunga cherry blossom dibagian bawah. Wajahnya cantik dengan rambut panjang sebahu yang diikat sebagian dengan pita putih dan merah. Pemilik wajah cantik itu menoleh, menatap nyalang kearah luhan sambil berkacak pinggang "siapa yang kaupanggil paman mulut besar, bocah sialan?! Teriaknya. "hehehe… habisnya paman kan memang bermulut besar?! luhan hanya mau jujur. Bibi ji hyo juga memanggil paman heechul begitu" bela luhan dengan tatapan rusa kecilnya yang khas.
"wanita tua itu…benar-benar tidak sesuai dengan usianya"heechul mendesis sambil mengepalkan tangan, ia kemudian tersadar dan kembali fokus pada luhan. "jadi apa yang kau mau?"
"Aku ingin menyembuhkan soo-ie. Paman pernah bilang aku adalah obat bagi soo-ie, aku ingin menjadi obat itu sekarang"luhan menatap lurus kearah heechul. Tidak ada ragu ataupun takut atau ia memang tidak mengerti sama sekali konsekuensi dari permintaannya itu. Heechul kemudian melangkah dan berjongkok menyamakan posisinya dengan si kecil, sedikit mengeluarkan tenaganya untuk menghangatkan udara supaya luhan tidak membeku. "hei bocah, apa kau pernah terjatuh?"
"pernah"jawab luhan segera. "sakit?" luhan mengangguk, "hmmm… saat menjadi obat bagi kyungsoo, sakitnya akan lebih sakit dari sekedar terjatuh karena berlari luhan. Dan tidak hanya akan kau rasakan sekali tapi berkali-kali, apa kau mengerti?" luhan terdiam, sedikit menunduk namun ia kembali mengeluarkan suaranya " itu artinya soo-ie tidak akan sakit lagi kan?"
"eh?"
"ummm….soo-ie kan sudah dapat obat jadi soo-ie tidak akan sakit lagi kan?"ujar luhan dengan mata berbinar. Heechul menatap luhan dengan heran, tapi ia bangkit berdiri dan berbalik. "fiuhhh….dasar. kalian memang misteri untukku. Ikut aku ke dalam bocah"
"yeayyyyy"luhan melompat senang lalu mengikuti langkah heechul ke dalam sebuah kuil dan menghilang di balik pintu.
Sementara itu, ji hyo terlihat berjalan pelan menaiki tangga ke arah kuil yang sama dimana luhan berada. Matanya menangkap tubuh heechul yang duduk diatas sebuah batu besar dengn kipas ditangannya. "jika kau mencari bocah itu, dia didalam, tidur"heechul menjawab tanpa melihat ji hyo. Wanita itu menghela nafas berat. "apakah ia…."niatnya ingin bertanya tapi lidahnya terasa berat dan hatinya sesak karena tahu apa yang sudah terjadi. Kyungsoo sadar seperti tidak pernah mengalami demam tinggi sebelumnya, dan ji hyo langsung mengetahui kemana si kecil luhan pergi.
"Kau tahu apa yang ia katakan saat aku tanya kenapa ia mau melakukan ritual itu?ia menjawab karena keluarga. Rasanya aku ingin tertawa" heechul mendengus, memilih tidak menjawab ji hyo tapi menceritakan apa yang lebih baik untuk diketahui wanita tua itu.
"ia berbeda, jauh lebih kuat dari generasi sebelumnya. Tapi itu juga yang ku takutkan, karena itu artinya pengutuk itu akan memberikan kesakitan dan masalah lebih bagi luhan" ji hyo menerawang dengan wajah sedih. "luhan…luhan akan seperti apa ke depannya. Tak bisa kubayangkan sedikitpun, tak bisa kuraba"
"hei wanita tua, kita berdua tidak bisa ikut campur urusan ini. Takdir sudah berjalan dan luhan sudah mengikat dirinya dengan kutukan itu. Kutukan keluarga jung, kutukan akan kebencian oleh mereka yang mencintainya. Luhan akan menanggung kebencian menyelamatkan kehormatan keluarganya sementara dirinya juga harus menjadi penjaga bagi saudara kembar yang lebih lemah namun sialnya lebih beruntung darinya. Seorang omega terpilih, tercantik, tersubur. Cihhh… mendengar konsep semacam ini disematkan pada seseorang membuatku mual" heechul perlahan melangkah turun dari batu besar yang seolah singgasana baginya. Jubah panjangnya melambai anggun terkena angin atau mungkin karena pergerakan pria cantik itu. "kita tunggu dan lihat saja nasib bangsa ini terutama klan jung yang masyur" heechul menghadap kearah bukit bulan yang mulai terlihat jelas saat matahari naik ke posisi agungnya. " ya…mari kita lihat nasib mereka. Siapa yang akan memenangkan pertandingan kehidupan ini"
TBC
Hai…hai….
Genre chapter ini kayaknya lebih ke slice of life atau drama
Beratkah?hmmm
Review pliz see you, sorry for the typos. Hihi.
