The End of Naruto

Naruto © Masashi Kishimoto


"Apa tidak ada cara lain Sasuke?"

"Hn. Kau harus membunuhku atau kau yang kubunuh."

Naruto menggigit bibirnya, mungkin hanya inilah cara yang harus ia lakukan untuk mengakhiri kebencian Sasuke. Naruto memandang desa kelahirannya, Konoha, yang berada di belakangnya. Naruto tak bisa membiarkan Sasuke menghancurkan Konoha. Naruto terpaksa harus membunuh Sasuke. Naruto juga tahu jika mereka bertarung, mereka berdua akan… mati.

Chidori di tangan Sasuke semakin membesar dan ia sudah berlari dan bersiap mengarahkan Chidori-nya ke arah Naruto. Naruto tak punya pilihan. Naruto berlari ke arah Sasuke, Rasengan di tangan kanannya kian membesar, sudah siap menghantam Sasuke kapan saja.

"CHIDORI!" "RASENGAN!"


Naruto terbangun di ruangan yang dikenalinya sebagai ruang perawatan rumah sakit Konoha.

"Naruto!"

Naruto menoleh ke sampingnya dan mendapati Sakura di sana.

"Aku senang kau siuman," ujar Sakura sambil menangis terharu. Naruto menyunggingkan senyuman dan berusaha meraih pipi Sakura untuk mengusap air mata di pipinya.

"Aku baik-baik saja, Sakura-chan," gumam Naruto. Tangan kanan Naruto kini digenggam erat oleh Sakura seolah ia tak ingin kehilangannya.

Tak lama kemudian Kakashi dan Sasuke muncul dari pintu masuk ruangan. Naruto makin senang melihat kedatangan dua orang anggota tim 7 lainnya.

"Syukurlah kau tidak apa-apa, Naruto," kata Kakashi.

Naruto mengangguk pelan, lalu ia menatap sosok di belakang Kakashi sambil memperlihatkan cengiran yang jadi ciri khasnya. "Aku senang kau pulang ke Konoha, Sasuke, akhirnya tim 7 bisa berkumpul bersama seperti dulu."

Kakashi dan Sakura saling bertatapan. Tak lama kemudian Sakura kembali terisak, lebih parah dari sebelumnya. Mau tak mau ini membuat Naruto heran.

"Kenapa kau menangis Sakura-chan?"

Sakura tak mampu menjawab, air mata malah tak henti-hentinya keluar dari mata emerald-nya.

Kakashi mengerti perasaan Sakura, ia lalu duduk di kasur Naruto. Kakashi memandang Naruto sejenak, lalu berujar, "Dalam pertarungan terakhir kalian, Sasuke terluka parah di perutnya sedangkan kau terluka di bagian wajah hingga membuat kedua matamu tak bisa melihat. Luka Sasuke parah, ia tak bisa terselamatkan. Namun sebelum mati Sasuke memberikan sepasang matanya kepadamu agar kau bisa kembali melihat."

Kedua mata onyx Naruto membulat. Ia lalu menoleh ke arah pintu, ia bisa melihat sosok Sasuke yang tersenyum ke arahnya. Perlahan-lahan sosok itu menghilang. Sasuke memang sudah pulang, pulang ke tempat peristirahatan terakhirnya dimana ayah, ibu dan kakaknya berada.

"Kenapa kau lakukan ini, Sasuke?" gumam Naruto. Ia sudah tak bisa menahan tangisnya, kedua mata onyx itu mengeluarkan air mata tanpa henti. Naruto meremas selimutnya. "Kau benar-benar brengsek TEME!"

The End