Di kerajaan yang sangat megah ini, terlihat 3 anak berumur 12 tahun bermain bersama di taman belakang istana yang sangat indah. Mereka adalah Jung Jaehyun sang Putera Mahkota, Lee Taeyong puteri dari panglima kerajaan yang terpercaya, dan Kim Doyong sang Puteri dari kerajaan sahabat. Namun saat mereka sedang asik bermain, Jaehyun di panggil oleh Penasihat Park untuk menghadap Ratu sehingga tinggalah Taeyong dan Puteri Doyong.
"Puteri, aku dengar kau akan di angkat menjadi Puteri Mahkota dan akan berdampingan dengan Putera Mahkota. Apakah itu benar?" tanyanya penasaran.
"Entahlah aku juga tidak tau, aku hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh ayahku. Oh iya! Penasihat Kang bilang, kau akan di asrama untuk ikut prajurit istana itu benar?" tanya Puteri Doyong antusias
"Iya! Aku akan meneruskan jejak ayah dan kakakku untuk menjadi seorang panglima perang terkuat untuk menjaga kedamaian kerajaan" ucap Taeyong lantang dan semangat
"Pasti mengasyikkan bukan? Aku juga ingin mendaftar "
"Puteri jangan mendaftar! Biar aku saja yang mendaftar, jadi Puteri cukup mengikuti Puteri Mahkota dan aku yang akan menjagamu"
"Janji kau akan menjagaku?" kata Puteri sambil mengacungkan kelingkingnya
"Janji!" kata Taeyong mantap dengan mengaitkan kelingkingnya dan mereka pun tertawa bersama di hamparan rumput hijau yang indah.
...
"Taeyongie ayo waktunya latihan" seru Lee Xiumin, kakak kesayangannya dan satu-satunya yang dia punya
"Iya kak, tunggu sebentar!"
Terdengar bunyi ricuh dan bisa diketahui penyebab terjadinya bunyi yang nyaring dari zirah perang yaitu Taeyong yang tergesa-gesa memakainya dan berlari menghampiri kakaknya yang siap untuk melatih adiknya sebelum masuk asrama. Taeyong datang dengan keadaan yang kacau, rambutnya berantakan, keringat menetes di pelipis hingga lehernya, zirah perang yang terbalik dan tempat pedang yang tidak pada tempatnya.
"Pfft! Puahahaha" Xiumin menertawai kondisi adiknya yang menurutnya cukup lucu dan berantakan
"Yak! Berhentilah tertawa dan bantu aku memperbaikinya!" teriak Taeyong kesal dan dia menampakkan wajah cemberutnya yang membuat Xiumin gemas ingin memeluknya erat jika sedang tidak terburu-buru.
"Baiklah baiklah" Xiumin pun membantu Taeyong memperbaiki zirah perangnya dan mereka pun berangkat untuk berlatih perang yang mungkin saja berguna sebagai pengetahuan dasar Taeyong.
...
Setelah selesai mengerjakan tugas dari Guru Kim, Jaehyun melepas penat dengan berjalan mengelilingi istana megahnya didampingi Penasihat Park yang selalu setia mendampinginya.
"Putera Mahkota, sebenetar lagi ada pelajaran berperang dengan Panglima Lee"
"Ah aku capek sekali hari ini, aku membolos yaaa?" keluh Jaehyun dengan wajah memelasnya
"Tetapi tuan, Ratu tidak akan senang dan menjadi sedih jika tuan membolos"
"Tidak apalah hanya sekali saja, besok aku akan minta pelatihan ekstra dengan Panglima Lee" bujuk Jaehyun
Dengan menghela nafas berat, Penasihat Park pun menyetujui permintaan Putera Mahkota tersebut. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka yang sempat tertunda. Tidak terasa mereka telah berjalan hingga halaman belakang dimana Taeyong dan Panglima Lee berlatih perang. Ini pertama kalinya Jaehyun melihat Taeyong berlatih perang dengan kakaknya dan terpesona dengan penampilan Taeyong. Bisa dibilang Taeyong memang memiliki wajah yang menawan dengan mata yang berbinar indah serta rambut yang di kuncir kuda, jangan lupa zirah perang yang membuatnya terkesan bijaksana dan perkasa namun ada kesan kelembutan disana.
"Penasihat Park, jadi benar Taeyong akan masuk asrama dan menjadi prajurit perang untuk kerajaan?"
"Sepertinya begitu tuan"
"Dia terlihat cantik" gumam Jaehyun.
"Kenapa tuan? Apakah kau berbicara denganku?" tanya Penasihat Park
"Ah tidak, dia terlihat konyol dengan pakaian itu!" kata Jaehyun yang sayangnya terlalu keras dan Taeyong yang tidak sengaja menatapnya ditambah dengan mendengar perkataan Jaehyun yang jelas-jelas untuknya. Entah mengapa, Taeyong merasa hatinya tidak nyaman dan dia merasa sesak saat mendengar bagaimana penampilan dia menurut Jaehyun.
"Em... ayo kita pergi dari sini" ucap Jaehyun sambil menarik Penasihat Park menjauh dari tempat itu
"Oi! Jangan hiraukan kata Putera Mahkota" kata Xiumin sambil menepuk kecil kepala Taeyong
"Kak, aku terlihat konyol ya dengan pakaian ini?" tanya Taeyong dengan mata berkaca-kaca
"Menurutku sih tidak! Kau terlihat mempesona adikku sayang, sungguh! Kau terlihat lebih gagah dari pada Putera Mahkota" kata Xiumin menenangkan adiknya yang dia rasa sedih
"Apa keputusanku salah untuk ikut prajurit kerajaan? Apa salah kak kalau ada prajurit atau panglima perempuan?"
"Tidak salah! Kau adalah yang terhebat! Tidak semua perempuan mau berperang dan berpakaian berat seperti dirimu, mereka lebih suka berpakaian sutera"
"Kau sedang tidak berbohong kan?" ucap Taeyong lirih
"Kapan aku berbohong padamu? Aku bersungguh-sungguh mengatakannya" kata Xiumin sambil memeluk adik kesayangannya itu dan berharap adiknya nanti bisa menjadi panglima perang ataupun menjadi pelindung untuk kerajaan dan desa mereka. Karena menurutnya, tidak selalu lelaki yang melindungi perempuan namun mereka bisa saling melindungi agar bisa bertahan hidup di kemudian . hari.
...
Hari penobatan Puteri Mahkota berjalan meriah, ada pesta yang di gelar di halaman depan istana. Banyak warga dan para bangsawan kerajaan lain yang datang meramaikan acara yang diadakan atas perintah langsung Ratu. Jaehyun yang nampak senang disamping Doyong pun menikmati acara yang berlangsung, hanya Taeyong yang tidak dapat menikmatinya.
Bagaimana bisa dia menikmatnya sedangkan hatinya sedang sakit melihat pasangan serasih yang ada di atas singgsana yang megah itu. Taeyong baru menyadari perasaan terlarangnya itu disaat dia membantu Jaehyun yang terjatuh saat tes memanah sambil berkuda dimana saat Jaehyun tidak sadar dan Taeyong dengan cekatan memberi pertolongan pertama yang tidak disadari Taeyong, dia mencium sang Putera Mahkota di bibir yang membuat jantungnya berdebar-debar. Saat Jaehyun mulai sadar, Taeyong berlari bersembunyi di belakang pohon dan sialnya Doyong datang dengan wajah khawatir namun Jaehyun menyangka Doyong yang menyelamatkannya. Terdengar bunyi retakan di dalam hati Taeyong yang sayangnya hanya dia saja yang tau. Penasihat Park yang melihat kejadian tersebut dari awal hanya bisa menatap iba kepada Taeyong, dia tau bagaimana hancurnya perasaan Taeyong melihat mereka dengan tatapan kosongnya.
Setelah kejadian tersebut, sikap Taeyong perlahan mulai berubah. Taeyong yang dulunya ceria dan sangat aktif, sekarang Taeyong yang memiliki pandangan kosong dan pendiam. Taeyong pun merasa memang salah dia bersikap seperti itu, tetapi otak dan hatinya mulai tidak sejalan sehingga membuat kepribadiannya yang semula hangat menjadi dingin, sangat dingin. Keluarga Lee juga khawatir dengan perubahan puteri kesayangan mereka dan sangat menyayangkan di umur yang muda ini
...
[10 Tahun kemudian]
"Tuan Jaehyun! Jangan terlalu cepat berkudanya!" seru Penasihat Park yang mengejar Jaehyun menggunakan kuda juga
"P-Penasihat Park aku tidak mempercepat lajunya! A-Aku tidak bisa menghentikannya! T-Tolong aku!" teriak pemuda tampan yang dipanggil Jaehyun tersebut dengan wajah pucat pasi karena ketakutannya akan berkuda
"Astaga gawat! Bagaimana ini?! Seseorang atau siapapun tolonglah Putera Mahkota!" teriak Penasihat Park
Datang dari belakang seseorang mengendarai kuda dengan kecepatan penuh melewati mereka dan langsung berhenti seketika di depan kuda Jaehyun. Karena terkejut, kuda yang ditunggangi Jaehyun terperanjat dan hampir menjatuhkan jika saja 'dia' tidak menenangkan kudanya.
"Hei! Tenanglah aku tidak akan menyakitimu" ujarnya dengan suara lembut dan langsung turun menuju kuda Jaehyun lalu menenangkannya dengan mengusap-usap lembut kuda tersebut.
"P-Putera Mahkota tidak apa-apa?!" ucap Penasihat Park yang khawatir
"Aku baik-baik saja, terimakasih atas bantuannya err... tuan?" kata Jaehyun yang kebingungan dengan pakaian yang dikenakannya
"Ah, aku terlihat seperti lelaki jika menggunakan ini ya?" katanya dengan melepaskan topinya dan terbentanglah rambut kecokelatan yang indah sehalus sutera sepanjang pinggangnya.
"Apa kau tidak apa-apa Putera Mahkota? Apa kau masih tidak mahir berkuda dengan memanah?" tanyanya dengan nada datar pada Jaehyun yang terpukau dengan wajah rupawannya dan rambutnya yang indah itu
"A-ah aku tidak apa-apa dan darimana kau tau bahwa aku tidak mahir berkuda dengan memanah?"
"Aku adik dari Panglima Lee, Lee Taeyong" ucapnya sambil membungkuk hormat
"Nona Taeyong sudah kembali dari asrama?" samabung Penasihat Park
"Begitulah, sekarang aku harus kembali ke kerajaan untuk mengurus suatu hal. Kalian bisa kembali dengan berkuda kan? Baiklah aku pergi dulu" ucap Taeyong seraya naik ke kuda putihnya dan melaju kencang berbalik arah menuju kerajaan.
"D-Dia Lee Taeyong? Dia terlihat...menawan" ucap Jaehyun tidak sadar
"Dia memang menawan tuan. Dia menyelesaikan pendidikannya dengan cepat diasrama dan menjadi yang terbaik dalam segala hal, dia bisa memanah, berpedang, memasak, dan menjadi tabib. Kemampuan yang luar biasa yang dia miliki sebanding dengan perawakannya yang manis dan mempesona namun tidak dengan sikapnya yang dingin" jelas Penasihat Park
"Dia bersikap dingin?"
"Tidak tuan, dia berubah karena suatu hal"
dia patah hati karena dirimu sambung Penasihat Park dalam hati
"Sebaiknya kita kembali tuan, mungkin Puteri Mahkota sedang menunggu Anda"
TBC
