Salam kenal minna~! Penulis baru nih...mohon maaf kalau banyak typo dan bahasanya berantakan banget. Kalau tidak keberatan mohon direview...
~Turn Back the Destiny
Soul Society
Kuchiki Rukia menatap zanpakutounya lekat-lekat. Sesekali ia mengelus pinggiran pedang itu sambil menghela nafas panjang. Angin sepoi-sepoi meghembus rambut hitamnya dengan lembut. Suasana bukit dibelakang asrama divisi 13 saat itu memang cocok untuk melamun.
"Yo,kuchiki!"
Sontak Rukia kaget begitu wajah Shiba kaien tiba-tiba muncul di depan wajahnya. "Ka, Kaien-dono?" serunya sambil memperbaiki posisi duduknya. Disarungkannya zanpakutou yang semenjak tadi ia lamuni itu kembali dengan buru-buru.
"Hei…kau kira aku Hollow? Kenapa reaksimu berlebihan begitu?"gerutu Kaien dengan wajah meremehkan. Ujung matanya melirik kearah zanpakutou Rukia tadi. "Kenapa dengan Sode no Shirayuki? Bukankah seharusnya kau mulai berlatih menggunakannya?"
Rukia menunduk sambil tersenyum lembut."Ya…Tapi entah kenapa aku masih belum percaya diri menggunakannya."
Beberapa waktu yang lalu Rukia akhirnya berhasil memperoleh Sode no Shirayuki. Namun hingga saat ini ia belum pernah membangkitkan shikai-nya sekalipun.
"Aku hanya merasa…Mungkin Sode no Shirayuki kecewa mendapatkanku sebagai masternya."
"Kenapa?"
"Karena aku lemah…"
PLAKKKK!Seketika tangan kekar Shiba Kaien menepuk keras kepala bawahannya itu hingga Rukia meringis dengan tampang keheranan. "SAKIT! Ke,kenapa anda memukul saya, Kaien-dono?"
"BAAAKA!" Seru Kaien sambil mendekatkan wajahnya kearah Rukia dan memegangi kepala gadis itu."Lalu kalau kau lemah memangnya kenapa ha? Daripada terus-terusan mengeluh berlatih sana!Mengerti?"
"Ba,baik" Jawab Rukia takut-takut. Kaien menghela napas sambil melepaskan tangannya dari kepala Rukia."Lagipula…"
"Ng?"
"Kalau kau butuh aku pun siap membantumu berlatih…Jadi jangan berpikir kalau kau sendirian disini."
Seketika wajah Rukia berseri mendengarnya hal tersebut. Ia mengangguk dengan wajah memerah sambil menatap lurus pada wakil kaptennya itu. Sama seperti saat mereka pertama kali bertemu, rasa hormat yang tak biasa muncul di hati Rukia terhadap wakil kaptennya yang terkesan berantakan itu. Walau sedikit rasa percaya diri mulai muncul di hatinya.
"Mungkin sudah waktunya aku memberitahu Nii-sama". Gumamya dengan wajah gembira
Kuchiki Mansion
"Selamat malam, Nii-sama. Ada yang ingin kubicarakan?". Rukia bersimpuh di depan pintu geser ruangan Byakuya dengan penuh hormat. Tanpa menoleh, Byakuya membuka pembicaraan."Kudengar kau sudah memperoleh roh zanpakutoumu?"
Rukia sedikit terkejut karena Byakuya telah lebih dulu mengetahui apa yang ingin ia bicarakan itu. "Benar Nii-sama. Sebenarnya itu jugalah yang ingin kuberitahu padamu." Rukia sangat senang karena pada akhirnya ia memiliki sesuatu yang akan bisa membuat kakaknya yang dingin itu bangga.
"Memang aku belum bisa mengendalikannya namun aku akan berusaha dan meraih gelar pejabat bangku secepatnya..."
" Tidak perlu"
"Eh?" Wajah senang Rukia seketika mencair sambil menatap kaget kakaknya.
Byakuya menoleh kearah Rukia dengan tatapan dingin. "Dengan kemampuanmu, itu adalah hal yang mustahil."
Rasa kecewa bercampur sedih menjalari relung hati Rukia. Jangankan mendukungnya, kakaknya bahkan tidak mempercayainya. Rasanya dirinya terlalu naif
"Satu hal lagi, Rukia. Sudah kukatakan, tidak usah memberitahuku..jika itu bukan hal yang penting" Ujar Byakuya dengan masih tidak menoleh.
"Baik…Nii-sama…."Pintu geser itu menutup pelan, bersamaan dengan sebutir air mata mengalir di pipi Rukia.
Seireitei, Bukit belakang asrama divisi 13
Keesokan paginya, wajah Rukia tetap terlihat sedih. Ditatapnya sode no shirayuki dengan sendu. Pikirannya melayang ke masa-masa di akademi shinigami dulu. Ia teringat betapa ia selalu tertinggal dari Renji karena dirinya yang lemah. Bahkan ia masih belum pernah pergi ke real world barang sekali pun.
"Maaf Shirayuki…mungkin aku tidak pantas memiliki mu."
Tiba-tiba Rukia merasakan reiatsu bertenaga besar muncul dari belakangnya. Dengan sigap ia mengayunkan pedangnya walau pada akhirnya ia terlempar beberapa meter.
"Kuchiki!" Terlihat Kaien dan para shinigami lain berlari mendekat. Rukia berusaha berdiri kembali dan melihat kedepannya.
"Hollow?" Seekor hollow bertubuh besar berdiri di tempat Rukia duduk semula. Seluruh shinigami yang ada disana memandang hollow itu dengan heran. Rukia segera bersiaga dan mengacungkan pedangnya.
Shiba Kaien meningkatkan kewaspadaannya."Kalian semua reiatsunya jelas ia bukan hollow kelas teri."
"Tapi fukutaichou, bukankah ini aneh? Padahal reiatsunya begini besar kenapa kita tidak merasakan kehadirannya?" Salah seorang shinigami bertanya tanpa melepaskan pandangannya dari hollow itu. Shiba kaien tidak menjawab. Ia pun bingung sebab baru kali ini ia melihat hollow yang bisa menyembunyikan keberadaannya.
Dengan ganas hollow itu mulai menyerang. Para shinigami berusaha melawannya dengan sekuat tenaga, termasuk Rukia. Namun perlawanan itu tak mempan sama sekali terhadap hollow itu. Rukia berusaha mencari celah hingga akhirnya ia berhasil menusuk punggung hollow itu sehingga ia tak bisa bergerak untuk sementara.
"Bagus Kuchiki !tahan gerakannya!" Seru Kaien sambil menghunuskan Nejibana-nya bersiap untuk melakukan shikai. Namun tiba-tiba hollow itu terlihat samar-samar begitu pula Rukia yang menempel padanya.
"Kuchiki!" Melihat itu para shinigami terkaget. Dalam sekejap mata Hollow itu beserta rukia yang masih menempel di punggungnya menghilang tanpa bekas. Bahkan reiatsunya pun ikut menghilang. Seluruh shinigami divisi 13 itu hanya bisa melongo keheranan."A,apa yang terjadi! hollow macam apa dia!"
Kaien Nampak sangat terpukul karena gagal melindungi anak buahnya. Segera ia memberi komando untuk menelusuri seluruh soul society untuk menemukan Rukia. "Kuchiki…Semoga kau baik-baik saja"gumamnya dengan wajah cemas.
Malam pun berlalu. Kuchiki Rukia tak ditemukan dimanapun di soul society.
Karakura-chou
"Makanya kami bilang jangan sok berani bocah!Kau tidak tahu siapa kami ha?" Di salah satu taman kota karakura yang sepi terlihat beberapa siswa berandalan berseragam SMA sedang menghadang seorang siswa berpenampilan mecolok dan berambut orange. Tampang mereka sangat garang namun tampaknya tak membuat gentar siswa tersebut. Ia malah sibuk melihat beberapa bunga disana yang telah hancur di obrak-abrik para siswa nakal tersebut.
"Aku adalah Oshima. Penguasa daerah sini. Jangan bilang kau tidak mengenalku dasar sombong!" Seru salah satu berandalan berambut kuning terang bejambul.
"Yah…Kurasa aku pernah melihatmu"
"Tentu saja!Sudah kubilang aku penguasa daerah ini…"
"Aku pernah melihatmu….Di kandang ayam sekolah."Jawab si rambut orange itu sambil menunjuk rambut Oshima yang tentu saja membuat Oshima langsung naik darah. "Dasar bocah brengsek! Kau pikir kepalaku anak ayam ?"Serunya sambil mengepalkan tinju.
"Eh…Habis mirip sih…" Jawab si orange itu santai. Para anak buah Oshima langsung sweatdrop "Memang mirip…".
Tanpa basa-basi Oshima langsung menghajar si rambut orange itu dengan membabi buta. Namun dengan gesit semuanya bisa ditangkis. Hingga pada akhirnya Oshima dan kawanannya kalah ditangan pemuda itu.
"Bye… kepala ayam! Kuminta kau jangan obrak-abrik taman ini lagi!" Pemuda berambut orange itu tersenyum meremehkan sambil melangkah pergi. Oshima mengangkat kepalanya dengan geram.
"Sialan kau…Kurosaki Ichigo..!"
Ichigo berjalan perlahan sambil sesekali menatap ke arah belakang dengan risih. Ia menghetikan langkahnya dan berbalik ke belakang. "Sudah kubilang jangan mengikutiku. Sekarang tempatmu sudah aman 'kan?" Sesosok hantu gadis kecil menampakkan dirinya sambil tersenyum kecil. "Aku lupa berterima kasih pada kakak. Berkat kau taman tempatku gentayangan tidak diganggu Oshima lagi."
"Ya…ya…Mulai sekarang berhati-hatilah." Ichigo menepuk-nepuk pelan kepala gadis itu lalu beranjak pergi. Dari jauh gadis itu melambai dengan senang kearahya.
Kurosaki Ichigo. Warna rambut:orange. Warna mata:coklat. Kelas 1 SMP Mashiba kota Karakura. Kemampuan khusus: bisa melihat hantu.
Sore itu langit terlihat memerah karena matahari terbenam. Pemandangan yang begitu indah namun tak begitu dinikmati oleh Ichigo. Pikirannya melayang pada kehidupan yang telah ia lalui seharian tadi. Pergi ke sekolah, makan siang bersama Chad yang baru dikenalnya, dihadang preman, menolong hantu yang bahkan tak ia kenal. Begitu setiap harinya. Hal yang sama terus berulang setiap harinya.
"Membosankan…"gumamnya
Langkah Ichigo berangsur pelan begitu tiba di tepi sungai kota Karakura. Mendadak suasana hatinya terasa berat. Ia menghentikan langkahnya dan melihat sekeliling. Hatinya mulai tak tenang. "Perasaan apa ini?"gumamnya.
Tiba-tiba dihadapan Ichigo muncul sesosok monster yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Sesosok monster mengenakan topeng putih dengan lubang didadanya. seluruh tubuh Ichigo gemetar. Ia bahkan tak bisa menggerakkan jarinya sedikitpun. Hal ini terlalu mengerikan dan tiba-tiba baginya. Monster itu berusaha meronta sambil menghempaskan punggungnya ke pagar beton disisi jalan. Seketika seorang gadis berkimono hitam dan menggenggam sebilah katana terlempar kelangit. Gadis itu melompat dan berdiri diatas tiang listrik. Nafasnya terlihat memburu.
Ichigo menatap gadis itu lekat-lekat. Tubuhnya mungil dan gerakannya sangat lincah. Dari penglihatan Ichigo jelas gadis itu bukan manusia namun juga bukan hantu yang biasa ia lihat. Perlahan keringat dingin megucur di keningnya.
"Apa..Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Shinigami sialan..! Beraninya kau melukai punggungku! "Geram monster itu.
"Kau hollow bukan? Kenapa kami tak bisa merasakan reiatsumu? Siapa kau sebenarnya?"
"Graydd bronde. Aku adalah Arrancar."
Ichigo masih berdiri kaku melihat situasi dihadapannya. "Shinigami? hollow? arrancar? Apa yang mereka bicarakan? gadis itu shinigami?"
"Arrancar?" Rukia mencoba mengingat, tak pernah ia mendengar istilah itu baik selama akademi shinigami atau memperhatikan hollow itu kembali. Memang ada keanehan pada hollow ini. Topeng hollownya sedikit terlepas, tidak seperti biasanya. Sedang sibuk berpikir tiba-tiba hollow itu menyerang Rukia. Dengan sigap Rukia menghindar dan segera membaca mantra.
"Hadou no 31,Shakkahou!" Bola api merah meluncur dari telapak tangan Rukia mengenai lengan Arrancar bernama Graydd itu. Namun pada akhirnya Rukia tetap terkena serangan hingga terpental kearah Ichigo. Dengan panik Ichigo menghampiri Rukia.
"Hei,kau tidak apa-apa!"seru Ichigo membuat Rukia terheran.
"Kau….bisa melihatku?"
Perlahan Graydd berganti melirik kearah Ichigo. "Bisa melihat roh? Menarik. Hei bocah!Baumu sangat enak!" Graydd bergerak cepat menghampiri Ichigo dan Rukia yang telah terluka. Seketika ichigo memasang kuda-kuda walau ia tahu tak akan nada gunanya. Segera Rukia mendorong Ichigo kebelakang dan menahan serangan Graydd dengan tubuhnya yang masih terluka, membuat darahnya bercipratan ke mana-mana.
"Shinigami!"
DUARRRR! Dari arah jembatan muncul cahaya berwarna merah menghantam Graydd hingga sebagian tubuhnya terluka parah. Serentak ketiganya menoleh kearah jembatan. Terlihat di kejauhan seorang pria dengan topi dan jubah berkibar tertiup angin memegang sebilah pedang. Karena terluka parah, Graydd segera mundur dan menghilang dari hadapan rukia dan Ichigo.
Ichigo berusaha melihat pria berjubah itu di kejauhan. Pandangannya buyar ketika menyadari Rukia ambruk karena terluka parah. Ia kembali menghampiri Rukia yang sedang meringis kesakitan. Rukia membuka matanya, melihat kearah Ichigo yang hanya samar-samar terlihat. Dimatanya ia seperti melihat sosok yang ia kenal.
"Kau tidak apa-apa,shinigami! " Seru Ichigo dengan cemas.
"Ka…i..en –dono…"
Kurosaki Clinic.
Rukia membuka matanya perlahan. Rasa nyeri masih menjalari tubuhnya membuat ia sedikit sulit bergerak. Dilihatnya sekeliling, semua nya terasa asing membuat rukia melompat bangun sambil bersiap mengayunkan zanpakutounya.
"Yo!"
Rukia melirik kearah kanannya. Seorang pemuda berambut orange sedang berdiri sambil melipat tangan di depan jendela. "tidak usah khawatir, ini kamarku."
Dengan wajah curiga Rukia mendekati Ichigo perlahan "Siapa kau?"
"itu kalimatku bocah! Yang muncul secara tidak wajar itu kan kau!"
"Bocah?"Dengan wajah mengerikan Rukia mengayunkan pedangnya kearah Ichigo. "He,Hei!Jangan bercanda! "
"Berani sekali kau memanggilku bocah?Aku sudah hidup 90 tahun lebih lama darimu!"
"Cih! Tentu saja! kau bukan manusia sedangkan aku manusia biasa!"
"Kau bahkan bisa melihatku dengan jelas! Ini gensei bukan? seharusnya manusia biasa tidak bisa melihatku"
"Makanya kubilang harusnya aku yang Tanya! "
TOK!TOK!TOK! Terkaget dengan suara ketukan pintu membuat Ichigo reflex menedang Rukia hingga gadis malang itu terlempar ke balik pintu. Pintu kamarnya perlahan terbuka.
"Ichi-nii….Eh?" Karin, adik perempuan Ichigo yang baru saja masuk kekamar hanya bisa terheran melihat kakaknya berdiri dengan pose aneh dengan keringat deras mengucur di wajahnya.
"Ichi-nii, kau sedang ada tamu? suaramu berisik sekali sampai terdengar ke bawah. Ayah jenggotan itu malah jadi berpikir kau sedang menyelundupkan cewek di kamarmu" Gerutu Karin yang membuat Ichigo sweatdrop karena tebakan ayahnya benar sekali." Ma, maaf Karin. Aku sedang mengusir Hantu menyebalkan yang minta bantuanku…" Karin megangguk pelan. Ia sudah biasa melihat kakaknya berurusan dengan hantu-hantu gentayangan yang membuatnya maklum dengan alasan Ichigo. Dengan santai ia kembali ke bawah meninggalkan Ichigo yang bergegas menghampiri Rukia yang terbaring mengenaskan di balik pintu. Rukia terlihat kesal sambil memegangi lengannya yang tadi terluka akibat pertarungan dengan Graydd. Namun ekspresi Rukia melunak begitu menyadari luka di lengannya telah diobati.
"Ma,maaf…Karin juga punya indera keenam yang kuat. Akan merepotkan kalau ia sampai melihat mu."Jelas Ichigo sambil membantu Rukia untuk berdiri bangkit. "Kau yang mengobati lukaku dan membawaku ke sini?"
Ichigo memalingkan mukanya. "Cuma bisa mengobatimu seadanya. Aku belum pernah mengobati roh seumur hidupku. Anggap saja itu sebagai balasan karena telah melindungiku dari monster aneh tadi."
Rukia hanya bisa melongo mendengarnya. Ia sarungkan kembali sode no shirayuki ke dalam sarungya sembari tersenyum lembut. " Maaf menuduhmu macam-macam. Terima kasih telah mengobatiku."
Melihat Rukia yang sedari tadi berwajah kaku tiba-tiba tersenyum membuat Ichigo salah tingkah. Tanpa menoleh Ichigo menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya."Tidak usah dipikirkan…"
Suasana tegang menjadi sedikit mencair. Rukia terlihat sibuk mengitari kamar Ichigo yang dipenuhi barang-barang asing baginya. Ini adalah kali pertama ia berada di Gensei. Sembari menghela nafas Ichigo duduk bersila di hadapan Rukia."Nah…sekarang jelaskan, Apa kau benar-benar Shinigami?"
"Begitulah…Kau belum pernah melihat kami sebelumnya? Kalau begitu biar kujelaskan!" Dengan bersemangat Rukia mengeluarkan sebuah Scetchbook dari balik kimononya dan mulai menggambar.
"Kami para shinigami memiliki 2 tugas. Pertama mengirimkan plus atau roh baik ke tempat dimana kami tinggal yaitu Soul society dan yang kedua membasmi roh jahat bernama hollow, seperti monster yang tadi kau lihat. Sebenarnya aku belum bertugas di dunia ini tapi karena suatu kesalahan aku terbawa sampai ke dunia ini. Ada pertanyaan?" Jelas Rukia sambil membalik-balik gambar sketsa buatannya (yang jeleknya minta ampun…). Ichigo hanya bisa sweatdrop." Hm,pertama aku ingin bertanya kenapa gambarmu jelek sekali?"
PLAKKKK! Seketika buku sketsa Rukia melayang ke wajah Ichigo secepat kilat. Ichigo mengusap-usap wajahnya sambil menggerutu. "Jadi…Kapan kau akan kembali ke soul ..apalah itu?" Rukia menggeleng putus asa. "Sudah kubilang karena suatu kesalahan aku terbawa ke dunia ini kan? Karena itu sekarang aku tak punya kupu-kupu neraka untuk menuntunku pulang."
"Jadi…?"
"Jadi aku cuma bisa menunggu bantuan dari soul society. Sulit juga karena aku tak punya izin resmi tinggal di dunia ini. Sepertinya berada di dekatmu yang punya kekuatan spiritual tinggi bisa membantu teman-teman menemukanku "
Kepala Ichigo langsung tertunduk lemas mendengarnya. "Jangan bilang kalau lanjutan dari ucapanmu itu adalah 'karena itu aku ingin tinggal disini untuk semetara waktu'" ujar Ichigo sambil meniruka suara Rukia membuat sang gadis mengangguk dengan mantap. Dengan segera Ichigo menyilangkan kedua tangannya.
"Tidak bisa. Maaf saja, aku tak mau ikut campur urusanmu shinigami. Aku Cuma manusia biasa dengan kehidupan membosankan."
Tiba-tiba Ichigo merasakan suatu tekanan roh mendekat kearah rumahnya, walau tak sebesar yang ia rasakan pada Graydd Bronde tadi. Seketika ia bangkit dari duduknya sementara Rukia dengan tenang mencabut zanpakutounya.
"Sayang sekali, Hollow memburu manusia yang memiliki kemampuan sepertimu. Dengan kekuatan spiritual sebesar milikmu, kau adalah incaran bagi para hollow…termasuk Graydd Bronde."
"Apa!"
"Tidak ingat? Graydd Bronde bilang baumu sangat enak. Asal kau tahu saja, beberapa hari lagi ia akan kembali dari cederanya dan memburumu. Saat itu bisa kupastikan bukan hanya kau, tapi orang-orang disekitarmu juga akan dalam bahaya. Apa kau menginginkan hal itu?"
Ichigo hanya diam. Sungguh ia tak ingin orang-orang disekitarnya terluka gara-gara dirinya. Dengan perlahan ia megepalkan kedua tangannya sambil berpikir keras. Sementara tekanan roh tadi semakin mendekat.
"Lihat, salah satu dari mereka telah datang"
Dari belakang Rukia muncul seekor hollow kelas teri dan berdiri tepat di depan kamar Ichigo. Suara raungannya membuat Ichigo hanya bisa berdiri terpaku karena jelas sekali hollow itu megincarnya. Wajah Ichigo berubah menjadi serius.
"Baiklah, shinigami. Sampai Graydd Bronde kembali datang mengincarku kumohon bantuanmu. Tapi lain kali, akan kulindungi mereka dengan tanganku sendiri."
Mendengar itu Rukia tersenyum puas. Dalam hatinya ia mulai melihat jiwa besar dalam diri Ichigo. Nampaknya ia tak akan membiarkan orang disekitarnya terluka.
"Namaku bukan shinigami, tapi Kuchiki Rukia."
Kini Ichigo membalas senyum Rukia. Hatinya sudah menjadi lebih tenang."Begitu. Aku Kurosaki Ichigo. berdoa saja ini tidak menjadi salam terakhir kita."
Dengan sigap Rukia berbalik kebelakang dan menebas topeng hollow tersebut.
Di kejauhan, terlihat 2 orang pria memperhatikan kejadian itu. Salah satunya mengenakan jubah dan topi dan satunya lagi bertubuh tinggi besar.
"Tidak seperti sore tadi, anda tidak ikut campur manajer? Lalu untuk apa kita kesini?" Tanya si pria bertubuh besar.
Pria bertopi itu tersenyum sambil melebarkan kipas kertas di tangannya "Itu hanya hollow kelas rendahan Tessai-san, mereka bisa mengatasinya. Aku kesini hanya untuk melihat Pemuda berambut orange itu. "ujarnya santai
"Graydd Bronde, Hollow yang bisa menghilangkan keberadaannya dan topeng yang terlepas. Tak salah lagi, dia Arrancar."
Sang pria bertopi menghentikan kipasannya. Matanya menatap lurus kamar Ichigo. "Aizen… mulai bergerak…"bisiknya.
To be Continued
