~Remaster Version~

Minna, bagi yang penasaran dengan kelanjutan dari serial sebelumnya,mungkin Author akan hiatus dulu sambil memperbaiki Cerita aneh author ini (dari teman yang review), So..., enjoy it.

Prologue

Ini hanyalah keinginan kecil, aku hanya ingin dimengerti oleh satu sama lain, tanpa hal yang membedakan satu sama lain, juga selalu bisa melindungi satu sama lain. Aku tidak pernah ingin kekuatan, hanya saja..., selalu ada kebencian satu sama lain , tetapi, walaupun begitu...

Mahou Shoujo Lyrical Nanoha A's Another Story Hajimarimasu

2 tahun setelah insiden Buku kegelapan.

"SERANG- "

Bang, bum, Duar...

Para Gadget datang menyerang, mereka tanpa ragu menyerang para penyihir yang berusaha mengamankan Sektor.

"Hayate, bagaimana kondisi disana" Nanoha mengkhawatirkan keadaan disana. "Jangan khawatir Nanoha, aku baik-baik saja. Vita dan Zafira sedang menangani gadget yang terbang dari sector B, aku juga bersama Rein, jadi tidak apa-apa" Jawabku meyakinkan.

"Tolong, bantuan back up tolong dipercepat-"

Teriakan para pasukan yang mulai kewalahan

Aku tidak terlalu mengerti apa tujuan mereka. Tetapi, untuk melindungi temanku, aku akan berusaha melakukan yang terbaik

"REIN, ayo unite"

"Baik, Mester Hayate"

"REINFORCE, UNISON IN"

Rein langusng masuk kedalam tubuhku dan menyuplai manaku.

"Bangkitlah keluar, Wahai cabang benalu, jadilah tombak rembulan perak dan hancurkan musuhmu!, Tombak Batu, MISTELTIEN!"

Aku langsung menggunakan Misteltien untuk menghancurkan gadget yang berada disekitar dengan mengubah mereka jadi batu.

Raketenform

"AYOOO, GRAF AISEN..."

"RAKETENHAMMER-"

Vita menyerang Gadget dengan sekuat tenaga.

Zafira dengan taring menghancurkan semua sistem yang berada didalam Gadget, menimbulkan adanya eror di bagian sistemnya dan meledak.

Pasukan Gadget akhirnya berkurang dan kalah jumlah. Mereka yang mengetahui situasi sudah mulai mundur, disaat itu juga para pasukan Midchilda berusaha untuk mengejar para gadget yang melarikan diri.

"WOW, HEBAT..." para pasukan penyihir Midhilda terkagum-kagum melihat aksiku dan lain.

Aku tenang, dengan ini semuanya selesai.

Sektor B mengalami damage yang parah, bangunan di sana hancur, setelah melaporkan kejadian pada Fate dan Nanoha, aku berusaha menginvestigasi beberapa tempat untuk mencari informasi yang berada di sana.

Vita dan Zafira bersikeras untuk tetap ikut. mereka sudah menjadi bagian dari keluargaku dan memang, menginvestigasi sendiri juga sangat tidak aman. Tidak ada hal yang ganjil, tapi entah, aku merasa ada yang aneh dengan tempat ini.

Saat ku melihat di bagian samping sektor, ada bangunan kecil yang tidak rusak sama sekali. Dengan cepat aku langsung ke sana.

"SIAPA DISITU?"

Bayangan seseorang sedang terduduk. Aku mulai mendekatinya.

"ASTAGA..."

Bayangan itu adalah seorang anak. dia terluka parah, darah merembes keluar dari kepala hingga tubuh.

Aku segera menyelesaikan Investigasi dan segera menolong anak tersebut. Aku tanpa pikir meminta Zafira untuk segera membawanya ke rumah.

"Apakah tidak apa-apa, Hayate?"

Vita menanyakan sesuatu.

"Maksudnya?" aku hanya menanyakan maksud dari Vita.

"Bukankah dia bisa lebih aman dengan Biro?" Vita memberikan pendapatnya.

Harusnya bisa saja TSAB merawat anak ini, bahkan mungkin keadaannya lebih cepat membaik daripada biasanya. Tetapi entah kenapa, aku mempunyai firasat buruk jika dibiarkan.

"Tidak, sebaiknya kita bawa ke rumah, dengan begini kita bisa mengawasi dan menjaganya."

Vita tidak bisa membantah. Mengapa dia tidak membantah seperti biasanya? Kuperhatikan dia mempunyai tatapan menyedihkan menatap anak ini.

Kami sampai dirumah. Seperti orang-orang bilang, Home sweet home.

"Vita, tolong persiapkan semuanya, kita akan memasak."

Aku meminta Vita untuk mengatur persiapan memasak dan lainnya. Sedangkan Zafira dan aku akan mengurusi anak tersebut.

Walaupun aku membuat pilihan untuk menjaganya, masih ada rasa kejanggalan di hatiku.

"Ada apa dengan aku ini?" aku bergunam gak jelas.

Aku langsung segera menyiapkan kamar untuk anak laki-laki ini tidur.

"Ya untung-untung Zafira akhirnya punya teman laki-laki".

Kuperhatikan dia, Usia dia sepertinya seumuran dengan ku.

"Tapi entah kenapa aku melupakan sesuatu, apa ya?"

Aku berusaha mengingat.

"hmmmm, AAAAAAAAh, aku lupa"

Aku melupakan bahwa harus membuat laporan investigasi ini, tetapi jika begitu, sama saja memberitahukan keadaan anak ini.

"HHhhhh, Bagaimana ini?" aku berpikir berkali-kali lipat.

Walaupun begitu, melihat anak itu tertidur nyenyak, aku bisa berpikir tenang. aku membuat laporan, seadanya...

"Kami pulang"

"Selamat datang"

Signum dan Shamal akhirnya sampai. Aku dengan ceria seperti biasanya, membuat makan malam yang menyenangkan.

Sambil menikmati hidangan, aku berniat untuk menjelaskannya ke Signum. Ya bisa dibilang karena Vita yang melahap makanan hingga lupa dunia, atau Zafira yang memang pendiam sambil makan di bawah meja, dan memang mereka sengaja biar aku yang menjelaskannya. Ya sudah lah.

Akhirnya aku menjelaskan langsung ke Signum. Tentang anak yang kami temukan di sektor B tadi.

"Apa?" Signum langsung panik, dan segera langsung ke Kamar

Laveatin langsung digunakan dia, berusaha menebas anak laki-laki itu.

Aku langsung panik

"Signum, Tunggu!" Aku berusaha menghentikan Signum.

Signum menjelaskan dari laporan yang diketahui bahwa ada seseorang pengendali dari Gadget itu, 2 orang. Dan salah satunya kemungkinan adalah anak ini.

"Tetapi kan hanya spekulasi, kalau begitu dari mana kamu tahu bahwa anak ini lah dalangnya."

"Darah, adanya jejak darah, sepertinya terkena serangan dari pasukan Midchilda"

Signum menjelaskan lagi bahwa adanya jejak darah yang kemungkinan berasal dari anak yang berbaring tersebut.

"Makanya, itu kan hanya spekulasi, Bagaimana kalau anak ini korban dari mereka?"

Signum terdiam, dan akhirnya menghentikan tindakannya.

"Tuan kami, aku mohon maaf atas perbuatanku yang tidak sopan ini" Laveatin langsung dibalikkan ke semua.

mereka langsung melanjutkan makan walaupun dengan atmosfir yang buruk, tetapi melihat ulah Rein dan Vita yang lagi Onar saat makan. Atmosfirnya balik ke semula.

Sebelum tidur, aku mencari informasi berdasarkan dari laporan yang berada di Sektor B tadi, entah kenapa aku merasa tidak enak, apalagi mengingat Signum tadi membicarakan tentang pelaku kejadian yang bisa saja ada hubungan dengan anak ini. Untuk jaga-jaga aku meminta Zafira untuk menjaganya di kamar.

Semua informasi persis dengan yang dijelaskan Signum. Kebenaran dari informasi itu hanya membuatku merinding. Aku membaca laporan informasi tersebut sampai larut malam, hingga aku hampir lupa waktu.

"Hoammm" aku mengantuk.

layar monitor komunikasi muncul di sampingku, terdapat panggilan, walaupun aku ngantuk sekali, tetapi aku tetap menjawab panggilan tersebut. setidaknya untuk mengetahui jika ada informasi yang penting.

"...Hayate,..Hayate" Nanoha memanggilku, Dia mencemaskan aku.

"Bagaimana? Apakah investigasimu berjalan lancar?"

Sebenarnya aku ingin menjelaskan tentang keadaan anak itu ke Nanoha, tetapi jika begitu maka percuma saja jadi rahasia.

"Baik, walaupun tidak ada hal yang aneh sih" aku menjawab seadanya. Sebenarnya dibilang jujur bukan, dibilang bohong juga bukan, bagiku menolong satu sama lain hal yang sewajarnya, entah karena kenaifanku, akan berbahaya bagiku dan sekitarnya, tapi bahaya ini tidak buruk kan.

"Oh..., begitu..., jadi begini, aku tadi sama Fate..." Nanoha melanjutkan pembicaraannya.

Setelah bercakap-cakap panjang, Nanoha akhirnya mengakhiri komunikasinya dan mengucapkan selamat tidur kepada ku, aku mengucapkan selamat tidur ke Nanoha juga.

Keesokkan paginya, aku bangun seperti biasanya, saat aku mampir ke kamar anak itu, aku agak terkejut. anak laki-laki itu membukanya matanya. Dengan hati yang senang, aku membangunkan semuanya. Sang anak kelihatannya terkejut melihat keriangan ku. Sepertinya aku sudah bertingkah terlalu aneh. Aku langsung mendekati anak itu.

"Akhirnya kau sudah sadar, bagaimana keadaanmu? namamu siapa?"

aku menanyakan keadaan dia, tapi dia terlihat kebingungan. Saat aku menanyakan namanya.

"Aku...aku tidak tahu namaku, aku tidak ingat..." Aku tak menyangka bahwa anak ini tidak mengingat namanya.

"Aku tidak tahu, aku tidak mengerti apa yang ..., AAAAAA" Dia menjerit dan kepalanya terlihat mulai kesakitan.

"Yos-yos, gak papa, jangan dipaksakan" Aku secara spontan memeluknya dan menenangkan dia. aku membelai rambutnya, segera menenangkan emosi dirinya.

"Maaf-maafkan aku..." dia mengucapkan kata maaf sambil menangis. Aku tidak tahu kata maaf yang dia ucapkan buat apa, tetapi aku merasakan kesedihan yang dialami anak ini, dan juga lupa ingatan, itu yang hanya bisa kupikirkan, atau ingatannya terhadang dengan sesuatu. Tapi karena tidak ada yang bisa kulakukan untuk sekarang ini. Aku menawarkan rumahku sebagai tempat tinggalnya untuk sementara.

"Maukah kamu tinggal di sini, di sini ada keluarga ku yang bisa menjagamu. ada Signum, Vita, Shamal, Zafira, Rein, dan diriku" aku menawarkan tempat tinggal dan kenalan orang sekitar. Alasannya sederhana, aku khawatir jika dia adalah anak yang dicari orang jahat, dan juga aku tidak tahu mengapa, hatiku ini yang memintanya.

"Tapi aku tidak punya apa-apa untuk imbalannya, dan juga kenapa anda berbaik hari dengan orang asing seperti aku?" Dia berharap sesuatu yang dibayar, Tetapi aku tidak membutuhkan itu, aku hanya berharap bahwa anak itu cepat sembuh dan bisa kembali ke tempatnya semula, "Aku tidak butuh, dan juga bagiku, disaat ada seseorang yang membutuhkan bantuan, dan aku membiarkannya, aku akan menyesalinya seumur hidup. Dan juga ada alasan lainnya, walaupun aku tidak mengerti juga mengapa,...Untuk sementara aku akan memberimu nama!" Aku sambil berpikir untuk mencari nama yang cocok buat dia.

"Nama...?" anak itu bertanya.

Aku melihat sekitar dan melihat merek sepatu.

"Galeth..., ya Galeth"

Aku mendapatkan nama yang sesuai untuk anak ini..., mungkin.

"Hmmm, kenapa Galeth?"

"Dari akronim Giggle yaitu orang yang selalu Tertawa cekikikan, Accord yaitu bisa sependapat, Laughter yang membuat kelucuan , Ekstra yang berarti Luar biasa, Treat yang selalu bisa merawat dan Honor yang selalu menghormati, bagaimana?" gawat aku terlalu ngasal membuat namanya..., dan juga kenapa ada sepatu disini?!

"Tunggu dulu..., bukannya kau memberikan nama hanya untuk mencairkan suasana dan juga sepertinya kata Ekstra itu hanya untuk menambahkan hal yang kosong."

Anak itu mengeluh. Aku sudah tahu bahwa itu adalah nama yang aneh.

"Ya, tapikan..."

"Tapi..., nama yang bagus aku suka." anak itu mulai menyukai namanya dan tersenyum. Entah kenapa senyumnya yang ceria membuatku tenang.

Aku sangat lega, tetapi ada hal yang mengganjal di hatiku. Aku meminta Signum untuk menemaniku membuat sarapan sambil menanyakan aksi dia saat mau menyerang Galeth.

"Signum, Kemarin kau mencoba menyerang Galeth, apakah ada sesuatu yang aneh selain tentang kejadian tadi malam?"

aku menanyakan hal yang ada di pikiranku, saat itu Signum menunduk, aku panik sendiri, aku takut kalau Signum sangat merasa bersalah atas kejadian tadi malam

"Signum, maaf, jika memang tidak bisa dibicarakan lebih baik lupakan" aku langsung meminta maaf. Signum langsung menoleh, "Saya mohon maaf, sebenarnya memang ada alasan tentang kejadian itu, tetapi saya tidak bisa membicarakannya. Maafkan saya."

Signum meminta maaf dan menutup pembicaraannya dan meminta izin untuk keluar sebentar. Aku jadi semakin penasaran. Apa yang terjadi dengan Galeth dan Signum, apakah mereka mempunyai hubungan?, aku penasaran dan mengikuti Signum, Signum keluar, Vita sudah menunggunya.

"Ya atau bukan?" pertanyaan yang singkat dan aneh, Signum menanyakan itu ke Vita

"bukan, untuk sekarang" Vita juga menjawab secara singkat.

Entah kenapa ada yang aneh dengan ucapan mereka. Tapi itu rahasia mereka, aku tahu sebagai tuan mereka untuk mengetahui maksud dan kehendak mereka, tetapi mereka menyembunyikan hal ini pasti bertujuan baik.

Signum tidak pernah mengingkari janjinya, maupun menutupi hal yang buruk, jika sudah saatnya mungkin mereka akan menceritakannya.

Aku langsung menyelesaikan masakan dan menghidangkan ke meja makan. Rein dan Vita langsung bangun dan mendatangi meja makan dengan senang, aku meminta tolong Zafira untuk membantu membangunkan Galeth.

"Saya minta Maaf nona, saya membuat Anda sibuk sekali sampai membantu saya, yang tidak bisa memberikan apa-apa ini."

aku langsung mendekatinya. "tenang saja, kami pasti akan menemukan jati dirimu, sampai saat itu tiba tinggallah di sini"

Galeth benar-benar bersyukur atas kedermawananku, kami ber-tujuh langsung siap menyantap hidangan. Disaat sarapan, aku melihat Galeth yang merasakan ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.

Apakah ada hubungannya dengan tadi malam, aku deg-degan.

"Mohon maaf nona, jika boleh tahu, nama Anda siapa ya?" Galeth akhirnya bertanya.

"Eh" tak disangka, sepertinya aku berlebihan memikirkannya dan lebih tak disangka lagi kalau aku lupa memperkenalkan diriku ini.

Pasti Galeth merasa sangat asing dengan kehadiran kami di sini, padahal aku yang pertama kali menanyakan nama ke dia dan bahkan memberikan namanya.

"Erm, Perkenalkan, namaku Hayate, mereka ber-empat adalah Vita, Signum, Shamal, dan Zafira, mereka adalah wolkenritter, ksatria pelindungku, ya sekarang sudah kuanggap keluarga sendiri kok, dan ini adalah Reinforce Zwei."

Aku memperkenalkan diriku dan lainnya. Galeth kagum

"Wah, inikah para ksatria Wolkenritter, keren, tapi kenapa Reinforce Zwei, dimana yang pertama?" Galeth langsung menanyakan Reinforce. Mendengar hal itu entah kenapa aku bersedih melihat Reinforce meninggalkanku. Galeth yang menanyakan itu merasa sangat bersalah dan memohon maaf

"Maafkan saya nona Hayate, jika pertanyaan ini sangat mengganggu". Aku malah malu, seharusnya aku bisa melupakan kesedihan ini, dan Reinforce pun pasti tidak menginginkannya.

"Tidak apa-apa, jangan pikirkan itu." dan kami melanjutkan makan dengan senang. Melihat Rein dan Vita berbuat onar saat makan membuatku tenang.

" Tidak bisa, kalau begini terus..." Galeth langsung berdiri dari bangkunya, dengan tubuhnya yang masih lemah, dia berusaha untuk mendekatiku, dan menunduk hormat. "Wahai Master Hayate, aku, ksatria tanpa nama memohon kepada Anda untuk menjadikan Anda sebagai ksatria ke-5 Wolkenritter."

Aku terkejut, pasti sangat memalukan untuk melakukan hal tersebut, tetapi aku melihat semangat dan keseriusan dari matanya, dia sepertinya sudah terbiasa dengan hal seperti ini. Dengan senang kuterima permohonan dia.

"Ya, aku menerima Loyalitasmu, mulai sekarang namamu adalah Galeth, karena kamu sudah mempunyai kehormatan dan bersedia merawat diriku untuk menjadi ksatria ku, nama belakangmu aku rubah maknanya menjadi The Hope, artinya harapanku, jadilah harapanku untuk seterusnya." Aku tersenyum. Anak itu juga tersenyum senang.

Aku menjawab dengan layaknya seorang Majikan. Kami bertujuh langsung tertawa bersama. Kulihat Signum juga tersenyum dengan keinginan Galeth. Aku senang sekali. Keluargaku serasa semakin besar.

Bel rumah berbunyi, Nanoha dan Fate datang berkunjung, atau lebih tepatnya, mengajakku berangkat sekolah bersama. Aku sampai lupa kalau hari ini waktunya sekolah. Semoga buku dan peralatan sekolahku sudah selesai dipersiapkan. Galeth penasaran dengan kepanikanku.

"Hayate-sama, sekolah itu apa?" dan pertanyaan Galeth membuatku lebih panik.

"kalau begitu, bagaimana kalau kau ikut bersama kami, Shamal sepertinya bisa menyembuhkanmu karena lukamu juga mereda, Shamal, Tolong bantuannya!"

Aku meminta Shamal untuk memperkuat tubuh Galeth.

"Oh ya Signum, tolong persilahkan Nanoha dan Fate masuk dulu, aku harus bersiap." aku melihat jam dinding terdekat. Masih banyak waktu. Vita dan Zafira juga akan jalan-jalan pagi.

Dan saat Zafira berubah menjadi Anjing lucu, Galeth penasaran dan kagum. Sepertinya dia penasaran dengan kekuatan kami atau bisa dibilang kalau memang kami yang terlalu menonjolkan diri kami ke Galeth yang masih awam sekali dengan hal seperti ini.

Nanoha dan Fate masuk, mereka lumayan terkejut saat melihat Galeth, dan aku hanya bisa menjelaskan secara singkat, Nanoha dan Fate saling berkenalan dengan Galeth. walaupun tidak ada yang bisa dijelaskan dengan normal.

"Aku Nanoha dan temanku di sini Fate."

Nanoha memperkenalkan dirinya dan Fate. "aku adalah ksatria tanpa nama punya mistress Hayate, Galeth adalah nama pemberiannya" Galeth menunduk hormat. Nanoha dan Fate merasa takjub kepadaku, datang ksatria laki-laki tampan dan juga sepertinya kuat seperti Zafira, yang membuat mukaku merah.

"Bukan-bukan, dia adalah kenalan dulu tuan Graham. Sekarang dia mau menginap di sini untuk sementara." Aku hanya membuat alasan bohong yang singkat.

Galeth merendah diri menjelaskan bahwa dia bukanlah manusia istimewa seperti yang lainnya. Dia belum tahu apa-apa tentang sihir.

Aku sudah bersiap untuk berangkat sekolah, aku meminta Galeth menemani kita ber-3 ke Sekolah bersama. Bangunan sekolah sudah terlihat, Galeth melihat bangunan dengan takjub. Kami ber-4 berpisah untuk segera masuk sekolah, aku meminta Galeth untuk segera menemani Vita dan Zafira jalan-jalan. setelah pamit, Galeth segera balik ke rumah. Aku menjalani kegiatan sekolah seperti biasa.

Saat istirahat, aku bertemu dengan anak perempuan yang ingin menyapaku, dia terlihat ramah. Aku baru pertama kali menemuinya, mungkinkah dia dari kelas yang berbeda.

"Permisi namaku Hatsune Luna" dia memperkenalkan dirinya, aku pun melakukan hal yang sama.

"Aku Yagami Hayate" kami langsung akrab. Luna benar-benar hebat, pintar, penyayang walaupun pemalu. Aku merasa sangat senang bertemu dengannya.

Sorenya, kegiatan sekolah berakhir, aku berjalan menuju gerbang sekolah dan melihat Galeth sedang menungguku, tadinya aku berniat untuk mampir ke kafe keluarga Nanoha, tetapi mengurungkan niatku. Aku ingin bersantai di tempat yang tenang untuk sementara ini.

Aku meminta Galeth untuk melewati taman dekat sekolah, taman yang indah dan tenang untuk bersantai. Kami berdua berjalan kesana, tetapi saat sampai, tangan Galeth menghentikan langkahku.

"Keluarlah, aku mengetahui keberadaanmu" Galeth mengetahui seseorang sedang bersembunyi, orang itu keluar, dan ternyata dia adalah Luna.

Sepertinya dia malu untuk bersama denganku, Galeth yang mengerti keadaannya meminta maaf dan memperkenal kan dirinya, mungkin ini adalah aksi dirinya untuk menjadi ksatria ke 5. aku mengajak Luna untuk bermain bersama di Taman. Serasa menyenangkan walaupun Galeth sempat Khawatir jika aku ceroboh saat bermain.

Matahari mulai terbenam, dan sudah saatnya aku menyelesaikan bermainku, Luna juga mau berkunjung ke rumah, aku dengan senang menerima kunjungan Luna.

Aku akhirnya sampai ke rumah, dia mempersilahkan Luna untuk duduk di ruang tamunya, dan juga ikut makan malam bersama, selesai makan, aku mengajak Galeth dan Luna untuk berbincang-bincang sebentar sambil memakan kue dan biskuit.

"Luna-chan, orang tua mu bagaimana, apakah mereka tidak khawatir?" aku khawatir jika Luna pulang kemaleman.

"Aku sudah memberitahukan keluargaku ada tugas dan sedang menyelesaikan tugas bersama teman" jawab Luna.

"bukankah itu berbohong" Aku semakin khawatir.

"hmmm, bagiku berteman dan melakukan kegiatan bersama kalian termasuk Tugas yang menyenangkan." Luna menjelaskan dengan tersenyum. Aku sangat senang. Dengan begini aku bisa berbincang-bincang tanpa khawatir.

"Oooh, jadi kau tidak tahu jatidirimu ya, Galeth" Luna mengerti keadaan Galeth, Hayate juga menjelaskan dan ingin meminta tolong Luna untuk mencari keluarga atau kerabatnya. Luna dengan senang hati membantunya.

"Tentu saja dengan diriku ini aku pasti bisa menemukan jati dirinya hahaha" Luna langsung menghilangkan rasa kemaluannya.

Tak terasa perbincangan mereka membuat kue yang mereka nikmati sudah habis.

"Ah, sepertinya kue nya sudah mau habis. Akan kuambilkan lagi kuenya." Aku langsung mengambil kue lagi.

"Ah,...akan kubantu" Galeth langsung mencoba membantu.

"tidak usah, lebih baik kau bersama Luna, mungkin kalian bisa lebih akrab" Aku menolak bantuan Galeth. Mungkin dengan begini, Galeth akan mempunyai teman akrab lagi.

Saat aku balik, aku penasaran. Mengapa Luna menghilang dan para Ksatria berkumpul.

"Hei, kenapa semua ada di sini?, ada apa dengan kalian, ayolah, jelaskan apa yang terjadi? Dan juga Luna dimana?" aku benar-benar bingung.

"Hmmmm, oh Luna, dia sudah pulang, katanya dia ada perlu!" Galeth menjawab dengan simpel, aku merasakan ada yang berbeda dengan Galeth.

"menyingkir dari sana, dasar iblis!" Signum berteriak kepada Galeth.

Aku mulai terkejut setengah mati. Ada apa dengan Signum? Signum mulai mengaktifkan Devicenya.

"Kuharap kau sudah bersiap untuk mati, Gerald" Signum mulai menghunuskan Laevatin kepada Galeth.

Aku sangat bingung, semua terjadi begitu saja. Dan juga, Siapa Gerald?

Aku melindungi Galeth dengan menghadangi Signum dan menanyakan maksud dari tujuan Signum.

"Signum, berhentilah, ayolah..., tolong jelaskan mengapa kau begini" aku sangat panik.

Signum mulai tidak terkendali, air matanya mulai mengalir. dia mulai buta dengan sekitar, dia hanya menargetkan Galeth, seolah aku hanyalah halangan baginya.

SLASH

Sebuah sabetan Laevatein mengenai tubuh dan mengeluarkan darah segar. Itu adalah darah Galeth disaat dia memelukku, tubuhnya melindungi diriku dari serangan Signum.

"Ahh, kyaaaaaaa" aku teriak histeris.

Disaat itu juga, aku menerima pukulan di bagian perutku, aku mulai kehilangan kesadaran.

Signum..., mengapa?, apa yang terjadi dengan dirimu?

Prologue End...