Accidently Love
Dearkimkai present:
Kim Jongin
X
Oh Sehun
Kris Wu
Park Chanyeol
WARN! DLDR, BOYSLOVE, CRACKPAIR!
.
.
.
Story begin...
Pukul sebelas malam tak membuat jalanan kota Seoul terlihat sepi, hingar bingar ibu kota Korea Selatan itu masih hidup dengan penuh keramaian. Masih banyak mobil-mobil yang hilir mudik melewati lintasan malam kota dengan julukan virus halyu tersebut.
Disalah satu mobil Marcedes Benz berwarna putih mengkilap, terdapat tiga orang namja yang bisa dibilang memilik wajah tampan rupawan tengah bersendau gurau dengan seskali mendendangkan lagu dari mulut masing-masing. Atmosfer bahagia begitu terasa didalam mobil mewah tersebut.
"Aku benar-benar tidak percaya, klien kita dari Jerman menerima ide gilaku tadi!" ujar pria yang duduk disamping jok pengemudi. Pipinya memerah, mungkin efek dari minum enam botol soju tiga puluh menit yang lalu.
Dua orang lain yang berada didalam modil itu hanya bisa mendengus dan menggeleng-gelengkan kepalanya saat mendengar ucapan pria setengah mabuk itu.
"Ya, meskipun kau sudah hampir membuat rapat tadi pagi gagal." Ucap pria muda dengan tangan yang fokus mengemudikan mobil.
"Ya! kenapa kau masih membahasnya terus!" tangan besar pria setengah mabuk itu berhasil memukul kepala temannya yang baru saja berucap tentang kesalahannya tadi pagi. Yang dipukul pun hanya bisa meringis kesakitan tanpa bisa membalas karena tangannya sibuk dengan setir dan fokus pada jalanan.
Sedangkan pria lain yang berada di jok belakang hanya tersenyum kecil beberapa kali.
Suasana hening sesaat, hanya lagu Paramore yang mengalun mengisi ruang pada mobil tersebut. Sekitar sepuluh menit lagi ketiganya sudah akan sampai pada tempat tinggal mereka. Ya, sebentar lagi jika saja pria setengah mabuk itu tidak membuat ulah.
"Hun! Menepi sebentar! Cepat, cepat!"
"Ada apa sih?"
"Aku ingin muntah!"
Astaga...
"Tahan saja, sebentar lagi sampai!" kali ini seseorang yang berada di jok belakang bersuara.
"Aku tidak bisa menahannya!" ucap pria itu dengan tangan yang membekap mulutnya sendiri, pipinya sudah menggembung dan siap memuntahkan isi perutnya. Sedangkan si pengemudi bingung apa yang harus dilakukan, ia menatap was-was pada teman disampingnya ini. Takut jika mobil kesayangannya ini akan ternoda.
HOEKK!
Dan ketakutannya benar-benar terwujud, namun bukan hanya mobilnya yang terkena muntahan dari temannya itu tapi juga celana jeans yang ia kenakan.
"Astaga Chanyeol! Menyingkir dari pahaku!" ia benar-benar jijik dengan cairan kuning kecoklatan yang meluber di celana jeansnya dan mulai merasap menyentuh kulit pahanya. Belum lagi aroma khas muntahan yang begitu memuakkan. Tubuhnya merinding. Konsentrasinya benar-benar pecah, ia kalang kabut sendiri melihat kondisi tubuh dan mobil mahalnya itu. Panik, jijik, sebal, jijik, marah, jijik. Ah pokonya menjijikan sekali!
"Sehun, awas!" teriak pria yang berada di jok belakang untuk mengingatkan sang pengemudi ketika melihat siluet manusia tengah berlari ketengah jalanan dan berada tak jauh dari mobil mereka. Namun sepertinya terlambat.
BRAKK!
Moncong mobil putih tersebut sukses menghantam tubuh seseorang didepan sana hingga membuatnya terpental cukup jauh. Sedangkan Sehun segera membanting setir kearah kanan dan menabrak trotoar.
Berterimakasihlah pada seat belt. Berkat sabuk pengaman tersebut, kondisi fisik ketiga pria tampan didalamnya terlihat baik-baik saja.
"Apa aku baru saja menabrak seseorang?" ucap Sehun dengan tangan gemetaran mencengkeram setir mobil, matanya menatap lurus kedepan dan tak berkedip beberapa detik. Ia terlalu shock.
"Kurasa begitu" jawab temannya dari belakang. Ia juga masih terlalu terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.
"Aku masih ingin muntah"
Yang terakhir itu Chanyeol.
.
.
.
Sehun, Kris, dan Chanyeol pun segera turun dari mobil, mereka segera menghampiri seseorang yang tengah tergolek lemah dan tak bergerak sama sekali di tengah jalan.
Keberuntungan memang benar-benar berada dipihak mereka. Jalanan dekat tempat tinggal mereka saat ini tengah lenggang. Dan tak ada polisi yang tengah berpatroli.
"Apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus kita lakukan?! Aku menabrak orang!" ucap Sehun panik dengan menjambaki rambut coklatnya frustasi.
"Dia masih hidup" Kris tengah menyentuh pergelangan tangan si korban dan mengecek denyut nadinya.
Sedangkan Chanyeol masih belum sadar apa yang tengah mereka alami, ia masih sibuk memuntahkan isi perutnya di pinggir jalan.
"Kita bawa kerumah sakit!" ucap Kris sambil menggendong tubuh tak sadarkan diri tersebut kedalam mobil. Sehun pun segera menarik kerah baju Chanyeol dan mendorong tubuh jangkung itu masuk mobil.
"Cepat sehun! Kepala pria ini berdarah!" mendengar perintah dari Kris yang terdengar panik itu pun mebuat Sehun segera tancap gas menuju rumah sakit terdekat. Ia sudah tak peduli dengan muntahan Chanyeol dan bau memuakkan di dalam mobilnya. Sesekali mata tajam Sehun menatap kaca spion tengah mobilnya hanya untuk melihat bagaimana kondisi orang yang sudah ditabraknya, cahaya yang minim membuat ia tak bisa melihat dengan jelas wajah si korban. Dalam hati ia hanya bisa merapalkan do'a yang jarang sekali ia lakukan selama hidup. Ia hanya mengingat Tuhan di situasi genting macam ini. Dasar manusia.
.
.
.
Saat ini Kim Jongin tengah mendapatkan perawatan medis dari rumah sakiit. Oke, jadi pria yang ditabrak oleh Sehun tadi itu bernama Jongin dengan marga Kim. Ia berhasil mengetahui identitasnya saat Kris yang tadi menjaga pria itu di jok belakang mobil dengan sangat cerdas merogoh kantung celana si korban agar dapat mengelabuhi suster dengan mengatakan; tolong, temanku mengalami kecelakaan! Serta mempermudah proses registrasi.
Ketiganya tengah menunggu di depan ruang IGD, Chanyeol tengah terduduk lemas di kursi tunggu. Ia sudah cukup sadar untuk mengetahui kondisi mereka saat ini, dan keadaannya juga sudah lebih baik setelah suster memberikan minyak kayu putih untuk perutnya. Sedangkan Sehun dan Kris berjalan mondar-mandir di depan ruangan tersebut.
Kris menghentikan gerak kakinya dan berdiri dihadapan pria berwajah pucat yang sedari tadi menunduk.
"Sehun, apa kau tadi minum soju?" Kris tiba-tiba bertanya dengan kedua tangan yang memegang pundak kokoh Sehun.
"Ya, sedikit" ucap Sehun menatap kedua bola mata Kris yang saat ini terlihat serius bercampur takut.
Dan detik itu juga Kris segera mengusap wajahnya frustasi, ia jadi takut apabila polisi mengetahui hal ini dan mendapati pengemudinya mengkonsumsi alkohol saat menyetir. Maka, habislah Oh sehun.
Ia benar-benar takut, meskipun bukan dirinya yang menabrak tapi ia juga sudah terlibat. Dan Sehun itu temannya. Tidak mungkin ia tega membiarkan Sehun menerima hukumannya nanti.
Suara pintu terbuka menyadarkan ketiganya. Seorang dokter keluar dan melepaskan masker yang menutupi hampir separuh wajahny dan hanya menyisakan mata sipit berkacamata.
"Apa kalian keluarga dari pasien?"
"kami temannya!" ucap mereka bertiga kompak dan segera menghampiri sang dokter.
Dasar Park Wu Oh pembohong.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Kris sedikit menuntut.
"Pasien mengalami gegar otak ringan, pendarahan dikepalanya tidak terlalu parah. Namun saat ini pasien masih belum siuman, mungkin butuh beberapa waktu lagi"
"Apa dia koma?" tanya Chanyeol ngawur, dan sukses mendapat pukulan dikepalanya dari Sehun.
Dokter hanya tersenyum mendengar pertanyaan tersebut, lalu mulai menjelaskan kembali.
"Jika saya lihat, kondisinya tidak terlalu parah. Namun akan saya check keseluruhan untuk lebih pastinya, dan kita doakan saja yang terbaik untuk pasien agar lekas sadar. Saya permisi" ucap dokter tersebut dan berjalan meninggalkan ketiga pria yang masih sibuk dengan pikiran masing-masing.
.
.
.
Chanyeol dan Kris tengah tertidur di sofa kamar inap rumah sakit, tadi setelah mendapat perawatan darurat dari dokter, si korban Kim Jongin segera dipindahkan ke ruang inap dengan fasilitas VIP.
Sehun masih terjaga disamping tempat tidur Jongin, ia masih sibuk memikirkan apa yang akan terjadi nanti ketika pria yang tengah berbaring dengan perban yang melilit di kepalanya ini terbangun keesokkan harinya dan akan menuntut Sehun untuk dijebloskan kedalam penjara. Pasti ngeri sekali. Ia benar-benar tak sanggup membayangkan bagaimana nasibnya nanti. Di umurnya yang masih muda ini impian Oh Sehun masih banyak yang belum terwujud, masih banyak proyek-proyek besar yang ingin ia bangun, bahkan ia belum mendapatkan calon istri, ia juga belum merasakan bagaimana malam pertamanya nanti dengan orang yang ia cintai. Ia juga... kenapa Oh Sehun terengar akan segera mati?
Sehun menatap jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya. Pukul dua pagi dan ia sudah cukup mengantuk. Sehun pun memutuskan tidur di kursi samping ranjang pasien yang nyatanya sama sekali tidak terasa nyaman. Namun karena hari itu cukup membuatnya lelah dan menghabiskan tenaga kerja otaknya ia pun perlahan tersedot ke alam bawah sadarnya dan mulai mengarungi bunga tidurnya.
.
.
"Hun, ayo bangun!" Chanyeol menggoyang-goyangkan bahu lebar pria berkulit pale tersebut dan lenguhan segera teradengar dari bibir tipis sedikit pucat milik Sehun. Pria itu membuka matanya sedikit dan memberengut ketika sinar matahari menerpa wajahnya.
"Cuci muka sana! Aku sudah membelikan sarapan untuk kita bertiga"
Sehun menegakkan tubuhnya, punggungnya terasa pegal karena posisi tidur semalam yang tidak nyaman. Ia menatap wajah pucat yang masih setia menutup matanya itu dan terlihat begitu damai tertidur diatas ranjang rumah sakit.
Ternyata bukan mimpi.
Dengusan pelan dan senyum miring mengejek dirinya sendiri ia ciptakan, seolah menyadarkan Sehun tentang keadaan yang tengah ia hadapi saat ini.
"Namja itu terlihat manis" ucap Chanyeol tersenyum konyol sambil memasukan sepotong sandwitch dengan isi daging dan keju kedalam mulutnya. Ia mengunyah sambil menatap Jongin yang masih tak sadarkan diri.
Kris maupun Sehun hanya memutar bola matanya malas, bisa-bisanya Park Idiot Chanyeol berkata seperti itu di situasi seperti sekarang sedangkan dua temannya sedang sibuk berpikir mencari jalan keluar dari masalah kecelekaan tersebut. Apa ia masih mabuk?
Detik berikutnya mata besar Chanyeol itu terlihat semakin membola, ia menunjuk kearah Jongin. Dan berteriak heboh.
"Tangannya bergerak! Tangannya bergerak!"
Mendengar pekikan Chanyeol yang begitu rusuh, membuat Kris dan Sehun segera mendekat ke ranjang Jongin.
"Panggil Dokter, Yeol!" teriak Kris penuh perintah.
Chanyeol melemparkan sandwitchnya ke sembarang arah dan langsung melesat keluar mencari dokter.
Sedangkan Sehun terlihat begitu gamang, jantungnya bedetak tak karuan. Antara takut dan penasaran. Penasaran dengan namja yang ditabraknya dan takut akan nasibnya nanti.
Kedua kelopak mata itu mulai terbuka dan menampilkan mata bening yang begitu indah, berkedip perlahan untuk membiasakan pupil matanya menangkap cahaya sekitar. Visualnya menangkap dua sosok pria yang berada disamping kiri dan kanannya dengan ekspresi masing-masing yang sulit diartikan.
Ia mulai membuka suara yang entah kenapa terasa sulit dikeluarkan dan terdengar begitu serak.
"Kalian siapa?"
.
.
.
Keep or delete?
Buahahaha akhirnya saya bikin ff chaptered!
Ini saya masih galau mau bikin hunkai, kriskai, atau chankai? Ketiganya pair favorit saya!
Dan sebenernya agak ragu masukin mereka bertiga dalam satu cerita, maklum saya kan gadis labil (eaak, gak inget umur!) takutnya saya gak bisa bikin konflik buat mereka bertiga. Apalagi saya ini tergolong author yg gak suka konflik terlalu berat *lah
Wkk
So, wanna give some review?
Salam uke Kai!
Sincerely,
dearkimkai
