peterpan syndrome

Dalam kapel di jalan bernomor lima, sepasang iris lazuli memperhatikan gadis yang berstatus sebagai sahabatnya dari jauh.

Warn: OOCeverywhere, gaje, typo(s), rush, dsb. DLDR.

Disclaimer: Aoharu x Kikanjuu (c) NAOE

Peterpan Syndrome (c) BuzzG

Summary: Penyesalan terbesar seorang Masamune Matsuoka.

Namanya Hotaru Tachibana.

Pusat atensi hari ini.

Sang pencuri hati.

Sekaligus sang penghancur hati.

Gadis yang ia yakini berkelamin lelaki dahulu kala; kini berbalut gaun putih gading yang membuatnya bagai peri dalam kisah dongeng sebelum tidur. Begitu mempesona hingga Masamune tak sanggup mengalihkan pandangan sedetikpun.

Mirisnya, bukan Masamune yang mendampingi gadis itu di altar. Melainkan senior kepala hijaunya, Midori Nagamasa.

Masamune tahu. Seharusnya ia segera membuang undangan yang Hotaru berikan.

Namun ia tak bisa.

Jika ia tak hadir, pasti Hotaru akan sangat merasa kecewa padanya.

Dan di sinilah dia berada. Melihat gadis yang ia cinta diklaim oleh orang lain. Membiarkan hatinya hancur. Terjebak dalam memori masa lalu bersama Hotaru.

Sang pastur mulai bersuara, "Midori Nagamasa, apakah engkau bersedia menjadi suami dari Hotaru Tachibana, tetap bersama-sama dalam suka maupun duka, senang dan sakit, sampai maut memisahkan?"

"Aku bersedia." Midori menjawab tegas.

"Dan kau, Hotaru Tachibana—"

Tolong jangan katakan.

"—apakah engkau bersedia menjadi istri dari Midori Nagamasa, menemaninya dalam suka dan duka, senang dan sakit, hingga maut memisahkan?"

Jangan katakan janji suci yang membuatmu terikat dengannya.

"Aku..." ucapan Hotaru menggantung sesaat.

Jangan tinggalkan aku.

"Aku bersedia."

Dan Masamune hancur.

Terlebih saat kedua mempelai saling memagut bibir.

Jika saja waktu berhenti, Masamune akan membawa gadis impiannya pergi dari sini. Tetapi ia tak punya keberanian untuk melakukannya.

Terulang kembali. Masamune yang takut untuk meraih orang yang ia kasihi. Masamune yang hanya bisa melihat orang yang dikasihinya pergi.

Bibir Masamune mengucap selamat kepada kedua mempelai. Dengan terpaksa dan diiringi senyum palsu.

Midori membalasnya dengan senyuman dan tepukan di pundak Masamune.

Hotaru juga tersenyum, manis sekali. Senyuman secerah mentari. Senyuman yang Masamune harap menjadi miliknya.

"Kurasa selanjutnya adalah giliranmu, Matsuoka-san!" si gadis berujar riang.

Dan Masamune hanya bisa membalas dengan tawa palsu.

Ia tidak boleh menangis di sini. Ia harus tersenyum. Hotaru tidak boleh melihat air matanya.

Andai dirinya bisa mengulang waktu, Masamune akan mempercayai pengakuan Hotaru saat itu. Saat Hotaru berkata bahwa dirinya sesungguhnya adalah seorang gadis.

Namun apalah daya. Nasi sudah menjadi bubur. Semuanya terlambat. Waktu tak bisa diulang.

Dan dentingan bel sembunyikan suara remuknya hati Masamune Matsuoka.

FIN

A/N: Ha...ha...ha... Akhirnya bisa ngisi fandom ini.

Maafkan alurnya yang terlalu cepat. Saya ngetik ini saat dalam masa baper habis main undertale.

FF ini terinspirasi dari lagu peterpan syndrome dari BuzzG ft Hatsune Miku.

Mind to RnR?