TIK TOK TIK TOK
Suara jam besar yang berdiri kokoh terdengar nyaring membuat seorang gadis berusia sekitar 17 tahun berambut merah muda panjang yang digulung kedalam dengan sebuah tusuk konde berwarna merah dengan hiasan berbentuk bunga-bunga kecil yang serasi dengan Yukata berwarna merah dengan motif bunga sakura yang dikenakannya, ditambah obi berwarna merah yang melingkar manis dipinggannya membuatnya terlihat sangat cantik menolehkan kepala kearah jam. Di hembuskannya napasnya berat saat melihat jarum jam yang menunjukkan pukul 06.35 sore. Merasa bosan, diedarkannya pandangannya keseluruh taman tempat ia berdiri. Taman terlihat cukup sepi jika dibandingkan hari-hari biasanya, wajar saja karena tidak jauh dari taman sedang diadakan festival Musim Panas otomatis semua orang berbondong-bondong pergi ke festival sedangkan orang-orang yang masih ada ditaman kemungkinan sedang menunggu seseorang. Ya kemungkinan.
"Hana-Chan!" teriak seorang laki-laki berambut hitam berlari menghampiri seorang gadis berambut coklat yang berdiri tidak jauh dari gadis berambut merah muda.
"Kau terlambat Masaru-Kun" kata gadis berambut coklat kesal kepada laki-laki yang sepertinya kekasihnya itu.
"Maaf~" laki-laki itu meminta maaf sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada "Jalan saat festival benar-benar padat" lanjutnya.
"Baiklah, ayo cepat! Festivalnya sudah dimulai dari tadi" kata gadis berambut coklat sambil berjalan beriringan dengan laki-laki berambut hitam.
Gadis berambut merah muda hanya tersenyum melihat pasang itu. Tingkah mereka mengingatkannya pada kejadian satu tahun yang lalu, dimana di hari itu ia pergi ke festival dengan perasaan sangat terpaksa bersama laki-laki yang tidak lain adalah pacar barunya.
Ya, satu tahun yang lalu ditempat yang sama ia sedang menunggu laki-laki itu.
MIRACLE HANABI
Disclaimer © Masashi Kisimoto
Ranted: T
Gender: Romance, Tragedy
Warning: AT, AU, OOC, Gaje, EYD berantakan, Typo bertebaran dan Dead Charat
Story © Kimika ReiKyu
Pair: NaruSaku Slight SasuSaku
Don't Like, Don't Read!
FLASHBACK
Seorang gadis manis berambut merah mudah pendek sebahu dengan bandana berwarna merah dan mengenakan Yukata berwarna merah dengan motif bunga sakura sedang berdiri kesal menunggu seseorang sejak 15 menit yang lalu.
"Sakuraaa-Chan~" teriak suara cempreng dari kejauhan.
Merasa dipanggil gadis berambut merah muda yang bernama Sakura itu membalikkan badannya. Dari kejauhan Sakura dapat melihat seorang laki-laki tampan berambut pirang jabrik mengenakan kaos berwarna hijau dengan garis hitam disekitar leher yang dibalut dengan jaket berwarna orange yang cocok dengan celana jeans berwarna hitam yang ditambahkan dengan sepatu kets berwarna putih dengan garis-garis orange berlari kearahnya.
"Kau lama sekali Naruto-Baka" kata Sakura kesal kepada laki-laki bernama Naruto karena sudah membuatnya menunggu cukup lama.
"Maafkan aku Sakura-Chan" kata Naruto menyesal.
"Terserah! Makin cepat kita pergi maka makin cepat pula aku bisa pulang" ujar Sakura masih kesal sambil meninggalkan Naruto dibelakangnya.
"Uh, Sakura-Chan kau masih marah ya?" Naruto berlari mencoba mensejajarkan dirinya dengan Sakura.
"..."
"Sakura-chan maaf~. Jika sedang ada festival jalanan akan sangat padat" Naruto mencoba menjelaskan alasan keterlambatannya sambil memasang tampang imut kepada Sakura.
"Chi" Sakura mendesih melihat tampang Naruto, kalau sudah begini dia tidak mungkin bisa marah pada si bodoh itu.
"Ya ya ya" kata Sakura mengalihkan pandangannya dari Naruto.
"Kau baik sekali Sakura-Chan" Naruto tersenyum senang karena Sakura sudah mau memaafkannya.
Haruno Sakura adalah nama gadis berambut merah muda sedangkan laki-laki berambut pirang disampingnya adalah pacarnya Uzumaki Naruto. Hubungan mereka masih baru, sekitar 1 bulan mungkin? Entahlah Sakura tidak begitu ingat sejak kapan hubungan mereka dimulai. Sejujurnya Sakura masih bingung apakah mereka bisa dibilang pasangan, karena orang yang disukai Sakura bukanlah laki-laki disampingnya ini. Laki-laki yang disukai Sakura adalah si bungsu Uchiha, Uchiha Sasuke teman satu sekolahnya dan merupakan sahabat dekat dari Naruto. Sakura telah menyatakan perasaanya pada Sasuke yang sudah dipendamnya hampir 2 tahun ini tetapi sayang perasaan tulus Sakura ditolak mentah-mentah oleh sang pangeran sekolah. Pelarian, mungkin. Dan hari ini merupakan kencan pertama mereka setelah selama ini ajakan kencan Naruto ditolaknya dengan berbagai macam alasan dari yang masuk akal sampai yang tidak.
.
.
Naruto dan Sakura berjalan beriringan ditengah festival yang begitu ramai. Banyak kios-kios mainan, pernak-pernik dan juga kios makan kecil bertebaran mulai dari makanan ringan sampai makanan berat. Sakura terus menggerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan melihat keramaian orang-orang yang berlalu lalang, sedangkan di sebelahnya Naruto terus bercerita panjang lebar entah tentang apa karena Sakura tidak begitu mendengarkan perkataannya. Saat sedang asik-asiknya memandangi kios-kios perhatian Sakura tertarik pada sebuah kios pernak-pernik lucu yang membuatnya berhenti berjalan.
"Ada apa Sakura-Chan?" tanya Naruto penasaran karena tiba-tiba Sakura berhenti.
"..." Sakura tidak menjawab masih fokus dengan kios di depannya.
Naruto mengikuti arah pandang Sakura karena penasaran. Naruto bisa melihat sebuah kios pernak-pernik dengan orname entah apa yang berkilau-kilauan dengan cat berwarna merah muda di campur biru muda. Melihat itu Naruto hanya tersenyum dan menarik tangan Sakura berjalan kearah kios itu.
"Naruto?" teriak Sakura panik saat Naruto menarik tangannya.
"Ayo kita masuk kedalam Sakura-Chan!" Naruto hanya memperlihatkan cengiran khasnya sambil menunjuk kios pernak-pernik dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya masih digunakan untuk menarik tangan kiri Sakura.
"Selamat datang" sapa ramah wanita paruh baya penjaga toko kepada Naruto dan Sakura.
"Boleh kami melihat-lihat Oba-San?" tanya Naruto ramah pada penjaga tokoh.
"Ya tentu saja. Silahkan melihat-lihat" kata penjaga tokoh ramah dan mulai meninggalkan Naruto dan Sakura.
"Ehem~" dehem Sakura sambil menggoyang-goyangkan tangan kirinya yang masih digenggam Naruto.
"Ah! Maaf Sakura-Chan" Naruto panik melihat tangannya masih menggenggam tangan Sakura sambil memperlihatkan senyuman malu Naruto melepaskan genggaman tangannya pada Sakura.
Naruto dan Sakura berjalan berlawanan arah, Naruto ke kanan Sakura ke kiri. Sakura terus memperhatikan pernak-pernik seperti kalung, cincin, gelang, bandana, penjepit rambut dan hiasan rambut lainnya. Mata Sakura berbinar saat melihat sebuah tusuk konde berwarna merah dengan hiasan bunga-bunga kecil "Cantik" pikir Sakura sambil mengambil tusuk konde itu.
"ra... Sakura-Chan~" panggil Naruto yang tiba-tiba sudah ada dihadapan Sakura, yang sukses membuat Sakura terkejut dan langsung meletakan tusuk konde kembali ketempatnya.
"Ne.. kenapa diletakan kembali?" tanya Naruto sambil melihat tusuk konde yang dipegang Sakura tadi "Menurutku tusuk konde itu akan sangat cocok denganmu Sakura-Chan" tambah Naruto sambil memperlihatkan cengirannya.
"Aku tidak Suka" dusta Sakura dan mulai pergi keluar meninggalkan Naruto.
Naruto melangkahkan kakinya cepat, mencoba mensejajarkan dirinya dengan Sakura yang sudah lebih dulu keluar dari kios.
.
.
.
Naruto dan Sakura kembali berjalan beriringan yang hanya diisi dengan Naruto bercerita tentang kegiatan klub basket yang diikutinya, sedangkan Sakura masih tetap lebih tertarik pada kios-kios di kanan kirinya tanpa mempedulikan cerita Naruto.
BRUK
Tubuh Sakura termundur ke belakang saat tiba-tiba tanpa sengaja menabrak seseorang didepannya karena terlalu fokus pada kios-kios.
"HEY! KALAU JALAN PAKAI MATA, JANGAN PAKAI DENGKUL!" teriak sosok laki-laki yang terlihat seperti preman.
GLEK
"Ma-maaf" kata Sakura takut sambil membungkukkan tubuhnya 90 derajat.
"Hey! Kau manis juga nona" kata laki-laki yang ditabrak Sakura tadi.
"Ah, kau benar" ujar teman laki-laki itu yang berdiri tepat dibelakang laki-laki yang ditabrak Sakura sambil melirik Sakura dari atas sampai bawah. "Bagaimana kalau kau temani kami saja nona?" tanya laki-laki itu sambil memperlihatkan seringainya.
Tangan Sakura bergetar takut melihat seringai kedua laki-laki yang terlihat seperti preman dan membuat tubuh Sakura mundur selangkah kebelakang. Ditolehkan kepalanya kesamping berharap Naruto akan menolongnya tetapi sayang Naruto tidak ada disampingnya, laki-laki bodoh itu hilang disaat yang dibutuhkan.
"Bagaimana? Kau mau kan nona?" tanya laki-laki itu lagi.
"Ma-maaf, tapi aku bersama seseorang" tolak halus Sakura masih dengan tangan yang bergetar karena takut.
"Tinggalkan saja temanmu itu nona" kata laki-laki itu lagi sambil mencoba menarik Sakura paksa.
GREB!
Tangan laki-laki itu terhenti karena tiba-tiba tangannya ditahan oleh seseorang yang ternyata Naruto.
"Dia sudah bilang tidak mau kan?" kata Naruto dingin dengan penekanan pada kata tidak mau.
"Chi, siapa kau?" laki-laki itu kesal mendengar perkataan Naruto dan mencoba melepaskan genggaman Naruto "Jangan ikut campur!" tambah laki-laki itu.
"Tentu saja aku harus ikut campur" kata Naruto sambil menyeringai mendengar perkataan laki-laki itu.
"Kau- Ahhhh!" teriak sakit laki-laki itu saat tiba-tiba Naruto mengeratkan cengkramannya.
"Kau jangan pernah ganggu gadis ini lagi" kata Naruto dingin sambil menatap laki-laki yang wajahnya sudah pucat berdiri dibelakang laki-laki yang tangannya dicengkram Naruto kuat "Gadis ini MILIKKU" tambah Naruto semakin mengeratkan cengkramannya membuat laki-laki itu semakin berteriak kesakitan.
"Ahhh ma-maafkan kami" kata laki-laki itu sambil menahan sakit ditangannya.
Perlahan Naruto melepaskan cengkramannya. Tidak menunggu waktu lama kedua laki-laki itu berlari pergi meninggalkan Naruto dan Sakura saat cengkraman Naruto sudah benar-benar terlepas.
"Haa~" Naruto bernafas lega melihat kedua laki-laki itu pergi. Naruto sedikit tersentak kaget saat mengingat kondisi Sakura "Kau tidak apa-apakan Sakura-Chan?" tanya panik Naruto saat melihat tangan Sakura yang masih bergetar.
"Kau dari mana saja BODOH!?" Sakura berteriak marah mencoba menyalurkan kemarahannya pada Naruto yang dengan seenaknya meninggalkan dirinya sendirian.
"Maaf Sakura-Chan, tadi aku pergi membeli permen kapas ini" Naruto mengangkat tangan kanannya, menyodorkan segumpalan permen kapas berwarna merah muda kepada Sakura "Kupikir kau akan menyukainya Sakura-Chan" lanjut Naruto sambil memperlihatkan senyuman terpaksa pada Sakura.
Sakura tidak menjawab dia masih cukup terkejut dengan apa yang sudah terjadi, selain itu entah kenapa jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat dari biasanya ketika mengingat kejadian saat Naruto menolongnya.
DEG
Wajah Sakura sedikit merona mengingat ekspresi Naruto yang tiba-tiba berubah dingin, ia segera menggelengkan kepalanya berusaha menghilangkan pikiran konyolnya.
"Sakura-Chan kau kenapa?" tanya Naruto panik melihat rona merah diwajah Sakura "Apa ada yang terluka?" tambah Naruto.
Sakura hanya mampu menggelengkan kepalanya seolah berkata "Aku baik-baik saja" yang dibalas helaan napas lega dari Naruto.
"Syukurlah, ayo kita pergi Sakura-Chan!" ajak Naruto sambil tersenyum kearah Sakura.
.
.
.
Naruto dan Sakura meneruskan perjalanan mereka yang sempat tertunda. Kembali perjalanan mereka hanya diisi oleh cerita panjang Naruto dan Sakura masih sibuk memperhatikan kios-kios yang dilewatinya tetapi sesekali Sakura memberikan respon berupa jawaban atau gumaman atas cerita Naruto menandakan bahwa ia menyimak cerita Naruto.
"Ahh!" teriak Naruto tiba-tiba membuat Sakura menolehkan kepalanya cepat kesamping dimana Naruto berdiri.
"Ada apa Naruto?" tanya Sakura, terbesit perasaan khawatir muncul saat mendengar teriakan Naruto tadi.
"Lihat Sakura-Chan!" tunjuk Naruto pada sebuah kios permainan menangkap ikan emas "Aku ingin mencobanya Sakura-Chan" lanjut Naruto sambil nyengir kearah Sakura.
Sakura hanya bisa menghela napasnya melihat Naruto yang sudah berjalan tergesa-gesa meninggalkan dirinya sendiri "Dasar kekanak-kanakan" kata Sakura dalam hati melihat tingkah Naruto yang seperti anak kecil itu.
"Ji-San aku mau coba" kata Naruto riang kepada laki-laki paruh baya penjaga kios.
"Tentu saja" kata laki-laki—yang memakai pakaian serba hijau ketat berambut hitam dengan potongan model mangkok—bersemangat sambil memberikan sebuah benda yang mirip dengan saringan tetapi ukurannya lebih kecil dan terbuat dari kayu yang ditengah-tengahnya dipasang kertas putih yang tipis dan sebuah mangkok yang setengahnya telah terisi air.
Sakura ikut berjongkok disebelah Naruto setelah sebelumnya ditariknya ujung Yukata yang dikenakannya agar tidak kotor.
"Aku akan mendapatkannya untukmu Sakura-Chan" kata Naruto percaya diri yang hanya dibalas dengusan remeh oleh Sakura, tidak percaya Naruto akan berhasil menangkap ikan emas itu.
"Baiklah~" Naruto menggulung ujung lengan jaket yang dikenakannya sebatas siku agar tidak basah. Difokuskan padangannya pada ikan-ikan emas yang berenang ke kanan dan ke kiri mencoba menghindari saringan yang terbuat dari kertas.
Perlahan Naruto memasukan saringan kertas kedalam air dan mengarahkannya cepat agar bisa mendapatkan ikan emas yang terlihat kelelahan karena terus berenang.
SREET
BREEK (Suara kertas robek)
GAGAL
Jaring kertas yang digunakan Naruto terkoyak bagian tengahnya membuat ikan emas yang hampir ditangkapnya terlepas.
"Ah~ sedikit lagi" kata Naruto kesal karena percobaan pertamanya gagal "Ji-San aku mau coba lagi!" Naruto memandang kearah paman itu dengan semangat yang membara.
"Hahaha" paman itu hanya tertawa melihat tingkah Naruto tetapi diturutinya juga permintaan Naruto dan memberikannya saringan kertas kedua.
"Kali ini pasti berhasil" kata Naruto semangat dan mulai memasukan jaring kertasnya kedalam air.
SREET
BREEK
GAGAL
"Sial! Sedikit lagi. Ji-San sekali lagi!" Naruto masih tidak mau menyerah.
"Semangat yang bagus anak muda" ujar paman itu senang melihat semangat Naruto.
Naruto memasukkan kembali jaring kertas ketiganya kedalam air dengan penuh konsentrasi dan lebih lembut agar kertasnya tidak segera terkoyak.
SREEK
BREEK
GAGAL
"Huaa~" teriak Naruto frustasi karena pada percobaan ketiga masih juga gagal, tapi bukan Naruto namanya jika hanya karena itu langsung menyerah.
"Ji-San sekali lagi! Kali ini pasti berhasil" kata Naruto mantap.
"Kau benar-benar memiliki semangat masa muda yang membara" ujah paman itu senang sambil mengacungkan jempolnya memasang pose Mr. Nice Guy kearah Naruto dan memberikan saringan ke empat kepada Naruto.
Sakura yang berjongkok disebelah Naruto hanya bisa menghela napas berat melihat tingkah bodoh kekasihnya itu. Eh, kekasih?.
Naruto mengenggam erat saringan keempatnya bersiap menangkap ikan emas, ya kalau saja suara Sakura tidak mengagetkannya.
"Naruto?" panggil Sakura yang dari tadi hanya diam saja memperhatikan Naruto "Jika kau masih menggunakan cara yang sama maka hasilnya juga akan sama" kata Sakura sambil melihat kedalam air, dimana ikan-ikan emas masih sibuk berenang kesana kemari mencoba menyelamatkan diri mereka.
"Eh?" kata Naruto bingung tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Sakura.
"Haa~" Sakura menghelakan napasnya frustasi merutuki kebodohan Naruto "Jika kau menangkapnya menggunakan bagian tengah kertas maka sebelum ikan itu kau tangkap kertasnya akan lebih dulu robek" jelas Sakura.
Sedangkan Naruto masih memasang tampang tidak mengerti mendegarkan perkataan Sakura yang cukup lama dicerna otaknya.
"Jadi-" Sakura sengaja menggantungkan kalimatnya membiarkan Naruto mencerna perkataan sebelumnya "-coba kau tangkap ikannya dengan gerakan yang lebih cepat dan sedikit tekanan dari bawah agar ikan emas itu terlempar ke atas. Dan coba menggunakan bagian yang keras, seperti lingkaran kayu ini misalnya" lanjut Sakura sambil menunju lingkaran kayu.
"Maksud Sakura-Chan aku harus menggunakan bagian kayu ini, bukan bagian tengah kertas?" tanya Naruto sambil menunjuk kayu yang melingkari kertas.
"Ya" angguk Sakura membenarkan perkataan Naruto.
"Begitu ya"
"Sepertinya kau bukan gadis biasa nona, cara bicaramu seperti seorang profesional" kata paman itu kagum setelah mendengarkan penjelasan Sakura.
"Bu-bukan, aku hanya mencoba menganalisanya saja. Aku bahkan belum pernah melihat permainan ini" kata Sakura malu.
"Benarkah?" tanya paman itu tidak percaya dengan perkataan Sakura.
"Begitulah Ji-San, Sakura-Chan memang pintar dan ini memang festival pertamanya" kata Naruto membenarkan perkataan Sakura.
"Oh, festival pertama sekaligus kencan pertama ya?" tanya paman itu menggoda Naruto dan Sakura yang sukses membuat wajah keduanya memerah.
"Baiklah, ayo kita coba!" kata Naruto semangat.
Naruto melakukan saran dari Sakura, digerakannya saringan kertas dengan cepat langsung mengarah kepada salah satu ikan emas dan tidak lupa sedikit melempar ikan emas itu dari bawah menggunakan bagian kayu yang lebih keras agar ikan itu melompat kepermukaan akibat dorongan dari dalam air.
SRETT
PLUK
Ikan emas itu melompat kepermukaan dan berhasil masuk kedalam mangkok yang dipegang Naruto menggunakan tangan kirinya.
"Berhasil!" teriak Naruto senang melompat-lompat.
"Kau hebat anak muda. Kemarikan ikannya!" perintah paman itu kepada Naruto.
"Ini Ji-San" Naruto memberikan mangkok yang berisi ikan emas hasil tangkapannya kepada paman itu.
Ikan emas hasil tangkapan Naruto dimasukan kedalam kantong plastik berwarna putih yang sebelumnya sudah diisi dengan air dan udara.
"Ini nona" paman itu memberikan kantong plastik berisi ikan emas kepada Sakura.
"Terima kasih Ji-San" Sakura menerima kantong plastik itu sambil tersenyum ramah.
"Hehehe sudah aku bilangkan Sakura-Chan, aku pasti bisa mendapatkan ikan emas itu untukmu" Naruto melipat tangannya kebelakang kepala sambil memperlihatkan cengiran khasnya.
Sakura hanya memutar matanya bosan mendengar perkataan Naruto, bukankah karena saran darinya Naruto berhasil menangkap ikan.
Naruto dan Sakura kembali berjalan beriringan menikmati sisa festival. Naruto yang dasarnya tidak bisa diam terus berceloteh panjang, Sakura yang berdiri disebelahnya hanya bisa memberikan respon seadanya dan terkadang tertawa kecil mendengar cerita Naruto tentang teman-teman satu klubnya.
Tidak begitu jauh Sakura dapat melihat seorang anak laki-laki yang menarik paksa tangan seorang laki-laki yang terlihat lebih tua beberapa tahun darinya dengan tampang kesal.
"Onii-Chan ayo cepat!" rengek anak laki-laki yang sepertinya berusia sekitar 7 tahun.
"Pelan-pelan saja! kembang apinya masih akan dimulai 10 menit lagi" kata laki-laki itu kesal mendengar rengekan dari anak laki-laki yang merupakan adiknya.
"Jika kita tidak cepat-cepat tempatnya keburu penuh nii-Chan!" anak laki-laki itu tidak mau kalah ditariknya terus tangan kakaknya, membuat kakaknya mau tidak mau ikut berlari kecil menyamakan langkah kakinya dengan anak laki-laki yang berlari senang didepannya.
"Kembang api?" kata Sakura kecil yang lebih tepat dibilang bisikan.
Naruto yang berdiri tepat disebelah Sakura bisa cukup jelas mendengar bisikan kecil Sakura.
"Mau pergi kesana?" tawar Naruto.
"Eh?" Sakura yang tidak mengerti hanya bisa memasang tampang bingung yang terlihat sangat manis dimata Naruto, karena selama ini Naruto lebih sering melihat ekspresi kesal, acuh dan marah Sakura jika sudah berhadapan dengannya atau kadang-kadang dari jauh Naruto juga sering melihat ekspresi sedih Sakura.
"Maksudku, mau melihat kembang api?" ralat Naruto.
"Ehm.." Sakura terlihat berpikir sejenak menimbang-nimbang mau melihat kembang api atau tidak "..Kurasa pulang sedikit lebih malam tidak akan menjadi masalah" lanjut Sakura setelah mengambil keputusan untuk melihat kembang api, toh ini festival pertamanya sekalian saja diselesaikan sampai akhir.
"Ayo Sakura-Chan!" ajak Naruto berjalan terlebih dahulu.
"Ya"
~~MIRACLE HANABI~~
Dari jarak cukup jauh Sakura dapat melihat segerombolan orang memenuhi tempat yang mirip sebuah taman kecil untuk menonton pertunjukan kembang api.
Sakura mengerutkan alisan melihat keramaian itu. Dapat ditebak jika ia nekat pergi kesana pasti akan terasa sangat sesak karena semua orang yang ada disana saling berhimpit-himpitan. Tiba-tiba lamunan Sakura buyar saat melihat Naruto yang membelok kearah kanan yang dipenuhi pepohonan bukan lurus kedepan menuju kearah keramaian.
"Naruto?" panggil Sakura "Bukankah kembang apinya ke arah situ!" tunjuk Sakura kearah keramaian.
"Kalau kesana kau bisa terjepit dilautan manusia itu Sakura-Chan"
"Aku punya tempat rahasia, ikuti aku!" ajak Naruto yang mulai kembali berjalan kearah pepohonan.
Mau tak mau Sakura mengikuti Naruto dari belakang sambil menghela napas berat tidak mengerti dengan jalan pikir laki-laki itu.
Jalan yang dilewati Sakura sangat gelap walau dibantu penerangan dari cahaya bulan tetapi suasana masih cukup gelap dikarena cahaya bulan tidak bisa sepenuhnya masuk, terhalang oleh dedaunan yang rimbun. Satu-satunya hal yang bisa dilihat Sakura hanya punggung lebar Naruto yang berjalan didepannya.
Entah kenapa walau Sakura tidak bisa melihat dengan jelas tetapi ia merasa aman hanya dengan melihat punggung didepannya. Begitu lebar dan tegap seakan-akan selalu siap melindunginya.
Wajah Sakura sedikit merona menyadari pemikiran bodohnya dan sibuk menggeleng-gelengkan kepala berusaha membuang jauh-jauh pikiran itu sehingga tidak menyadari ada akar pohon yang melintang dibawah kakinya membuat Sakura hampir saja terjatuh.
"KYAA!" teriak Sakura panik.
HAP
Untunglah Naruto dengan sigap menangkap dan langsung memeluk tumbuh Sakura yang hampir jatuh, ada gunanya juga dia mengikuti klub basket.
ZRAAST
Angin berhembus menerpa wajah Naruto dan Sakura yang kini jarak wajahnya begitu dekat bahkan sampai dekatnya mereka bisa merasakan hembusan hangat napas masing-masing. Blue Sappir dan Emerald saling memperlihatkan pesona mengikat dalam indahnya binar cahaya dari mata mereka.
"Na-naruto?" panggil Sakura saat sudah terlepas dari pesona Naruto.
"Eh!?" Naruto masih belum bisa sadar sepenuhnya dari pesona sang Emerald.
"Bisakah kau lepaskan aku Naruto!?" ulang Sakura.
"A-ah ya! Tentu saja" dengan gugup Naruto melepaskan Sakura dari pelukannya.
"Terima kasih" lanjut Sakura.
GREB
Naruto menggenggam erat tangan kanan Sakura menuntunnya untuk berjalan beriringan dengannya. Sakura cukup terkejut dengan reaksi Naruto yang tiba-tiba tapi entahlah tak ada niat untuk melepas genggaman hangat di tangan kanannya.
"A-aku tidak ingin kau terjatuh lagi Sakura-Chan" dengan raut wajah memerah dan suara yang bergetar gugup Naruto menarik tangan Sakura.
Sakura tersenyum mendengar perkataan Naruto, dadanya terasa hangat saat Naruto mengatakannya dan rasanya seperti ada kupu-kupu yang terbang menggelitik perutnya.
Naruto dan Sakura hanya berjalan dalam diam saling menyembunyikan rona merah di wajah masing-masing, jalan yang semula gelap entah kenapa terasa begitu terang seakan jalan yang mereka lewati di sinari lampu jalan.
"Kita sudah sampai Sakura-Chan" perkataan Naruto menyadarkan Sakura dari lamunannya dan terkejut dengan apa yang terlihat di depannya.
Sebuah tempat yang terlihat seperti taman kecil dengan sebuah bangku taman berbentuk persegi panjang yang berada ditengah-tengah menghadap kearah pemandangan kota yang terhampar luas, tidak jauh dari sana ada pagar yang terbuat dari besi yang berdiri kokoh setinggi perut orang dewasa.
Naruto dan Sakura berjalan kedepan menghadap pemandangan kota Konoha saat malam "Indah" hanya kata-kata itu yang terngiang dikepala Sakura melihat pemandangan didepannya, kota Konoha yang begitu indah di hiasi lampu-lampu yang berkelap-kelip seperti bintang dan diatasnya langit malam yang gelap dihiasi bintang dan bulan terlihat begitu luas seakan-akan dari tempatnya berdiri Sakura bisa melihat ujung dari langit.
"Emh, Sakura-Chan" panggil Naruto sambil melepaskan genggaman tangannya dari Sakura "bagaimana kalau kita duduk di situ?" tunjuk Naruto kearah bangku persegi panjang yang berada di dekat mereka.
Sakura mengangguk setuju dan mengikuti langkah Naruto, sesaat tadi ada perasaan kosong dihati Sakura saat Naruto melepaskan genggaman tangannya tetapi ditepisnya jauh-jauh perasaan itu.
Sakura mendudukkan dirinya disebelah kiri Naruto dan kembali menikmati pemandangan kota Konoha dimalam hari yang begitu indah.
"Sakura-Chan?" panggil Naruto lagi masih tidak melepaskan pandangannya dari kota Konoha membuat Sakura menolehkan kepalanya kekanan menghadap kearah Naruto.
"Kau percaya keajaiban?" tanya Naruto "Ada legenda yang mengatakan, jika kau berdoa pada saat kembang api festival musim panas dinyalakan maka permohonanmu akan terkabul" lanjut Naruto.
Sakura hanya mendengus mendengar penuturan Naruto tentang legenda yang terdengar bodoh ditelinganya.
"Itu semua hanya omong kosong" jawab Sakura sambil mengalihkan kembali kepalanya menghadap kedepan "Omong kosong yang dibuat untuk menarik minat masyarakat" tambah Sakura.
"Tapi, aku percaya Sakura-Chan" ucap Naruto pelan "Karena aku sendiri sudah membuktikannya" Naruto tersenyum penuh arti.
"..."
"Kau tau Sakura-Chan, hampir setiap tahun aku selalu pergi ke festival ini" Naruto mulai menceritakan ceritanya kepada Sakura saat tidak mendengarkan jawaban dari gadis disebelahnya.
"Dulu saat masih kecil aku sering pergi bersama Too-Chan dan Kaa-Chan" Naruto tersenyum membayangkan dirinya yang masih kecil pergi ke festival bersama kedua orang tuanya.
"Dan setelah masuk sekolah aku mulai pergi bersama teman-teman yang lain Shikamaru, Choji, kiba, Shino dan.. " Naruto menggantungkan kalimatnya, diliriknya sebentar Sakura yang duduk di sebelahnya ".. Sasuke" lanjut Naruto sambil memperhatikan ekspresi Sakura, Naruto takut melukai hati Gadis yang dicintainya saat menyebutkan nama laki-laki yang di sukai gadis musim semi itu.
Hanya saja tak ada respon yang berarti dari Sakura. Sakura sendiri cukup terkejut, biasanya setiap mendengar nama Sasuke dadanya akan terasa sesak, tapi kali ini tak ada perasaan sedih sedikit pun.
"Setiap melihat kembang api aku selalu berdoa, semoga suatu saat bisa melihat kembang api bersama orang yang aku sukai" mendengar penuturan Naruto membuat Sakura memutar kepalanya ke kanan mencoba mencari kebohongan dari raut wajah Naruto, namun hasilnya nihil.
"Dan semenjak satu tahun yang lalu doaku berubah..." Naruto menggantungkan kalimatnya, ditolehkannya kepalanya kesamping memandang Emerald Sakura dalam-dalam "Semoga tahun depan aku bisa melihat kembang api bersama Sakura-Chan" lanjut Naruto sambil tersenyum malu dan mengaruk-garuk tengkuk kepalanya yang tidak gatal.
BLUSH
Wajah Sakura memerah total karena malu mendengar perkataan Naruto tapi dilain sisi ada perasaan bahagia.
SYUUT
DUARR!
Naruto dan Sakura menolehkan kepala mereka ke depan mendengar suara seperti ledakan.
Pertunjukan kembang apinya sudah dimulai ternyata. Untuk sesaat Naruto dan Sakura terpaku melihat kembang api yang begitu indah.
GREB
Sakura kembali menolehkan kepalanya ke samping saat merasa tangan hangat dan besar Naruto menggenggam tangan munyilnya.
SYUUT SYUUT SYUUT
"Aku mencintaimu Sakura-Chan" kata Naruto balik menatap Sakura dalam, tak ada sedikitpun nada bercanda dari perkataan Naruto.
DUARR DUARR DUARR!
Sakura hanya diam walau suara kembang api begitu keras tetapi Sakura dapat dengan jelas mendengar perkataan Naruto. Ini bukan kali pertama Naruto menyatakan perasaannya, toh mereka sudah pacaran sekitar satu bulan tentu saja Naruto sering mengatakan hal-hal semacam itu dan hanya ditanggapi acuh tak acuh oleh Sakura. Tetapi kali ini berbeda perkataan Naruto yang dulu hanya dianggap Sakura sebagai angin lalu kini berhasil mengetarkan hatinya.
"A-aku.." Suara Sakura tercekat ditenggorokannya, rasanya begitu sulit mengatakannya "Aku juga mencintaimu Naruto" akhirnya kata-kata itu keluar juga.
GREB
Mata Sakura membulat, tiba-tiba Naruto memeluknya erat. Sampai terkejutnya, Sakura hanya bisa diam dalam pelukan Naruto.
"Terima kasih Kami-Sama, akhirnya perasaanku tersampaikan" ujar Naruto bahagia, setelah sekian lama mencintai gadis yang dipeluknya akhirnya perasaannya benar-benar terbalas.
Sakura hanya bisa tersenyum bahagia dan membalas pelukan Naruto, kali ini dia akan belajar untuk membalas perasaan Naruto tidak akan lagi mengacuhkan laki-laki yang begitu mencintainya.
Suara kembang api sudah tidak terdengar lagi menandakan pertunjukannya telah selesai.
Naruto melepaskan pelukannya dan tersenyum senang pada Sakura dan dibalas senyuman hangat oleh Sakura.
"Ayo kita pulang Sakura-Chan!" Naruto mulai berdiri dari posisi duduknya di ikuti oleh Sakura.
"Ah!" Naruto teringat akan sesuatu dan mulai merogo kantung jaket yang dikenakannya. Dikeluarkannya sebuah kotak berbentuk persegi panjang berwarna coklat dan diberikannya kepada Sakura.
"Naruto, ini?" mata Sakura berbinar senang saat melihat isi kotak, diangkatnya benda yang berbentuk persegi panjang berwarna merah dengan hiasan bunga-bunga kecil yang tidak lain adalah tusuk konde yang dilihatnya tadi di kios pernak-pernik.
"Tahun depan kita datang lagi, dan aku ingin Sakura-Chan menggunakan tusuk konde itu" kata Naruto sambil memperlihatkan cengiran khasnya.
"Ya" Sakura balik tersenyum kearah Naruto, dipeluknya didepan dada tusuk konde pemberian Naruto. Sepertinya mulai tahun depan festival musim panas akan dimasukannya kedalam agenda kegiatan Sakura.
END FLASHBACK
Gadis berambut Merah muda —yang ternyata bernama Sakura— mengusap tusuk konde berwarna merah yang menghiasi rambut indahnya sambil tersenyum manis mengingat kejadian satu tahun lalu, kencan pertamanya dengan sang kekasih tercinta.
TENG TENT TENG
Suara dentang jam terdengar nyaring mengema ke seluruh taman, ditolehkannya kepalanya menghadap jam yang kini sudah menunjukan pukul 07.00. Ternyata ia cukup menikmati lamunannya sehingga tidak menyadari sudah hampir tidak ada orang lagi di taman, kelihatannya mereka sudah pergi ke festival yang sudah di mulai dari tadi.
Dihembuskan napasnya dan dengan berat hati dilangkahkannya kaki jenjangnya meninggalkan taman.
.
.
Tidak banyak berubah itulah kalimat yang pertama diucapkan Sakura saat mulai memasukan area festival. Keramaiannya, kios-kios yang berjejer rapi tetap sama hanya ada beberapa kios tambahan yang di yakini Sakura belum ada satu tahun yang lalu.
Langka Sakura terhenti di depan penjual permen kapas, sebesit ingatan satu tahun yang lalu tiba-tiba teringat.
"Maaf Sakura-Chan, tadi aku pergi membeli permen kapas ini"
"Kupikir kau akan menyukainya Sakura-Chan"
Senyuman Sakura mengembang mengingat tampang bersalah Naruto, si bodoh itu selalu melakukan sesuatu yang tidak di duga-duga.
"Permen kapas nona manis?" tawar penjual permen kapas kepada Sakura yang berhenti tepat di depan kiosnya.
"Ya, aku beli satu"
"Satu permen kapas manis untuk nona manis" goda penjual permen kapas yang dibalas senyum manis Sakura sambil menerima segumpal permen kapas berwarna merah muda dan memberikan beberapa lembar Ryo kepada penjual.
"Terima Kasih" Sakura mulai melangkahkan kakinya menjauhi kios penjual permen kapas tanpa sadar kaki Sakura melangkah dan berhenti tepat di sebuah kios pernak pernik yang berkilauan yang di cat warna merah muda di campur warna biru muda.
"tempat ini" batin Sakura sambil memegang tusuk konde di atas kepalanya. Ya, kios penjual pernak-pernik yang di datangi Sakura bersama kekasihnya satu tahun yang lalu dan tusuk konde di kepalanya adalah hadiah yang diberikan si bodoh.
"Menurutku tusuk konde itu akan sangat cocok denganmu Sakura-Chan"
"Tahun depan kita datang lagi, dan aku ingin Sakura-Chan menggunakan tusuk konde itu"
Ah, ingatan itu muncul lagi seolah-olah mengikuti kemana pun ia pergi tapi Sakura sendiri tidak menampik bahwa ia menyukai saat bahagia bersama kekasihnya.
Sakura kembali melangkahkan kakinya meninggalkan kios pernak-pernik itu. Pandangan Sakura terus ditolehkannya ke kanak dan ke kiri melihat kios-kios yang berjejer rapi di kiri kanannya tidak memperdulikan tatapan memuja para laki-laki yang melihat kecantikan Sakura, entahlah Sakura tidak tau atau pura-pura tidak tau.
"Ah sial!"
Teriakkan cukup keras dapat dengan jelas di dengar Sakura yang berada tidak begitu jauh dari asal teriakan. Di edarkannya pandangannya mencari sumber keributan yang ternyata berasal dari seorang anak laki-laki berambut coklat jabrik yang terlihat sangat kesal.
Anak laki-laki itu berjongkok di depan sebuah kolam kecil yang terbuat dari kayu berbentuk persegi panjang, ditangan kanannya tergenggam sebuah saringan yang ditengah-tengahnya terbuat dari kertas putih tipis yang terkoyak tengahnya.
"Aku akan mendapatkannya untukmu Sakura-Chan"
Ingatan itu seperti film hitam putih yang diputar berulang-ulang di kepala Sakura, sesaat Sakura benar-benar terlarut dalam kenangan masa lalunya kalau saja tidak ada teriak nyaring.
"Aku mau coba lagi Kaa-Chan!" teriak memelas anak laki-laki itu pada wanita disampingnya.
"Ini sudah malam, kita harus segera pulang Konohamaru-Kun" jawab tegas seorang wanita yang berdiri di sebelah anak laki-laki berambut coklat jabrik dan mulai berjalan menjauh meninggalkan kios permainan itu sambil menarik tangan anaknya.
Sakura melangkahkan kakinya mendekati kios permainan menangkap ikan emas dam mulai berjongkok di depan kolan ikan.
"Boleh saya coba Ji-San?" tanya Sakura pada paman yang berpakaian serba hijau ketat dengan rambut hitam mangkok, tidak berubah sama sekali.
"Tentu sa-" perkataan paman itu terhenti saat melihat siapa yang berjongkok di depannya.
"Ah! gadis permen kapas kau makin manis saja" ujarnya kaget melihat Sakura, gadis yang dilihatnya satu tahun yang lalu sambil memberikan sebuah saringan kertas dan mangkok kepada Sakura.
Sakura hanya tersenyum dan menerima benda yang di sodorkan padanya.
"Nona kemana bocah jabrik yang bersemangat itu? Apa dia tidak datang?" tanya paman itu bertubi-tubi melihat Sakura datang seorang diri.
"..."
"Jangan bilang kalian sedang bertengkar?" merasa pertanyaan tidak dihiraukan muncul pemikiran yang tidak-tidak melihat raut wajah Sakura yang terlihat sedih.
"Ah kalian tidak mungkin putus, kan?" tanya paman itu lagi merasa di acuhkan Sakura yang tidak juga menjawab pertanyaannya.
"Tidak" suara Sakura terdengar bergetar, matanya terasa panas air telah menggenang dipelupuk matanya sudah siap untuk jatuh.
"Dia-" Sakura menggulung lengan Yukata yang di gunakannya agar tidak basah dan mulai memasukan saringan kertas kedalam air.
SREET
BREEK
Jaring yang di gunakan Sakura terkoyak ikan emas yang hampir di dapatkannya berhasil kabur.
TES
"-sudah meninggal"
Hai! salam kenal, namaku Kimika ReiKyu (_ _)
Saya ucapkan terima kasih kepada para Reader-Sama yang sudah menyempatkan diri untuk membaca Fict perdana saya yang masih jauh dari kata sempurna terutama masalah Typo. Ide dasar Fict ini terinpirasi dari salah satu Manga yang saya baca (lupa judulnya) jadi jika Reader-Sama ada yang merasa tidak asing lagi itu murni kesengajaan yang tidak disengaja(?) tapi pengembangan ceritanya murni milik saya.
Saya harap Reader-Sama yang sudah mampir bersedia untuk meninggalkan jejaknya berupa Review, masukan, saranan, dan juga Flame (terutama yang membangun) karena semua itu akan menjadi penyemangat bagi saya.
Hormat saya,
Kimika ReiKyu
