Summary: Serangan di konoha membebaskan perasaan hinata yang terpendam. Namun itu malah membawanya pada keadaan hidup dan mati, berkat itu Naruto menjadi tau dan mulai membuka perasaannya, namun ada seseorangyang tidak suka dan menjadi penghalang hubungan mereka. Divergence/Based on Episode 164-167 NS/RnR.

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Warning: Canon/Divergence/OOC/Typos yang bertebaran. Dll

A/N: Fic ini aku persembahin buat Kazuto21, Mitsu Rui, Hyuna Uzuhi. Makasih Reviewnya ^_^ berkat kalian aku jadi semangat bikin Fic Naruhina lagi. cerita ini di adaptasi dari Episode 164 -167. Ini merupakan Sequel dari Fic He is Myhero, sungguh aku gak ada niat bikin sequelnya lo, ini terjadi begitu saja. O, yah anggap aja lagi baca nyimak plot Naruto asli. Soalnya ini memang kutipan. Hehe dasar Author gak bermodal, tapi ada kok adegan tambahan dariku juga. soalnya aku pengen ceritaku ini benar-benar seperti nyata di dunia Naruto. Aku paling suka Fic jenis Canon.

-Happy Reading-

Serangan Di konoha.

Konoha porak poranda, semua bangunan rata dengan tanah. Banyak jiwa melayang sia-sia. Yang tersisa hanya monument patung Hokage yang masih berdiri dengan gagahnya. Hanya dengan satu serangan konoha telah luluh lantah, bahkan Shinobi elet konoha yang kekuatannya di akui beberapa desa ninja meninggal hanya dengan beberapa serangan, dia adalah ninja pengkopi, Hatake kakashi.

Sang Hokage yang berkewajiban melindungi desa sudah tidak berdaya lagi, cakranya sudah habis untuk menolong semua warga desa yang masih sempat diselamatkan dengan mengorbankan kemudaannya. Demi warga desa apapun rela, meski umur berkurang karena sudah menjadi kewajiban seorang pemimpin untuk melindungi warga desanya.

Sang tersangka utama dalam penyerangan ini kini sedang bertarung dengan murid seperguruannya, sejak pertama datang yang dia cari adalah jinchuriki kyuubi, dia banyak membunuh warga desa jika yang dimaksudkan tidak tau keberadaan seseorang yang dicarinya.

Tapi kini dia berhasil menemukan keberadaannya dari seorang Jounin Medis terkemuka, Shizune, itu juga karena pikirannya dibaca paksa. berkat itu Shizune meninggal, rohnya di cabut paksa dari tubuhnya.

Saat ini pertarungan antara pain dan naruto sedang berlangsung begitu sengit, semua orang tampak cemas jika sesuatu terjadi. Pasalnya orang yang mereka lindungi justru berbalik melindungi mereka. ini tindakan bodoh yang tidak bisa diterima.

"Tidak ada waktu untuk bermain-main lagi! Akan kuselesaikan dengan jutsu baruku." Seringai Naruto tajam dalam mode sennin. Sebentar lagi akan terjadi pertarungan yang lebih sengit dari sebelumnya. naruto sudah menyiapkan ancang-ancang untuk menyerang.

"Kagebunshin no jutsu." Plooff asap menyelubungi perubahahan Naruto. 2 bunshin langsung terbentuk dalam mode sennin.

Pain tendo yang melihat itu, sedikit terkejut. Terkejut bukan dengan jutsu yang terbentuk barusan. Melainkan kesamaan Naruto dengan sang guru. Naruto telah menjadi seorang Sennin dan telah berhasil menguasai jutsunya.

"Aku tidak mengira, kau bisa menjadi seorang Sennin dan mampu menguasai jutsu yang sama dengan guru jiraiya."

"Guru, Jiraiya?"

Naruto sedikit terkejut mendengar guru yang selama 3 tahun mendidiknya di sebut. Apa sebenarnya hubungan Pain dan gurunya? kenapa dia sampai tau bahkan sampai jutsu yang ia gunakan.

"Aku juga belajar dari jiraiya, Dia pernah menjadi guruku yang mengakui kita sebagai murid didiknya. Dengan memiliki guru yang sama, kau dan aku seharusnya mengerti satu sama lain. Guru kita menginginkan adanya perdamaian" jelas Pain seperti ingin menekan Naruto.

"Hentikan omong kosongmu itu !" Sergah Naruto galak, ia tidak percaya akan bertarung dengan teman seperguruannya. Ini hal yang tidak terduga, meski ia menginginkan perdamaian yang sama dengan gurunya. Tapi cara yang di gunakan salah, perdamaian tercipta bukan dari kebencian melainkan dari sebuah ikatan kasih untuk saling memahami satu sama lain.

Kemudian dari tangan kanannya segera tercipta suatu jutsu yang dikenal bernama Futon: rasen shuriken. Jutsu ini amat berbahaya karena akan berdampak buruk bagi si pengguna.

Sakura yang menyadari itu segera berteriak sekencang-kencangnya memangilkan nama Naruto. Orang-orang hanya bisa melihatnya dari jauh, tidak ada dari mereka untuk menolong, bila ingin menolongpun itu akan sia-sia, Naruto sudah memerintahkan orang-orang untuk tidak ikut campur.

Naruto benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Pain, Pain menggapkan bahwa rasa cinta dan kasih sayang akan menuntun pada kebencian, justru yang pain lakukan ini malah menambah rasa kebencian di dunia ini. jika cinta di tuntun pada jalan yang benar maka akan melahirkan ikatan kasih sayang serta cinta suci lalu akan membimbing kita pada perdaimaan yang hakiki.

"kau tidak tau arti sebenarnya dari perdamaian, jadi bergabunglah bersama yang lain, kematianmu akan mengarahkan pada perdamaian" jelas pain tendo

"Sudah kubilang,Hentikan omong kosongmu itu.!"

Suingg Naruto segera melemparkan jutsunya kearah para Pain. Jutsu seperti putaran bola shuriken, serangan itu berhasil membuat mereka berpencar bahkan satu dari mereka berhasil terjerat. Jutsu itu membuat petapa katak keheranan, ini kali pertama mereka melihatnya. sungguh cakra yang amat besar.

Melihat temannya terjerat segera satu pain berwajah cantik melakukan jutsu pemanggil binatang.

"Kuchiyose no jutsu." Ploof munculah burung raksasa yang besarnya melebihi pohon, hampir mirip burung dinosaurus. Dengan cepat Naruto segera melompatinya. Lalu mendarat sempurna di tanah bersamaan dengan serangan kejut dari serangan Futon: rasenshuriken yang masih berlanjut. Ini kali pertama pain di sudutkan.

Serangan itu sukses meninggalkan jejak, berupa partikel debu yang menyelubungi sebagian konoha serta getaran tanah yang terasa hingga berkilo meter.

Semua orang kaget merasakan getaran yang cukup keras. Mereka keheranan dan banyak yang bertanya, apa ini, apa yang terjadi. lalu nona katsuyu, binatang kuchiyose Tsunade menjelaskan akar permasalah yang terjadi. karena saksi utama pertarungan memang nona katsuyu karena satu darinya, menepel di tubuh naruto untuk mengimpormasikan seberapa jauh kekuatan pain serta jutsu yang mereka gunakan, informasi ini berkat kakashi dengan mempertaruhkan nyawa.

Berkat itu semua orang jadi tau, ledakan dan debu ini berasal dari pertarungan Naruto dan Pain.

"Itu Naurto, Dia berhasil menguasai senjutsu dan sekarang tengah bertarung melawan pain sendirian." Jelas Nona katsuyu.

"Apa!" shikamaru kaget, ia harus secepatnya bertindak. Namun Uhhh kakinya terluka, akibat terkena reruntuhan bangunan. "Sial, Kakiku." Ia sangat meruntuki kaki yang terluka, ini tindakan bodoh, dia melawan pain seorang diri sama saja dengan menantang nyawa, pain benar-benar berbeda dari anggota akatsuki lain, dia benar-benar kuat, serangannya dapat mengintegral seluruh wilayah, kekuatannya tidak bisa di prediksikan, tidak seperti hidan atau kakuzu yang pernah shikamaru tarung. Itu yang sedang dipikirkan shikamaru.

"Kumohon anda tetap disini. Naruto meminta kita untuk tidak ikut campur" jelas nona katsuyu untuk mencegah shikamaru menolong Naruto.

"Bodoh, dia selalu percaya diri sekali, lihatlah apa yang dilakukan pada desa ini! tidak ada yang bisa kita lakukan sekarang."

Tapi perkataan Shikamaru segera di potong ayahnya, Shikaku.

"jika dia telah berhasil menguasai senjutsu, itu artinya sudah berada di level yang berbeda dengan kita, tetap menjauh dari sana adalah kerjasama tim terbaik yang bisa kita lakukan. istirahatlah, Shikamaru" mendengar penuturan ayahnya, shikamaru tidak bisa berbuat apa-apa lagi. "sial!" shikamaru meruntuki dirinya yang lemah.

Begitu juga di beberapa tempat di konoha, seperti di bekas pertarungan kakashi. Disana terlihat Chouji menangis karena ayahnya tidak sadarkan diri serta keadaan kakashi-sensei yang sudah meninggal. Chouji amat menyesali perbuatannya yang kurang cakap menolong guru dan ayahnya.

Namun saat itu chouji merasakan getaran serta ledakan, setelah di beri tau nona katsuyu yang ternyata itu dari Naruto. Chouji dan orang-orang disana nampak kaget, dia bertarung sendirian, itu sangat berbahaya.

Sementara tempat reruntuhan Hinata. Hinata sedang mengobati Ko' pengawal setia yang tangannya sedang terluka.

"Tanganmu terluka Ko', biar ku obati" Tawar hinata yang melihat ko' sedang memegangi tangannya. awalnya kok yang mengkhawatirkan keadaan Hinata, namun kini malah berbalik, hinatalh mengkhawatirkan ko'. Hinata memang tidak terluka untuk saat ini. tapi mungkin akan sekarat di kemudian hari.

"jika sesuatu terjadi pada Anda selama Tuan Hiashi dan nona Hanabi tidak ada. Aku tidak dapat memaafkan diriku sendiri. Anda tidak seharusnya memperhatikan saya" Namun dialah hinata yang berhati lembut, dia tidak akan tega melihat seseorang di hadapannya terluka.

"Tapi aku harus melakukannya, jika semua orang terluka saat kepala keluarga mereka sedang pergi, aku bisa menjadi sasaran kemarahan mereka" Hinata merongoh sesuatu di sakunya, berupa kain medis lalu segera melilitkannya pada tangan sikut ko' yang terluka. Ko' tidak bisa berbuat apapun lagi mendengar penuturan hinata, hanya bisa bergumam 'nona hinata' karena kebaikan dan ketulusan nonanya ini.

Setelah mengobati Ko'. Mata hinata segera berkeliling, bangunan di sekitarnya benar-benar sudah hancur dan sudah rata dengan tanah. Orang yang melakukan ini pasti bukan orang yang sembarang.

Pada jarak yang jauh terdengar dentuman keras, membuat mata hinata serta merta berubah ke mode Byakugan untuk menelaah ke sumber dentuman. Tiba-tiba hatinya sedikit tertusuk, serta nafasnya meningkat. Apa mungkin yang dilihatnya ini memang benar dia atau orang lain. Tapi kenapa perasaannya begitu Hinata benar-benar sangat khawatir, dia takut sang pahlawannya terluka.

"Tidak salah lagi, itu pasti Naruto."

Ko' ikut memasikan dengan byakugannya, dan itu semakin meningkatkan rasa khawatir Hinata.

.

.

Hinata Pov

Benarkah dia, kenapa dia seorang diri disana,Kemana yang lain. Aku benar-benar mencemasmu, Naruto-kun. Bagaimanpun kau harus tetap hidup, karena kau belum mewujudkan cita-citamu untuk menjadi Hokage yang keberadaannya di akui.

Aku tidak bisa membiarkan dia bertarung seorang diri, aku harus menolongnya. Meski dengan kemampuanku yang lemah aku harap aku bisa sedikit membantu. Yah bagaimanapun aku harus kesana menolongnya.

Tanpa basa-basi segera aku berlari menyusulnya, namun terdengar suara yang menahanku, siapa lagi kalau bukan ko'. Karena di reruntuhan ini hanya ada kami berdua, reruntuhan tempat latihanku. Karena Neji sedang ada misi di luar desa, sedang ayah dan adikku tidak ada di rumah.

"jangan, nona Hinata ! Anda harus tetap disini"

"Tapi Naruto sedang mempertaruhkan nyawanya demi desa kita." Aku berhenti melangkah lalu berbalik menatap Ko'.

"Jika Anda terlibat pertarungan. Anda akan mengganggu jalannya pertarungan dan itu sangat berisiko.!"

"T-tapi.. d-dia…!"

"Kita percayakan saja padanya, lagi pula dia murid dari salah satu legenda sennin tersohor pasti bisa menghentikan pergerakan pain."

Memang benar apa yang dikatakan Ko', dia adalah Murid legenda Senin, namun tetap saja itu tidak membuat hatiku tenang bagaimanapun juga waktu dan keadaan kita selanjutnya tidak bisa diprediksikan dengan sebuah kata-kata.

Tapi membiarkan dia bertarung seorang diri itu tindakan tidak manusiawi. Tapi jika yang lain terlibat pertarungan hanya akan menghambatkan jalannya pertarungan. Aku benar-benar bingung. Apa sebaiknya yang harus kulakukan. Semoga kau baik-baik saja. Maaf aku hanya bisa mendo'akanmu dari sini.

Sementara di tempat pertarungan.

Naruto nampak sedang menimbang keputusan apa yang sebaiknya di ambil. Sebagian cakranya sudah terkuras, akibat jutsu Futon rasenshuriken yang mengeluarkan banyak cakra. Di tambah dengan batas waktu penggunan mode sennin hanya bisa di gunakan dalam waktu 5 menit saja. Ini benar-benar keputusan yang sangat sulit.

Naruto bangkit dari posisinya lalu menatap tegas semua pain. Tinggal 2 pain yang tersisa.

"Kau memang kuat, ini kali pertama pain di sudutkan. Akan tetapi…" Pain tendo (yahiko) segera merapalkan jutsu yang membuat Naruto tertarik seperti magnet yaitu ."Bansho tenin" segera dia tertarik mendekati pain, satu pain lain telah menyiapkan ancang2 berupa tinjuan.

Saat sudah mendekat Buukkk ia segera memukul perut Naruto sehingga membuatnya terpental. dengan gerakan cepat pain lalu menguci bahunya. sehingga membuat pergerakan Naruto terkunci.

Dia berhasil tertangkap, tubuhku segera bergetar melihatnya. perubahan Naruto berangsur-angsur ke mode normal karena banyak cakra yang terserap. Namun di menit berikutnya pain yang menyerap cakra Naruto menjadi batu karena menyerap kelebihan cakra senjutsu.

Namun dalam menit berikutnya situasi berubah, menjadi tidak mendukung. Katak pendamping Naruto berhasil terbunuh, dia sedih. Lalu dengan jutsu "Bansho tenin" lagi Naruto berhasil tertangkap lalu tubuhnya di tengkurapkan setelah itu kedua tangannya dan beberapa bagian tubuhnya di tusuk besi, hingga pergerakannya kali ini benar-benar terhenti.

Aku (hinata Hyuga) yang melihat itu tidak bisa diam. Hatiku terus berkorbar. Ku tatap sekeliling, tidak ada Shinobi yang mendekat. Sebenarnya apa yang mereka lakukan. kenapa mereka berdiam diri, padahal dia shinobi dari desa yang sama. Aku benar-benar tidak habis pikir.

Ku lihat tempat pertarungan dengan byakugan, belum ada pergerakan signifikan. Pain terlihat sedang mengajak Naruto bicara. Aku tidak tau apa yang bicarakan tapi dari pengamatanku itu hal sangat serius, terbukti dari raut muka Naruto yang berubah.

"Setelah beberapa decade, rasa sakit itu semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Tidak akan ada lagi penghalang dan rasa kemanusiaan demi memulai peperangan sekali lagi. Saat ini mereka sendiri yang akan menggunakan senjata itu untuk melawan satu sama lain dan melahirkan kembali rasa sakit. lalu perdamaian yang sebenarnya akan kembali normal sebagai mana mestinya, dalam lingkaran kebencian yang tidak berujung. Pain akan melahirkan perdamaian itu. itulah impianku." Jelas Pain Tendo yang membuat Naruto diam karena tidak memiliki jawaban kuat untuk menyanggahnya.

Ku lihat raut mukanya sedih, akupun jadi ikut merasakan sakit yang sama. "Naruto-kun" ku sebut namanya dengan tatapan khawatir. Sesaat bayangan masa lalu hinggap di kepala, yaitu momen ketika aku pertama melihatnya.

Naruto kecil berteriak di kerumunan orang dengan lantangnya, ia berteriak bahwa suatu saat nanti dia akan menyandang gelar Hokage, kemudian setelah itu berlari menerjang orang-orang dengan muka bersedih. Banyak orang menyebut dia jelmaan Kyuubi yang mengerikan, saat itu aku tidak tau apa itu kyuubi, saat aku bertanya pada Ko' apa Kyubi, namun dia malah memerintahkanku untuk menjauh. Orang-orang di sekeliling amat meremehkan penyataan dia, orang-orang malah menganggap impian itu hal yang tabu.

"Menurut pendapatmu, pandangku tentang perdamaian itu palsu. Tapi di dunia yang terkutuk ini, lebih mustahil lagi jika ada perdamaian dimana semua orang bisa memahami satu sama lain."

"Tapi petapa genit percaya hari itu akan datang, hari dimana semua orang bisa memahami satu sama lain. Kau yang salah !" dalam posisi tengkurap Naruto berteriak lantang.

"Omong kosong.!Apa yang bisa kau lakukan sementara kau sendiri tidak tahu jawabanmu? Hal yang lebih baik kau lakukan adalah memberikan kekuatan kyuubi."

Jlebb ia segera menacapkan beberapa besi di tubuhnya, Naruto dapat merasakan efek yang di terima. Aku benar-benar kaget, hatiku benar-benar sakit. apa yang membuat mereka enggan menolong Naruto, kenapa?. Bahkan Sakura yang merupakan sahabat serta seseorang yang dia cintai hanya diam tidak berkutik, tidakkah dia khawaatir dengan keadaan naruto. Aku memang bukan seseorang yang special di hatinya, meski sedikit kecewa, tapi melihat dia bahagia itu sudah cukup. Hal terindah yang selalu ku impikan adalah bisa selalu berada disisinya, berjalan disampingnya, menjadi pelipur saat dia bersedih, itu memang mustahil. Tapi biarlah impian itu mejadi kenangan yang akan ku simpan.

"seperti yang kukatakan sebelumnya, kematian akan membimbingmu pada perdamaian."

Namun perkataanya segera disela oleh katak pendamping Naruto, Shima. Ia dengan lantang memberi semangat Naruto untuk tidak menyerah.

"jangan termakan perkataannya.! Tak peduli apapun perkataannya, kau tak perlu mendengarkannnya! Kau adalah anak yang ditakdirkan ! penyelamat dunia ini.! jiraiya-boy dan Pa (katak yang terbunuh) mengorbankan dirinya karena mereka percaya semua itu! jadi jangan sampai kau kalah! Jika kau sekarang sudah menyerah, aku tidak akan memaafkanmu!"

Swingg katak Shima segera terlempar dan langsung berbenturan dengan tanah sebagai akibat dari ucapannya. "Sialan!" Naruto kaget dan marah, Dia memang sangat tidak manusiawi.

Lalu tangannya segera mengarah ke arah Naruto, sepertinya dia akan melakukan sesuatu sekarang. "kurasa aku akan membawamu sekarang!"

Ini pukulan besar bagiku, aku sudah tidak bisa menahan hatiku, aku tidak akan membiarkan dia bertindak sejauh ini. meski sadar kemampanku tidak sebanding, tapi kenapa tidak mencoba saja. Lebih baik bertindak daripada tindak sama sekali.

Aku berlari lalu melompat sambil mengarahkan jutsu.

"Hinata-sama !" Ko' berteriak melihatku ada di tempat pertarungan.

Jarak antara Pain dan Naruto langsung menjauh, disini aku dapat melihat jelas bagaimana situasi yang terjadi. sungguh kejam, dia sengaja membatasi ruang gerak naruto dengan besi-besi itu. aku tidak akan membiarkan dia bertindak sejauh ini, inilah kesempatanku untuk melindunginya.

"Aku tidak akan membiarkanmu melukai Naruto!" ucapku lantang dengan seringai tajam. Aku tidak peduli lagi seberapa kuat kekuatan lawan yang pasti aku harus segera menolongnya.

"Hn bala bantuan" pain menyeringai.

Naruto melihatku datang, kaget dan malah bertanya padaku dengan suara latang, padahal aku kesini untuk menolongnya.

"Kenapa kau datang kemari? Cepatlah pergi ! kau bukan tandingannya."

Aku tau, aku amat sangat tau, tapi lihatlah dirimu, bahkan untuk bergerakpun kau tidak bisa. sebentar lagi kau akan pergi, aku tidak akan membiarkan itu terjadi.

"aku hanya tidak ingin bersikap egois." Ucapku jujur.

Namun itu justru menambah kekesalan di hatinya.

"Apa yang kau bicarakan ?! jangan membahayakan dirimu seperti ini." dia memarahiku karena prihatin jika sesuatu yang buruk akan terjadi, aku senang dia memperhatikanku. Namun pada kenyataannya siapa yang terkena bahaya, justru dirinya. Meski terlihat baik-baik , tapi sebentar lagi dia akan mati jika bijuu dalam tubuhnya di ambil.

"Bukankah itu Hinata, apa yang dia lakukan!" Ucap sakura yang melihatku di tempat pertarungan. "itu tindakan yang bodoh."

Ini memang tindakan bodoh, tapi membiarkan orang dihadapannya sekarat itu tindakan yang lebih bodoh lagi. Jika saja Ayah dan Neji ada, aku sudah pasti akan di marahi karena tindakan bodoh ini, maaf Ayah, Neji aku tidak bisa membiarkan orang yang kusayangi terluka.

"Aku kesini karena keinginanku." Jelasku, kemudian setelah itu dia menatapku, yah dia menatapku, aku senang karena akhirnya dia menatapku dengan begitu serius ini kali pertama aku di tatap seperti ini.

" Kali ini, aku ingin menyelamatkanmu, Naruto-kun"

Kali ini ia benar-benar membisu dengan tatapan yang masih mengarah padaku. Benar, aku kesini untuk menyelamatnya, membalas kebaikan dia padaku. Meski mungkin dia tidak sadar. dia pelitaku, dia penyemangatku dan dia panutanku akan ku lindungi dia meski nyawa taruhannya.

Dengan segenap hati aku mencoba membuka perasaan yang selama ini ku pendam, kukatakanan padanya Bahwa dulu aku anak cengeng yang tidak berguna, selalu menangis dan menyerah sebelum mencoba. bahkan selalu membuat kesalahan berulang kali. Tapi sejak dirinya hadir mataku menjadi terbuka untuk melihat kenyataan yang ada, dia adalah anak yang sama denganku yang selalu diremehkan dan di acuhkan. Tapi dia berbeda denganku dia tidak pernah menyerah, selalu bersemangat tiap saat dan selalu berpegang teguh pada jalan ninjanya.

Dialah yang menyemangatiku ketika mentalku turun, saat aku bertarung dengan Neji, dia menyemangatiku untuk tidak menyerah. "Berjuanglah Hinata-chan, kau pasti menang!" itu yang dia katakan. Bahkan dia rela membalas kelakuan neji padaku, dengan mengatakan bahwa "Aku pasti akan membalas kelakuanmu pada Hinata."

"Naruto, dulu aku adalah anak yang selalu menangis, bahkan aku selalu menyerah sebelum mencoba, selain itu aku selalu membuat kesalahan berulang kali, tapi berkat bantuanmu." Sejenak ku hentikan "Aku berhasil menemukan jalan yang benar, kau mengajarkanku segala hal. "

.

.

Naruto Pov

Dia, bukan kah dia Hinata, apa yang dia lakukan, kenapa dia kemari sudah tidak sayangkah nyawa. Ini tindakan bodoh. Apakah kau sadar Hinata, sekarang kau menjadi pusat perhatianku. Dulu Aku memang tidak pernah memperhatikanmu karena yang ada dimataku hanya sakura. sikapmu terlalu aneh, itu yang membuatku selalu bingung. Setiap ku dekati kau selalu menjauh, apakah ada yang aneh dalam diriku. tapi kali ini kau malah kemari, mendekat ke arahku, tapi ini timing yang salah. Tidak seharusnya kau kemari.

Aku sangat khawatir jika kau terbunuh, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika ada temanku yang terluka bahkan mati di hadapanku. Jika sampai terjadi itu artinya aku telah gagah menjadi seorang shinobi.

Sesaat kemudian ku dengar dia berkata sesuatu, ku perhatikan baik-baik.

"Naruto, Aku selalu mengerjarmu. Aku ingin bersamamu. Aku ingin berjalan di sampingmu setiap saat, aku selalu ingin berada di sisimu. Kau telah merubahku,Naruto!"

Aku tidak menyangka dia akan berkata seperti itu, apa benar yang kudengar ini. dia ingin selalu berada disisiku. Apa mungkin dia berbohong, tapi tatapan itu begitu teduh, siapapun yang melihatnya pasti akan mengatakan bahwa dia tidak sedang berbohong. Tapi mana mungkin ada gadis yang menginginkanku, bahwa mereka akan menjauh jika ku dekati.

"Senyumanmu telah menyelamatkanku, "

Aku mendengar dia berucap lagi. Aku semakin larut dalam keteduhan.

Ku lihat dia menutup mata, menghayati ucapannya. lalu membuka dengan tatapan tegas dan kembali melanjutkan kata-katanya " itu sebabnya aku tidak takut mati. dan itu artinya aku akan melindungimu."

Dia tersenyum tipis, tapi dapat kulihat jelas. Ku perhatikan dia baik-baik ternyata sangat cantik. Namun aku masih bertanya apa yang melatarbelakangi dia sampai rela melindungiku seperti ini.

"Itu karena" sejenak dia terdiam "aku mencintaimu, Naruto!" lalu angin bertiup menerpa wajahnya hingga rambutnya ikut melayang terseret angin.

Deg, seketika jantungku berpacu kencang, namun itu hanya sesaat. Apa benar yang kudengar ini, dia mencintaiku. Itukah alasan dia sampai rela melindungiku seperti ini.

Kemudian suasana berubah menjadi tegang, dia telah menyiapkan ancang-ancang untuk menyerang. Begitupun pain yang telah mengeluarkan besi hitam di balik jubahnya.

Mereka saling adu tatapan, lalu hinata merubah matanya ke mode Byakugan. Pain tidak menyiapkan apapun, dia malah asyik menatapnya mungkin sedang mengamati apa yang akan dilakukan wanita di hadapannya itu.

Mereka terus bertatapan, dan dengan gerakan cepat dan tidak di sangka hinata menerjang besi yang menancap di tubuhku. Aku dan Pain seketika kaget. Dia wanita yang sungguh berani dan baru pertama melihat yang seperti dia, aku kagum padanya. Setelah pain sadar yang kulakukan, segera ia merapalkan jutsu yang membuatnya tersungkur beberapa meter hingga darah mengalir di sudut bibirnya. Aku ingin menolongnya, tapi itu tidak bisa kulakukan.

Lalu dia kembali bangkit dan mengusap darah di sudut bibir dengan lengan bajunya. Kemudian dia segera berlari ke arahku. Namun pain telah merapalkan jutsu sekali lagi, hingga dia harus kembali tersungkur menemui tanah yang keras.

Tubuhya terus berguling-guling tidak berdaya di tanah, beberapa kali tubuhnya harus terbentur. Aku benar-benar tidak tega melihatnya seperti itu. pain sungguh kejam dia tidak memandang siapa lawan tarungnnya, mungkin kalau shikamaru sudah menolak pertarungan ini, karena dia berspekulasi bahwa wanita tidak pantas disakiti melainkan untuk dilindungi.

"Hinata !" aku berteriak untuk memastikan bahwa dia baik-baik saja. Namun dia belum bangkit juga, aku sedih. Namun kesedihan itu berlangsung pendek karena kulihat dia bangkit meski dengan keadaan lemah. Kulihat cairan merah kental di wajahnya tenyata itu dari kepalanya.

Lalu kemudian hinata berdiri sambil menatap geram Pain yang telah berada di dekatku. Kulihat dia kesal dengan raut muka yang menyakinkan. Setelah itu dia kembali menyiapkan kuda-kudanya dan kulihat cakra aneh terbentuk di kedua tangannya, cakra itu membentuk wajah binatang seperti harimau.

Hinata terus berusaha mengeluarkan cakra dalam jumlah besar, sampai cakra itu membentuk kepala harimau yang besar. Aku tidak akan membiarkan akhirnya seperti ini, seandainya ada kesempatan. gumamnya.

Namun Pain terlihat biasa-biasa saja, tidak nampak kecemasan di wajahnya. Segera ia berlari menerjang Pain dengan jurusnya. Namun Pain berhasil menghindar, beberapa kali ia terus menerjang ke kanan, ke kiri, ke depan, ke belakang namun dengan santai pain berhasil menghindar. Meski usahanya beberapa kali gagal, namun ia tidak menyerah sampai akhirnya dia berhasil memukul telak wajahnya. Aku kaget, dia benar-benar mampu melakukan ini.

Ini merupakan kesempatan bagus, hinata tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ketika pain lengah. Segera ia berbalik ke arahku lalu memukul batang besi, namun Sial ketika ingin memukul batang besi kedua Pain segera merapal jutsu hingga membuat Hinata terbang melayang ke angkasa.

Aku benar-benar tidak tega melihatnya di perlakukan seperti itu. segera ku teriakan namanya. Semoga dia baik-baik saja. Namun kulihat dia masih melayang kemudian turun tertarik gravitasi lalu Brukkk dia terjatuh dengan kepala mendarat duluan.

"Hinata !" ku teriakan sekali lagi namanya, aku benar-benar dua kali lipat khawatir dari sebelumnya. Namun dia belum juga sadar, "Hinata, Hei Hinata.!" Panggilku, namun hasilnya sama. Sial ! kenapa ini harus terjadi. aku benar-benar sangat menyesali kecerobohanku ini. hinata Ayolah, cepatlah bangun. Jangan membuatku khawatir.

Normal pov

Sementara di tempat lain di konoha, Shikamaru dkk sedang sibuk mendiskusikan soal Pain, mereka hampir menguak siapa Pain sebenarnya, Ini berkat informasi yang terkumpul dari beberapa sumber terpercaya. Ke akuratan shikamaru memang sudah terpercaya dia mampu menyimpulkan hanya dalam beberapa menit.

"Jadi pain yang asli ada ditempat tertinggi dekat dengan konoha, baiklah kita akan mulai menyisir ke setiap lokasi tertinggi. Bentuk Tim setidaknya dua anggota per kelompok. Jika kalian sudah menemukan pain yang asli, jangan sembarangan mengambil tindakan." Jelas shikaku, Ayahnya Shikamaru yang ikut berspekulasi.

"Setiap pencari, usahakan membawa tim Ninja sensor karena itu sangat membantu." Tambah Shikamaru.

"Baiklah. Shikamaru, kau tetap disini dengan shiho serta Ino dan tunggu kabar dari kami.!" Perintah Ayahnya karena ini memang jalan terbaik. Karena shikamaru tidak bisa jalan akibat kakinya yang patah terkena reruntuhan.

Kemudian Shikaku, Inoichi (ayahnya Ino) dan salah seorang Anbu segera berangkat mencari keberadaan pain yang sebenarnya. Sebelum pergi Inoichi memerintahkan Nona Katsuyu memberi tau informasi ini ke seluruh warga yang masih selamat dari rentuhan.

Kini tinggalah Shikamaru, Ino dan Shiho. Dari kejauhan nampak sakura berlari mendekat dengan raut muka khawatir. Ino yang melihat itu segera bertanya pada sakura.

"Apa yang terjadi, sakura."

"H-Hinata..!" lapor Sakura gugup dengan muka yang khawatir.

"cepat katakanlah,sakura. Jangan membuat kami khawatir !" Buru Ino.

"Hinata ada di tempat pertarungan."

"APA!" mereka bertiga kaget. Ini merupakan kabar buruk yang memukul mereka, tidak seharusnya Hinata ada disana, karena itu sangat berbahaya. Mereka sangat menyesali tindakan hinata ini.

"Bodoh, apa yang dia lakukan! itu sangat berbahaya" umpat Ino.

"Sakura, apa yang terjadi pada Naruto." Tanya shikamaru untuk memastikan. Karena bagaimanapun juga hinata melakukan ini pasti karena ada sebabnya.

"Naruto tertangkap Pain dan tubuhnya tidak bisa bergerak"

"Pantas Hinata melakukan itu."

"Jadi apa yang harus kita lakukan, shikamaru." Tanya Ino yang ikut khawatir dengan keadaan hinata. Kali ini shikamaru benar-benar bingung, ini merupakan tindakan yang kurang tepat, jika melibatkan banyak orang akan menambah korban jiwa, namun membiarkan hinata bertarung seorang diri itu tindakan yang salah juga. mungkin hanya satu caranya, segera temukan pain yang asli dan cepat beri perhitungan padanya.

"Berharaplah semoga pain asli cepat ditemukan." Shikamaru sedikit tidak rela mengatakan ini, karena itu berarti membiarkan Hinata bertarung seorang diri.

Tanpa mereka sangka ternyata sudah ada yang menguping pembicaraan mereka sejak tadi, dia adalah Tim Guy termasuk didalamnya Neji. Rupanya mereka sudah menyelesaikan Misi jadi bisa cepat datang ke konoha. Mendengar hinata di tempat pertarungan Neji benar-benar kaget dan sangat menyesali tindakan itu.

"Bodoh, apa yang dia lakukan. Aku harus cepat menolongnya. " Seru Neji yang langsung berlari namun dicegah tenten.

"jangan ! itu berbahaya sebaiknya kau tetap disini."

"Tapi dia bertarung sendirian, jika tuan Hiashi tau aku akan sangat dimarahi, dan apakah kau tega melihat dia sekarat seperti " mendengar itu, wajah tenten menunduk, benar sekali katanya, membiarkan hinata bertarung seorang itu hal yang salah. Namun tenten tau rasa khawatir Neji itu bukanlah rasa khawatir seorang kaka ke adiknya, itu yang tenten sangat sesalnya sejujurnya tenten sudah lama memendam rasa ke Neji, namun dia tidak pernah pekak. Perhatian dan kekhawatiran tenten, neji anggap sebagai hal biasa.

"Tidak neji, sebaiknya kau tetap disini, akan jauh merepotkan jika kau bergabung." Jelas Shikamaru yang ikut mencegah kepergian tenten.

"Apa kau gila, Shikamaru. Dia sedang bertarung sendirian.!" Neji mulai marah.

"Aku tau itu."

"Jika kau tau kenapa kau diam.!"

"sudahlah neji, benar apa kata shikamaru." Tenten menyetujui pendapat neji, namun dia malah dimarahi.

"Diam kau tenten ! kau membuat suasana tambah keruh.!" Bentak neji

Deg hati tenten benar-benar terluka, ia baru pertama kali di marahi Neji seperti ini. neji benar-benar sedang limbung sehingga segala macam kekesalan hatinya ia keluarkan, terutama jika itu mencangkut masalah Hinata.

"ini pilihan yang sulit Neji. Jika kau benar-benar ingin menolong Hinata, cepat kau cari keberadaan Pain yang asli. Kemungkinan dia berlokasi di tempat tertinggi dekat konoha" Jelas Shikamaru.

"Baiklah, aku akan segera mencarinya." Tanpa ba bi bu, neji segera berangkat sendirian tanpa ada komando dari siapapun.

"Aku ikut neji." Tenten mengikuti langkah neji tanpa di perintah olehnya, tenten ingin memastikan bahwa Neji akan terjaga selama masa pencarian. Karena mungkin saja ada musuh yang akan mengincarnya.

Di tempat pertarungan

"Hinata, Hinata, Hei Hinata. Woi. Ah Sial!" dia masih tidak menyerah memangil nama hinata, hati dia benar-benar sakit, tidak seharusanya wanita melindungi laki-laki. Berapa kali naruto teriak Namun tetap saja ia belum bangun juga.

Namun secercah harapan tiba-tiba muncul, hinata mulai membuka matanya perlahan.

Hinata Pov

Ah aku dimana, kenapa banyak pepohonan disini. Kulihat sekeliling sepertinya ini tidak asing bagiku. Ini hutan di belakang akademi. Benar ! kenapa aku ada disini. Ku lihat ada beberapa bocah disana, 3 laki-laki dan 1 perempuan, tapi yang perempuan tampak tersujud di tanah dengan muka menunduk, apa yang sedang mereka lakukan. ku perhatikan baik-baik namun tiba-tiba kumendengar suara lantang.

"hentikan itu.!" ku perhatikan mereka baik-baik apa yang akan terjadi.

"apa yang kau inginkan." Tanya bocah penganggu.

"Berhenti menganggu !"

Setelah lama kuperhatikan, tiga bocah lain menerjang bocah yang ingin menolong bocah perempuan, bocah itu dipukuli sampai babak belur. Kejam sekali mereka. tapi sepertinya aku pernah mengalami ini, ku perhatikan mereka baik-baik. Aku kaget, Ternyata bocah perempuan itu aku, sementara bocah yang menolongku adalah Naruto. (cerita lengkapnya, baca aja ceritaku yang judulnya He is My Hero, jangan lupa review yah. He xD).

Namun tiba-tiba aku mendengar suara yang terus memanggilku, perlahan aku mulai sadar, mataku mulai terbuka perlahan. Ku tatap sekeliling, ini tidak asing. Ternyata aku berada di tempat pertarungan, kemudian aku ingat bahwa aku harus menolong seseorang.

"Hinata, syukurlah !" ku dengar suara itu lagi, ternyata itu Naruto.

Aku lupa tugasku belum selesai, tidak seharusnya aku terus berdiam diri. Segera ku bangkit, namun tubuh ini begitu lemah, hingga harus terjatuh beberapa kali. Namun karena keinginanku kuat, aku dapat bangkit. Lalu aku berjalan menemui meski beberapa bagian tubuhku sakit.

Ku berjalan perlahan dengan terseok-seok sambil memegang perutku yang terluka. Aku buang semua rasa sakit itu, meski dia tau bahwa aku ini sedang kesakitan terbukti dengan darah yang menghiasi wajahku.

Namun saat ku tatap dirinya, Dia malah menundukan wajah tidak mau melihatku. Mungkin dia tidak tega melihatku seperti ini yang bahkan saat berjalanpun terpincang-pincang.

Brukk aku kembali terjatuh, tubuhku tidak kuat lagi. dia semakin menundukan wajah. Namun aku masih tidak menyerah, aku tidak mau cengeng seperti dulu. Dalam hati aku memohon Tolong tanggahkanlah wajahmu karena aku kesini untuk menolongmu. Namun permintaan itu tidak dipenuhi.

Naruto Pov

Kenapa kau tidak menyerah saja, Hinata. Kau sudah terluka. Aku tidak pantas untuk kau lindungi, ku mohon berhentilah karenaku, aku tidak sanggup lagi melihatmu seperti ini.

Dia semakin mendekat dan terus mendekat, sampai akhirnya ku beranikan menatapnya sambil memohon untuk berhenti dengan nada rendah nan serak namun tidak sampai mengeluarkan air mata.

"Hentikan, Jangan kesini, Hinata ! kumohon" wajahku kembali tertunduk karena dia semakin mendekat, aku tidak sanggup lagi.

Normal Pov

Hinata terus berjalan sambil mengingat kenangan lama yang membuat hidup hinata berubah. Naruto telah mengajarkan banyak hal yang berharga. Hinata mulai mengingat satu satu perkataan Naruto itu. di mulai saat orang-orang mengejeknya.

"Aku tidak akan pernah melarikan diri."

Kemudian perkataan naruto ketika mental hinata turun akibat neji saat ujian chunin.

"Dia pasti bisa ! jangan putuskan sesuatu seenaknya saja!" kemudian di sela-sela pertarungan naruto menyemangatinya dengan mengatakan "Hinata, Berjuanglah!"

Kemudian saat Naruto akan pergi ke arena tarung melawan Neji.

"Aku selalu mengiramu aneh, minder dan kurang percaya diri." Mendengar itu hinata kecewa namun itu belum selasai masih ada kelanjutannya. "tapi, orang sepertimulah yang aku suka (eit jangan salah sangka dulu, bukan berarti naruto suka hinata yang aneh, minder dan kurang percaya diri, tapi hinata yang selalu menyemangati naruto) Terimakasih hinata, karena berkatmu bebanku menjadi berkurang."

Hinata tersenyum. Saat sudah mendekat Brukk hinata terjatuh, karena tubuhnya sudah tidak kuat lagi, namun semangatnya masih menyala,ia merangkak menemui naruto, seperti reptil. Naruto yang melihatnya menatapnya miris, matanya berkaca-kaca lalu kembali menunduk.

Di saat seperti itu, pain yang melihat hinata terus berjuang menolong naruto berbicara. "aku tidak mengerti, kenapa orang selemahmu masih mau melawan? Kenapa kau bersikeras melawanku? Karena pada akhirnya kau akan mati juga"

Hinata menunduk sambil memegang besi hitam yang menancap di tubuh naruto, ia berniat akan mencabutnya. Dengan tubuh bergetar ah bukan dia seperti menangis, hinata mantap mengatakan "karena aku tidak akan menarik kata-kataku. Karena itulah jalan ninjaku" Hinata Lalu mendongkakan wajah menemui naruto.

Naruto seperti De javu ah bukan tapi memang dia pernah mengatakannya. Dengan hati bergetar, segera Naruto tatap Hinata , namun yang terjadi Hinata sudah melayang, mata Naruto tidak beralih pandang ke Hinata.

Hinata masih asyik melayang sebelum pemilik jutsu menghentikan, lalu sang pemilik jutsu menghentakan tangannya hingga sang korbanpun jatuh tersungkur menemui tanah. Seketika mulut Naruto menganga, pain benar-benar kejam.

Debu menyelebungi tempat Hinata jauh, dalam remang-remang Naruto melihat Pain mengeluarkan Besi hitam di balik jubahnya. Lalu dengan gerakan cepat Cleeebb pain menusuk tubuh hinata tanpa ampun, seketika darah mengalir di tanah.

Hati naruto benar-benar hancur, orang yang telah mencintainya dengan tulus harus merasakan keadaan pahit seperti ini. mata Naruto tidak berkedap, tidak mau barang sejenak mengalihkan pandangan ke hinata. Darah it uterus mengalir di depan mata Naruto, membuat luka hatinya bertambah.

"Mirip seperti saat itu, kedua orang tuaku di bunuh didepan mataku sendiri oleh ninja dari konoha. Cinta yang tak terbatas dapat melahirkan kebencian. Dengan kebencian yang lahir terlahir dapat mendatangkan rasa sakit." Ujar pain yang seolah ingin merangsang kebencian dalam diri naruto untuk mencuat.

"Ya, ketahuilah rasa sakit itu."

Perlahan mata Naruto mulai berubah menjadi gelap. Garis merah hitam mencuat ke angkasa, partikel debu menyelubungi tempat pertarungan. Angin ribut terbentuk hingga membuat reruntuhan bangunan tertarik angin. Shinobi yang merasakan ada hal yang aneh bertanya-tanya. Dari tempat pertarungan terlihat bola merah hitam raksasa terbentuk.

Pain mulai sadar, ini adalah luapan kemarahan naruto. Kyuubi yang merupakan sinyal kutukan muncul. Tubuh naruto mulai berubah diselubi cakra kelam kyuubi, perlahan ekor kyuubi mulai terbentuk empat sekaligus. Ini kejadian langka, biasanya terbentuk secara perlahan namun ini 4 sekaligus. Ini akibat hinata di bunuh di depan matanya, maka kebencian dalam hatinya mencuat tanpa izin pemiliknya. Tanah-tanah berterbangan akibat ulah naruto, konoha benar-benar akan hancur. Batu-batu besar-besar mulai terlempar kearah pain.

"apa yang sebenarnya terjadi." shikamaru panic.

"Naruto menjadi Kyuubi dan sekarang sedang mengamuk, karena Nona Hinata terbunuh didepan mata naruto. Ah sial, aku tidak berhasil mencegah nona hinata" jelas ko' sambil mengamati tempat pertarungan dengan mode byakugan. Ia amat menyesali tindakannya ini, ia pasti akan dimarahi tuannya Hiashi karena tidak berhasil menjaga anak sulungnya.

"Pantas naruto, melakukan ini." ucap shikamaru.

Dan kini konoha benar-benar kacau, dan kekacauan itu sudah tidak bisa di hindari lagi. naruto sudah tidak terkendali, segala apa yang ada dihadapannya akan di hancurkan, baik itu lawan maupun kawan.

Bagaimana nasib hinata, apakah dia benar-benar sudah mati atau tidak. tapi tidak ada pergerakan apapun dari hinata. Nasib hinata akan di tentukan di chapter depan.

.

.

Bersambung

Author Notes:

Huaaa aku tidak bermaksud membuat hinata mati Hinata lover, ampun-ampun.. cerita ini memang kutipan, namun author akan membedakannya beberapa inci dari hidup mati ada di tangan Author, hahaha (dasar author gaje). Bagi yang nyimak pasti menemukan perbedaannya.

O, yah kelangsungan cerita ini juga, tergantung respon kalian, readers. Jadi bila tidak ada respon, mungkin tidak akan dilanjut (haha dasar Author pesimis). Inget Itu baru mungkin belum iya.

Sudah cukup curcolnya yah. Goodbye… ! (lambai2 tangan lalu tebar kissbye)