Sempurna. Hanya satu kata, tapi sudah menjadi kata yang dapat mendeskripsikan diriku ini. Ya, aku ini sempurna. Kekayaan, wajah tampan, tubuh ideal, kecerdasan, keterampilan, semuanya telah kumiliki. Tidak ada satupun yang tidak aku miliki. Mau tua ataupun muda, perempuan ataupun laki-laki, kaya ataupun miskin, manusia ataupun bukan. Semua orang menyukaiku. Ya, Aku, Uchiha Sasuke adalah makhluk sempurna.
Si Dobe? Guru Lesku?
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Warning : Typo, AU, OOC, Shounen-ai, alur kadang nggak jelas, dll.
m(_ _)m
"Tuan muda, kita sudah sampai disekolah anda,"
"Hn" kupakai headset ketelingaku, memutar musik yang kini terdengar lembut ditelingaku. Mengapa?
"KKYYYAAA SASUKE-KUN!"
Teriakan itulah yang sesungguhnya mengganggu pendengaranku setiap paginya. Aku tak mengerti mengapa mereka masih terus berteriak-teriak seperti itu. Dasar tidak tahu diri, mereka pikir aku tuli apa, hingga mereka harus berteriak seperti itu. Berbicara seperti biasa saja sudah cukup bagiku.
Tapi dari pada teriakan-teriakan itu, ada satu hal yang lebih mengganggu diriku belakangan ini. Hal itu adalah..
"Pagi, Sasuke," sapa seorang pemuda bersurai panjang yang kukenal sebagai Hyuuga Neji. Ia adalah temanku semenjak SMP.
"Hn" mendengar jawabanku itu ia hanya menghela nafas panjang. Kemudian pandangannya menatap sekitar seakan memastikan sesuatu. Sedetik kemudian wajahnya berubah seperti gagal mendapatkan apa yang ingin ia lihat. Ia pun menepuk pelan pundakku.
"Sepertinya bocah pirangmu belum tiba, Sasuke," aku hanya menatap tajam dirinya yang mengungkit-ungkit soal si bocah berambut pirang itu.
Kalian pasti tidak mengerti apa yang sedang kami bicarakan. Sebenarnya kami sedang membicarakan soal bocah pirang yang kemarin dengan polosnya menumpahkan semangkuk ramen ke seragam mahalku. Seragamku memang sama dengan siswa lain, tapi bahan yang kugunakan lebih bagus dan mahal dari siswa lainnya.
Dan apa kalian tahu apa tanggapan dari bocah itu? dengan seenak perutnya, diambilnya seragamku yang membuatku bertelanjang dada membuat semua wanita saat itu berteriak histeris. Dan dengan cepat ia menyerahkanku seragam olah raganya yang kekecilan ditubuhku serta membawa pergi seragam itu dengan berteriak 'Aku akan mencucinya.'
Untung saja aku memiliki seragam lebih. Karena itu, aku bisa tetap berpakaian rapi disekolah. Tapi aku ingin tahu siapa sebenarnya bocah itu, aku tidak tahu apa-apa tentang bocah itu selain rambut pirangnya. Karena hanya hal itu yang dapat kulihat saat kejadian itu. siapa nama bocah itu? Dari kelas berapa? Seperti apa wajahnya?
BRRUUKKK
"HUUUWAAA"
Dan sekarang apa lagi. Kini aku terjatuh karena seseorang menabrakku dengan kencang. Kubuka kelopak mataku menatap seorang pemuda bersurai pirang sedang menempel didadaku. Kuperhatikan lagi, ia seperti sedang bersusah payah untuk bangun. Oh, pantas saja, rambutnya menyangkut dikancing seragamku. Aku pun mencoba melespaskan rambut yang melilit dikancingku itu. Tidak kusangka, rambutnya terasa begitu lembut dan... harum.
"Phuuwaa," seru pemuda itu bangun dengan wajah lega karena telah terlepas. Dengan posisi masih menduduki tubuhku yang masih terlentang, ia tersenyum lega dengan sangat manis. Lihat kulit tan lembut yang terlihat halus itu, iris biru langit yang indah serta tiga goresan dimasing-masing pipinya memberi kesan manis. Sungguh, pemuda ini menarik perhatianku.
"AHH!" teriaknya menunjuk diriku yang masih berada dibawahnya, aku hanya diam menatapnya dan tak bicara apa-apa membiarkan dirinya untuk kembali bicara, "Kau yang kemarin mandi ramen milikku 'kan?"
Aku kembali terdiam berusaha mencerna perkataannya. Apa maksudnya dengan aku mandi ramen? Ramen? Tunggu! Jangan-jangan anak ini.
"Ini seragammu," ucapnya menyerahkan sebuah bungkusan kepadaku, kuambil bungkusan itu yang ternyata adalah seragam milikku. Ternyata benar, ia anak yang kemarin menumpahkan ramen padaku.
Tanpa merubah posisinya, dengan wajah tersenyum manis, pemuda pirang itu mengulurkan tangannya seakan meminta sesuatu padaku, "Nah, sekarang, mana seragam olah ragaku," mendengar ucapannya itu aku menatapnya heran. Oh ya, seragam olah raga kecil itu kalau tak salah sudah kubuang.
"Hei, apa kau mendengarku? Mana seragamku?" tanya lagi menatapku serius. "Sudah kubuang," hanya singkat jawabanku itu, namun tidak kusangka akan disambut sebuah teriakan keras.
"APA KAU BILANG?" ya, teriakannya itu sungguh keras. Dan sekarang kulihat dirinya nampak kebingungan.
"Kenapa kau membuang seragam itu? itu seragamku satu-satunya tau! Hari ini aku harus olah raga pakai baju apa? Arrgghhh... aku tak mau kena hukuman Gai-sensei yang aneh itu," ucapnya terus menerus dengan mengacak-acak surai pirang itu. aku pun menghela nafas yang ternyata menarik perhatiannya.
"Kenapa kau menghela nafas seperti itu!" ucapnya dengan memajukan sedikit bibir lembut itu. hm... tunggu, apa bibir itu memang lembut? Apa aku harus memastikannya?
"Hei! kenapa sekarang kau menatapku mesum seperti itu, Teme," mendengar ucapannya itu aku tersadar.
"Jadi kau tidak ada seragam?" tanyaku yang dijawab anggukan kepalanya. "Kalau begitu, hari ini kau pakai baju olah ragaku saja," ucapku yang membuatnya menampakan wajah bahagia.
"Terima kasih, Teme. Nah, mana seragam olah ragamu itu?" tanyanya. Aku pun hanya memegang bahunya dan membawa wajahku mendekat ketelinganya dan berbisik, "Sebelumnya, bisakah kau bangun dari pangkuanku?" mendengar bisikkanku, ia langsung berdiri dengan wajah memerah.
Pemuda pirang ini tampaknya masih polos, buktinya ia tidak sadar kalau sejak tadi tubuh bagian bawahnya itu terus mengesek-gesek Sasuke Juniorku ini yang membuatku jadi membayangkan 'ini' 'itu' dengannya. Oh, lihat, sekarang Sasuke Junior tampak menderita karena kepuasannya hilang. Sepertinya setelah ini aku harus ke kamar mandi.
"Ikut aku," langsung saja kutarik pemuda pirang itu pergi meninggalkan Neji yang sekarang menatapku dengan tersenyum. Begitulah dia, tanpa perlu aku berkata apa-apa, ia sudah mengerti dengan sendirinya semua maksudku.
Dan sekarang aku serta pemuda pirang yang sampai saat ini belum kuketahui namanya itu berjalan menuju ruang ganti. Kubuka loker bajuku dan menyerahkan padanya seragam olah ragaku. Dengan bahagia, ia ambil seragam itu dan langsung membuka seragamnya.
Melihatnya yang tiba-tiba membuka baju membuatku sedikit terkejut, tapi tentu aku tidak membiarkan rasa terkejut itu terpampang diwajah rupawanku ini.
Um.. tidak kusangka, padahal ia lelaki tapi kenapa ia mempunyai tubuh lebih kecil dari pemuda seumurannya. Dan kenapa aku menajdi ingin sekali memeluk tubuh itu?
Aku terus membiarkan diriku tenggelam dengan berbagai macam pikiran, tidak menyadari bila pemuda itu sudah selesai berganti pakaian.
"Itu, Terima kasih, err... " ucapnya yang nampak bingung. "Sasuke, Uchiha Sasuke," ucapku.
"Ah, terima kasih ya, Sasuke," aku pun kini menatapnya.
'APA-APAAN INI!' teriakku dalam hati. Bagaimana tidak? seragam olah ragaku! Kenapa ia terlihat semakin imut dengan memakai seragamku itu. Aku juga tidak menyangka ternyata seragamku cukup kebesaran untuknya.
"Imut," ucapku refleks yang disambut tatapan tajamnya.
"Apa kau bilang Teme? Aku ini tampan, bukan imut, tau," ucapnya ngambek. Ugh.. malah makin imut.
"Dobe"
"HEI! tadi kau bilang aku imut, sekarang kau mengataiku Dobe! Dengar Teme, aku ini Naruto, Uzumaki Naruto, ingat baik-baik nama itu," ucapnya serius mengeja namanya. Uzumaki Naruto? Hm.. tentu akan kuingat baik-baik nama orang yang akan jadi milikku itu. ya, aku menginginkannya.
"Hei, hei," ucapnya membuatku menoleh kearahnya yang kini menarik lengan bajuku dan menatap sepasang iris onyx milikku. "Apa?" tanyaku.
"Tadi kau bilang namamu itu, Uchiha Sasuke, ya?"
"Hn"
Naruto kemudian tersenyum dan mengulurkan tangannya meminta untuk berjabat tangan. Aku pun menjabat tangan itu. Namun aku tak menyangka kata-kata yang ia ucapkan itu membuatku sungguh terkejut.
"Sekali lagi kenalkan, namaku Uzumaki Naruto. Aku akan menjadi guru lesmu atas permintaan Kak Itachi," ucapnya tersenyum manis.
Si Dobe? Guru lesku? Permintaan Itachi? Oke, aku tidak mengerti apa maksud dan tujuanmu baka aniki. Tapi tentu dengan senang hati aku akan mengikuti permainanmu ini.
"Salam kenal juga, aku Uchiha Sasuke, yang akan menjadi Sememu,"
Bersambung...
Adakah yang ingin cerita ini lanjut?
Sekali lagi, terima kasih sudah membaca dan mereview^^
Mohon kritik dan saran yang membangun^^
