Risnaa Kazumi: Moshi minna-san... We would like to introduce us self. My name's Haruko Kazumi, but you can call me just Kazumi-chan or Kazu-chan. And She's Ai Nikushimi... BTW kita datang dengan fic yang fenomenal dan pertama di dunia, jadi nyesel banget kalau gak baca. And then, buat anak SMP, SD, TK, PAUD, PLAYGROUP "DILARANG KERAS" baca fic ini.

Shield Via Youichi : Ups, sorry. My name Shield Via Youichi. FB-ku Ai Nikushimi! Pada tahu saya kan yang bikin fic lemon SenaSuzu! Argh, pasti ingat! #pedesangat

Risnaa Kazumi: Ini fic kolab pertama kita, jadi mohon bantuannya!

HAPPY READING...

Not like, not read

YOU ARE THE FIRST

A Eyeshield 21 fanfic

Rated : T

Pair : ShinWakaSaku

Genre : Romance/friendship

Disclaimer: Yusuke Murata & Richiro Inagaki

By : Ai Nikushimi & Kazumi Haruko

Hari ini adalah pengumuman kelulusan di Universitas Ojo, seorang gadis cantik dengan kunciran rambut terlihat sedang mencari sebuah nama di papan pengumuman kelulusan.

"Wakana,,, Wakana,,, Wakana,,, WAKANA? Ketemu! Yeeeeeeee… Aku lulus!"

Dia pun loncat-loncat saking senangnyadan menabrak seseorang.

"Aduh!" teriak orang kesakitan.

Mendengar jeritan itu, Wakana menoleh ke belakang melihat siapa yang berteriak.

"Ah, gomenasai Sakuraba-kun! Gomen!" maafnya. Sakuraba hanya tersenyum lalu mendekat ke papan informasi kelulusan.

"Saking senangnya kamu menabrakku. Apa aku lulus juga ya? Pagi-pagi sudah dapat sial!" candanya.

"Sepertinya kau juga lulus Sakuraba-kun!" kata Wakana.

Sakuraba pun memcari namanya.

"Ya ada,,, kita sama-sama lulus!"

Reflek Sakuraba memeluk Wakana.

"Ehem!" kaget seseorang di belakang. Mereka pun sadar dan langsung melepaskan diri.

"Eh Shin-kun", sapa Sakuraba.

"Kamu pasti lulus", kata Wakana yakin.

"Aku memang lulus", jawab Shin singkat dan dengan wajah yang dingin, wajahnya terlihat kusut.

"Kalau kau lulus, kenapa sepertinya kamu tidak senang?" tanya Sakuraba.

Shin hanya menggeleng lalu pergi meninggalkan mereka yang penuh dengan tanda tanya. Wakana dan Sakurabasaling tatap-tatapan bingung melihat tingkah Shin yang aneh.

"Dia kanapa?" tanya Wakana.

"Entahlah, dia memang suka begitu! Wakana-chan untuk merayakan kelulusan kita bagaimana kalau kita pergi ke taman bermain?" ajak Sakuraba.

"Taman bermain? Baiklah", terima Wakana, "tapi kita juga harus mengajak Shin-kun".

"Terserahmu", jawab Sakuraba agak kecewa mendengar perkataan Wakana.

Malam harinya di kediaman Wakana

'Tok…tok..tok'

'Siapa? Kok mengetuk pintu bukannya pencet bel?' tanya Wakana dalam hati.

Dia pun membuka pintu dan ternyata,,,

"Shin?" tanya Wakana tidak percaya, "ayo masuk!" ajaknya.

Shim memegang tangan Wakana kuat. Tanpa bicara.

"Eh?"

"Kenapa tadi kau berpelukan dengan Sakuraba?" tanya Shin.

"Bukan begitu, itu tidak sengaja", Wakana meyakinkan, "percayalah padaku Shin, aku tidak bohong".

"Kali ini aku percaya".

"Oh iya, kenapa kau menanyakan hal itu?" Wakana penasaran.

"Karena kau sakit melihatmu bersama Sakuraba", jawab Shin. Wakana yang mendengarnya kaget.

"Ta…ta..tapi, Sakuraba adalah sahabatmu! Bahkan dia mengajak kita pergi ke taman bermain", kata Wakana polos.

"Aku tidak mau bila dia ikut, aku hanya ingin kita berdua saja!" kata Shin dengan tampang dingin.

"Apa? Tapi bagaimana dengan Sakuraba-kun?" tanya Wakana.

"Dia itu punya maksud tertentu", kata Shin.

"Tidak! Kita harus pergi bertiga", kata Wakana mantap.

"Terserahmu, aku akan tetap ikut untuk melindungimu".

Shin pun pergi dari rumah Wakana.

'Maksud tertentu?' tanya Wakana dalam hati.

Malam ini ia tidak bisa tidur memikirkan apa yang dikatakan Shin tadi. Wakana memang menyukai Shin, tapi dia tidak menyangka akan seperti ini.

'Apa dia menyukaiku? Sudahlah Koharu, cepat tidur!' batin Wakana, dia pun akhirnya tertidur.

Keesokan harinya, Sakuraba sudah siap menjemput Wakana.

'Tid,,,tid,,,!'

"Sebentar!" kata Wakana dari dalam. Sakuraba hanya tersenyum.

Kini Wakana sudah siap.

"Mm, Sakuraba-kun, apa kita akan menjemput Shin-kun?" tanya Wakana, Sakuraba hanya mengangguk.

Selama perjalanan menuju rumah Shin, mereka tidak berbicara apapun, sepertinya Sakuraba terlalu gugup untuk berduaan langsung dengan Wakana.

Akhirnya sampailah mereka di rumah Shin.

'Tid,,,tid,,,"

Kurang dari 4 detik, Shin pun keluar.

Shin langsung duduk di samping Wakana, untung saja pintu mobil Sakuraba tidak rusak dibuatnya. Keheningan terjadi di mobil itu.

Sesampainya di taman bermain, Shin tidak berbicara apapun, bahkan saat Wakana dan Sakuraba ingin naik bianglala pun dia tidak ikut. Hingga setelah Wakana dan Sakuraba selesai bermain bianglala dia bicara.

"Wakana ikut aku!" kata Shin.

"Ah Shin? Tanya Sakuraba.

"Aku tidak menyuruhmu bicara dan aku hanya ingin berdua saja dengan Wakana! Aku ingin kau diam saja Haruto Sakuraba!" kata Shin dingin dan menggandeng Wakana.

"Tidak bisa, Shin! Aku yang mengajak kalian seharusnya kalian ikut aku!" marak Sakuraba. Ditatapnya Shin dengan penuh emosi.

Shin dan Wakana pun pergi tanpa memperdulikan Sakuraba, Sakuraba yang ditinggalkan Shin dan Wakana masih meluap emosinya.

"WAKANA, AKU MENCINTAIMU!" teriak Sakuraba yang membuat Shin dan Wakan terkejut dan menghentikan langkah mereka.

"Eh?" Wakana bingung. Shin yang tak mau kalah dengan Sakuraba langsung menempelkan bibirnya di bibir Wakana. Sakuraba yang melihatnya kaget.

"Wakana, aku mencintaimu", kata Shin pelan.

"Ah?" Wakan makin bingung. Dilihatnya Sakuraba dan Shin.

Sakuraba pun menghampiri Shin dan Wakana, lalu dicegatnya. "Wakana, kalau kau mencintaiku ikut aku!" kata Sakuraba, Shin hanya diam.

"Maaf Sakuraba-kun, Shin-kun", kata Wakana, Shin dan Sakuraba harap-harap cemas.

"Aku mencintai Shin-kun, gomen Sakuraba-kun", lanjutnya.

"Kau dengar sendiri kan HARUTO SAKURABA?"tanya Shin.

Sakuraba terdiam dengan ekspresi kecewa. Akhirnya Shin dan Wakana pergi meninggalkan Sakuraba dan keluar dari taman bermain.

"Kenapa kita keluar?"tanya Wakana dengan wajah yang masih merah

"Ikut saja", kata Shin. Mereka berjalan bergandengan sampai ke pinggir sungai.

Sesampainya di pnggir sungai mereka pun duduk.

"Wakana, kau tahu? Aku sangat mencintaimu. Tapi kenapa kau tidak mengerti?" tanya Shin setengah berteriak.

"Shin,,, a, aku,,,, aku juga".

"Sudahlah! Ayo kita cari tempat makan!" ajak Shin.

Mereka pun mencari tempat makan atau lebih spesifik lagi restoran. Hari yang sudah terik memang cocok untuk waktu makan apalagi makan ice cream.

Sesampainya di restoran mereka segera memesan ice cream, tak lama ice cream yang mereka pesan segera datang. Karena lapar, Shin langsung memakan ice cream itu.

"Shin, a…anu,,,!"

"Kenapa?" Tanya Shin.

Wakana pum mengelap bibir Shin dengan tissue karena memang bibir Shin belepotan oleh ice cream. Kemudian Shin memegang pergelangan tangan Wakana.

"Shi…Shin…", kata Wakana gugup.

"Kau tahum sikapmu barusan membuatku merasakan hal yang aneh", terang Shin. Mata lawan mata, lama baru mereka tersadar.

"Ma…maaf", kata Wakana. Wakana langsung ke toilet. Di toilet dia membasuh wajahnya.

'Apa yang terjadi?' piker Wakana.

Wakana keluar dan langsung menuju tempat Shin. Saat mereka akan pulang hujan turun deras sekali.

"Bagaimana ini?" tanya Wakana yang mulai tererang flu dan hamper demam, memang kondisi Wakana akhir-akhir ini kurang baik. Shin menggenggam tangan Wakana dan membuat wajah Wakana memerah, Shin membawa Wakana naik taksi kemudian mereka pergi ke rumah Wakana. Di dalam taksi, suhu badan Wakana menaik dan membuat Shin panik.

Shin membawa Wakana ke rumah Wakana, Ibu Wakana begitu kaget melihat wajah pucat anaknya dan menyuruh Shin membawa Wakana ke kamarnya.

"Terima kasih, nak...?"

"Seijuro."

"Iya nak Seijuro."

"Bu, bolehkah saya menjaga Wakana malam ini?" tanya Shin.

"Tidak perlu, biarkan Koharu beristirahat malam ini, ia sedang demam. Lagipula hari ini sudahlarut. Lebih baik nak Seijuro pulang saja dan kembali besok pagi," jawab Nyonya Wakana. Memang hari ini waktu telah menunjukan pukul 10 malam.

"Hn, saya pamit!" seru Shin.

"Iya, hati-hati di jalan!"

============TBC===========

REVIEW PLEASE