MATE

Jaehyun x Taeyong


Taeyong merasa sangat beruntung sekali, meski terlahir di keluarga sangat sederhana atau malah bisa dibilang pas-pasan. Namun ia dapat melanjutkan kuliah di kampus ternama di kota Seoul. Mengambil jurusan Desain Interior -karena ia sangat suka merancang tata letak dalam sebuah ruangan-. Ini semua berkat kebaikan keluarga Jung, tempat dimana ayah dan ibunya bekerja. Iya, ayah dan ibunya bekerja untuk keluarga kaya raya tersebut. Ayahnya bekerja sebagai supir pribadi Tuan Jung, dan ibunya sebagai asisten rumah tangga. Mereka sudah bekerja puluhan tahun semenjak Taeyong masih kecil. Untuk itu, sejak masih kecil Taeyong dititipkan pada kakek dan neneknya. Keluarga Jung lah yang menanggung semua biaya kuliahnya. Keluarga Jung sudah menganggap Taeyong dan juga ayah ibunya seperti keluarga. Nyonya Jung juga memberikan uang jajan untuk Taeyong setiap bulannya. Meski Taeyong menolaknya tapi Nyonya Jung tetap memaksa. Namun sebagai gantinya Taeyong kerap membantu ibunya membersikan rumah dan juga memasak tanpa digaji. Taeyong dengan ikhlas melakukannya.

Hari ini hari Minggu jadi Taeyong libur kuliah. Ia sedang berada di dapur membantu ibunya memasak makan siang ketika Nyonya Jung memanggilnya.

"Tae, kau bisa membersihkan kamar putraku. Hari ini putraku akan datang dari Los Angeles. Dia sudah dalam perjalanan kesini. Kau ganti sprei dan bed covernya. Lalu bersihkan semua barang-barang jangan sampai ada debu menempel. Bersihkan juga lantainya ya" ucap Nyonya Jung, ia terlihat sangat senang karena akan segera bertemu putranya.

"Baik, nyonya" ucap Taeyong. Taeyong segera mengambil alat-alat kebersihan yang ia perlukan lalu pergi ke lantai dua menuju kamar putra majikannya.

Saat sampai di kamar putra majikannya, Taeyong tidak langsung mengerjakan pekerjaannya. Ia melihat-lihat sekeliling kamar. Ia baru pertama kali masuk ke kamar ini. Karena yang setiap hari membersihkan dan merapihkan kamar ini bukan dia tapi pembantu lain.

Kamarnya sangat luas. Terdapat kasur berukuran besar, lemari pakaiaan, televisi juga sofa besar yang kelihatannya sangat empuk dan nyaman bila duduk di sana. Namun yang menarik perhatian Taeyong adalah beberapa foto-foto keluarga Jung dan putranya. Foto-foto saat Jung Jaehyun -nama putra majikannya- masih kecil. Kira-kira saat berumur 12 tahun.

"Lucu sekali, pipinya bulat seperti bakpao" ucap Taeyong sambil tersenyum memandangi foto Jaehyun. Taeyong membayangkan pasti putra majikannya ini bertubuh gemuk dan pendek dilihat dari foto-foto masa kecilnya. Taeyong juga berfikir tingginya pasti tak jauh beda darinya, mengingat usianya yang lebih muda dari Taeyong. Ia tau karena ibunya pernah bercerita padanya.

Sekitar 45 menit Taeyong sudah selesai membersihkan dan merapihkan kamar Jaehyun. Ia menaruh alat-alat kebersihan ke tempatnya lalu membantu ibunya merapihkan meja makan. Saat ia sedang meletakkan piring-piring dan gelas. Ia mendengar suara mobil parkir di halaman depan. Itu pasti putra majikannya, pikir Taeyong.

Terdengar suara Nyonya Jung dari ruang tamu menyambut putranya. "Sayaaang... Ibu sangat rindu sekalii" ucap Nyonya Jung memeluk putranya.

"Aku jugaa kangen ibuuu" Jaehyun membalas pelukan erat. Mereka pun berpelukan lama sekali.

"Kalian ini berlebihan sekali, kalian kan baru bertemu seminggu yang lalu. Masa sudah sebegitu kangennya" ucap Tuan Jung, ia hanya menggelengkan kepala sambil tertawa melihat kelakuan ibu dan anak tersebut. Lebay, begitulah kira-kira yang ada dipikirannya. Tuan Jung benar. Seminggu yang lalu mereka baru saja mengunjungi putranya di Los Angeles.

"Tapi kan hanya sebentar ayah, hanya satu hari kalian sudah pulang lagi ke Seoul" ucap Jaehyun protes, masih memeluk ibunya.

"Ayah dan ibu kan hanya memenuhi undangan teman ayah saja. Kalau lama-lama di sana lalu pekerjaan ayah bagaimana?" jawab Tuan Jung.

"Ayah kan punya banyak karyawan, masa tidak ada yang bisa menggantikan ayah" balas Jaehyun lagi. Jaehyun benar Tuan Jung punya banyak sekali karyawan. Posisinya sebagai Direktur disebuah perusahaan di Seoul, seharusnya tak perlu repot-repot ke kantor setiap hari. Ia punya manager dan asisten yang bisa menggantikannya. Namun Tuan Jung merasa harus tetap ke kantor mengamati langsung kinerja karyawan-karyawannya.

Sudah-sudah, ayo kita makan siang. Kau pasti lapar kan sayang? Biar paman Lee yang menaruh kopermu di kamar" Nyonya Jung memotong percakapan ayah dan anak tersebut. Lalu menggandeng putranya menuju meja makan.

Jaehyun mengikuti saja ketika ibunya membawanya menuju meja makan. Saat di meja makan ia bertemu dengan Nyonya Lee, ibu Taeyong yang sedang menghidangkan makan siang. Ia dan Nyonya Lee sudah saling mengenal. Saat kecil, Jaehyun diasuh oleh Nyonya Lee karena pada saat itu Nyonya Jung masih bekerja.

"Bibi Lee.." Jaehyun menyapa Nyonya Lee dan memeluknya. "Sudah lama kita tidak bertemu, aku kangen sekali padamu" ucap Jaehyun lagi.

"Kau pasti hanya kangen pada masakanku saja, iya kan" ucap Nyonya Lee bercanda.

"Aku sungguh kangen padamu, bi. Mmm.. Masakanmu juga" balas Jaehyun sambil tertawa.

"Tuh kan, uh dasar nakal" Nyonya Lee mencubit pipi Jaehyun gemas. "Kau sekarang sudah besar ya, Jae".

"Aku banyak makan, bi. Jadi cepat besar" ucap Jaehyun, tertawa lagi. Namun tawanya tiba-tiba terhenti saat melihat Taeyong yang sedang membawa hidangan makan siang mereka. Pandangannya tak lepas dari Taeyong.

Nyonya Lee yang ikut melihat arah pandang Jaehyun langsung berucap. "Oh Jaehyun, ini putraku. Namanya Taeyong. Dia tinggal disini membantuku" Nyonya Lee memperkenalkan putranya.

Taeyong membungkuk memberi salam pada Jaehyun. "Aku Lee Taeyong, salam kenal Tuan muda Jaehyun" ucap Taeyong sambil tersenyum.

"Mm.. Salam kenal juga, Tae..yongg" jawab Jaehyun gugup.

"Taeyong lebih tua darimu, Jaehyun. Kau harus memanggilnya hyung" Nyonya Jung berkata pada Jaehyun.

"O..oh iya. Taeyong hy..ung" ucap Jaehyun, masih gugup.

Jaehyun memang baru sekali ini bertemu dengan Taeyong. Waktu terakhir ia pulang ke Seoul, Taeyong masih tinggal bersama kakek dan neneknya. Ia pun tak tau kalau paman Lee dan bibi Lee mempunyai putra yang hampir seumuran dengannya. Dan sangat manis. Iya, walaupun Taeyong seorang namja namun ia mempunyai wajah yang manis seperti seorang yeoja. Membuat para yeoja ataupun namja tak berhenti memandangnya. Termasuk Jaehyun.

Dan ternyata penilaian Taeyong terhadap sosok Jaehyun juga salah. Tidak gemuk dan pendek seperti yang ia bayangkan. Namun sosok yang ada di depannya kini bertubuh atletis, tingginya jauh melebihi dirinya, warna kulitnya putih. Mungkin karena Jaehyun tinggal lama di Amerika, pikir Taeyong. Dan, dia sangat tampan.

Acara makan siang keluarga Jung diiringi pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan untuk Jaehyun, seperti 'bagaimana sekolahmu?' 'bagaimana kabar kakek dan nenek?' 'apa mereka sehat?' dan lain-lain. Nyonya Jung sangat bersemangat sekali melontarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, namun lain halnya dengan Jaehyun. Ia hanya menjawab sekenanya saja. Karena ia sedang tidak fokus. Matanya terus saja melihat ke arah dapur. Selera makannya juga tiba-tiba hilang. Padahal tadi ia sangat lapar. Ada apa dengan dirinya? Kenapa ia terus memikirkan Taeyong? Dan kenapa jantungnya berdetak dengan cepat saat membayangkan sosok Taeyong?

TBC


Hai hai ketemu lagiii... \^^/ Ini ff ke-dua aku... Semoga kalian suka... ^_^ Dan jangan lupa review yaa... Thx~ And see you next chapter \^^/