POSESIF

Drabble

Choi Junhong X Yoo Youngjae


Yoo Youngjae menatap jam di pergelangan tangan yang menunjukan pukul sepuluh malam lalu menghela nafas pelan. Ia lagi, lagi lupa waktu dalam menghabiskan kesendiriannya mencari ketenangan untuk berpikir. Pasti Himchan akan memarahinya ketika pulang nanti.

Ia yakin sosok yang benar-benar menjadi ibu di dalam grup mereka itu sangatlah cerewet di depan ataupun di dibelakang kamera. Berbeda dengannya yang lebih pendiam jika di belakang kamera. Semua orang memiliki alasan bukan kenapa harus seperti itu.

Youngjae sendiri tidak ingin membuat Baby khawatir akan kediamannya secara tiba-tiba dalam satu acara. Lupakan Daehyun yang memang seperti Himchan dalam kecerewetan terutama ketika nafsu makan orang itu kambuh tentang cake maka Youngjae lah kena imbasnya.

Mendongkkan kepala, Youngjae di sambut pemandangan yang menganggumkan dari indahnya permadani berbintang serta sang rembulan yang bersinar terang.

Mengukir senyum di bibir khasnya ada rasa tenang yang datang setiap ia menatap langit malam berserta sang rembulan. Dulu di keadaan susah ia selalu berlari mencari ketenangan dengan menatap indahnya langit malam atau pun kesendirian sang rembulan.

Terkadang ia juga menjadi puitis menatap sang rembulan dan menulusi beberapa bait lagu yang sangat sedih karena sebuah kerinduan. Yongguk saja sampai menatapnya dengan pandangan yang 'Kau-sedang-patah-hati?- membuat Youngjae marah sendiri.

Terkekeh pelan, ia tak sadar bahwa ada keberadaan lain yang ikut memperhatikan langit malam serta menatap kearahnya dengan pandangan lembut.

"Apa hyung sedang menghitung bintang?"

Youngjae sukses tersentak kaget mendengar suara lain begitu dekat dengan telinganya. Menengok kearah kanan ia mendapati wajah polos adik terakhir dari grup mereka tengah memandang ia penuh tanya.

"K-kau mengagetkan ku bodoh."Youngjae mencubit pipi yang masih memiliki lemak bayi tersebut dengan gemas, menghasilkan ringisan sakit dari sang adik, Junhong.

"Hyung, sakit tahu."Junhong mengadu sambil mengusap pipi yang memerah.

Tertawa melihat wajah lucu Junhong, Youngjae mencium kedua pipi itu gemas seperti kebiasaannya yang selalu di keluhkan oleh Junhong di salah satu acara televisi dulu.

"Itu hukuman karena kau membuat ku kaget."ucapnya sambil memasang wajah sok serius yang gagal.

Youngjae memiliki wajah yang manis menggunakan maka up atau pun tidak, sedangkan Junhong memiliki sisi tampan di beberapa hal di bandingkan dengan Youngjae.

"Aku kan hanya bertanya hyung."rengek Junhong masih tak terima.

"Tapi, tidak dengan berbicara tiba-tiba tepat di samping telinga ku."omel Youngjae.

"Bilang saja hyung takut."

Youngjae menatap malas pada Junhong yang mulai menebak dengan pemikiran yang sulit dimengerti itu.

"Sudahlah."sela Youngjae lalu kembali pada kegiatannya memandang langit malam, mengacuhkan Junhong yang merengut tak suka. Perdebatan mereka tak akan selesai karena Junhong tidak suka kalah.

"Menyebalkan sekali."

Youngjae menulikan telinga mendengar gerutuan Junhong, keadaan taman yang sepi tanpa ada orang berlalu lalang atau pun kendaraan yang lewat membuat telinga Youngjae menjadi lebih peka akan suara umpatan Junhong tadi yang mulai mereda karena merasa di acuhkan.

"Hyung, kau mengacuhkan ku."Junhong bersuara kembali. "Ada berapa banyak bintang diatas sana hyung?"

Sebuah lengan melingkar di pinggangnya dengan beban dibahunya mulai bertambah. Youngjae tanpa menengok pun tahu bahwa Junhong mulai kebiasaan manjanya jika di acuhkan seperti tadi.

"Kita tidak bisa menghitung berapa banyak bintang diatas sana."Youngjae mengukir sebuah senyum. "Angkasa itu luas dan bintang pun bertebaran di atas sana begitu banyak layaknya lampu-lampu kecil menganggumkan di malam natal."

Youngjae menjadi sangat puitis sekarang membuat Junhong tersenyum senang dan sedikit mengeratkan pelukannya.

"Lalu hyung?"Junhong bertanya penasaran.

"Lalu kita tidak bisa menentukan seberapa banyak bintang diatas sana, maknae."Youngjae mengusap surai hitam Junhong dengan lembut.

Youngjae sangat menyayangi Junhong dan Jengup begitu banyak, dua orang yang butuh perhatian lebih karena mereka memiliki umur yang begitu muda. Junhong yang di perlakuan seperti itu menenggelamkan wajahnya di antara bahu dan leher Youngjae.

Terkekeh pelan mendapati sikap manja Junhong, Youngjae sangat bisa membedakan cara manja Junhong dan Jongup itu berbeda. Junhong suka selesai seperti posisinya sekarang saat ingin bermanja-manja padanya sedangkan Jongup hanya perlu duduk disamping anak itu dan menepuk pelan kepalanya maka Jongup akan mula bercerita banyak, memahami Jongup lebih sulit karena sifat 4D anak itu.

"Hyung, kenapa kau harum sekali?" Junhong bertanya sambil menghirup aroma leher Youngjae.

"Karena aku sudah mandi."jawab Youngjae asal.

"Aku suka aroma tubuh mu, Youngjae hyung."

Youngjae mengusap suarai itu kembali, ada satu hal yang sebenarnya selalu di pertanyakan olehnya di saat seperti ini.

"Aku bukan makanan bodoh."

"Tapi, tentu aku bisa memakan mu."

Chup

Youngjae menggigit pipi bagian dalam saat Junhong memberikan sebuah kecupan secara tiba-tiba di bagian lehernya. Dalam keadaan seperti ini lah ia akan selalu bertanya, kenapa Junhong selalu memalukan kontak berlebihan saat bermanja-manja padanya ketika mereka hanya berdua saja.

"Kau membuat ku takut, bodoh."ucapnya membuat Junhong melepaskan pelukan di pinggang Youngjae dan sedikit menjauhkan diri.

Menengok kearah Junhong yang memandang dirinya dengan tatap begitu datar, Youngjae merasa tidak asing dengan tatapan seperti itu. Menggigit bibir bawahnya tanpa sadar, sejujurnya dalam keadaan seperti ini ia lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama Daehyun yang cerewet di banding menghadapi Junhong yang menatapnya begitu datar.

"Jangan memandang ku seperti itu Junhong."

Sebuah senyum terukir dibibir Junhong yang sayangnya mata itu masih dengan tatapan yang sama.

"Kau manis seperti ini, Youngjae."

Seperti adegan yang bergerak begitu lambat di sadari olehnya, mata Youngjae membulat sempurna dalam keterkejutan. Ketika bibir itu menempel tepat dibibirnya dan memberikan sebuah lumatan kasar.

'Tidak! tidak! Ini salah.'


TAMAT BAGIAN AWAL


A/N: Semoga drabble ini menghibur.