Cap pertama di kedai ramen.

YOU'LL BE IN MY HEART

Rating : M

Pairing : Sasuhina

Genre : Drama

Warning : CANON, OOC, typo, abal, gaje, alur kecepetan, ide pasaran, dan lain-lain

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

.

.

.

.

.

"Kyaa Sasuke-kun! senang sekali setelah setelah bertahun-tahun kita tidak berkencan, akhirnya kita berkencan kembali!" Sasuke harus mengakui kalau suara teman satunya ini memang sangat khas, terlalu manis.

Hey, bukankan tadi dia yang menggebu-gebu. Mengajaknya makan ramen sebagai perayaan kembalinya ia ke Kanoha, Sasuke merasa aneh.

"…"

"Sakura-chan yang sedang berkencan kan kita." Nah yang satu ini lebih aneh lagi, kenapa rasanya Sasuke seperti di manfaatkan.

BUUKH

"Diam baka!." Ah rasanya Sasuke harus memutar kembali memori masa lalu, ia dan diantara dua manusia yang tak normal ini, walaupun tak dapat ia pungkiri dua manusia yang dianggap konyol inilah yang berhasil memadamkan api kebencian dalam dirinya dan membawa ia kembali ketanah leluhurnya.

Ya, sebulan yang lalu perang telah berakhir dengan kemenangan para Aliansi ninja, dan kembali satu-satunya pewaris Uchiha.

Walaupun banyak desa yang ribut tentang hukuman, yang harus di jalani oleh sang Uchiha muda,

Namun Konoha dan Naruto, berhasil menyakinkan para Tetua yang bergelora waktu itu. Dengan menjamin bahwa Uchiha tak akan menggunakan kekuatan sampai batas yang di tentukan. Dan sederet hukuman tak lazim lainnya.

Sasuke pernah berpikir untuk menghidari serta melarikan diri dari kehidupan ninja, namun sekali lagi, Naruto, saudara yang tak di anggap meluluhkan hatinya. Entah kenapa hatinya menyuruh untuk mendukung setiap keputusan teman berisiknya tersebut. Dia merasa bersalah atas waktu yang Naruto buang sia-sia demi menuntunnya kembali kepada jalan kebenaran.

Karena itulah ia berada di sini, walaupun alasan itu tak pernah dia ungkapkan. Toh Naruto maupun Sakura tidak pernah mempertanyakannya.

Lalu pernah ada hal yang menganjal tentang teman perempuan setimnya, Sakura. Sebuah ungkapan perasaan yang Sasuke sendiri sedikit merasa tersanjung karenanya. Perasaan hati itu pernah Sasuke berniat ingin membalasnya. Mengingat sang gadis rela menunggu bertahun-tahun lamanya.

Namun siapa tau Naruto juga menaruh perasaan serius terhadapnya, Sasuke sendiri baru tau kalau Naruto sangat serius terhadap Sakura. Ya, dulu dia tak pernah ingin tau segala tentang Naruto waktu itu dia masih di sibukkan dengan balas dendamnya.

Mengetahui hal itu Sasuke perlahan keluar dari lingkaran cinta segitiga tersebut, hal itu tak layak dalam Uchiha. Toh dia merasa, walaupun di pungkiri Sakura dan Naruto sepertih adik-adiknya sendiri.

"He…he sekarang kau hebat Naruto. Bisa kencan juga dengan Sakura-chan." Paman Teuchi ikut-ikutan meramaikan Suasana konyol yang terjadi di kedai tersebut, Sasuke tersenyum sedikit entah kenapa tadi dia mau ikut dua orang berisik ini, bukan kah mereka tadi mengajaknya untuk merayakan kembalinya Sasuke ke Konoha kenapa sekarang modusnya lain.

"Paman Teuchi jangan ikut…" sebelum Sakura menyelesaikan kata-katanya lonceng yang ada di kedai ramen tersebut berbunyi pertanda ada tamu, "Selamat datang Hinata-chan! Silakan masuk!" Ayame ramah menyambut tamunya.

"Oh Hinata-chan!, mari duduk disini" suara riang Sakura terdengar. Sasuke tak berusaha menengok dia tetap pokus pada ramennya, dia malas, toh nantinya perempuan itu akan jerit-jerit juga kalau tau Sasuke ada di sini, pesonanya terhadap perempuan belum hilang walau dia seorang missing-ning.

Namun beberapa menit kemudian Sasuke merasa keheningan yang aneh, Naruto yang tak berisik. Sakura yang tak cerewet sepertih biasa, dan paman Teuchi yang kembali pada pekerjaannya, hal ini membuat Sasuke sedikit penasaran, apa yang terjadi? kenapa kedatangan perempuan itu membawa suasana aneh ini, bukannya Sasuke tidak suka keheningan sebaliknya dia sangat mencintai ketenangan, namun sunyi ini terlalu mencekam, perasaan tak lazim ini mau tau mau membuat rasa penasaran di hatinya.

Kalah dengan rasa keingintahuannya, Sasuke lalu melirik lewat ekor matanya, seorang perempuan bermata aneh khas Klan Hyuuga, menunduk dengan satu porsi ramen di depannya dia duduk di samping Naruto yang berwajah merah, muka perempuan itu sendiri tak kalah merahnya.

Mereka berdua tidak berbicara. Sunyi.

"Hinata-chan kau baru pulang dari misi, ya?" Sakura mencoba memecahkan suasana sepi ini namun hanya di respon dengan anggukan dari perempuan itu, lalu sunyi lagi.

"Ah aku lupa" Sakura menepuk jidatnya "Tadinya Hokage-sama menyuruhku untuk menghadapnya" kelihatanya Sakura ingin keluar dari suasana aneh ini "Sasuke-kun mau ikut?" Sakura tersenyum manis kearah Sasuke, Sasuke tidak merespon dia masih asyik dengan mie ramenya.

"Aku ikut Sakura-chan, aku juga ada keperluan dengan nenek Tsunade." Naruto ikut berdiri.

"Siapa yang mengajak mu?" tak ada respon dari Naruto namun bunyi "pooh" terdengar setelah itu tanda Naruto sudah menghilang.

"Ya sudah! Kalau begitu aku juga pergi, daa Sasuke-kun, paman Teuchi, Ayame-san dan Hinata-chan." Sakura sempat-sempatnya tersenyum manis kearah Sasuke.

"Y-ya Sakura-chan" Sasuke merasa aneh dengan jawaban perempuan Hyuuga tersebut, bukankah dia di tinggalkan?.

Sepeninggal Naruto dan Sakura kedai ramen ini kembali sunyi hanya suara alat-alat yang Ayame pakai yang terdengar, bahkan Ayame dan paman teuchi berbisik-bisik kalau ingin berbicara. Sasuke tidak merasa keberatan dengan keheningan ini, mungkin karena duo berisik itu telah pergi, dan perempuan yang duduk dengan jarak yang cukup jauh di sampingnya, juga menyukai keheningan.

Mereka makan dalam diam, baik Sasuke maupun Hinata merasa nyaman-nyaman saja dengan keadaan tersebut, tapi tidak dengan Ayame maupun Teuchi. Mereka bahkan terlalu takut mengeluarkan suaranya, seakan-akan satu suara bisa membunuh. Ayame sedikit kesal terhadap Naruto dan Sakura karena telah meninggalkan dua orang pendiam di kedai ini.

"Saya selesai" perempuan Hyuuga tersebut berdiri, Sasuke merasa janggal bukankah tadi perempuan itu baru memesan ramen, aneh kalau dia sudah selesai. Apa dia takut karena hanya berdua dengan seorang mantan penjahat, seperti Sasuke? Hal ini membuat Sasuke merasa panas, bukannya Konoha telah menerimanya? lalu kenapa dengan perempuan ini.

Karena hal ini Sasuke langsung berpaling kearah mangkok di sebelahnya lalu dia merasa takjub dengan cara makan si gadis, mangkok itu benar-benar kosong.

"Saya permisi dulu Ayame-san, paman Teuchi." Hinata membungkuk kearah pemilik kedai itu.

Dia juga membungkuk kearah Sasuke. " P-permisi juga Sasuke-kun."

He… dia juga pamit pada Sasuke, lalu apa istimewanya? Bukankah keadaan ini sering dia alami dengan Sakura, Karin. Lah kok, rasanya ada sesuatu perasaan yang lain yang dirasakan Sasuke, bukan karena kata-kata pamit yang di ucap gadis itu, tapi mungkin karena tingkahnya yang lain dari gadis yang sering Sasuke temui. Tapi rasa penasaran itu langsung di tepis Sasuke. Toh dia tidak kenal sama perempuan itu, makanya Sasuke tak merespon dia kembali pada ramennya yang tinggal setengahnya.

Hinata tidak merasa kesal dengan sikap yang di berikan pemuda tersebut, lalu perlahan kakinya mulai melangkah meninggalkan kedai ramen tersebut. Lagi-lagi timbul rasa penasaran yang berlebih pada Sasuke, "aneh" satu kata yang di sandangkan pada gadis Hyuuga itu.

Setelah menghabiskan satu porsi ramen Sasuke bergegas keluar dari dari tempat tersebut tanpa ucapan apapun, kayaknya dia lupa perkataan Hokage sebelumnya untuk lebih ramah pada penduduk desa, bukan sifatnya sih.

Pemilik ramen tersebut Cuma bisa menghembuskan nafas berat sekaligus lega. Sekarang mereka bebas berbicara keras-keras kalo perlu teriak sekalian, inikan kedai mereka kenapa terasa terimidasi.

Sasuke berniat kembali pada rencananya semula, untuk kembali berlatih di dekat hutan. Namun kelihatanya cuaca tidak mendukung itu bisa terlihat pada langit yang mendung, dan dugaannya benar hujan pun menguyur Konoha cukup deras.

Sasuke berusaha untuk mencari tempat teduh, dia tidak mau kehujanan, katanya hujan pertama biasanya menbawa penyakit, beruntung dirinya menemukan sebuah pohon yang cukup rimbun, yang Sasuke perkirakan, cukup untuk melindunginya dari hujan.

Hujan ini seakan membawa kembali pada memori masa silamnya. Kadang dia benci pada hujan.

Hujan mengingatkan pada dosa-dosa masa lalunya, Sasuke memejamkan matanya menepis perasaan yang tiba-tiba sesak.

Sesaat ketika dia membuka mata, onik-nya melihat biru.

Seorang gadis dengan rambut sepinggul berdiri ditengah hujan, mukanya dia tengadahkan matanya terpejam. Gadis yang baru saya di ketahui identitasnya baru tiga puluh menit yang lalu.

Tidak taukah gadis Hyuuga itu kalo hujan pertama tidak baik untuk kesehatan. Bukankah seorang ninja harus menjaga tubuhnya.

Entah kenapa tanpa aba-aba kata-kata Tsunade, muncul kembali di otaknya untuk membuat lebih banyak kebaikan pada penduduk desa.

Tanpa sedar, kemeja satu-satunya yang membalut di badannya telah berada di atas kepala dan memperlihatkan tubuh bidangnya. Perlahan dengan langkah tegap dia menghampiri sang gadis berniat dapat memayungi kepala si Hyuuga.

Ketika berada di depan sang Hyuuga barulah Sasuke dapat melihat melihat keseluruhan sang gadis , mukanya bulat penuh, dengan mata yang masih dia sembunyikan, dan bibir merah tipis. air hujan yang perlahan jatuh di antara kedua matanya, mengalir di pipi dan berlabuh di lehernya membawa sensasi yang aneh di hati Sasuke.

Ah… bukan, itu bukan air hujan itu air mata, perempuan ini menagis pikir Sasuke. Kenapa?.

Saat perempuan itu membuka mata, pandangan mereka bertemu.

"Jangan menagis." Sasuke mengutuk dirinya kenapa malah ini yang keluar dari mulutnya, perempuan itu bengong lalu cepat-cepat membungkuk, setelah itu dia pergi tanpa menengok lagi.

Sedangkan Sasuke tidak bisa bergerak, dia hanya memandang punggung perempuan itu dengan kemeja basah di atas kepalanya. Aneh!.