Hai Hai Minna-san! Bikin cerita baru, nih! Hope you like it!
GEPLAK GEPLIK!
Rin : Dasar author.. FANFIC YANG 'VOCALOID AT BISCUIT LAND' BLOM DILANJUTIN, MALAH BIKIN BARU!
JDUAR! *caps jebol*
Karen : ny.. Nyahahahahaha! Gomen gomen! Abisnya malem-malem Karen mimpi BAGUUUUSS banget. Biar mimpinya gak lupa, Karen buru buru tulis dalam bentuk fic deh!
Kaito : *bisik bisik* jadi ini fic terinspirasi dari mimpinya si author?
Black Rock Shooter : *bisik bisik* feeling gue gak enak nih..
Gakupo : *bisik bisik* kabur yookkk...
*ngacir*
Karen : Eh? Eh?! Yaelah... Kok gue lonely and always, sih? Yaudah.. Gue bacain desclaimernya, yah...
Desclaimer : Voca/UTAU and chara Black Rock Shooter bukan punya Karen! Karen cuma punya fic ini, mimpi, dan masa depan #cie elah
Action!
The Memories of the VocalTree and the Black Road Forest
Black Rock Shooter POV
Namaku Black Rock Shooter. Umurku 16 tahun. Saat ini aku bersekolah di VocalAcademy, sekolah yang paling terkenal di UTAU City. Sekolah ini adalah sekolah kelas atas. Uang sekolahnya sangat mahal dan fasilitasnya sangat bagus. Seluruh siswa sekolah ini rata-rata adalah keturunan bangsawan.
Seharusnya aku berbangga, bukan?
Kenyataannya tidak.
Seluruh siswa terlalu berbangga atas keadaan ekonomi dan jabatan keluarga mereka. Mereka menjadi sangat sombong. Dalam berteman saja mereka memilih-milih
"Oi, Shooter!"
BUAG!
Sebuah bola basket mendarat di kepalaku. Pengelihatanku kabur dan kepalaku sangat pusing. Aku jatuh tersungkur di lantai.
"Hahaha! Itu pembalasan bila kau berani memarahi adikku lagi!" Ujar Akita Neru, pemimpin grup basket sekolah ini sambil meninggalkanku.
SERBA SALAH. Adik Neru kemarin melempariku dengan tepung. Aku marah karena saat itu aku harus menghadiri acara penting keluarga dan aku sudah sangat terlambat, sehingga tak sempat mengganti baju. Adik Neru dan teman temannya tertawa girang. Tentu saja aku memarahinya. Akibatnya, bola basket mendarat dikepalaku hari ini.
"Eh? Kau tidak apa-apa, Shooter?"
Aku melihat seorang laki-laki berambut biru mendekatiku. Kaito. Aku mengangguk dan mencoba berdiri, tapi ambruk lagi.
"Woah, Shooter! Jangan maksain juga! Lu istirahat di UKS aja deh!" Kata Kaito
Kaito memegang lenganku untuk membantuku berdiri dan menuntunku ke UKS.
"Huh! Kau ini, sama saja seperti kembaranmu," kata Kaito ketika sudah sampai di UKS.
Kembaranku? Sejak kapan aku punya kembaran? Aku selalu bingung saat dia mengatakannya. Dia selalu menyebut nyebut nama Hatsune Miku sebagai kembaranku. Orang tuaku selalu mengacuhkan pertanyaan tentang kembaranku. Sepertinya ada yang mereka sembunyikan dariku. Entahlah.. Aku tidak terlalu memikirkannya.
"Hoi hoi! Ngomong dong! Dari tadi gue kayak ngomong sendiri," protes Kaito
"Gue juga bingung mau ngomong apa, BaKaito!"
"Duh.. Lu tiap hari keluar masuk UKS... Kayaknya lu perlu refreshing terapi di otak. Senen pusing. Selasa mata kiri buta sesaat. Rabu mata kanan sakit. Hari ini ketimpuk bola. Besok apa?" Ledeknya
"Muntaber"
"Huh.. Dasar.. Mata bermasalah... Nyadar gak sih? Mata lu udah berubah warna. Lu musti ke dokter mata" jawab Kaito.
Ha? Ganti warna? Mana ada yang begituan. Dasar ngelantur...
"Okey! Gue balik ke kelas dulu, yah! Lu disini aja, sekalian bolos," kata Kaito sambil meninggalkanku yang sedang berbaring di tempat tidur UKS.
"Oh ya..." Kata Kaito tiba-tiba
"Ada yang menunggumu di BlackRoad Forest sepulang sekolah. Aku akan menunggumu di pinggir hutan. Nanti kuantar kau ketempat 'orang itu'," kata Kaito lagi.
BlackRoad Forest... Hutan itu ada beberapa kilometer di sebelah utara gedung sekolahku. Menurut mitos, dalam hutan itu ada sebuah pohon besar. Didalamnya bisa kita temui berlian, permata, dan segala perhiasan paling berharga. Namun keberadaan pohon itu tak diketahui. Hah.. Banyak orang membuang waktunya untuk mewujudkan kebenaran mitos itu.. Benar-benar bodoh.. Tamak sekali manusia...
Kaito meninggalkan ruang UKS dan kembali ke kelasnya.
'Mataku.. Berubah warna?'
Aku masih terus memikirkannya. Memang selama seminggu ini aku gak enak badan. Pengelihatanku suka kabur dan pusing.
Aku melihat sekitar.. Eh? Ada kaca. Aku melihat ke arah kaca.
EH? DIA BENAR! Kenapa mataku? Berubah jadi warna biru? Mataku tadinya kan hitam! (A/N : Disini ceritanya item. Jangan dipertanyakan maupun dipermasalahkan)
Hah.. Sudalah.. Mungkin perubahan masa remaja (ha?)
Aku memutuskan untuk tidur hingga bel pulang sekolah.
'Rock-san! AWAS!'
JLEB! BRUK!
'Nee-san.. Kau tidak apa apa? Nee-san! Nee-san! Buka matamu! Nee-san!'
'Rock-san... Jagalah... Ingat itu'
'Eh?! Apa yang kau lakukan?! NEE-SAN! JANGAN!'
"HEI, SHOOTER! Kau kenapa?!"
Aku membuka mataku dengan cepat. Nafasku terengah engah. Mimpi itu lagi.. Selalu menghantuiku seminggu ini.
"HEI BAKA SHOOTER! Kau kenapa?!" Teriak Kaito.
"Erg... Apa, BaKaito? Teriak teriak kayak orang gila," jawabku kesal.
"Kau yang baka. Kau mengerang-erang sambil tidur tau! Kau mimpi buruk?" Tanya nya.
Aku kembali mengigat ingat mimpiku. Saat itu aku sedang berada di sebuah hutan bersama seorang perempuan berambut hijau tosca diikat dua. Sepertinya aku sangat akrab dengannya. Tiba-tiba ia terjatuh di depanku dengan darah di badannya, sementara mataku meneteskan darah. Apa maksudnya? Dimana hutan itu? Siapa gadis itu? Apa yang sebenarnya terjadi? Dan.. kenapa mimpi itu terus terulang selama seminggu ini?
"WOI! Ngelamun mulu. Lu sakit. Yaudah. Besok aja ke BlackRoad Forest nya. Lu istirahat dulu," kata Kaito.
"Hah?! Ini udah pulang sekolah?! Cepet amet!" Kataku kaget.
"Yaelah dia baru nyadar. Makanya jangan tidur mulu," kata Gakupo.
"EH?! Sejak kapan lu ada disini?" Teriakku kaget melihat sosok banci kaleng di sebelah Kaito.
"Oh... Gue tadi dikasih tau Kaito kalo lu lagi di UKS. Jadi gue skalian ajah.." Terang Gakupo.
"Woi! Jadinya mau ke BlackRoad Forest nya kapan?!" Kata Kaito
BlackRoad Forest.. Sebenarnya aku agak males ke BlackRoad Forest. Ngapain sih?! Buang buang waktu aja masuk ke hutan gituan. Eh? Hutan? Apa ada kaitannya dengan mimpiku?
"WOI! NGELAMUN LAGI NGELAMUN LAGI! Lu kenapa sih akhir akhir ini?" Kata Gakupo ikutan kesal.
"Eh? Ah.. I..iya.. Kita pergi sekarang." Kataku kaget.
"Gitu kek dari tadi.. Buang waktu ajah. Yuk buruan," kata Kaito meninggalkan ruang UKS.
Aku segera memakai tas ku yang sudah dibawakan Gakupo dan pergi ke BlackRoad Forest.
Ada apa sih? Sepertinya mereka buru-buru banget... Memang ada apa dengan hutan itu?
Kaito POV
Hah... Jadi si Shooter udah mulai menunjukan tanda tandanya yah? Kalau saja dia masih ingat tentang 'itu'. Aku yakin 'dia' tidak akan menderita dalam 10 tahun ini. Miku... Ini semua belum terlambat, kan? Andai kau masih disini bersamaku...
Gakupo POV
Hadeh Mikuuuuuu... Kenapa kau melakukannya? Kalau begini sih bisa susah.. Kita tidak bisa menemukan letak VocalTree kalau Rock-san tidak ingat letaknya... Untunglah Rock mulai menunjukkan tanda tanda kekuatanmu... Setidaknya masih ada harapan bagi kita untuk menyelamatkan keadaan... Ah! Maafkan ketidaksopananku. Namaku Kamui Gakupo. Aku dan Shion Kaito adalah teman masa kecil Miku dan Rock-san. Sangat disayangkan bahwa Rock-san melupakan Miku dan kejadian kejadian 'itu'... Semoga dia bisa cepat mengingatnya...
Black Rock Shooter POV
"Hei BaKaito! Kita mau kemana sih?!" Kataku kesal.
"Sudah kubilang, kita masuk ke hutan" jawabnya.
"Ngapain sih? Mencari harta? Aku tidak tertarik dengan hal itu! Dengar ya! Pohon ajaib itu hanyalah MITOS! Catat itu baik baik!" Kataku memberontak.
"Rock-san! Keadaan ini darurat! Kalau kita tidak segera memperbaiki keadaan, bisa fatal akibatnya. Tenang, kami tidak akan membuatmu tersesat, kok. Kami akan ikut bersamamu," kata Gakupo menenangkan.
Huh.. Aku tak bisa berkata apa apa lagi selain mempercayai mereka. Kenapa? Mereka adalah satu satunya temanku di sekolah ini. Tidak ada yang mau berteman denganku karena kasusku yang pernah membunuh. Aneh, bahkan aku tidak tahu siapa yang kubunuh.
Apakah.. aku membunuh kembaranku?
Tidak tidak tidak! Jangan berpikir yang aneh aneh, Rock! Hal itu tak mungkin! Kau bahkan tidak memiliki saudara kembar!
"Hei, apa kalian sudah minta ijin ke orang tua bahwa kalian akan masuk ke hutan ini?" Tanyaku penasaran.
"Hei, lu lupa, yah? Ortu gue kan tinggal di Amerika. Gue tinggal sendirian di apartemen. Yah.. Mau ijin sama sapa?" Kata Gakupo santai
"Gue sih udah ijin ke ortu gue. Setelah gue jelasin maksud gue ke BlackRoad Forest secara jujur dan berwibawa #EAAAA, mereka ngasih ijin gue," kata Kaito santai.
"Lu sendiri udah ijin bloooommmm?" Kata Gakupo mengodaku.
Hah? Iya yah.. Bego.. Gue blom ijin..
"Tenang. Gue sih udah minta ijin sama ortu lu kalo kita bertiga mau ke BlackRoad Forest. Ortu lu gak keberatan sama sekali katanya," kata Kaito.
Tentu saja orang tuaku tidak keberatan kehilangan aku. Mereka membenciku sejak aku dituduh membunuh. Entah siapa yang kubunuh samapi mereka begitu kesal padaku...
"Kita sudah sampai," kata Kaito ketika kami sampai di pinggir hutan BlackRoad Forest
BlackRoad Forest... Saat ini aku berada di tepi hutan itu. Kelihatannya sangat rimbun dan asri. Ah.. Entah kenapa aku merasa nyaman disini, bahkan aku takkan keberatan tinggal selama beberapa hari disini.
"Mulai dari sini, kita harus berhati hati. Bisa saja bahaya kembali mengancam," pesan Kaito. Gakupo dan aku mengangguk.
Kami mulai memasuki hutan.
"Kalo boleh tau, kita mau kemana, sih?" Tanyaku penasaran.
"Ke VocalTree. Itu adalah 'pohon ajaib' yang kau sebutkan tadi. Tenanglah, kita kesana bukan untuk mencari harta. Kita kesana untuk tujuan lain," jawab Kaito sambil terus berjalan.
VocalTree?
TSIING!
Argh! Ada apa ini? Mataku sangat sakit! Rasanya seperti tersayat pisau!
"Rock-san? Kau tidak apa apa?" Tanya Gakupo khawatir.
"em... Tidak.. Aku tidak apa apa. Tak usah khawatirkan aku, BaKamui!" Jawabku berusaha menyembunyikan rasa sakit tak tertahankan dari kedua mataku ini.
Gakupo menatapku curiga, tapi kemudian dia mempercayaiku dan kembali berjalan. Fiuh.. Untunglah.
Namun, semakin jauh kami memasuki hutan, semakin sakit mataku. Namun aku mencoba menahannya agar kedua sohib ku tidak khawatir.
? POV
"Ternyata benar.. Mereka sudah mengenal tentang pohon itu."
"Bagaimana rencana selanjutnya? Apa kita akan pulang? Aku mulai takut.."
"Kau pulang saja, Yowane-san. Ikuti saja jalur dari batu yang tadi kita buat. Aku akan mengikuti mereka hingga tukuanku tercapai"
"Baiklah. Hati-hati. Jaga dirimu baik baik"
Black Rock Shooter POV
Setelah 1 jam berjalan, kakiku mulai terasa lelah ditambah mataku yang semakin sakit.
"Woi, masih jauh gak sih? Hosh..hosh..." Kataku kelelahan.
"Menekutehe... Tempatnya aja gue kaga tau.." Jawab Kaito.
"HAH?! MAKSUD LOE?" Teriakku kuagetnya luar binasa. Gue tanggung, saat itu mata gue serasa sembuh mendadak!
"Kita gak tau letak VocalTree," kata Gakupo nyantai abis.
"Terus kalian tau jalan pulang, gak?" Kataku agak panik yang disambut dengan gelengan dari duo baka itu.
Grrr... Kalian ngerjain gue yah?! Dasar...
Kresekk kresekk...
"Suara apa itu?" Kataku panik.
"Suuttt... Diam... Seseorang datang! Hei Baka Shooter! Sembunyi di balik semak!" perintah Kaito padaku.
"Heh! Seenaknya saja kau memerintahku! Kau pikir kau ini sia..."
"Cepat, Rock-san! Kumohon.." bentak Kaito dengan tegas.
Aku terdiam. Aku tidak tahu keadaan sebenarnya, namun aku menuruti mereka saja.
Kresekk kresekk...
Suara itu semakin mendekat. Gakupo sudah memakai helmet samurai nya dan bersiap dengan katana nya. Oh ya. Aku belum cerita, yah? Gakupo mempelajari ilmu pedang sejak 4 tahun yang lalu. Aku tidak tau alasannya karena dia tidak pernah mengatakannya. Kata Kaito sih, dia pingin main sandiwara Dancing Samurai. -abaikan-
Kaito juga sudah bersiap dengan posisi siaga nya. (Entah itu gimana.. Pikir sendiri #plak)
Lalu datanglah 10 prajurit dengan armor mendekati Kaito dan Gakupo. 5 diantaranya adalah Archer (pemanah) dan 5 lainnya adalah Knight (membawa pedang).
"Apa kalian melihat seorang perempuan berambut hitam diikat 2 dan bermata biru?"
DEG! Mereka mencariku! Apa yang telah kuperbuat? Aku saja tidak mengenal mereka. Aku terus bersembunyi di balik semak dengan takut.
Normal POV
"Tidak. Tidak ada siapapun disini kecuali kami berdua," kata Gakupo.
Lalu seorang Archer mengarahkan panahnya ke semak-semak tempat Rock bersembunyi dan memanahnya. Untunglah panah itu meleset beberapa sentimeter, sehingga yang terkena adalah lengan baju Rock.
"Jadi, disanalah kau, Black Rock Shooter" kata seorang Archer berambut pink.
Knight itu menoleh ke arah persembunyian Rock.
"Bunuh mereka."
Dan seluruh Archer dan Knight itu segera menyerang ke arah Rock. Namun Kaito dan Gakupo segera menghalangi mereka.
Gakupo menebaskan katana nya ke arah 2 orang Knight. Serangannya mengenai tangan salah satu Knight. Namun karena Knight itu memakai armor, luka yang ditimbulkan tidak parah.
Kaito sibuk menendang, memukul, dan meninju para Archer karena mereka tidak memakai armor. Tentu saja sangat mudah, tapi Kaito agak kewalahan menghadapi serangan para Archer dari jarak jauh
Keadaan Gakupo mulai terdesak karena para Knight lebih terlatih dalam mengayunkan pedang.
Kaito menjadi sangat terdesak karena jumlah lawan lebih banyak dan serangan para Archer yang dituju pada dirinya membuatnya sulit menghindar.
Rock tidak tinggal diam. Sambil menahan matanya yang semakin lama semakin sakit, ia mengambil dahan pohon yang cukup besar dan menjenggal kaki para Knight dan Archer. Beberapa dari mereka jatuh, tetapi mereka tak berhenti memainkan pedang dan panah mereka. Kini Rock mulai membantu penyerangan itu.
Saat ini musuh yang tersisa adalah 3 Knight dan 2 Archer. Namun para Knight dan Archer itu mengambil senjata kawan mereka yang sudah mati untuk melawan Kaito, Gakupo, dan Black Rock Shooter.
"Ergh... Sial!" Keluh Rock saat lengan dan pipinya mulai meneteskan darah karena tergores pedang kedua Knight yang menyerang secara membabi buta itu.
Di sisi lain, Gakupo mulai terpojok karena pedangnya terlempar dan ia sendiri ditodong dengan anak panah seorang Archer. Tangannya sendiri mulai penuh dengan goresan luka dan darah
Kaito mulai kehabisan tenaga. Seorang Archer dan seorang Knight menyerangnya dengan kompak sehingga Kaito lebih banyak menghindar daripada menyerang.
Kaito POV
Huf.. Huf.. Gila! Mereka napsu amat nyerangnya! Dasar gak tahu diri...
Aku meloncat ke dahan pohon yang paling rendah didekatku. Setidaknya itu bisa mengulur waktu untuk mereka dalam memanjat pohon ini walau nantinya aku akan diledek 'monyet' oleh kedua temanku.
TUING... CLEP..
Tanpa ku sadari, sebuah panah mengarah ke jantungku. Untunglah aku sempat menghindar sehingga panah itu menancap di dahan pohon.
Eh? Kok mereka masih bisa nyerang?
Oh iya.. Kan ada musuh gue yang Archer.. Bego banget gue...
Sementara menunggu lawanku menyerang, aku melihat keadaan kawan kawanku.
Gakupo sudah dalam keadaan luka parah masih berusaha menghindari serangan seorang Archer perempuan yang berambut pink panjang dan memakai topeng sehingga yang terlihat hanyalah mata, hidung, mulut, dan pipi nya. Menurutku, Archer yang dihadapi Gakupo adalah Archer Leader (ketua dari kelompok Archer. Archer Leader lebih terlatih dalam memanah dan memakai armor di lengan dan kakinya) karena armor dan model senjatanya berbeda dari Archer lainnya. Wah.. Bakalan susah nih. Apalagi saat ini Gakupo sudah terluka parah sedangkan Archer Leader belum terluka sama sekali walaupun armornya sudah mulai lecet lecet.
Keadaan Shooter juga sudah sama dengan Gakupo. Lukanya cukup parah. Ia terus melawan seorang Knight dan seorang King Knight (Knight yang lebih kuat dan persenjataannya lebih canggih daripada Knight lainnya. Armornya juga lebih kuat dibandingakn Knight yang lain. Biasanya King Knight adalah pemimpin grup. Senjata tambahan King Knight adalah pisau yang tersembunyi dibalik armornya) yang memiliki 2 pedang (nyolong senjata temennya yang udah mati) dengan dahan pohon dan pedang yang ia ambil dari salah satu Knight yang sudah mati.
TUING... CLEP..
Sebuah panah kembali meluncur kearahku.
Aku sudah bersiap menghindar. Tapi.. Eh? Dia tidak memanahku. Dia memanah dahan pohon tempatku berdiri. Apa maksudnya ini? Ia tidak mungkin sengaja, kan?
KRAAK!
Terdengar bunyi dahan pohon mulai retak
Oohh.. Jadi ini maksudnya.. Sengaja membuat dahan itu jatuh agar aku ikut jatuh. Licik juga...
Aku melihat ke bawah. Bila aku meloncat sekarang, Knight itu akan membuatku menjadi sate dengan menusukku saat aku jatuh.
Bila aku tidak meloncat dan menunggu nasib, hasilnya sama saja dan aku akan tetap jatuh.
Bagaimana kalau aku berpindah ke dahan lain dan mencoba mencari celah untuk melompat turun? Rasanya hal itu mustahil, karena Knight itu sudah siap sedia menusukku saat aku melompat, dimanapun aku berada.
MAMPUS! Benar benar SKAKMAT bagi seorang Shion Kaito.
TUING... CLEP..
KRAAK... KREETEKK...
.
.
.
Mungkin inilah akhirku... Cepat atau lambat, aku pasti mati ditangan mereka.
KRAAK...
.
.
.
Aku melihat ke arah teman temanku yang sudah lemas tak berdaya..
Aku menyayangi mereka...
Aku mau melindungi mereka...
Tapi.. Aku sendiri...
TUING... CLEP..
Maafkan aku, Gakupo... Aku tak bisa membantumu... Aku melibatkanmu dalam pertempuran nyawa yang seharusnya tak usah kau alami
.
.
.
Maafkan aku, Rock... Aku tak bisa melindungimu dan membawamu ke tempat asalmu...
.
.
.
Maafkan aku, Miku... Aku.. tidak bisa menepati janji terakhirku padamu...
.
.
.
KRAAAKK...
.
.
Seandainya kau disini, apakah kau akan memaafkanku?
.
.
.
Maafkan aku, Miku..
Aku... mencintaimu...
KRATAAAKK KRAAAAAAAAKKKKKK...
"KAITO! AWAS!"
'Black Fire grant me your power... Let us unite with the power of darkness..'
Tiba tiba aku merasa tubuhku diselimuti api biru kehijauan. Apa ini? Siapa yang mengucapkan mantra tadi?
Tiba tiba disekelilingku muncul barrier/pelindung sehingga pedang Knight yang diarahkan padaku tidak melukaiku.
Aku segera mengatur agar posisi jatuhku adalah kaki-dibawah-kepala-diatas.
Ketika aku sudah berdiri di tanah (Karen : ya iyalah... Masa bediri di langit? / Kaito : diem), aku melihat tanganku. Telapak tanganku mengeluarkan api hijau tosca dan pakaianku pun berubah. Saat ini aku memakai jaket hitam dan tipis yang dikancing dibagian atasnya saja dan celana panjang berwarna hitam dengan ikat pinggang putih dengan beberapa rantai yang menggantung. Syalku berubah warna menjadi hijau tosca dan rambutku berwarna hitam, serta tanganku memegang sebilah pedang panjang. (Karen : bayangin ajah Black Rock Shooter versi cowo, tp ditambahin syal dan apinya bukan di mata, melainkan di tangan.) Keren? Sangat! #plak (Reader : author kerjanya merusak suasanan mulu)
'Ayo kita lawan bersama, Kuroito! Jangan menyerah, Kaito-kun'
Aku tersentak kaget.
Suara itu...
Api berwarna hijau tosca...
.
.
.
Hatsune Miku...
.
.
.
Arigatou...
Perhatianku segera teralih pada musuh yang mulai mendekatiku dan bersiap melawanku.
"Ayo, Miku. Kita selesaikan ini!"
Gakupo POV
Argh... Sial... Kuat sekali Archer ini! Perasaan anak panahnya gak pernah abis..
Aku terus menghindari serangannya sambil berusaha mengambil katana ku yang jatuh 3 meter di sebelah kiriku
DUK!
Punggungku sudah menyentuh batang pohon dibelakangku. Aku tak bisa mundur lagi. Sementara Archer sudah semakin mendekatiku sambil membidikkan anak panahnya ke arah jantungku
CLEP!
Dia melepaskan anak panah dari busurnya
JLEB!
Untunglah aku sempat bergerak ke kiri sehingga anak panah itu meleset dan mengenai tangan kananku... Ugh.. Sakit sekali.. Tangan kananku tak bisa digerakan.
Sial.. Padahal sumber kekuatanku dalam memainkan katana adalah tangan kanan. Darah mulai keluar membasahi lengan bajuku.. Aku mengambil katana yang sudah ada didekatku dengan tangan kiriku.
Sebisa mungkin aku menebas nebas katana ku secara asal ke arah Archer berambut pink itu.
SRAAAKK!
Tanpa sengaja aku menebas mukanya sehingga topengnya terlepas dan menimbulkan luka di dekat matanya.
Aku sangat terkejut melihat sosok dibalik topeng itu.
"LUKA! Kau masih hidup?!"
Archer itu, yang kukenali bernama Luka, terdiam.
"Siapa kau?!" Ucapnya ketus.
"Ini aku! Gakupo! Kamui Gakupo!" kataku sambil membuka helmetku sehingga mata kami beradu pandang #EEAAAAAA
"G..Gaku..po?"
"Kau tidak mengingatku? 12 tahun yang lalu kita bertentangga dan suka bermain bersama di taman kota di Yamaha City. 1 tahun kemudian, aku ikut orangtuaku pindah ke UTAU city. Saat aku menelponmu, orangtuamu mengatakan bahwa kau sudah mati" ucapku sambil tetap berusaha berdiri walaupun badanku sudah sangat lemas karena kehabisan darah.
Normal POV
"Kau tidak mengingatku?"
Luka terkejut mendengarnya dan mundur beberapa langkah menjauhi Gakupo.
CTAK!
JLEB...
Gakupo sangat terkejut ketika Luka memanah lengan kirinya.
Gakupo jatuh terduduk dengan lemas sambil berusaha menjaga kesadarannya.
"Lu.. ka?"
"Maaf, Gakupo. Tapi aku diperintahkan untuk membunuh kalian," kata Luka dengan dingin.
Luka kembali membidikkan anak panahnya ke jantung Gakupo. Gakupo yang sudah tak memiliki kekuatan untuk melawan hanya berdiam dan pasrah.
Luka membidikkan anak panahnya sambil meneteskan air matanya diam diam. 'Maaf, Gakupo...' Lalu dia melepaskan anak panah tersebut dari busurnya.
"KAITO! AWAS!"
CLEP!
Teriakan Black Rock Shooter yang super kenceng saat Kaito jatuh dari pohon membuat Luka kaget dan anak panahnya meleset sehingga hanya mengenai tanah didekat Gakupo.
Ketika melihat Kaito berubah ke dark side menjadi Kuroito, Luka dan pasukannya yang lain terfokus dalam menyerang Kaito.
"Hei Gakupo! WOI!" kata Rock menghampiri Gakupo yang sudah tergeletak lemas.
Rock mencabut anak panah yang masih menancap di lengan Gakupo dan memetik daun daunan lebar untuk menutup luka Gakupo agar pendarahannya berhenti.
Sementara itu Kuroito (nama Kaito saat menggunakan dark side nya) disibukkan dengan musuh yang mengepungnya. Ia melawan menggunakan pedang panjangnya dan tembakan api hijau tosca dari telapak tangannya. Musuh pun mulai terdesak. Akhirnya King Knight dan Archer Leader (Luka) melarikan diri, sementara pasukan lainnya telah mati ditempat.
Kaito kembali ke wujud asalnya dan menghampiri Gakupo untuk membantu menghentikan pendarahan.
"Hei Gakupo! Kau tidak apa apa?" Kata Kaito menghampiri Gakupo yang sedang duduk bersandar di batang pohon.
"Tidak apa apa jidatmu?!" Canda Gakupo disambut gelak tawa dari kedua kawannya
(Reader : WOI! Sesat nih! Orang sakit diketawain! / Karen : ini kan FANFICTION. Apapun bisa terjadi sesuai kehikmatan (?) author)
"Hei, gimana kalo kita bikin kemah disini. Udah mulai sore nih. Besok aja lanjutin perjalanannya," usul Rock disertai anggukan kedua kawannya.
BaKaito (?) POV
Aku membuat api unggun dari kayu kayu kering yang kukumpulkan tadi. Si Baka Shooter mengumpulkan daun daun untuk alas tidur kami. Sedangkan Gakupo beristirahat agar lukanya tidak bertambah parah.
Untunglah ada sungai yang penuh ikan yang letaknya tidak jauh dari tempat kami berkemah, sehingga kami bisa menangkap ikan untuk makan malam.
Aku telah selesai membuat api unggun. Aku tinggal menunggu si Shooter kembali dari mengumpulkan daun daun. Sambil menunggu, aku membakar ikan untukku, Gakupo, dan si Shooter.
"Hei, BaKaito!" panggil Gakupo lalu duduk disebelahku.
"Apa?"
"Tadi itu Miku, ya?"
"Aku tidak tahu. Tapi aku yakin itu dia." Jawabku sambil mengingat pertolongan Miku saat aku nyaris mati itu.
"Tapi - bagaimana dia bisa menolongmu? Dia sudah tiada, kan?" tanya Gakupo heran.
Aku menghela napas...
"Kau tahu apa yang dilakukan Miku sebelum dia meninggal?" tanyaku pada Gakupo.
"Dia sedang latihan dengan Rock, bukan?" Jawab Gakupo.
"Bukan. Setelah itu. Sesaat sebelum dia meninggal."
"Hm... Dia membuat janji dengan kita berdua, kan?"
"Apa janjinya?"
"Kalo gak salah... 'Jaga Rock baik baik. Bawa dia keluar dari hutan. Keberadaannya di hutan sangat terancam. Sebagai imbalannya, aku akan melindungi kalian. Okay?'" Kata Gakupo sambil memeras ingatannya 5 tahun yang lalu.
" *sigh* bahkan dia masih ceria saat akhir hayatnya..." Kataku mengingat Miku yang terus tersenyum walau keadaannya sudah tak tertolong.
"Dan kita telah MELANGGAR janji kita! Kenapa dia masih menolong kita tadi?! Bahkan nyawa Rock terancam gara gara kita melanggar janjinya!" Kata Gakupo dengan nada kesal.
"Mau gimana lagi?! Kita harus bawa si Shooter ke VocalTree! Kalo dia gak cepet inget dan kesana, bisa bisa pohonnya layu dan si Len keburu nyerang VocalTree! Nyawa ribuan makhluk terancam!"
Tiba-tiba seseorang menepuk bahuku dan Gakupo...
"HUAAAAA! SETAN! KUNTILANAK KESESAT!"
"Hei hei! Kalian kenapa sih?" Kata makhluk gaje bin ajaib itu yang ternyata adalah si Baka Shooter.
"Oh.. Elu.. Dasar... B-bikin gue jjj-jantungan ajah.." Kataku memegang dadaku yang nyaris berhenti.
"Lagian ngomong gak ngajak ngajak! Ngomongin apa sih?" Kata si Shooter kesal.
"Oke.. Jadi... Pasukan yang ngacir tadi pasti ngelapor... Len dan Meiko pasti udah tau posisi kita.."
"Huh.. Baiklah.. Jadi kita gak bisa terus muterin hutan.. Len pasti udah ngirim pasukannya. Kita harus cepet cepet nemuin VocalTree," kataku berpikir keras.
"NGOMONG APE SIH LOE? ANE GAK NGERT.. Ugh.." Tiba tiba, aku menyadari bahwa si Shooter memegangi matanya sambil kesakitan. Sakit yang sepertinya ia tahan. Sepertinya Gakupo juga menyadarinya.
"Hei Rock-san! Kau tidak apa apa? Tahanlah. Mungkin besok matamu akan lebih sakit dari yang sekarang," kata Gakupo. Terlihat bahwa wajah si Shooter terlihat sangat terkejut.
"Memangnya apa sih yang kalian SEMBUNYIKAN dariku?!" Teriaknya kesal.
"Kau harus menyadarinya sendiri, Rock.. Bila kita memberitahumu, kau juga tidak akan ingat," kataku menambahkan.
"Setidaknya berikan aku petunjuk, dong!" kata Rock kesal.
"Bila kami memberitahumu, ingatanmu tidak bisa kembali secara alami. Pasti nanti ada bagian bagian yang tidak kau ingat! Lagipula, kekuatanmu tidak akan kembali jika kami memberitahumu!" kata Gakupo.
Shooter hanya menghela nafas.
"Argh.. Bodo lah! Gue mau tidur dulu!" Kata Shooter sambil membuang tulang ikan yang telah habis dilahapnya (entah kapan dia makannya... Anggep aja udah) dan beranjak ke tempat tidurnya.
? POV
Khukhukhu (gak enak woooyyy)... Jadi mereka udah hampir sampai yah? Setidaknya kemenanganku ada sebentar lagi. Liat aja. Yang ketawa belakangan, menang.
~TBC~
Karen : NYAHAHAHAHA (ketawa yang khass)…. This is the end of chap 1! Sebenernya udah ditulis sihh lanjutannya di buku pelajaran Karen. Cuma karena belom sempet ngetik, jadi apa adanya lah… Maklum.. banyak ulangan nih! Publish cerita ini aja sekalian gara gara lagi buka computer buat ngerjain tugas.
Len : namaku cuma ditempelin dengan sangat tidak jelasnya…
Kaito : GILA! Gue bisa berubah kayak ultramen!
Miku : APA MAKSUDNYA SI KAITO BILANG 'ITU' PAS MAU JATOH DARI POHON?!
Rin : tau tuh.. jatoh dari pohon aja heboh banget. Kalo gituan mah gue juga sering…
Kaito : EH! Dibawah gue ka nada tukang sate! Kalo gue jatoh, gue dipanggang sama dia!
Knight : (level turun drastic) Gue bukan tukang sate wooyy… Dasar author perusak image..
Black Rock Shooter : kok disini gue USELESS banget yah?! Perasaan di anime nya gue jago. Lah ini? Berantem pake dahan..
Gakupo : APA APAAN INI?! Gue sama Luka gak pernah KDRT segitu parahnya!
Luka : Lu ngarep? *deathglare*
Neru : peran gua *pundung*
Haku : gue juga *ikutan pundung*
Karen : NYAHAHAHA! Gomen semuanya! Janji deh, chap berikutnya, banyak chara baru yang muncul, seperti Len, Rin, Gumi, Meiko (diusahakan), dan Miku!
Karen : Sebelumnya, Karen juga mau ngucapin banyak trima kasih sama author Hibiki Kira (atau biasa saya panggil Reina) yang mau bantuin bikin fic ini. Tanpa dia, fic nya gak bisa sepanjang ini. Arigatou, Rei!
Karen : ah iya! Karen sangat mengharapkan review dari para reader, terutama comment tentang adegan perang dan alur ceritanya. Semoga Karen bisa mengganti pola pertarungan bila terkesan membosankan.
Black Rock Shooter : akhir kata…
All : REVIEW PLEASE
