Serendipity

.

.

Cast:

Park Jimin

Min Yoonji

Jung Hoseok

.

.

Semuanya hanyalah kebetulan semata. Kebetulan yang menyakitkan, sekaligus membahagiakan. Atau mungkin saja ini adalah jalan berbatu yang telah di tentukan oleh takdir? Jalan berbatu yang menyakitkan telapak kaki, tapi ditemani oleh pemandangan indah yang menyejukkan mata.

.

.

.

FF ini hanyalah FF dengan chapter2 pendek, yang terinspirasi dari teaser Jimin - Serendipity. Dan juga highlight reel love yourself. Ditambah oleh teori-teori seabrek dari ARMY yang sangat kreatif. Jadilah gw membuat sebuah ff dengan short chapter dari bahan2 tersebut. Tolong jangan sambungkan dengan teori, gw sendiri suka gagal paham dengan teori mereka. Jadi gw cuma mengarang bebas dengan menambah dari teaser, highlight, ataupun teori.

Disclaimer: cerita milik saya, V milik saya(?) BTS milik BIGHIT, orang tua mereka, dan juga Tuhan yang menciptakan mereka.

Happy reading

.

.

.

All this is no coincidence

Just, just I could feel that

The whole world is different than yesterday

Just, just with your joy

.

.

.

Jimin tahu bahwa semuanya telah hilang dari dirinya sejak lama. Senyumannya, tawanya, bahkan hidupnya. Sejak ia kehilangan segalanya. Kehilangan keluarga yang sangat ia cintai.

Tapi, entah sejak kapan Jimin mulai tersenyum seperti orang gila. Dia tertawa seperti orang tidak waras. Dia mulai bersenandung kecil seperti orang yang sedang kasmaran. Apakah mungkin ia sedang kasmaran?

Sahabatnya bahkan bersumpah akan segera menjebloskan Jimin ke rumah sakit jiwa, karena terlalu pusing melihat kelakuan Jimin yang seperti orang gila.

Tidak, Jimin tentu saja masih waras. Sangat-sangat waras.

Semuanya berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, dengan seorang penjual bunga di depan stasiun. Tanpa Jimin sadari, sejak saat itu Jimin mulai berangkat kerja 30menit lebih awal dari biasanya.

Rutinitas barunya di pagi hari, duduk di bangku yang terdapat di seberang jalan toko bunga. Sambil memegang segelas kopi hangat dengan uap mengepul. Lalu memperhatikan sang penjual bunga.

Tersenyum ketika melihatnya cemberut hanya karena hal kecil, seperti melihat bunga yang layu. Jimin sungguh gemas melihat pipi itu menggembung ketika sang penjual bunga cemberut.

Tertawa kecil ketika melihatnya melakukan hal lucu. Pernah suatu hari, sang penjual bunga itu berteriak sambil mengebaskan setangkai bunga ke segala arah. Sambil menampilkan ekspresi takut yang lucu miliknya. Entah apa yang membuatnya takut. Mungkinkah seekor ulat bulu yang membuatnya takut? Apapun itu, tapi ekspresi miliknya mampu menbuat Jimin tertawa.

Ingatkan Jimin jika ia sedang berada di tempat umum.

Mungkin sahabatnya benar, Jimin sudah tidak waras.

Sepulang kerja, Jimin akan pergi duduk lagi di tempat yang sama dengan sekaleng minuman bersoda di tangan. Saat itu sang pujaan sedang membersihkan toko bunganya, dan bersiap untuk tutup. Jimin akan duduk dan menunggu hingga toko itu tutup.

Rutinitas barunya, yang membuatnya berangkat lebih awal dan pulang terlambat setiap harinya.

"Kenapa akhir-akhir kau selalu berangkat lebih awal dari biasanya dan pulang selalu terlambat, Chim?" suatu hari sahabat se-apartemennya bertanya. Penasaran dengan perubahan Jimin.

Jimin langsung tersenyum malu-malu seperti kucing betina yang hendak memikat lawan jenis. Membuat sahabatnya langsung memasang ekspresi jijik.

"Aku melihat bidadari, yang membuatku jatuh cinta setiap hari. Hari kemarin selalu terada berbeda dengan hari ini. Karena aku melihatnya," jawab Jimin sambil tersenyum bahagia.

"Dasar gila," ujar temannya sambil menggelengkan kepalanya.

.

.

.

.

Hari ini, sama seperti hari kemarin dan hari sebelumnya, Jimin duduk ditempat biasa. Dengan ditemani oleh segelas kopi hangat dengan uap mengepul. Memperhatikan sang pujaan hati yang sedang menurunkan beberapa pot bunga dari mobil. Menatanya di depan toko sambil sesekali menghirup wangi bunga yang sedang ia pegang. Terlihat gadis itu menggumamkan sesuatu sambil tersenyum.

Mungkin gadis itu bergumam, 'wangi sekali.'

Jimin ikut tersenyum melihat senyuman gadis itu. Lalu Jimin melirik arloji hitam yang melingkar di lengannya. 10menit lagi dia sudah harus masuk kerja. Ingin rasanya Jimin terus duduk, menunggu hingga gadis itu menutup tokonya. Tapi ia tidak mungkin melakukan itu. Dia punya 2 pekerjaan yang harus ia jalani. Menjadi kasir di outlet fast food hingga jam makan siang, dan juga guru tari di studio tari milik sahabatnya hingga menjelang malam.

Hidup sebatang kara, membuatnya membutuhkan banyak uang untuk hidupnya.

Jimin pun bangun berdiri dari duduknya, meremas cup kertas bekas kopinya dan mengebas celananya yang terasa sedikit lembab karena kelamaan duduk.

Ia membuang cup kertas itu, dan menoleh lagi ke arah toko bunga. Dan melihat seseorang yang membuatnya terdiam. Ia terdiam, dan juga kaget ketika melihat seorang pria menghampiri sang pujaan hati. Pria itu tersenyum kearah sang gadis, dan di balas dengan senyuman hangat. Mereka mengobrol dan di pria memberikan se-cup minuman hangat pada gadis itu. Yang diterima dengan senang hati. Pria itu adalah--

"Hoseok hyung."

--sahabat seapartemen Jimin.

.

.

.

.

To Be Continued

Ps: ff sebelah(?) akan di lanjutkan entah kapan(?) secepanya. Sejujurnya, saat teman gw mengepost ff ini di akun gw, gw sedang berada di tengah hutan antah berantah untuk main ala 'law of the jungle' hahahaha. Gw minta tolong temen gw untuk post ff ini ke akun ini, dengan disogok pake film barbie yang jadi putri duyung itu (nyolong koleksi adek gw yang masih sd). Btw, dia udh 24 loh, meski suka banget sama barbie dan kawan2. Same with me, udh 24 dan masih stuck dg Kim Taehyung dan Rivaille Ackerman LoL.

Hope you will like this short ff.

Thanks for reading.