Love Whisper (귀를기울이면) [ASJ x APH]
Story by Lavento Zenya
Adit Sopo Jarwo (c) MD Entertaiment
Hetalia Axis Powers (c) Hidekaz Himaruya
.
.
.
Adel tidak menyangka, bahwa selama ini apa yang pernah ia 'tulis' di 'catatan'nya menuai kenyataan.
Sebuah cinta. Meski cinta itu berbisik, pelan sekali.
Valencia tersenyum melihat ekspresi Adel. Ya, ia tahu persis bagaimana cinta yang berbisik pelan itu sampai. Cinta dari seorang yang dikenal paling tidak ingin dikenal.
Chiem Liem Dwiputra.
Adel menatap Valencia, lama. "Bagaimana bisa? Bahkan aku bisa merasakan hal itu meski orangnya tidak ada disekitarku!"
Valencia tersenyum. Dipegangnya bahu Adel, "Liem mempunyai bakat istimewa. Kamu memang tidak tahu, Adel. Tapi tahulah akan satu hal; cinta tidak perlu diucapkan dengan lantang, atau di depan orang yang kamu sayangi, tapi cukup dengan merasakannya, lewat tingkahnya. Cinta itu bisa berbisik di telingamu, meskipun kamu tidak menyadarinya."
Adel justru semakin bingung. "Maksudmu?"
"Cinta itu dapat kamu rasakan, hampir setiap saat. Jika kamu merasakannya, maka kata-kata yang tidak pernah diucapkannya akan seperti terdengar berbisik di telingamu."
Adel masih terlihat bingung, Valencia tersenyum kecil.
"Lupakan saja. Namun yang jelas, cinta itu terkadang berbisik."
.
.
.
Liem duduk di samping Liliana, "Bagaimana?"
"Ya, lumayan." jawab perempuan tomboy itu.
"Hah..." Mata cokelat Liem memandang langit. "Jadi, aku harus bagaimana?"
"Anggap saja Adel adalah sahabatmu. Ingat, seorang personifikasi tidak boleh berhubungan dengan manusia jika itu menyangkut hal alamiah manusia; seperti berpacaran."
Liem jelas kaget mendengar ucapan Liliana. Ia segera menatap Liliana. "Kamu tahu darimana aku seorang personifikasi?"
Liliana tersenyum datar tanpa memandang balik Liem. "Kamu lupa aku seorang hacker internasional?"
"Biarpun kamu hacker, tapi bagaimana bisa kamu tahu? Setahuku data seorang personifikasi sangat rahasia!"
Liliana memandang Liem, menatap dingin mata coklat itu. "Kamu lupa kalau aku adalah seorang STU* utama? Biarpun kamu memberikannya pada Kepala Sekolah, pasti ada saatnya datamu diberikan pada STU."
"Kamu tahu aku personifikasi apa?"
"Pulau Bangka."
Liem tersenyum. "Kamu benar."
"Baiklah. Kita kembali ke topik utama; jadi, apa yang akan aku lakukan?"
"Anggap saja Adel adalah temanmu yang juga kamu sayangi."
"Kamu benar. Aku tidak khawatir lagi jika mengenai hal itu. Cinta itu berbisik..."
