The Prince of Satan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Cast :
Kris (Namja) a.k.a Lee Soo Jae (Yeoja)
Other Cast Will Be Update Soon~~
Genre : Fantasy abal-abal, Supernatura(?).
Length : Chapter
Rate : T ajadeh wkwk
Warning : MixGender(?), Typo, alur kecepetan de-el-el.
Disclaimer : This is my first FF that I've publish in here~ this story and OC's MINE. Ini cuman FF debutnya Jjongilt97 yang baru prolog doang, author sangat mengharapkan review kalian baik berupa kritikan atau masukan author terima kok, asal jangan ngebashing aja ^_^
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Author POV
Terlihat dua orang tengah berbincang-bincang, dia Lucifer sang pembawa cahaya yang telah dibuang, penguasa dunia kegelapan. Dan seorang lagi, Hades. Penguasa neraka yang masih berada jauh di bawah Lucifer. Mereka tengah membicarakan sesuatu yang sepertinya akan membawa perubahan terhadap dunia.
"Aku rasa sudah seharusnya tuan melepaskan segel dari Pangeran Kris. Aku pikir ia sudah terlalu lama kau sembunyikan dari para malaikat dan rakyatmu tuan"
"Aku juga berpikir seperti itu dari jauh-jauh hari. Aku akan membuka segelnya ketika ia berulang tahun yang ke 16 tahun di Bumi, sudah seharusnya dia kembali"
"Benar tuan, apakah ada yang perlu saya bantu untuk membawa pangeran kembali?"
"Tidak perlu Hades, aku akan mengurus dan menjemputnya sendiri." Lucifer tersenyum sinis dan Hades pun mengangguk tanda mengerti.
"Baiklah, saya mengerti tuan. Sebaiknya saya pulang ke neraka dulu tuan" Ucap Hades sembari berlutut di hadapan Lucifer.
Author POV
September 23, 2013
Seorang gadis yang diketahui namanya sebagai Soo Jae, gadis biasa yang mempunyai berat badan tidak ideal, pendek, gemuk dan culun. Ia baru saja bangun beberapa menit yang lalu, mandi kilat, menyikat gigi dan sarapan sambil berlari menuju halte bus agar cepat sampai disekolah. Ini semua sudah menjadi kebiasaan rutinnya beberapa hari ini, karena ia sering bermimpi bahwa seseorang atau yang sering ia dengar sebagai Sang Bintang Fajar mendatanginya dan mengaku sebagai ayahnya, padahal ia telah memiliki ayah kandung sendiri. Ia merasa sangat depresi karena memikirkan itu setiap malam. Terkadang ia sampai tidak ingin tidur karena takut memimpikan mimpi yang sama itu kembali.
Soo Jae berlari kencang setelah ia mengetahui bahwa ia telah berada di sekolahnya. Ketika ia memasuki sekolah tiba-tiba ia melihat seseorang yang mirip sekali dengan sosok Lucifer yang selalu mendatangi mimpinya, sosok itu hanya menyimpulkan sebuah seringaian yang sangat mengerikan menurutnya dan berlalu begitu saja memasuki kantor kepala sekolah. Soo Jae hanya menghembuskan nafas lega dan segera berlari menuju kelasnya.
BRUK!
Soo Jae menabrak seseorang, ia mendongak dan mendapati sosok sunbae nya Jessica dan genknya yang terkenal sangat suka membully hoobae-hoobaenya. Soo Jae segera membungkukan kepalanya
"Mianhae Jessica sunbae, aku tidak sengaja" ucap Soo Jae sambil terus membungkuk.
"Mianhae? Apa kata itu cukup dengan apa yang telah kau lakukan padaku? Lihat sepatu baruku lecet dan kau pasti sengaja kan?" ucap Jessica sambil menunjuk sepatunya yang lecet.
"Mianhae, aku benar-benar tidak sengaja" Soo Jae menunduk pasrah dan tiba-tiba Jessica menarik rambutnya kasar.
"Sudah ku katakan aku tidak menerima permintaan maafmu. Kau harus mengganti sepatuku dengan yang sama seperti ini atau kau akan ku laporkan pada Siwon oppa"
"Baiklah Jessica sunbae, akan kuganti"
"Jangan coba-coba menipuku atau kau akan celaka! Kali ini kau kulepaskan dan kuberi kau waktu 7 hari untuk mengganti sepatuku"
"Aku mengerti sunbae….."
Soo Jae segera berlari menuju kelasnya dan mendapati kelasnya masih ramai karena Park songsaenim belum masuk ke kelasnya. Ia masuk ke dalam kelasnya tanpa kecurigaan sedikitpun. Teman-temannya menatap dirinya dan ketika ia duduk ke tempatnya…
KRAKK!
Kursi yang diduduki olehnya ambruk dan patah seketika, semua murid menertawakannya dan membuat lelucon yang membuatnya merasa kesal.
"YA! APAKAH SEBERAT ITU BERAT BADANMU SEHINGGA KURSI ITU PATAH! HAHAHAHA!" teriak seorang temannya dari pojok kelas dan sukses mengundang tawa seisi kelas. Soo Jae hanya meringis dan diam saja, takkan ada gunanya ia melawan mereka. Ia pun mencari kursi lain dari luar kelas dan berdiam diri di tempatnya. Dalam hatinya ia akan membalas perbuatan teman-temannya itu suatu hari nanti.
Ia menatap pintu kelasnya dan tak lama kemudian Park songsaenim masuk melalui pintu tersebut.
Sudah beberapa hari ini Soo Jae tampak mengantuk di jam pelajaran, tak biasanya ia seperti ini. Yah, dia memang jarang tidur malam. Sepulang sekolah ia pergi bekerja untuk membayarkan sepatu Jessica sunbae yang tempo hari kemaren tak sengaja ia tabrak dan menyebabkan lecetnya sepatu Jessica. Soo Jae juga agak sedikit kurus, belakangan ini ia jarang sekali makan. Entahlah kenapa, dia sendiri juga tak mengetahuinya.
Soo Jae menatap uang yang ada ditangannya lalu menghela nafas yang berat, 1000won. Ia tak tahu apakah uang tersebut cukup untuk menebus uangnya karena hanya itu gajihnya selama 7 hari belakangan ini. Ia menghela nafasnya lagi lalu berjalan meninggalkan bangkunya.
"Jessica sunbae…." Panggilnya. Yang dipanggil hanya menoleh namun sedetik kemudian tersenyum licik.
"Oh, Soo Jae-yaa! Kau tampak sedikit kurus, apa kau berolahraga?" ucapnya dengan nada manja yang dibuat-buat. Soo Jae hanya diam lalu memberikan sebuah amplop. Kening Jessica mengernyit heran namun setelah itu menampakan senyum liciknya kembali.
"Kau memberikanku surat cinta?" Jessica tertawa sinis.
"Itu uang untuk mengganti sepatu sunbae yang lecet" jawabnya. Jessica menatapnya tajam.
"Aku tidak butuh uangmu, gendut. Bukankah diperjanjian kau akan mengganti sepatuku dengan yang sama persis" Jessica menatapnya tajam. Soo Jae menatapnya takut, pasrah dengan apa yang akan terjadi berikutnya.
"Mianhae sunbae, aku tidak memiliki kesempatan menggantinya dengan yang sama persis. Saat aku akan membelinya, sepatunya sudah sold-out" jelas Soo Jae. Jessica mengepalkan tangannya geram lalu menatap rambutnya kesal. Jessica mengambil amplop ditangan Soo Jae lalu merobeknya.
"Aku tidak mau tahu. Dasar makhluk jelek! Yuri, Tiffany seret dia ke toilet!" teriaknya yang diperintahkan hanya mengangguk dan menyeret Soo Jae ke toilet.
BRAKKK!
Suara pintu yang dibuka dengan paksa, Soo Jae diseret ke dalam toilet, penampilannya sangat kucel. Karena sebelumnya Jessica mencelupkan kepalanya ke dalam closet, ia disiram dengan air dan kepalanya diinjak-injak oleh Jessica. Sugguh ironis.
"Sudah cukup, ayo keluar" Jessica menyudahi aksi bully nya dengan kode ditangannya. Ia berjalan keluar, mengunci Soo Jae dari luar lalu tersenyum puas. Terdengar isak tangis Soo Jae dari luar, ia pasrah kali ini. Suaranya sudah hamper habis karena berteriak selama aksi bully Jessica and the gank.
Soo Jae tertidur di toilet sekolah karena terlalu lelah menangis dan memanggil-manggil orang yang lewat. Soo Jae terkesiap, hari sudah gelap. Soo Jae membuka pintu toilet dengan hati-hati. Terbuka! Ternyata Jessica tidak benar-benar menguncinya atau ini salah satu dari rencananya. Karena saat siang tadi pintu itu tidak dapat dibuka sama sekali.
Soo Jae berjalan di koridor sekolahnya, menuju kelas tempat ia belajar untuk mengambil tasnya. Ia bergidik ngeri, sekolahnya tampak 360 derajat sangat berbeda dengan waktu siang hari.
SRASHH!
SINGG!
ZRATTT!
Soo Jae menoleh sekelilingnya, ia merasa diawasi oleh penunggu sekolahnya. Ia berbalik lagi ke depan.
BRAKK!
Soo Jae termundur, kaget akan sesuatu yang ada di depan matanya. Sesosok yang tak terlihat karena bayangan lampu dan mata yang merah menyala seperti darah.
"Soo Jae.." ujar sosok tadi. Mata Soo Jae melotot kaget, bagaimana bias sosok tersebut mengetahui namanya. Sosok tersebut melangkah maju hingga wajahnya terlihat jelas di penglihatannya. Ia sangat takut hingga tak sadar ia telah berada di ujung tembok kelasnya karena ngesot(?)
"K-Kau... Lucifer..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-To Be Continued-
Gimana? Jelek kah? Banyak typo kah? Review aja deh ya, ini baru ff pertama sih :3
Satu komentar sangat berharga buat bikin semangat author naik :3
