Suara langkah kaki yang menggema di sekitar koridor menambah kesan angker dan misterius pada hari yang begitu menyeramkan ini. Meskipun baru pukul 3 sore, tapi suasana mistis telah tercipta di sekolah ini. SMA PULAU RINTIS, sekolah yang membuat semua siswanya harus menguji adrenalin untuk belajar karena disini keberanian lah yang dipertaruhkan. Sampai pada suatu ketika, Blaze mendapati darah yang tak biasa pada lokernya.

.

.

BOBOIBOY MILIK MONSTA

AKU HANYA PINJAM CHARA

WARNING :SEGALA KEKURANGAN DALAM FIC INI

ENJOY

.

.

.

Pada hari Senin pagi seperti biasa Taufan akan selalu ke perpustakaan tuk meminjam novel horror dan beberapa buku pelajaran yang ia butuhkan. Dengan santai, ia melewati semua siswi yang menatap padanya. Ya, menadiseorang ketua Osis bukanlah hal yang mudah bagi Taufan. Pasalnya, ia selalu dihadapkan pada masalah masalah yang membuatnya sakit kepala. Karena terlalu asyik belajar, Taufan tak menyadari bahwa Ying sedang berjalan berlawanan arah drinya. Dan malangnya, mereka betubrukan hinga membuat buku buku Taufan berjatuhan.

" Hei kalau jalan lihat llihat dong." Sembur Taufan. Ying hanya menggembungkan pipinya.

"harusnya aku yang bilang begitu otak miring!"

Taufan hanya menghela nafas sambil menata kembali buku buku yang tadi berjtuhan. Dengan kesal, ia meninggalkan Ying sendirian disana. Ying hanya menundukkan kepala meihat tingkah Taufan yang menurutnya berubah drastic semenjak menjadi ketia Osis. Taufan yang dulunya peiang dan murah senyum kini menjadi cerius bahkan sangat sensitive seperti Halilitar. Tanpa sadar, liquid bening meluncur bebas dari manik shappire milik Ying.

"kenapa kau tak penah elihat kasih saying dan perhatian yang aku berikan Taufan?" gumam Ying tanpa sadar. Setelah itu, ia langsung bangkit dan meninggalkan tkp sambil menangis terisak isak.

Taufan terus berjalan ke perpustakaan dengan rasa yang sangat kesal pada sosok gadis keturunan tionghoa yang selalu mengganggunya. Setelah sammpai di perpustakaan ia bertemu dengan salah satu sahabatnya, Gopal. Taufan langsung tersenyum.

"sedang apa kau disini?" Tanya Taufan basa basi

"Oh, aku meminjam buku Fisika. Kau sendiri mau apa?" Tanya Gopal balik.

"aku mau kembalikan buku buku ini. Sekalian mau pinjam yang baru."

Gopal tak menjawab karena pandangannya tertuju pada arah yang berlainan dengan Taufan. Karena penasaran, Taufan mengikuti pandangan sang sahabat. Ternyata, Gopal sedang memperhatikan gadis keturunan Amerika-Jepang yang selalu menjadi incaran para pemuda di sekolah itu. Taufan cekikikan melihat Gopal merona.

"hihi… kau menyukai Sofia?" Tanya Taufan renyah.

"a-ah tidak kok. Lagipula adikmu yang menyukai anak itu."

"oh ayolah…. Jangan mengalah dengan Blaze. Soalnya ini kan masalah perasaan. Kau bisa menikungnya dari belakang."

"apa menurutmu bisa?"

"tentu saja bisa! Ayo, semangat."

Gopal tersenyum lalu meninggalkan Taufan dengan sang gadis. Taufan hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sang sahabat pasal percintaan setelah itu, ia berjalan menuju ke rak buku yang berada di pojok paling belakang. Namun, saat hendak mengambil sebuah buku, tiba tiba bau amis langsung tercium menusuk penciumannya. Taufan menutup hidung bahkan menahan mual tuk bisa bertahan. Tapi lama kelamaan bau itu makin menyengat. Taufan berinisiatif tuk mencari asal bau tersebut. Baru saja ia melangkah beberapa jejak, tak lama, ia merasakan kepalanya dihantam oleh balok dengan eras hingga ia pingsan. Tapi sebelim benar benar ia merasakan kesadarannya menipis, ia mendengar suara tawa yang mirip iblis

"selamat tidur Taufan...Moga mimpi indah… hihihi "

.

.

Blaze merasakan firasat yang tak enak ketika ia sedang menulis, karena tiba tiba pensilnya patah menjadi dua tepat ditengah tengah.

'apa ini? Kenapa aku merasa tak enak?' batin Blaze bingung. Tak lama, ketika guru Kimia keluar untuk ke toilet, Blaze merasakan hawa yang sangat berbeda. Bulu tengkuknya tiba tiba berdiri. Saat menengok kesamping, darah tiba tiba keluar dari dinding yang membuat seluruh siswa ketakutan setengah mati. Bahkan Ice yang selalu cuek pada keadaan pun langsung bersembunyi di balik tubuh sang kakak.

"kak itu kok dindingnya berdarah?" Tanya Ice bergetar.

"mungkin itu hanya sirup. Sudahlah Ice, kau jangan takut." Hibur Blaze.

Tak lama, banguna langsung bergetar hebat, jendela jendela langsung pecah. Meja meja langsung terlempar ke depan kelas dan hancur ketika menabrak dinding. Semua siswa langsung pingsan berjamaah, kecuali Blaze. Blaze memberanikan diri tuk bisa meyentuh pintu ketika getarannya menghilang. Tak lama kemudian ia mendengar suara music. Music yang membuatnya depresi dan membuatnya menjerit.

Saat engkau dan aku

Saling membunuh satu sama lain

Hanya karena cinta

Kita saling menyerang

Dengan gergaji mesin

Darah langsung berceceran….

"AKKKKKKKKKKHHHHHHHH HENTIKAAAAANNNNNN!"

Namun semakin Blaze menjerit maka suara music semakin mengalun.

Hanya karena ku bersama orang lain

Kau cemburu dan menyeretku

Ke dalam gudang yang pengap

Kau introgasi aku

Kau marahi aku

Padahal ku tak bersalah

Blaze semakin menutup telinga ketika suara yang membuatnya depresi teus mengalun. Hingga tak lama, Gempa dan Halilintar mendobrak pintu dengan paksa, bersamaan dengan suara music yang langsung menghilang secara misterius.

"kau tak apa Blaze?" Tanya Gempa khawatir melihat adiknya yang berkeringat dingin.

"aku tak apa kak. Hanya sedikit depresi mendengar lagu tadi."

"lagu? Lagu apa?" Tanya Halilintar.

"lagu yang membut semua orang depresi kak…" ujar Blaze yang masih trauma.

Ketika Halilitar ingin melanjutkan pertanyaan mengenai apa yang terjadi sebelumnya, tiba tiba Sofia dating sambil membawa topi Taufan yang penuh dengan darah.

" hiks…. Taufan meninggal….."

NEXT OR STOP?