TOUKEN RANBU © Nitro+ & DMM

.

.

"Yo!"

Raut itu kembali ku lihat. Senyum lebar yang selalu hinggap di wajah tampan miliknya.

"Sudah lama sekali ya, kita tidak bertemu," langkah panjangnya menuju ke arahku dengan santai,
"apa kabar?" kemudian bertanya masih dengan senyum yang terpatri.

"Aku baik, kau sendiri bagaimana, Tsurumaru-san?"

"Seperti yang kau lihat, aku pun sama baiknya." Dia terdiam sejenak. "Ehm...ngomong-ngomong, kenapa kau mengajakku tiba-tiba begini?"

"Tidak ada yang spesial, hanya ingin, apakah aku mengganggumu?"

"Tidak, hanya terkejut."

Hingga beberapa saat, atmosfer yang cukup awkward mampir sebentar, sampai akhirnya aku membuka suara.

"Bagaimana dengan pekerjaanmu, apakah semuanya lancar?" topik ringan untuk membuka sebuah pertemuan.

"Tidak begitu lancar, tapi ya mau bagaimana lagi, mungkin karena aku belum bisa beradaptasi dengan baik, kau sendiri, bagaimana?"

"Melelahkan, apalagi ketika shift malam."

"He..kau tidak takut?"

"Takut apa? hantu? sayangnya aku tidak takut dengan yang seperti itu, percaya saja tidak."

"Wah wah, ternyata Yagen Toushirou sudah besar ya" dia tersenyum.

"Tentu saja, kau masih menganggapku ini anak kecil ya?"

"Kau kan memang anak kecil" lagi-lagi dia tersenyum, senyum yang diisi dengan candaan khas miliknya.

Aku hanya tersenyum sebagai tanggapan kalimatnya barusan. Ternyata dia masih sama seperti yang dulu.
Aku tak bisa mengelak kalau aku memang merindukannya.

"Ne, Tsurumaru-san, apa kau senang?" aku bertanya sambil menatap gelas jus di hadapanku.

Ah—aku rasa dia terkejut ?

"Kau tau, ini menyenangkan, namun aku juga takut," dia menggantungkan kalimatnya, kemudian melihat ke arahku, seperti menungguku untuk melakukan hal yang sama, "aku takut, ya, aku takut bagaimana jika kau menyadari bahwa aku masih merindukanmu, hari ini aku tersenyum, berpura-pura bahwa aku baik-baik saja walupun sebenarnya menyakitkan, aku terkejut saat kau menelponku untuk pertama kalinya semenjak kita berpisah, aku tidak pernah berpikir kau akan menghubungiku duluan, lalu, bagaimana bisa aku menolak, aku berpikir bahwa hanya ini kesempatanku untuk berbicara denganmu kembali." Lagi, dia tersenyum, namun kali ini sedikit terpaksa. "Sungguh, jika aku bisa, saat ini aku ingin memintamu kembali padaku, Yagen." Ternyata dia masih melanjutkan kalimatnya, dan kali ini, aku dapat melihat setetes air mata jatuh di pipinya.

"Tsurumaru-san, tentu saja kau bisa." Aku menggenggam kedua tangannya yang baru saja ia gunakan untuk menghapus jejak di wajahnya. "Aku juga merindukanmu, sungguh." Tersenyum, untuk mengakhiri kalimatku barusan.

Ia memandang ke arahku, "aku senang, kita bisa bertemu dengan senyuman saat ini." Ucapnya sembari menggenggam balik tanganku. "Hidup ini penuh kejutan, bukan?" aku hanya tertawa, begitupun dirinya.

END


Boom!

Apa yang baru saja aku buat ini?! :"
Sebetulnya ide ini muncul ketika aku mendengarkan lagu milik DAY6 - I Smile, dan tada! cerita ini lahir.
Entah kenapa rasanya TsuruYagen sangat cocok untuk menjadi pemain cerita laknat ini :")

Dan lagi, cerita ini super singkat+gaje, dan juga entah kenapa mereka terlihat fluffy di sini!

Okay, segitu saja yang ingin aku katakan,
mohon maaf jika kalian menemukan kesalahan.
Sampai jumpa di lain cerita!