When the world turns dark

And the rain quietly falls

Everything is still same

"Kenapa harus mendung disaat seperti ini?" Pria muda bertelinga lebar itu mengernyit menatap langit kelabu yang perlahan semakin menggelap. Iris matanya berputar mengikuti daun-daun yang berjatuhan diterpa angin dingin. Dia menebak hujan yang akan turun pasti akan deras sekali. atau mungkin akan ada badai nantinya. Iris matanya kini jatuh mengitari pinggiran taman tempat beberapa kedai penjual kopi dan makanan bertembok warna warni. Bibir plumnya merekahkan senyuman ketika mata besarnya menemukan spot sempurna dari kedai berteraskan payung dan cone ice cream raksasa yang berdiri tegak di samping pintu masuknya. Dia baru ingat bahwa gadis yang sedari tadi ikut diam dihadapannya pernah beberapa kali mengajaknya untuk mengunjungi kedai itu dan mencicipi beberapa menu ice cream aneka buah yang disajikan disana. Membayangkan betapa gadisnya akan segera mengeluh kekenyangan saja sudah membuatnya tak berhenti tersenyum begitu lebar

"Sayang, bukankah itu kedai ice cream yang kau bicarakan waktu itu? Sepertinya kau sedang beruntung kali ini karena lelakimu akan menraktir satu cup jumbo ice cream cake. Yang jalannya tidak akan kebagian" Pemuda itu bangkit dan segera saja beranjak dari tempatnya berdiri berniat menggoda gadisnya. Dia yakin jika gadisnya pasti tak mau mengalah jika urusannya dengan makanan penggetar lidah itu

"Chanyeol, berhentilah bercanda dan akhiri ini sekarang"

Tes tes tes tes

Gerimis kecil mulai merambat begitu juga saat pemuda jangkung yang dipanggil Chanyeol segera menghentikan langkah besarnya. Dia memutar kepalanya dan memandang gadisnya yang masih membatu di tempatnya semula dengan melipat tangan "Kali ini aku benar-benar tidak akan mengalah, sayang. Wahai ice cream jumbo cup aku dataaang"

Chanyeol berlari kecil kegirangan, mengabaikan suasana janggal saat langkah kaki tertatih yang ia dambakan tak kunjung datang menyusulnya. Membuat langkah lebarnya berangsur menyempit hanya untuk berhenti dan memastikan. Kedai payung itu sudah terjangkau mata besarnya. Bahkan aroma khas ice cream coklat sudah merayunya. Sejenak pria jangkung itu menghentakkan kepalanya sebelum berpaling menatap gadis yang masih mematung jauh dibalik punggungnya. Apa yang salah?

"Sayang.."

"Tolong lebih bahagialah dari pada aku. Dan akhiri ini tanpa rasa sakit".

Gerimis kecil yang merambat sudah berlalu mengiringi langkah gadis yang baru saja mengucapkan salam perpisahan. Meninggalkan derai tangis langit yang begitu saja membuat baju Chanyeol basah seketika. Seolah benar-benar tak perduli jika badai akan datang atau petir menyambarnya, pria jangkung itu menjelma menjadi sebuah patung tak bernyawa. Diam. Membiarkan hujan deras yang mengguyur seluruh taman menyamarkan deru tangisnya da gumaman tertahannya.

"Lalisa.."