Gintama (c) Sorachi Hideaki
..
Sambil menatap sepasang iris biru kehijauan di depannya, Shinsuke menarik napas sejenak lalu membuangnya kembali. Tidak pernah ia merasa segelisah ini perihal untuk berpisah dengan seseorang yang sudah lama mengabdi padanya, Kijima Matako.
"Shinsuke-sama.." ucapnya serak.
Tidak.
Jangan perlihatkan wajah itu.
Hanya itu beberapa beberapa penggal kata yang bisa ia ungkap dalam hati. Tidak berniat untuk diutarakan demi menjaga perasaan wanita yang bersangkutan.
Semenjak insiden di Rakuyou waktu itu, sedikit perasan aneh mulai terasa memenuhi benaknya. Rasanya, hampir sama tiap kali ia melihat sang guru entah berapa puluh tahun lalu. Mungkin sampai saat ini ia belum yakin atau belum siap untuk mengetahui jawaban yang pastinya akan ia temukan entah beberapa saat lagiāatau mungkin, beberapa tahun lagi.
Sekali lagi ia melihat netra itu untuk memastikan perasaannya, dan ternyata perasaannya masih sama.
Deg-degan,
Doki-doki,
Entah orang ingin menyebutnya seperti apa, yang jelas saat ini ia merasa jantungnya berdetak lebih kencang seperti genderang mau perang.
"Kijima,"
Mendengar namanya disebut, otomatis wanita berambut kuning itu langsung bergetar. Masalahnya, Shinsuke sendiri tidak mengerti kenapa juga ia harus memanggil nama anak itu. Niatnya sih hanya ingin mengucap selamat tinggal.. tapi, kenapa sesulit ini?
Pantas saja para musisi seringkali menumpahkan air matanya hanya untuk menulis lagu tentang perpisahan.
Mau sampai kapan kau berselisih dengan batin dan logikamu Shinsuke? Tidak tahukah kau kalau jawaban atas semua perasaan anehmu itu ada pada anak ini?
Awalnya memang pria rambut ungu itu hanya berniat memanfaatkan skill wanita dengan pakaian terbuka ini. Namun, seiring berjalannya waktu, perasaan aneh itu semakin muncul tiap kali ia menatap wanita yang selalu memujanya berlebihan tersebut.
"Shinsuke.. sama?"
Ah sampai-sampai ia lupa kalau beberapa detik lalu baru saja memanggil nama wanita itu. Hmm, kira-kira apa ya yang ingin ia utarakan pada wanita manis tapi sadis di depannya ini?
"Jangan tatap aku seperti itu."
Oh lihat, akhirnya kalimat yang terpendam itu akhirnya terucap.
"Aku tidak suka."
"Maafkan saya Shinsuke-sama,"
Setelah berucap demikian, kontan saja wanita itu berbalik badan dan membelakangi pria pemilik tinggi 170cm itu. "Saya tidak kuasa untuk menyembunyikan ekspresi sedih saya, biar saja saya berbalik badan begini untuk melepas kepergian anda." Lanjutnya.
Tidak lama sejak adegan dramatis yang dilakukan Matako (read: berbalik badan), tibat-tiba saja Shinsuke menarik pundak wanita itu dan membiarkannya terjatuh dalam pelukannya. Bukan, adegan ini seperti sepasang penari yang memperagakan gerakan waltz.
"Siapa yang menyuruhmu melakukan itu hmm?"
Satu kecupan manis bersarang di bibir wanita itu setelahnya.
Kecupan itu berlangsung lumayan lama, entah apa yang ada dipikiran keduanya saat melakukan itu tidak ada yang tahu.
Shinsuke merasa dirinya sinting melakukan hal ini dengan bawahannya yang jelas-jelas sudah ia manfaatkan sejak lama.
Matako merasa dirinya sinting karena jatuh hati pada pria yang merasa dirinya sinting.
.
"Selepas kepergianku nanti, apa yang akan kau lakukan?"
"Menunggumu untuk kembali."
"Kalau begitu, bersiaplah untuk mengganti namamu menjadi Takasugi Matako saat aku kembali."
"Haaaah?"
"Anggap saja itu sinyal dariku, honey."
.
Entah siapa yang benar-benar sinting sekarang.
.
-Fin-
.
A/N
Gue bikin apa saoloh... bodoamat dah lagi kalap sama getek satu ini wkwkwkkwkw. Mungkin gegara suicide squad ya liat harley kena stockholm syndrome jadi demen sama joker (iyes menurut w juga matako kena stockholm syndrome ke shinsuke LOL)
