A/N : Hai,minna-san,ini Fic pertamaku di site ini,..Mohon bantuannya yah,minna! :)


Magic Bakery

.

.

Disclaimer Masashi Kishimoto

Story Miyuka-chan

Pair : SasuSaku,SaIno,ShikaTema,NaruHina,NejiTen

Rate : T (Teen)

Warning : Abal,norak,Typo(s),OOC,OC(s),terinspirasi dari sebuah novel,romance tak terasa.

.

.

.

Don't Like? Don't Read!

.


Aku melihatnya.

Sungguh,aku benar-benar melihatnya saat itu dengan mata kepalaku.

Aku melihat sesuatu yang sangat tidak masuk akal dan... Ajaib..

Baiklah,mungkin kalian tidak mengerti apa maksudku dengan 'sesuatu yang ajaib' ,maka aku akan menjelaskan..

.

.

.

Yeah,saat dimana kota tempatku tinggal diselimuti awan hitam dan badai yang sangat menakutkan,membuatku bergidik ketakutan dan kedinginan dibalik selimutku yang tebal dan hangat berwarna merah jambu itu,ayah dan ibuku sedang pergi ke luar rumah,mereka bilang mereka akan segera pulang jika sudah menemukan 'sesuatu' yang mereka sebut akan membuat sahabat karibku,Yamanaka Ino yang kini terkulai lemas di Konoha International Hospital (KIH) -karena melakukan percobaan yang sangat sangat tidak masuk akal,kuulang sangat tidak masuk akal yang gagal total dan menciptakan ledakan kecil yang dengan sukses membuatnya langsung pingsan ditempat setelah ledakan kecil itu.- ya,aku adalah anak dari kedua orang yang memiliki sebuah toko kue yang amat besar dan terkenal,-Semua orang bilang kalau kue dari toko kue kami mengandung sihir- karena itu aku dapat membuat beberapa kue,dessert dan semacamnya...Walau tak seenak kedua orang tuaku sih,hehe.

'Drrrt,Drrt'

Kutolehkan kepalaku,melihat handphone sebut saja,Hp-ku bergetar,bertanda ada yang sedang memanggilku dengan menggunakan sebuah cepat kusibakkan selimut merah jambu kesayanganku lalu mengambil ponsel merah marun-ku yang berada diatas meja kecil,tepat disebelah tempat tidu dan langsung menekan tombol berwarna hijau guna menjawab panggilan tersebut.

"Moshi-moshi?" Ujarku,walau lebih terkesan bertanya begitu mengangkat panggilan tersebut.

"Ah,Saku-chan!" Jawab orang terasa sangat familiar di telingaku,menciptakan sebuah senyum tipis di wajahku.

"Ada apa,Hinata-chan?Tumben,nelpon aku." Balasku ke orang yang bernama Hinata,dan bermarga Hyuuga sebut saja,Hyuuga Hinata di seberang sana.

"E-eh?Apa aku me-mengganggumu ,Saku-chan?" Tanya Hinata dengan muka cemas,walau tidak terlihat olehku tentunya. Aku hanya terkekeh kecil mendengar petanyaan polos Hinata,dasar sahabatku yang satu ini.

"Hihi,tidak kok Hinata-chan,malah kamu membuatku tidak kesepian.." Jawabku ringan,memang saat ini aku sangat kesepian dirumah,kakakku pergi bersama teman-temannya atau lebih tepatnya geng-nya yang kuketahui bernama orangtua ku...Sudahlah,lupakan.
"Yokatta..Ku-kukira aku me-mengganggumu,S-Saku-chan," Ucapnya dengan gagap,entahlah,itu adalah ciri khas Hinata dan salah satu sifat menariknya,hihi.

"Haha,iya lagipula Hinata-chan,ada apa menelponku?"

"A-anu.."

"Hm?"

"I-itu,ta-tadi Ino-chan sempat sadar sesaat,se-sebelum dia kembali tidak sa-sadarkan diri,Saku-chan,di-dia bilang dia i-ingn bertemmu de-denganmu,Saku-chan.." Ujar Hinata panjang lebar,mendengar sahabat karib-ku sadar tentu saja membuatku senang,lega dan..heran disaat yang bersamaan.

Senang dan lega karena dia sudah sadar dan heran kenapa dia menyuruhku menemuinya,aku pun menghembuskan nafas lega dan pasrah(pasrah untuk menemuinya,tentunya).

"Syukurlah!Eh?Ino mau menemuiku?Kenapa sih dia?" Tanyaku bingung.

"Iya..Ka-katanya,Ino-chan ma..u menceritakan se..suatu kepada a-aku,Saku-chan,Temari-san dan Ten-chan.." Jawab Hinata plus dengan kata-kata lucu yangmembuatku mendengus menahan tawa.

"Baiklah aku akan kesana nanti,jika badai telah reda..Oh ya ,Hinata-chan masih di KIH(Konoha International Hospital)?"

"I..Iya,Saku-chan..K-kalau nanti badai-nya tidak reda-reda,be-besok saja,Saku-chan.."

Aku tersenyum tipis,dan pastinya tidak terlihat Hinata yang ada diseberang sana.

"Baiklah,aku berjanji akan kesana!Baiklah,aku mengerti..Jaa~"

"Jaa ne,Saku-chan.."

Sesaat kemudian,aku memutuskan pembicaraan yang menggunakan ponsel itu. Aku menatap jendela kamarku yang berada di samping kiri kasurku, 'masih hujan..Walaupun tidak sederas sebelumnya,dan bisa kupastikan,sebentar lagi pasti hujan itu berhenti' batinku. 15 menit telah berlalu tetapi aku masih enggan untuk melepaskan pandanganku dari kaca jendela jalanan yang masih basah terguyur hujan itu...Ah,aku kembali teringat akan janjiku pada memutuskan untuk mengganti baju lebih tepatnya,dari baju rumah ke baju pergi,ingatkan janjiku tadi dengan Hinata?

5 menit kemudian aku sudah beganti baju dari yang awalnya piyama berwarna merah marun berhiaskan 'Teddy Bear' coklat,dan celana berwarna merah marun selutut ke sebuah dress tanpa lengan berwarna merah muda sebetis,aku mengenakan sebuah rompi berwarna scarlet (merah tua) sesiku untuk menutup setengah lenganku yang seputih susu itu -Yeah,aku tau aku orang yang itu berhias pita berwarna putih,imut kan?Setelah bercermin beberapa menit dan memutuskan bahwa aku sudah tampil rapih,dengan cepat aku menenteng tas selempang putih kesayanganku dan langsung turun kebawah,sesudah beres-beres kamar dan mengunci pintu kamar mulai turuh ke bawah melalui tangga kayu yang lumayan sudah mencapai gagang pintu dan hendak membukanya,kakiku berhenti,aku tercengang melihat pemandangan didepan rumahku...Ayahku,beliau sedang MEMEGANG PETIR di kedua tangannya!kulihat ayah langsung memasukkan petir itu ke sebuah toples berwarna merah yang dipegang ibu,toples yang berbentuk sangat aneh,seperti...Apel?Setelah ayah memasukkan petir ke toples aneh itu,mereka langsung berjalan kearah pintu.

'DEG'

TUNGGU!Mereka jalan ke arah pintu?!Itu berarti Me-mereka berjalan kearah ku!Aku ingin langsung bersembunyi,tetapi kakiku terasa mati rasa,dengan takut dan cemas aku memejamkan karena kemungkinan mereka akan mengetahui bahwa aku melihat kejadian tadi,dan takut jika mereka akan memarahiku bahkan lebih.

'Ciiitt'

1 menit..

2 menit..

5 menit..

"Hahaha!" Tawa kedua orang tuaku renyah..Lho?Kenapa yang kudengar bukan kata-kata pedas?Yang kudengar,mereka malah tertawa renyah..Kenapa mereka malah tertawa?Kenapa?Apa ada yang salah denganku?Dengan segenap rasa berani,aku membuka mataku,guna melihat kedua orang tuaku yang kini tertawa renyah,dapat kulihat Ayah tertawa terbahak-bahak,sedangkan Ibu menutup mulutnya dengan tangan kanan sementara tangan kirinya memegang toples aneh berbentuk apel mengangkat alisku heran dengan tingkah mereka yang kelewat kalian malah tertawa?Itulah yang sedang kupikirkan saat mereka mengerti keterbingunganku,mereka tersenyum lembut dan bertanya,

"Ada apa Saku-chan?Kok lihat kami kayak gitu?serem

Suara decitan pintu yang terbuka memasuki indera pendengaranku,kini jantungku seolah berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. tau,hihi.." Ucap Mebuki Haruno,ibuku yang lanjut tertawa.

"Hahahaha!Kau lucu dengan tampang idiot itu,Saku!Lho?Kamu mau kemana pakai baju imut begitu?Kencan?" Tanya ayahku,Kizashi Haruno,walau lebih tepat menggodaku yang dengan sukses membuat wajahku memanas,pencampuran antara malu dan karena ditanya tentang 'kencan',dan kesal karena dikatai 'idiot' oleh ayahku sendiri.

"Ah!Huh,ayah ngeselin!aku kan tidak idiot dan,aku belum punya PACAR!" Bantahku kesal,dengan penekanan dikata pacar dan sedikit memukul dada bidang miliknya walau dalam hati,Aku berharap ayah tidak lagi bertanya hal yang aneh-aneh.

Tapi sepertinya Kami-sama tidak memihak diriku..

Raut wajah ayah yang awalnya ceria tergantikan oleh raut wajah serius.
"Kau..Melihat sesuatu?" Tanya ayah dengan sedikit penekanan di semua kata.

'DEG'

Keringat dingin meluncur di pelipisku,tanpa sadar aku mundur satu hal itu dirasakan oleh ayahku,beliau membuka mulutnya,hendak berbicara tetapi ibu telah menyela kata-katanya -kata yang membuatku lega dan tegang disaat yang bersamaan ;

"Ayah jangan begitu,kasihan Saku...Ah,Saku mau ke KIH yah?mau menjenguk Ino-chan?" Tanya baru mau menjawab pertanyaan itu,tetapi beliau menyela lagi dan melanjutkan,

"Tolong bawa toples ini..Ini berisi permen-permen yang disukai ya?" Pintanya dengan senyum lembut yang menawan,tanpa babibu lagi,aku langsung mengangguk dan mengambil toples aneh berwarna merah itu dari tangan ibu.

"Arigatou,Saku..Cepat sana!Keburu hujannya reda,jangan lupa bawa payung!" Ucap ibu setengah berteriak,dan aku hanya membalasnya dengan sebuah senyum ringan dan membalas,

"Iya,Kaa-san!"

.

.

.

To Be Continued

.

.::Magic Bakery::.

A/N : Jumpa lagi,minna-san! :D

Gomen,ceritanya pendek sekali,maaf yah minna!

bagaimana ceritanya apakah menarik?atau membosankan?Sebaiknya kita lanjutkan atau kita delete minna?Tolong beri pendapat ^.^

Ohya,kuharap kalian mau memberiku saran2 agar ceritaku lebih baik :).

Arigatou,

Miyuka-chan