Killer Alice
Warn: shounen-ai, typo, ooc.
Jika ingatan mikan tidak dihapus dan natsume-hotaru tidak menghilang, dan kepsek sd tidak meninggal.
Luca POV
setelah natsume dan mikan menyatakan cinta satu sama lain... aku merasa diriku semakin hampa. Ya, aku senang karena mereka bersatu sekarang tapi rasanya... kehidupanku menjadi hampa, bukan, kehidupanku memang hampa sejak awal. Cinta yang bertepuk sebelah tangan... sama sekali tidak berguna, bahkan saat menjadi barrier pun aku cepat kelelahan. Tapi aku bersyukur, setelah natsume bersama sakura, keadaannya semakin membaik dan kini ia tidak terlalu sering batuk lagi.
Hari ini pun kuhabiskan waktu berada di atas pohon ini... sekarang mungkin natsume lebih memperhatikan sakura, aku bisa mengerti itu, apalagi selama ini mereka selalu menderita. Rasanya... aku ingin kabur dari sini, aku merasa sudah tidak diperlukan lagi...
"Jangan egois!" aku menepuk pipiku agak keras. Aku tidak boleh cengeng! Hanya seperti ini saja... bukanlah apa-apa. Aku harus lebih tegar lagi. Harus...
"Luca!" teriak seseorang dari bawah, aku menatapnya, ternyata hanya tsubasa-senpai.
Tsubasa-senpai juga sekarang pacaran dengan misaki-senpai. Lalu untuk apa lagi dia berurusan dengan "orang luar" sepertiku?
Aku memalingkan wajah dan mengacuhkannya. "H-hei, luca-pyon~" aku dapat merasakan ia mulai perlahan memanjat pohon ini. Sejenak aku dapat merasakan tangan yang hangat itu mendekap tubuhku kedadanya, seolah tidak mementingkan egoku, akupun membalas pelukannya.
"Kamu... tidak perlu menanggung beban seberat ini..." bisiknya ditelingaku. "Kamu boleh bersandar padaku jika kamu tidak bisa menahan tangisanmu itu."
dan, seperti sihir, air mataku yang selama ini kupendam, keluar dengan derasnya di kemeja tsubasa-senpai. Tangisanku bukan berteriak dan menjerit, tetapi tangisan dalam diam. Walaupun air mata mengalir deras dari sudut mataku tetapi entah kenapa aku hanya berwajah datar dan tidak bisa mengeluarkan emosi apapun.
. . .
akhir-akhir ini aku merasakan sesuatu yang aneh jika berada di dekat tsubasa-senpai. Anehnya, seperti saat aku merasakan cinta pertamaku pada sakura. Hampir setiap hari aku merasa seperti ini setelah kejadian di pohon waktu itu. Sejak saat itu tsubasa-senpai terus berusaha menghiburku, disaat aku kesepian dan ditinggalkan seorang diri.
Tapi emosi ini meluap-luap setiap kali ia berbicara dengan gadis lain termasuk misaki-senpai. Aku tidak mengerti kenapa hal ini terjadi, baru kurasakan kali ini. Aku merasa ingin membunuh setiap orang yang dekat dengan tsubasa-senpai.
Aku merasa... sudah masuk ke jalan yang salah...
. . .
"Hei, luca-pyon, akhir-akhir kamu aneh, apa kamu sakit?" tanya sakura saat kami sedang berjalan kesekolah bersama teman-teman. Aku pun mengangguk karena memang hari itu aku merasa sedikit tidak enak badan.
"Eh, gawat! Ayo, ke UKS!" tawar sakura, tapi aku menolak, karena saat ini aku sedang ingin sendirian saja...
aku melihat tsubasa-senpai dan misaki-senpai bergandengan tangan di depanku, lagi-lagi rasa kesalku meluap, dan aku dapat merasakannya... saat aku membunuh misaki-senpai dengan tatapan mataku disaat itu juga. Darah yang menyiprat ke wajahku dan suara jeritan tsubasa-senpai dan teman-teman.
Aku tahu aku telah melakukan hal yang salah.
. . .
haiii (^0^)/ aku akhirnya membuat ff gakuen alice! Sudah lama memimpikan ini~! Daaan tokoh utamanya itu luca-pyon, tokoh kesukaanku ! disini aku akan menampilkan alice baru '3' yayy! Kalian pasti udah tau dong! Yep, namanya "killer alice". Wih keren yak! Seorang luca yang imut melakukan pembunuhan A ! oke, sampai ketemu dichapter berikutnya.
