Sumarry: aku lelah menjadi orang lain dihadapan mu aku terlalu lelah terus kau acuhkan. Karena itu biarkan aku berjalan sendiri dijalan yang sepi ini. Tanpamu. . .
genre:: incest&Angst, romance.
rated:: T
pairing::
MinChul
KiChul
KiSung
FF is mine and cast #digampar XD
Inspiration from kibumie&heechulie and for kibumie #plakkk
mohon bantuannya chingu ^^
wi newbi :)
*white love*
Kelopak mata itu mengerjap perlahan, membiasakan bias-bias cahaya masuk kedalam retina matanya. Dalam sekejap pandangan matanya tertuju pada dada bidang seseorang didepannya yang tengah memeluk nya posesif. Ia begitu merasakan kehangatan dan rasa nyaman dari seseorang yang tengah memeluk pinggangnya dengan satu tangan dan tangan satunya lagi dijadikan bantal untuk meopang kepalanya. Ia tak berani untuk mengetahui siapa namja yang tengah memeluknya ini, apa lagi dengan keadaan tanpa busana seperti ini. Ia tau, pasti telah terjadi sesuatu yang tak seharusnya mereka lakukan. Namun apa yang bisa ia lakukan sekarang? Menangis ? Itu sangat terlihat lemah baginya eoh.
Ia mendongak untuk melihat siapa yang tengah mememeluknya dengan begitu erat, walaupun sebernya ia tau dengan jelas siapa namja yang telah menodainya. Ia hanya ingin memastikannya, yah hanya itu. Namun sebelum ia sempat mendongakan kepalanya. . .
"Chulie Hyung, kau sudah bangun?" Namja itu membelai surai pirang Heechul dengan senyum menghiasi wajah tampannya.
Heechul merasa ada ribuan jarum yang menusuk jantung nya, jantungnya seakan ingin melompat keluar mendengar suara yang begitu familiar ditelinganya. Itu adik kandungnya sendiri, itu kenyataannya Kim Heechul. Kau bahakan tak bisa mengubahnya atau memutar waktu kembali kemasa sebelum kau dan dia melakukan dosa besar itu.
Heechul tetap terdiam dengan ribuan rasa bersalah yang berputar diotaknya, ia menatap kosong dada bidang didepannya.
"Hyung, kau kenapa eoh?" Namja itu mencoba mendongakan wajah Heechul yang tetap menunduk.
"Wae Hyung? Kenapa kau menangis?" ia tersenyum lembut tanpa rasa bersalah sedikitpun dan menghapus buliran hangat yang jatuh membasahi pipi hyung yang paling ia sayangi.
Heechul bahkan tak bisa merasakan buliran-buliran hangat itu turun membasahi pipinya, yang ia tau hanya ia telah melakukan sebuah dosa besar dengan adik kandungnya sendiri. Ini salah, dan apa yang harus Heechul lakukan sekarang bagaimana jika dia hamil? Ah, pemikiran bodoh apa itu, seorang namja tak akan hamil Kim Heechul.
Heechul menatap kosong pada bola mata namja yang ada dihadapannya sekarang. "gwenchana kibumie, hyung tak apa." Heechul mencoba tersenyum sebisa mungkin menutupi rasa bersalahnya pada semuanya. Pada Umma, pada Appa, pada Kim Yesung kekasih dari adiknya dan terutama pada Lee Sungmin kekasihnya sendiri.
Hidupnya seakan hancur begitu saja, seharusnya ia tak menuruti hatinya untuk melakukan 'itu' dengan Kibum. Seharunya ia berpikir dengan otaknya seperti biasa, tapi apa? Kau sungguh menjijihkan eoh Kim Hechul. Mencintai adik kandung mu sendiri.
"Baiklah, sekarang sebaiknya kau mandi hyung. Kau terlihat begitu sexi tanpa busana seperti ini. Apa kau ingin ku makan lagi eoh. Kekeke~~?" Kibum terkekeh sendiri dengan perkataan nya.
"Yak ! apa yang baru saja kau bilang eoh? Kau menjijihkan Kim kibum." Heechul langsung mendorong tubuh tegap yang tengah memeluknya, kemudian masuk kedalam kamar mandi dengan berjalan tertatih karena badannya masih terasa sangat sakit. Ia menutup pintu kamar mandi dengan kasar.
"Braakk!"
"Hyung, aku mencintaimu. Sangat dan sangat mencintaimu. Saranghae Heechul hyung." Kibum berteriak dengan lantangnya mengutarakan apa yang ada didalam pikirannya. Seakan tak merasa bersalah sedikitpun telah menodai hyung kandung nya sendiri. Kau telah menyakiti Hyung mu Kibumie. Ck.
"Awas kau Kim Kibum! kau akan ku bunuh sebentar lagi." Heechul balas berteriak, untunglah dirumah tak ada siapa pun. Karena memang mereka hanya tinggal berdua saja. Sejak awal mereka memang sama sekali tak mengenal atau bahkan mengetahui bagaimana wajah kedua orang tua mereka. Menyedihkan sekali bukan.
Heechul menyandarkan punggungnya pada pintu kamar mandi, terkulai lemas.
Ia menangis.
"Benarkah kau sanggup membunuh ku hyung, kau juga amat sangat mencintai ku kan?"
"Aisshh,, aku bahkan begitu sial memiliki adik seperti mu eoh. Tch!" Heechul mencoba membalas perkataan Kibum dengan isak tangis yang semakin terdengar memilukan.
"Tapi aku begitu beruntung memliki seorang hyung yang begitu cantik dan dikagumi banyak namja maupun yeoja sepertimu hyung! Kekeke."
"Kembali kekamarmu sekarang juga Kim Kibum atau kau akan benar-benar menyesal!" teriak Heechul.
"Baiklah hyung, aku akan kembali kekamar ku sekarang eoh. Dan kau cepatlah memasak untukku karena perutku sungguh kelaparan."
Heechul merapatkan kakinya, ia menundukan kepalanya pada kedua lutunya yang ia tekuk. Heechul membekap mulutnya sendiri dengan tangannya agar isak tangisnya tak terdengar dan tangan satunya memukul-mukul dadanya hanya untuk menghilangkan rasa sesak yang memenuhi rongga dadanya, tak peduli itu akan membuat penyakitnya kambuh. Begitu pilu yang kau rasakan Kim Heechul, hanya menjadi bayangan dari seorang Kim Yesung. Kau sungguh menggelikan.
*white love*
Kedua insan yang tengah bergelut didapur dan tertawa bersama itu seakan melupakan kejadian yang baru saja mereka alami tadi malam, seakan sengaja melupakan dosa yang baru saja mereka lakukan. Sungguh mejijihkan kehidupan kalian.
"Bumie~ hyung tak bisa sarapan bersam mu eoh, hyung ada janji." Heechul mencoba menghindar dari Kibum, agar mereka tak selalu bersama.
"Apa kau akan berkencan dengan namja bodoh itu hyung?" kibum mencoba bertanya.
"Yak! Kau mau aku bunuh mengatakan Sungminnie ku namja bodoh? Kau bahkan lebih idiot dari dia. Kau tau itu. Ck." Heechul mencibir.
"Ne ne hyung, kau menang. Pergilah bersamanya ! dan jangan perdulikan ku lagi." Cibir kibum.
"Kapan aku pernah peduli dengan mu eoh?" heechul menyeringai senang.
"Hyuuung~~~~ .. Aissshh! Pergilah sekarang juga!" teriak Kibum.
*white love*
Langit begitu cerah untuk kedua namja yang tengah berkencan itu. Bahkan langit seakan mendukung mereka menikmati hari ini untuk bersama. Namun hati salah satu namja itu tak menikmatinya, ia bahkan lupa bagaimana cara tersnyum dan tertawa.
"Hyung, kau kenapa melamun terus dari tadi? Apa aku melakukan kesalahan padamu?" sungmin mencoba bertanya pada Heechul.
"Ani ming, hyung hanya sedikit tak enak badan. Bisakah kita mampir sejenak ditaman itu?"
"Baikalh hyung, tapi kau tak apa-apakan? Apa perlu kita kedokter sekarang?" Sungmin bertanya khawatir.
Heechul hanya menggeleng menampilkan senyum manisnya. 'Ming bagaimana mungkin hyung tega menyakitimu jika kau sebaik ini? Hyung juga mencintaimu, tapi. . . ah sudahlah.' Heechul menatap sungmin dengan pandangan yang sulit diartikan.
Mereka keluar dari mobil dan berjalan bersama kebangku taman yang memang sudah disediakan ditaman itu. Mereka berjalan bergandengan tangan layaknya sepasang kekasih yang saling mencintai dan bahagia tapi tak akan ada yang menyangka jika diantara mereka ada yang sedang menyembunyikan sebuah kebohongan yang begitu menjijihkan.
"Hyung kau benar-baner tak apa-apa? Kenapa wajahmu begiti pucat eoh?" Sungmin mencoba menempelkan kening mereka mencoba mengukur suhu tubuh Heechul. "hmm. . . astaga hyung, kau panas sekali? Sebaiknya kita segera kedokter, hyung."
"Ani Ming, Hyung benar-benar tak apa-apa. Percayalah." Heechul tersenyum menatap bola mata foxi miliki Sungmin. Begitu polos dan meneduhkan, Heechul begitu merasa nyaman dengan kehadiran sungmin.
Apa Sungmin akan tetap bersamanya setelah tau jika ia telah melakukan kesalahan paling fatal dalam hidupnya, tidur dengan adik kandungnya.
Jangan bodoh Kim Heechul, Sungmin pasti akan menendang mu keluar dari kehidupannya jika sampai ia tau. Kau memamg benar-benar brengsek Kim Heechul!
Sungmin tersenyum menatap iris karamel Heechul, mata indah milik namja yang paling ia cintai. Jarak antara mereka telah musnah, kini kedua bibir tipis itu telah menyatu menyalurkan kehangatan dan rasa saling mencintai. Begitu lembut dan tak ada sedikitpun nafsu didalamnya, hanya rasa saling memiliki yang mereka rasakan.
Akhirnya buliran bening itu runtuh sudah menemani ciuman yang tak menuntut apa pun , Heechul menangis dalam diam ditengah ciuman yang jika kau liahat secara dekat begitu memilukan. Terasa asin memang, namun sungmin tetap tak melepaskan ciuman mereka karena ia tau pasti sudah terjadi sesutu terhadap Heechul. Ia hanya ingin membuat orang yang ia cintai merasa lebih baik dengan tanpa harus menuntut penjelasan apa pun dari Heechul.
Sungmin akan melakukan apa pun untuk Heechul termasuk menyakiti dirinya sendri karena Sungmin tau Heechul begitu rapuh, begitu berbeda dengan yang terlihat selama ini.
Lihatlah Kim Heechul! Bahkan dia, kekasihmu Sungmin begitu baik dan memperdulikan mu. Tapi kenapa kau tetap menyakitinya? Apa kebaikan dan cintanya yang tulus padamu selama ini tak cukup membuat mu melupakan seorang Kim Kibum yang notabene adalah adik kandung mu sendiri? Kau sungguh sangat kejam Kim Heechul.
*white love*
Seseorang tengah mengintip dibalik pohon adegan dua sepasang kekasih yang tengah berciuman itu.
Ia mengepalkan tangannya erat, hingga buku-bulu kukunya memutih. "Kim Heechul,kau dan tubuhmu adalah miliku. Tak akan ku biarkan siapa pun memiliki mu selain diriku sekalipun itu seorang seperti sungmin sekalipun. Bahkan dirimu sendiri tak berhak memliki mu eoh Kim Heechul, karena seutuhnya kau adalah miliki ku!" namja itu menyeringai senang dengan hak milik yang telah ia putuskan sendiri.
TBC
Annyeong chingu ^^
wi kembali lagi dengan ff baru.. kekeke~~
padahal ff lama nya belum juga dipost #plakk
untuk cerita dan semua dalam ff jika tidak menarik mohon maaf :)
dan terutama typos,, pasti sangat banyak ^^
mohon bantuannya ya chingu :)
mohon rivieuw nya untuk kelangsungan ff ini
kalau ada yang merespon, bakal wi lanjut.
RIVIEW JEBAL. . . .
yang sudah membacanya wi ucapkan banyak terimakasih dan jika ada yang berkenan untuk rivieuw wi bakal seneng banget ^^
