A/N:Yo! Saya kembali dengan sebuah Fic baru lagi nih. Dan maaf karena saya datang dengan Fic baru mulu sedangkan Fic lama udah pada lumutan. HAH... salahkanlah imajinasi saya yang datang seperti jelangkung. Juga ini sebagai refresing agar imajinasi saya lansung nogol untuk Fic yang lain.
Semoga kalian puas dengan Fic saya kali ini.
Dan jika ini jelek akan lansung saya hapus [bercanda]
Dan untuk yang menantika Fic lainnya harap bersabar dulu ya. Ok tanpa banyak kata sambutan lagi silakan nikmati Fic Naruto : Mask - Face - and Destiny.
Disclaimer: Saya tidak akan pernah mengakui kepemilikan Naruto
Rate: T
Pair: mengikuti jalur cerita.
Genre: Adventur, Family, Fantasi, Romance [selingan] / [tidak sama sekali]
Warning: Typo, ooc, oc, bahasa yang aneh, abal-abal, banyak kekurangan di sana-sini, alur yang terlampau cepat, sistim SKS (Sistim kebut semalam). Dan untuk Naruto disini sangat OOC
Naruto membuka matanya. Ketika suara ribut yang dihasilkan jam weaker terdengar nyaring dan mengganggu tidur nyenyaknya. Secara spontan otak miliknya yang berdiam dibalik kerasnya tempurung kepala. Memerintahkan tangannya untuk mematikan jam tersebut. menendang langit kamarnya sejenak. Kakinya kemudian menendang selimut yang sedari tadi membungkus tubuhnya. Kemudian dilanjutkan dengan melangkah gontai menuju kamar mandi. Memasuki kamar mandi tersebut, Naruto berhenti tepat didepan sebuah westafel. Membasuh wajahnya agar terlihat lebih segar. Naruto kemudian melihat pantulan dirinya yang ada dicermin.
Cahaya lampu yang remang-remang. Memantulkan wajah seorang bocah yang berusia sekitar enam tahun kurang. Iris biru bagai lautan miliknya, menatap kulit putih tanpa luka sedikitpun tersebut. rambut spike merah miliknya mengingatkannya pada sang ibu yang saat ini sudah menghadap Kami-sama. Sesekali tangannya mengelus kulit putih - pucat tersebut. Kulit yang sangat mulus tanpa luka sedikitpun. Tapi, berbeda dengan keadaan hatinya yang sangat punuh dengan luka - bekas luka.
Klik...
Melangkahkan kakinya. Naruto melayangkan langkahnya kembali meuju futon tempat biasanya dia tidur. Matanya menatap sebuah gundukan yang masih berlindung dibalik hangatnya selimut.
"Bangun!" ucap Naruto seraya mengungcang-nguncang sosok tersebut. "Ini sudah pagi, ayo ke academy!"
"Hmm~ sebentar lagi nii-san" balas sosok tersebut.
"Ayolah ini sudah pukul 7 pagi"
"APA!" sosok dibalik selimut tersebut, akhirnya menampakan wujudnya. Seorang bocah berambut spike pirang. Dengan iris yang sama-sama biru dengannya memandang khawatir kearahnya. Dengan cepat sosok tersebut segera meninggalkan Naruto dan berlari tergesah-gesah menuju kamar mandi. Naruto hanya menhela nafas pasrah melihat kelakuan adik kandungnya yang sangat pemalas - ceroboh - dan bodoh. Tapi, walaupun begitu dimatanya sang adik Uzumaki Menma adalah sosok yang sangat kuat. Walaupun berbagai cobaan menghantam dirinya. Naruto dapat melihat sang adik yang masih dapat tersenyum secerah matahari pagi. Tidak menangis dan mendendam seperti dirinya yang sangat lemah ini.
Lemah karena tidak bisa melindungi adik tercinta dari tatapan membunuh - penyiksaan yang dilakukan penduduk desa. Lemah karena hanya bisa melihat dari jauh. Lemah karena tidak bisa berbuat apapun. Lemah karena hanya berdiri disana ketika kejadian itu terjadi. Dan lemah karena tidak bisa menjaga amanat kedua orang tuanya.
"Nii-san, ayo berangkat!"
Lamunan Naruto buyar ketika mendengar teriakan Menma. Mengalihkan pandangannya, Naruto hanya tersenyum simpul melihat pakaian yang dipakai Menma saat ini. Jaket berwarna merah yang terbuka menampakan kaos putihnya dan celana standar shinobi berwarna hitam dengan sepatu shinobi standar.
"Mari berangkat!" ucap Naruto seraya mengulurkan tangannya.
Berjalan di tengah keramaian sepertinya merupakan hal yang sangat buruk bagi Menma. Terbukti selama perjalanan menuju Academy. Tatapan membunuh ditujukan oleh semua warga desa kepada Menma. Namun yang ditatap tidak merasakan apapun, bahkan sang adik terlihat memberika cengiran andalannya. Tapi, sebagai seorang kakak hati Naruto sangat sakit melihat kejadian yang terjadi lansung didepan matanya. Inggin rasanya dia menghancurkan kepala penduduk yang menatap Menma dengan tatapan membunuh. Seakan adik kecilnya adalah seekor moster.
Tidak sadarkah semua penduduk desa itu. Bahwa sebenarnya dialah yang harusnya dibenci?
"Nii-san ayo cepat!" ucap Menma seraya menarik pergelangan tangan Naruto. Ketika pintu masuk [gerbang] Academy sudah terlihat oleh mata.
"Hati-hati Menma!" ucap Naruto mengingatkan. "Nanti jatuh".
Menma yang tidak mengindahkan peringatan Naruto. Terus menarik kakaknya tersebut agar cepat sampai didepan gerbang Academy. Namun sayang entah, tanpa sebab yang jelas Menma terjatuh. Naruto yang melihat adiknya terjatuh kaget dan berusaha menolong. Tapi, gerakannya kalah cepat oleh seorang anak berambut hilam panjang dengan gaya ponytail. Yang dengan cepat menangkap tubuh Menma dengan sigap.
"Wah...! Arigato itachi-nii" ucap Menma riang.
Naruto hanya memandang datar capten ANBU terebut. Melihat Itachi mengalihkan perhatian padanya dengan cepat Naruto lansung mengubah ekspresinya. "Pagi yang indah, Itachi-nii" ucap Naruto berbasa basi.
"Mengantar Sasuke?"
"Ya, seperti yang kau lihat Naruto" ucap Itachi seraya tersenyum.
"Ya.. dan akhir yang indah" ucap Naruto datar. Seketika ekspresi Itachi berubah datar seperti Naruto. Seakan perkataan bocah berusia enam tahun itu adalah sebuah kesalahan fatal.
"Tidak selalu berakir indah" ucap Itachi seraya mengajak masuk Sasuke kedalam Academy. Dan diikuti oleh Naruto dan Menma.
Melangkahkan kakinya menuju apartemen miliknya. Tiba-tiba Naruto merasakan kehadiran dua orang ANBU root dibelakangnya. "Ada apa?"
"Anda dipanggil oleh Danzo-sama"
"Baiklah" ucap Naruto mengangguk. Sedangkan kedua ANBU root itu sudah menghilang dalam kepulan asap.
"Apa yang akan kau lakukan Naruto-kun?" tiba-tiba sesuatu yang berada didalam pikirannya berbicara.
"Tidak ada! Hanya inggin mengikuti permainan mereka" Balas Naruto. "Semua ini untuk Menma. Agar dia aman disini"
"Sayang sekali, ayahmu menyegel semua kekuatanku pada adikmu" ucap sosok tersebut seraya mendengus sebal dalam pikiran Naruto.
"Tidak perlu" kemudian Naruto memandang langit. "Kau cukup menjadi mata kedua untukku"
"Kyuu-can" kemudian Naruto menghilang dalam kilatan merah
Seorang pria tua duduk dengan tenang ditempat yang bisa dikatakan minim dengan sumber cahaya. Kedua matanya menatap lurus bayangan hitam yang menjadi latar tempat ini. Bersama dengan satuan ANBU yang menjadi senjatanya. Dia merasa menguasai Konoha secara tidak lansung atau menguasai dibalik bayangan.
Tetap duduk dengan tenang. Bahkan, ketika merasakan hawa kehadiran bocah berusia enam tahun yang datang mendekat padanya. Dan dibalik remangnya cahaya yang ada dalam ruangan ini. Danzo dapat dengan jelas melihat bocah bersurai merah tersebut memberi hormat padanya. Tersenyum [menyeringai] Danzo menjawab salam hormat bocah itu.
"Uzumaki Naruto" ucapnya dengan berwibawa seraya melirik bocah yang masih memberikan salam hormat padanya.
"Sebagai ANBU, aku akan memberikan misi rank-S padamu" kemudian Danzo mengangkat tangannya. "Membantu captain ANBU Itachi Uchiha" tiba-tiba muncul Itachi disamping Naruto dalam serangan [rompi] ANBU disampingnya. "Misimu membantai seluruh clan Uchiha!"
Langit malam bulan bertahta. Disalah satu tiang listrik didistrik tempat tinggal clan Uchiha berdiri seorang pemuda berambut hitam panjang dengan gaya ponytail. Berdiri dengan wajah yang berbalut topeng. Melompat dengan indah pemuda tersebut dengan cepat lansung menikam salah seorang anggota clan Uchiha hingga lansung meninmbulkan kepanikan bagi anggota clan yang lain. Dengan mata sharingan yang aktif dibalik topeng tersebut. dengan cepat pemuda itu menghabisi anggota clan yang nampak didepan matanya.
Tangan yang darah berlumuran darah. Pendosa yang takan pernah diampuni Tuhan. Bagaikan seekor anak ayam yang telah membunuh induknya sendiri. Bocah bersurai spike merah dengan topeng rubah dengan cepat membunuh semua orang yang terlihat dihadapannya. Sedangkan bagi anggota clan Uchiha berbagai usahapun telah dicoba untuk membunuh bocah yang memakai seragam ANBU tersebut. Namun hasilnya nihil bukan membunuh bocah itu malah mereka sendiri yang terbunuh oleh tangan yang sudah berlumuran darah tersebut.
Teriakan dan jeritan yang memilukan terdengar disepanjang atau diseluruh kawasan tempat clan Uchiha berdiam. Kawasan yang berada dipinggrian desa membuat teriakan tersebut. Tidak sampai terdengar oleh penduduk yang sedang dilanda sebuah festival dadakan oleh para tetua. Yang sudah tau akan peristiwa kelam itu. Para penduduk dan Shinobi desa tidak tau bahwa mereka sedang merayakan pembantaian sebuah clan yang dulu selalu mereka banggakan. Dan berandai dapat menjadi bagian dari clan tersebut.
Sebuah pembantaian yang akan melahirkan dendam dan benci. Sebuah pembantaian yang membuat sang pembantai menjadi pembunuh tak berdosa.
Dengan bulan purnama yang menjadi saksi bisu dari peristiwa tersebut.
"Sial aku terlambat pulang" ucap Sasuke seraya berlari menuju distrik tempat tinggal clan Uchiha. "Ini semua karenamu Dobe!" tunjuknya pada seorang bocah bersurai pirang yang menatapnya sebal.
"Aku!" tunjuk sipirang seraya berlari menyamai bocah dengan gaya rambut pantat ayam tersebut. "Andai kata, kau tidak terlena dengan festival dadakan itu. Mungkin kita bisa pulang lebih cepat"
Terus berlari. Tiba-tiba Sasuke dan Menma merasakan keanehan pada tempat ini. Terus berjalan pelan Sasuke menautkan kedua alisnya heran. Kemana semua orang? Tidak jauh berbeda dari Sasuke, Menmapun juga memandang heran tidak biasanya sepi bergini pikirnya. Apa semua anggota clan Uchiha pergi ke festival. Namun pikiran itu segran ditepis oleh Menma, karena sedari tadi mereka berada disana. Tidak ditemukan seorang anggota clanpun.
Terus berlari akhirnya Sasuke dan Menma mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang menghantui pikiran mereka. Yang disepanjang jalan ditemukan atau tergeletak ratusan mayat anggota clan Uchiha. Pucat dan panik dengan reflek Sasuke lansung berlari kearah rumahnya dengan berteriak-teriak memanggil nama ibu dan kakaknya. Sedangkan Menma berusaha mengejar bungsu Uchiha tersebut karena khawatir Sasuke akan terbunuh.
"Kaa-san, Tou-san, Itachi-nii!" teriak Sasuke ketika dia sudah sampai didepan rumahnya dan diikuti Menma yang menyusul dibelakangnya.
Tidak mendapat jawaban secepat mungkin Sasuke masuk kedalam rumah tersebut. Berputar - putar dalam rumah. yang pastinya diikuti Menma.
"Nii-san" tunjuk Sasuke tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Ada apa Teme" ucap Menma yang baru saya berhasil menyusul Sasuke. "Itaci-nii!" ucap Menma takkalah kaget.
Sedangkan Itachi hanya memandang datar Sasuke. Berusaha untuk menggapai adik yang disayanginya tersebut dengan wajah yang diselimuti topeng aksen datar miliknya.
"Kenapa!?" tanya Sasuke yang sudah mengeluarkan air mata.
"Tidak adak!" ucap Itachi. "Hanya inggin menguji seberapa jauh kemampuanku"
"Dengan membantai saudaramu sendiri" balas Sasuke cepat. Sedangkan Itachi hanya tersenyum.
Namun sayang reuni keluarga itu sepertinya akan bertambah. Karena sesosok bocah bersurai merah tiba-tiba muncul dengan topeng yang sudah retak dan memperlihatkan setengah wajahnya. Kemunculannya yang lansung mendapatkan perhatian. Dan bagi Menma kemunculan tersebut adalah kenyataan pahit yang tak inggin dilihatnya.
"Nii-san" tunjuk Menma dengan gemetaran. Melihat sosok Naruto tidak seperti kakak yang dikenalnya. Dan sosok yang dilihatnya kali ini bagaikan seorang pembunuh berdarah dingin dengan tangan yang sudah berlumuran darah dari korban yang tak bersalah. Dan baginya kakanya terlihat sebagai seorang pendosa yang takakan diampuni Tuhan.
"Sudah selesai Itachi!" ucap Naruto dingin.
Itachi hanya mengangguk. Kemudian berjalan melewati Sasuke dan Menma. Diikuti Naruto, yang juga keluar dalam rumah tersebut.
"KENAPA!" teriak Sasuke yang kemudian menyusul Itachi dan Naruto, juga diikuti oleh Menma. "Kenapa kalian tidak membunuhku sekalian" sambung Sasuke.
Mengalihkan pandangannya menuju Itachi yang tidak mampu menjawab. Naruto kemudian menjawab. "Karna kau terlalu lemah dan lembek"
"Sehingga membunuhmu tak ada artinya dan hanya membuang waktu dan tenaga kami"
"Naruto-nii ini bukan dirimu kan" ucap Menma seraya mendekati Naruto. Namun ketika didekati Naruto semakin melangkah mundur.
"Ya inilah diriku yang sebenarnya"
Mengaktifkan mata Sharinggannya menjadi Mangekyou Sharinggan. Dengan cepat Itachi lansung menjebak Sasuke dan Menma dalam Genjutsu. Namun sebelum benar-benar kehilangan kesadarannya. Kedua bocah tersebut melihat dengan jelas wajah pilu dan sedih dari kedua kakak mereka. Dan bahkan dengan jelas kedua bocah tersebut mendengar kakak mereka berbisik pelan pada mereka.
Maafkan kami.
Dan jadilah kuat, untuk melindungi orang yang berharga bagimu.
Dan jangan seperti kami.
Roboh kedua bocah tersebut. Mulai menutup matanya. Namun dengan jelas mereka dapat melihat air mata dari kedua penbunuh tak berdosa itu. Dan sejak saat itu sebuah janji terukir masing-masing dihati mereka. Sebuah janji yang berbeda dari kedua bocah tersebut.
Sebuah janji yang akan menentukan apapun.
Melompat dari satu dahan pohon kedahan yang lainnya. Itachi dan Naruto bersiap untuk melaksanakan misi selanjutnya. Ya! Karena selanjutnya misi mereka adalah masuk dalam organisasi yang bernama Akatsuki. Dan melindugi desa dari dalam bayangan. Terutama untuk melindungi kedua adik mereka dari dalam bayangan.
"Apa kau memberika mata Sharingan Shisui pada si tua Danzo?" tanya Itachi seraya menoleh pada Naruto.
"Menurutmu!?" ucap Naruto yang masih melompati dahan. "Apa aku sebodoh itu untuk memberikan sebuah pemberian dari kakaku sendiri, Itachi-nii" kemudian Naruto mengeluarkan sebuah tabung kaca yang dimana didalam tabung itu terdapat dua buah bola mata Sharinggan milik Shisui.
"Sudah memanggilku dengan sebutan kakak?" tanya Itachi seraya tersenyum. "Kemana aksen dan ekspresi datar yang tadi?"
"Maaf yang tadi hanya topeng" ucap Naruto santai.
"Sudahlah karena saat ini kita harus melakukan misi kedua kita" ucap Itachi yang lansung mendapatkan anggukan dari Naruto.
Dan dalam kelamnya malam dua pembunuh tak berdosa itu menghilang.
Hahaha... bagaimana denagn Fic yang ini apakah bagus. Ya kalau tak bagus saya hapus saja. Hehehe... disini saya buat yang bantu Itachi untuk menghabisi clan Uchiha itu bukan Tobi alias Obiti Uchiha. Namun Naruto yang di dalam Fic ini sudah menjadi ANBU diusuia enam tahun. Mungkin ada yang bertanya kenapa Menma yang dianggap moster, sedangkan Kyuubi ada dalam tubuh Naruto. Nah untuk itu akan terjawab di chap selanjutnya (mungkin).
Lalu bagaimanakah dengan Fic ini apakah kalian puas.
Mohon diriview.. kalaupun ini jelek dan Flame juga aku terima kok..
Drak Yagami out~
