Disclaimer: Dibilangin Naruto tuh bukan punya saia tp punya abang Masashi Kishimoto
Rate: T
Pair: NaruHina
Warning: hng, saya rasa ndak ada…
A/N: Nyooooo! Authorr balikkk! -kissu2 reader-
Huahahaha.. Kali ini author balik dgn cerita yg sedikit..hem... Hurt kali ye? -plak!-
Hahaha...
Itu ngomong2 judulnya nyambung dan bener ga sih? . hahaha..
Okee.. Langsung sajaa.. Silahkan makann.. XD
.
.
.
.
.
.
.
.
Apa pun yang kau mau, akan kuberikan Semua nya akan kupenuhi, hanya untuk mu Aku terus memberikan cinta ini Cinta tulus dari lubuk hatiku Cinta yang terbentuk hanya untuk mu Aku selalu memperhatikamu Walau ku tahu kau tidak pernah melihatku Aku selalu membantu mu tanpa mengharap sekecil pun imbalan Aku selalu berusaha untuk membuat mu tersenyum Walaupun ku tahu bahwa kau lebih senang jika bersamanya Hati kecil ini sakit saat ku tahu, cinta yang kuberikan untuk mu tidak pernah terbalas Berusaha menutup sakit ini dengan sebuah senyuman Tapi, cinta tidak harus memiliki Aku senang jika kau bahagia Mungkin bukan aku yang dapat membuatmu bahagia Kau lebih bahagia bersama nya Kau tersenyum senang saat bercanda dengannya Tidak apa kalau kau bukan milikku Tapi, aku hanya ingin kau tahu Aku hanya ingin kau melihat Bahwa aku sepenuhnya mencintaimu dari dalam lubuk sanubari ku
Sebait puisi selesai ditulis oleh gadis berambut hitam itu.
Mata lavender nya itu dipejamkannya sebentar, lalu beralih ke sebatang bunga lili putih dalam pot coklat di depan jendela kamar nya.
Hinata tersenyum sembari membaca kembali puisi yang ia tulis.
Ya, Hinata adalah gadis cantik berusia 16 tahun yang hobi menulis puisi.
Bermacam-macam puisi ditulis nya dengan rapi di sebuah buku, semua perasaan nya ditumpahkan semua ke dalam kata-kata. Hinata sangat pintar sekali merangkai kalimat-kalimat biasa menjadi indah.
Tak heran dengan berbagai piagam dan penghargaan yang ia dapat dari berbagai lomba sastra puisi itu berjejer rapi di dalam lemari kaca di sudut kamar nya.
Begitu pula dengan puisi yang ia tulis tadi, mewakili perasaan nya sekarang kepada seseorang..
"Hinata... Nulis puisi untuk siapa?" Sebuah suara mengejutkan gadis itu dari belakang, hinata menoleh dan mata nya terkejut mendapati Neji, kakak nya berdiri di belakang.
Tangan hinata buru-buru menutup buku nya.
"Nii-san...Ng.. Anu...Ti-tidak kok.. Aku tidak menulis puisi.." Ujar hinata terbata-bata.
"Huh.. Bohong lagi... Pasti untuk si rambut nanas itu lagi.."
"E..eh.. Ra-rambut nanas?"
"Naruto.. Iya kan?"
Mendengar nama Naruto, sontak wajah Hinata memerah.
"Hei.. Sudah beberapa kali nii-san katakan, lupakan saja si rambut nanas jelek itu.. Dia itu sudah punya Sakura..."
"A-aku tahu... Ta-tapi.." Hinata menggigit jari nya.
Ya, Hinata sudah lama sekali menyukai Naruto Uzumaki, laki-laki berambut kuning, anak sang pemilik pengusaha Uzumaki yang sangat terkenal.
Pertama kali hinata masuk ke sekolah SMA Konohagakure, ia sering sekali di bully oleh teman-teman sekolah nya.
Tapi, saat hinata sedang dipukuli oleh teman perempuannya, seorang pemuda berambut kuning itu datang untuk menolong nya.
Yah, sejak itulah Hinata jadi menyukai Naruto..
Sepertinya, kata-kata 'MENYERAH' itu tidak terdaftar dalam kamus otak Hinata..
Ia terus menerus mengejar dan mengejar Naruto..
Pemuda yang pertama kali menolong nya, Pemuda yang bisa membuat Hinata jatuh cinta pertama kali nya..
Walaupun ia tahu, Naruto tidak mencintai nya dan mencintai gadis lain ..
"Ada apa? Aku tidak mau tahu loh kalau suatu saat nanti jika kau terus mengganggu hubungan Naruto dengan Sakura"
"A..aku tidak menganggu nya kok! Aku..aku hanya ingin Naruto tahu bahwa aku mencintai nya..."
"Percuma, usaha yang sia-sia..." Neiji menghela nafas nya dengan berat sembari menatap imoto-chan nya.
"Semua usaha, tidak ada yang sia-sia... A-aku yakin itu..." Hinata memantap kan tekad dan niat nya untuk menggapai cinta nya.
Yah, 2 hati yang terpisah oleh hati lain, sangat menyakit kan..
Hinata mengharapkan cinta dari Naruto, sama hal nya dengan bagai puruk merindukan bulan.
-
(Pagi, 5.10am)
Udara dingin menyelimuti kota Tokyo
Suasana nya begitu putih tertutup salju
Walaupun sudah musim dingin, SMA Konohagakure belum kunjung mengadakan libur musim dingin, sebab siswa-siswi nya belum selesai mengikuti ujian semester .
Di antara putih nya salju, tampak seorang laki-laki berambut kuning sedang berlari menuju gerbang sekolah yang hampir tertutup.
"Eit eit... Jangan ditutup!" Si rambut kuning itu berteriak berusaha menghentikan seorang satpam yang hendak menutup gerbang sekolah.
Tapi terlambat, gerbang sudah ditutup duluan.
"Hei.. Kakuzu-san! Buka gerbang nya.. Ayolah.. Kan belum bel masuk.." Ujar si rambut kuning itu memohon.
Satpam itu hanya menggeleng sambil melanjutkan membaca majalahnya.
"Gah... Kakuzu-san.. Ayolah.. Aku nanti bisa di setrap si dada besar galak itu nanti..."
Satpam bernama kakuzu itu tetap tidak bergeming.
"Cih!" Si rambut kuning itu melancarkan serangan terakhir nya.
Ia mengeluarkan uang dari saku celana nya dan menjulurkan tangannya dari sela-sela jeruji besi.
"Kakuzu-san! Ini uang untukmu! Tapi, buka gerbang nya"
"Huh.. Baiklah.. Tau saja kelemahanku.." Kakuzu langsung menyambar uang nya dan membuka gerbang sekolah..
"Haa.. Dasar satpam mata duitan!" Teriak si rambut kuning itu sembari berlari menuju kelas nya.
"Heh! Awas kamu Naruto! Tidak akan kubukakan lagi gerbang nya!"
Naruto hanya cengengesan senang.
Teng teng teng teng
Bel istirahat berbunyi, semua murid SMA berhamburan keluar kelas
Ada yang memilih makan di kantin, tinggal di kelas, atau ke perpustakaan hanya untuk sekedar menghabiskan waktu 15 menit.
Begitu pula dengan Hinata, Ia berjalan menuju kantin.
Tetapi, mata nya menangkap seseorang yang sedang duduk di kursi kantin.
Hinata berjalan ragu-ragu mendekati sosok itu..
"Na..naruto-kun.." Sapa hinata.
Naruto pun terkejut dan menoleh
"Hinata-chan.. Sedang apa kau disini?" Naruto tersenyum kearah hinata, membuat semburat merah di pipi nya muncul.
"E..eh.. Anu.. Ng.. Ti-tidak.. Hanya ingin duduk saja.."
Entah kenapa setiap kali ia bertemu dengan Naruto, tingkah laku nya seperti orang kikuk, jantung berdebar-debar dan ya, muka nya memerah.
Sejenak mata lavender nya menatap pemuda berambut kuning itu.
Mata nya yang jeli menyusuri tiap lekuk tubuh indah si rambut kuning itu
Otot nya yang sedikit berisi, tubuh nya yang ramping, ah..benar-benar tipe yang sempurna.. Ckck...
Naruto heran melihat hinata beranjak dari kursi kantin dan pergi ke stand minuman.
Tak beberapa lama kemudian hinata kembali dengan sebotol air mineral dingin di tangannya.
"Ini..." Hinata memberikan botol itu kepada Naruto.
"Eh? Untukku?"
Hinata mengangguk.
"Kau habis olahraga.. Pasti lelah..." Gadis berambut panjang itu duduk kembali di sebelah Naruto.
"Hahaha.. Aku bukan olahraga Hinata, tapi tadi aku dihukum oleh si guru galak dada besar itu lari keliling lapangan gara-gara telat masuk.. 10 kali loh! Ckck"
"Hehe.." Hinata hanya terkekeh melihat wajah Naruto yang sedang kesal.
"Lebih-lebih uang ku habis buat nyogok si Satpam mata duitan itu.." Ujar Naruto sembari meneguk minumannya.
"Hm.. Kau ini, ada-ada saja Naruto.." sahut hinata.
"Narutooo... Narutooo...!" Suara seorang perempuan berteriak memanggil Naruto.
"Sakura-chan..." naruto memandang gadis berambut soft pink dihadapannya. Badanya sedikit dibungkukkan, dan kedua tangannya ditaruh di paha, nafas nya tersengal-sengal.
"Na-naruto.. Aku cari-cari kau daritadi... Hh..hh..." Ujar Sakura sambil memejamkan mata, dan mencoba untuk mengatur deru nafas nya sehabis lari-lari mencari kekasih nya, Naruto.
Ya, Sakura Haruno gadis berumur 16 tahun adalah pacar Naruto, sekaligus anak dari pengusaha Haruno, pengusaha terkaya ke 3 setelah Uzumaki, Uchiha..
Berbeda dengan Naruto dan Sakura, Hinata hayalah seorang anak biasa dengan keluarga yang biasa, tidak ada keistimewaan apapun..
Tapi, walaupun begitu Hinata adalah anak yang baik hati dan selalu optimis, yah dia juga sangat pemalu..
Mengharapkan cinta dari Naruto bukanlah hal yang mustahil untuk gadis bermata lavender ini, status atau derajat bukan lah penghalang, jika cinta itu tulus, pasti akan bersatu walau membutuhkan pengorbanan yang cukup besar.
"Hei... Ada apa kau mencari ku sakura?" Tanya Naruto
"Huh.. Kau ini..! Selalu saja menghilang! Lagipula..." Sakura menatap sinis ke arah Hinata yang menunduk. "Sedang apa gadis bodoh ini duduk bersama mu hah?"
"Ma..maaf sakura-chan.. Aku tidak bermaksud apa-apa" hinata membungkukan badannya.
"Huh.. " Sakura mengambil botol minuman yang diberikan hinata tadi.
"Minuman dari siapa ini?"
"Hi...Hinata... Memang nya kenapa Sakura-chan.. Dia itu ba...
Belum sempat Naruto menyelesaikan kalimat nya, ia sudah di kejutkan dengan perbuatan Sakura yang melempar botol itu ke tanah dan menginjak nya.
"Diam! Aku tidak suka kau menerima pemberian dari perempuan lain kecuali aku..." Sakura langsung menggandeng Naruto pergi meninggalkan Hinata sendirian..
Hinata tertunduk lesu.
Gadis itu berusaha mati-matian untuk menahan air mata nya keluar, dengan sebuah senyum Hinata menatap punggung pemuda yang dicintai nya.
Sepulang sekolah, Sakura menemui Naruto yang sedang bermain basket dengan teman-temannya di lapangan.
"Hei Naruto.. Pacar mu datang tuh..." Goda Shikamaru, teman sekelas Naruto.
Naruto menoleh dan benar saja, Sakura berjalan ke arah nya dengan tas ungu bergambar bunga.
Sakura duduk di bangku berwarna coklat sembari menunggu Naruto selesai bermain.
"Nice Shoot! Haha.. Kau hebat Naruto!" Sahut Ino menepuk pundak laki-laki berambut kuning itu.
Naruto hanya cengengesan sambil menggaruk kepala nya.
"Ah.. Hai sakura.." Sapa Ino ketika melihat Sakura. Ia hanya membalas nya dengan senyuman.
"Sakura-chan.. Haii..."
"Hh... Ini..." Sakura menyodorkan plastik putih berisi bakpau.
"Waaahh.. Asikk... Kebetulan lagi laper.. Ehehe... Kau mau sakura?"
"Tidak.. Makan saja.." Sakura tersenyum.
Kalau soal makanan, Naruto paling cepat menghabiskan nya, apalagi kalau lagi lapar.. Ckck..
"Oh ya Sakura.."
"Hng?"
"Ma..maafkan aku ya tadi.. Aku tidak ada apa-apa kok dengan Hinata.."
"Benar kau tidak ada hubungan dengan Hinata?" Tanya Sakura menyelidik.
"Ya.. Hinata itu tidak kuanggap apa pun, dia hanya orang lain.."
Tanpa disadari, orang yang sedang Naruto bicarakan ternyata ada di balik pohon yang tak terlalu jauh dari tempat mereka berdua duduk..
"Benarkah?"
"Ya..."
"Bisa kau buktikan se...hmp..."
Kata-kata sakura terputus ketika Naruto mencium nya tiba-tiba.
Sakit...
Itulah yang Hinata rasakan saat pertama kali nya melihat Naruto mencium Sakura.
Apalagi Naruto mengatakan bahwa diri nya bukan lah siapa-siapa...
Ia tidak dapat menahan lagi air mata nya..
Gadis itu berlari meninggalkan mereka dengan bulir-bulir air mata nya mentes.
Tak bisa diungkapkan lagi perasaannya sekarang, melihat laki-laki yang ia cintai mencium perempuan lain..
Ingin rasanya ia berteriak sekuat tenaga untuk melepas sakit dalam hati nya..
"Naruto... Huhuhuhu..."
Berlari dan terus berlari tanpa mempedulikan sudah berapa orang yang ia tabrak sepanjang jalan.
Yang di pikiran nya hanyalah rasa sedih nya yang begitu menusuk perasaannya.
"Naruto... Huhuhu..."
-
Hari semakin malam, sang bulan beranjak dari tidur nya menuju cakrawala hitam.
Di sebuah rumah mewah berwarna putih dengan papan nama yang tertulis 'Haruno' , disitulah Sakura tinggal.
"Hh..." Gadis cantik itu menghempaskan tubuh nya ke atas kasur empuk berukuran King Size untuk melepas lelah nya seharian.
Seragam sekolah masih melekat di tubuh nya.
Tangan nya meraih I-Pod berwarna pink di atas meja nya.
Tok tok tok...
"Sakura... Makan malam nak..." Sahut seseorang dari luar kamar.
"I..iya bu..." Sakura segera mengganti bajunya dan keluar dari kamar langsung menuju meja makan.
Di meja makan yang panjang itu, sudah tersedia banyak sekali hidangan makan malam.
Yah, maklum Sakura adalah anak yang selalu kecukupan dan hidup mewah..
"Sakura, bagaimana sekolah mu?" Tanya ayah nya.
"Lumayan.." Jawab nya singkat.
"Sakura kan pintar, kau pasti bisa dapat beasiswa ya kan?" Sahut sang ibu tersenyum..
Sakura tersenyum sebentar lalu kembali melanjutkan makannya.
"Kau masih dekat dengan pemuda itu?"
Pertanyaan dari ayah nya itu membuat Sakura sedikit terkejut.
"Ya..." Jawab Sakura kemudian.
"Bagus.. Teruslah dekati dia, tapi kalau sampai kalian menikah, tidak akan kuijinkan.."
"Ya ya.. Aku tahu ayah... Lagipula cinta ku itu bukan untuk si rambut kuning itu.. Dia hanya kumanfaatkan. Hah.. Bahkan dia tidak sadar bahwa cinta nya itu hanya kumanfaat kan.. Dasar bodoh..." Sakura tersenyum licik..
"Ya... Itu cara yang sangat bagus untuk menghancurkan perusahaan Uzumaki serta keluarga nya yang sok itu..."
.
.
.
.
.
To Be Continue
Hieeee... Jelek amatt yaa.. Hiks.. T_T Sakura tadi nya mau kubuat lebih kejam pas ngebuang botol minuman dari Hinata, mau nya aye buat sakura numpahin air nya ke rambut hinata, cuma...cuma...cuma...cuma...cuma...cuma...cu-*disumpel readers* cuma entar jadi nya lebay kaya di sinet-sinet indo yang super lebay.. Hahaha... Oia, gimana jeh alur nya kecepetan atau nga? Tolong yaaa... Kritik dan Saran dan tentu nya…
R.E.V.I.E.W
See you in next chap... :D
