Naruto belongs to Mashasi K.

CRUSHED

When you've been fighting for it all your life.

You've been struggling to make things right.

That's how a superhero learns to fly.

(Every day, every hour. Turn the pain into power)

When you've been fighting for it all your life.

You've been working every day and night.

That's how a superhero learns to fly.

(Every day, every hour. Turn the pain into power)"

Klik

Tenten ada apa ?"

"Ino! Aku jemput kamu sekarang juga. Cepatlah berkemas Ino. Pakailah kaos The Beatle Celana jeans putih ! Sepatu sneaker merah ! Jangan pakai gaun Ino. Aku moh-

"What the hell Tenten ! Apa-apaan kamu ini huh ? Seenaknya saja.

"Aku mohon Ino. Sekali saja. Ikutlah denganku?"

"Kemana?

"Ke pesta Ino. Di rumah Sai-kun. Teman kuliahku. Kumohon Ino. Hanya kamu yang bisa bantu aku. Hanya kamu yang bisa menyelamatkan aku dari keadaan buruk ini Ino. Kumohon Ino. Bantulah sahabat sejatimu yang selalu baik dan sayang kepadamu. Tolong Ino kumohon?"

"Jangan berbasa-basi Tenten-chan sayang. Bicaralah yang jelas."

"Hiks. Maaf Ino. Bagaimana ini ? Pesta ini membuatku gila Ino ! Kau bisa bayangkan? Si Rubah brengsek menantangku untuk datang ke pesta itu dan datang membawa teman yang bisa bernyanyi, bermain gitar, berambut pirang dan harus datang dengan memakai pakaian yang sama persis denganku. Entah kebetulan atau keberuntungan Ino. Itu semua cocok denganmu. Sepertinya kita memang ditakdirkan bersama Ino sayang. Hanya kamu yang bisa bantu aku. Please ?

"Baka Tenten! Bagaimana bisa kamu menerima tantangan konyol itu ? Apakah tidak memikirkan akibatnya hah !

"Maafkan aku Ino. Aku terlalu gengsi menolak tantangan Naruto. Kalau sampai aku menolaknya, Nauto akan mengejeku sampai akhir semester nanti Ino. Aku tak saggup jika masa-masa universitasku suram Ino."

"Maafkan aku tak bisa Tenten. Aku ada tugas makalah kuliah akhir. Dan lagi kenapa kamu harus repot-repot datang Tenten. Kau kan jago karate, jika dia macam-macam banting saja dia. Beres kan ? Bersikap seperti biasa sajalah Tenten.

"For godsake Ino. Awalnya aku juga tak ingin datang. Dan membanting Naruto jika dia macam-macam denganku. Tapi karena si ide gila Gadis Jidat Lebar aku harus terpaksa satang Ino."

"Jidat Lebar ? Ide gila apa lagi Tenten?."

"Jika aku tidak datang, Naruto akan menelanjangiku di halaman kampus. Tapi jika aku datang tanpa menjawab tantangannya, maka aku harus menjadi salah satu penari stipist di sana Ino."

"Wow ! Benarkah? Hebat ! Aku akan merasa bahagia bila melihat seorang Tenten bergelut manja dengan tiang di atas meja. So Delicious. Hmm.

"Yamanaka Ino ! Ayolah. Jangan mengada2. Itu mengerikan Ino. Dan lagi, aku mengenalmu Ino, aku tidak masuk kategorimu."

"Hn ? Bernahkah? Mungkin Aku akan berubah pikiran setelah melihatmu menari disana. Wow ! Aku tak sabar melihatnya Tenten. Haha

"Diam Ino ! Bantu aku sekali ini saja Ino. Apa kamu tega melihat sahabat terbaikmu dijadikan lelucon seperti ini ? Aku. Tertekan. Menderita. Tak berdaya."

"Tapi Kenapa harus aku Tenten ? Kenapa tidak Neji ? Hinata ? Atau Lee saja ?

"Ehem. Ino sayaang? Coba pikirkan baik-baik Ino. Apa mau Neji bernyanyi ? Hinata bisakah bermain gitar ? Lalu si Lee-ntur Hijau bisa bernyanyi dan bermain gitar ? Dan ayolah Ino, mereka tak berambut pirang ! Apa harus pakai semir instant / wig haah? Idemu sungguh hebat Ino sayaang ! Mengerikan!"

"Oh. Benar juga Tenten. Saat tertekan kamu berubah jadi pintar eh. Haha. Baiklah. Tapi bantu aku buat makalah ? Deal ?

"Wow. Oke deal ! No problem you so much honey. You are my only one blonde angel. Loveyou ! Baiklah Ino. I pick up you now. Dress up honey. See ya soon. Muuaaah."

Ino : Cih. Dasar Tenten.

Klik.

Ino Pov

Mungkin besok aku harus ke dokter THT untuk memerisakan telingaku. Bertelepon dengan Tenten bisa berakibat fatal bagi telingaku. Suara nyaringnya. Ya Tuhan. Sungguh memekakan telinga. Segera kututup laptopku dan menghentikan segala aktivitasku yang aku kerjakan sebelum berteleponan dengan Tenten. Sebenarnya aku malas harus mengikuti pesta semacam itu. Lebih penting mengerjakan makalahku. Benar kan ? Tapi mau bagaimana lagi ? Apa salahnya membantu Tenten, sahabatku dari TK ? Orang selain orangtuaku dan Deidara nii-chan yang selalu ada untukku, yang selalu menyediakan bahu untukku, menghiburku saat aku sedang galau. Hell. Love her so much. Really !

Kubuka Pintu lemari pakaianku di sudut kamar. Mencari pakaian yang sudah disebutkan Tenten tadi. Ini dia. T-shirt broken white dengan tulisan The Beatles bludru berwarna hitam. Tenten dan aku membeli kaos ini saat kita berlibur bersama si Inggris musim panas kemarin. Celana skiny berwarna putih. Ditambah sneaker merah kombinasi putih. Kalau yang ini aku dan tenten membelinya saat ada diskon besar-besaran di mall. Haha. Oke baiklah. Aku melihat tampilan diriku di cermin. Oh damn. Look at me ! How beautiful I am ! Cantik tanpa cela. Tanpa harus bermake up aku sudah terlihat mengagumkan bukan? Sepertinya ini memang kutukan Tuhan, membuatku cantik, sexy, cute, dengan pakaian apapun yang aku kenakan. Mungkin akubjarus pertimbangkan tawaran Deidara nii-chan untuk jadi model. Dan kau ! Shion ! Kau akan menyesal memutuskanku! Kekasih secantik dan sebaik aku. Bodoh! Brengsek! Tak tau diri! Lebih memilih orang lain yang baru dikenal daripada aku, kekasih yang 2 tahun bersama yang benar-benar tulus dan cinta dia apa adanya! Benar-benar bodoh! Menggelikan. Ck.

Tok tok tok

"Ino chan, turunlah segera. Sudah ditunggu Tenten chan dibawah"

"Iya Ibu. Sebentar. Aku akan cepat"

"Baiklah sayang".

Kurapikan pakaianku, make up. Eh jangan karna aku bilang aku sudah cantik apa adanya aku tak memakai make up ya ? Make up bagian hidup wanita sayang. Haha.

Melihat tampilan diriku di cermin lagi. Wow. Sempurna. Im great. Cantik dengan pakaian apapun. Ditambah jaket jeans berwarna gelap yang cocok. Terlihat boyish, namun tetap sexy. Perfect. Baiklah. Im ready !

End Ino Pov

Sesak. Tak ada celah. Lampu berkelap-kelip. Suara musik mengalun sangat keras. Memekakan telinga. Makanan berceceran. Suasana rusuh. Berbotol-botol minuman bersoda dan berakohol ? Benarkah itu ? Tapi siapa peduli ? Yang mereka pikirkan hanya Lets Party till Die ! Kedengaran berlebihan kah ? Memang. Tapi siapa peduli ? Ck.

Tak aturan. Berantakan. Seperti foto keluarga di ruangan itu terlihat tertempel sesuatu yang harusnya dimakan, sandwich mungkin. Oh. Lihat juga di langit-langit ada coret-coretan seniman muda tak berbakat dengan bahan dasar saos dan kecap. Dan piala-piala yang harusnya berjejer rapi di lemari malah tergeletak di pintu depan, ada juga yang malah di kolam renang dan parahnya lagi malah ada yang dijadikan tempat minum sake. Gila bukan. Bagaimana rumah terlihat begitu 'menyedihkan'. Bagaimana jika orang tuanya tau keadaan rumahnya? Entahlah. Itu perkara akhir saja.

Terlihat di kursi dekat jendela samping rumah seorang gadis berambut pirang panjang dengan poni yang hampir menutupi sebelah matanya yang biru terang. Tubuhnya yang langsing dan tinggi semampai, kulitnya yang putih tak terhalang pesonanya hanya karena jaket jeans gelap dan cahaya lampu yang meremang. Mata aquamarinenya menatap lurus ke depan, entah apa yang dilihatnya. Cantik. Satu kata yang pantas menggambarkan siluet gadis itu. Berusaha tidak ikut arus sekitarnya yang sudah kehilangan kontrol karena minuman. Namun dia tetap berusaha menikmati suasana yang ada dengan segelas wine ditangan kanan. Yamanaka Ino.

"Hei ! Apa aku mengenalmu ?" Ino yang duduk termenung dengan gelas wine yang masih tertempel dibibirnya tersedak karena tiba-tiba ada tangan yang menepuk pundaknya. Alhasil minuman dimulutnya terpaksa keluar dan melesat ke arah lawan bicaranya.

Gadis berambut pink kaget bukan kepalang, terlihat dari mata hijaunya yang melotot dan matanya terbuka lebar. Begitu pula dengan Ino. Mereka berpandangan cukup lama. Aquamarine bertemu Emerald.