AFTER THREE YEARS

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Pairing : NaruHina (mungkin ada pairing tambahan di chap selanjutnya XD ayo siapa yg mau request pair? :3)

WARNING : disini kembaran saya (Hinata pastinya *dilempar sendal) rambutnya hana ubah *ampun hina lovers * jadi rada mirip Tomoyo di cardcaptor sakura kurang lebih, tapi lebih pendek ._. ya sebahu kebawah dikit lah (?) tapi cuma di chap ini doang kok (insyaallah*plak) jadi...kalo gak suka jangan dibaca ._. apa lagi nge flame T^Tv dan dia pun masih OOC ._.v

Hana berbicara : After Three Years adalah sekuel dari fanfic Hana yang sebelumnya "Yang Sebenarnya" (silahkan liat profile Hana :D). Dipersembahkan khusus untuk para readers yang dulu nge request sekuel Yang sebenarnya :) yaitu :

- ZephyrAmfoter

- Ray Ichioza

- Ritsuki Ichinomiya

- Ame Kuroyuki

- OraRi HinaRa

- sketsa gelap

- nee-chan Hana yg paling cakep X3 Lactobacilluss

- and pengemar NaruHina di mana pun kalian berada :D

niatnya sih mau bikin oneshoot aja berhubung Hana adalah Author yang males nan lemot =A= tapi gapap lah :D apa sih yang engga buat penggemar NaruHina :3 hihi.

~ENJOY~

.

.

.

Tombol turn on sebuah laptop yang berwarna hitam ditekan oleh tangan berkulit tan. Dengan perasaan gelisah pemuda pemilik laptop itu menunggu agar layar laptop nya itu menampilkan icon-icon yang berbaris rapi secara vertikal dengan background bergambar mobil ferrari. Dan sekarang sang layar baru menunjukan gambar jendela yang warna-warni.

"Ayolah cepat! Aduh gue keterima gak ya?" kata si pemuda berambut kuning jabrik masih gelisah, sampai kaki nya digetar kan karena perasaan tak sabar itu.

'PIK' suara yang sangat ditunggu-tunggu sang pemuda. Suara yang berarti bahwa laptop nya itu siap untuk dipakai. Tangan yang sudah gatal itu segera menggerakan mouse-pad dengan cepat dan gemeteran. Mengantarkan pointer ke arah sebuah icon yang berguna untuk mengkonek internet. 'PIK PIK' dia mengklik icon itu dua kali, hampir sama seperti mengetuk pintu. Setelah menunggu loading dari modem itu, dengan segera ia mengarahkan pointer ke tulisan 'connect'. Dan untuk ketiga kali nya, dia menunggu agar internet di laptopnya agar benar-benar konek. Ugh dia benci menunggu, apalagi karena hari ini adalah pengumuman penerimaan mahasiswa di calon universitasnya.

Jantungnya makin dag dig dug dwer setelah internet di laptopnya konek. Segeralah ia browsing dan mengetik alamat web yang ia tuju. Tangannya menekan tombol 'enter' dan kemudian matanya yang berwarna biru cerah itu melihat benda yang berputar-putar di layar laptop itu. Aduh itu tanda sedang loading.

Halaman yang ditunggu-tunggu pun muncul. Identik dengan warna merah mengingat daerah Suna memang identik dengan warna merah karena daerahnya yang sebagian besar ditutupi oleh gurun. Panas = merah. Yah, kira-kira seperti itu. Ah sudahlah, itu urusan lain. Mari kita kembali ke pemuda yang masih gelisah dan sedang mengarah kan pointer ke kalimat 'daftar kelulusan mahasiswa baru tahun 20xx/20xx' 'PIK' hum...loading lagi. Internet memang serba loading, untung saja koneksi internet lagi high sinyalnya, jadi gak terlalu lama loadingnya.

Sekarang, di halaman web tertera nama-nama jurusan yang ada di Universitas Suna. Jurusannya sangat banyak, mungkin agak lama untuk mencari jurusannya.

"Jurusan psikolog...jurusan psikolog..." sang pemuda berguman sambil terus mencari daftar jurusannya. "AH ! ini dia!" serunya girang. Dia segera mengklik nama itu.

Entah sudah yang berapa kalinya...loading lagi. Tapi mengapa loading yang satu ini agak lama? Itu membuat pemuda yang bernama lengkap Uzumaki Naruto makin gak sabaran. Itu sudah sifatnya dari lahir. Ibu nya saja mengandung dia cuma 8 bulan karena Naruto sudah gak sabar untuk keluar (oke ini lain cerita! FOKUS HAN FOKUS!)

"Ayolah! Cepat cepat!" ketidak sabaran Naruto makin menjadi. Hm, mungkin kalau harga laptopnya hanya 50 Yen sudah iya banting, sayangnya harganya bukan 50 Yen. Harganya berapa? Hanya Kami-sama, Naruto, dan penjual laptop yang tau. Amin (?) FOKUS HAN FOKUS!

"AKHIRNYA KEBUKA JUGA!" seru Naruto yang telah berhasil menahan hasrat untuk membanting laptopnya. Dan misi selanjutnya adalah mencari namanya. UZUMAKI NARUTO.

"U...Uzu...Uzumaki..." gumannya disela-sela mencari. Tiba-tiba, tangannya berhenti menggerakan mouse-pad nya untuk turun. Aih betapa cepatnya ia menemukan namanya~ BUKAN! Dia berhenti bukan karena sudah menemukan namanya, melainkan nama orang lain. Oke, bukan orang lain, tetapi, orang sudah dia kenal baik. Sangat baik. Seseorang yang bisa dibilang sahabat terbaiknya, tempat curhatnya, bertampang polos dan anggun namun jahil. Sekaligus...orang yang dicintainya, cinta pertamanya. Tapi Naruto terlalu lambat untuk menyadari hal itu dan memilih gadis lain.

"Hyu-Hyuuga...Hi-Hina...ta?" pekiknya kaget. Nama yang disebutkannya adalah nama sahabatnya dari kelas 1 SMP. Tetapi, karena sesuatu yang sampai sekarang disesali Naruto, mereka berpisah. Bukan bermusuhan, hanya berpisah. Mereka tetap bersahabat, namun dituntut 'orang itu' untuk saling menjauh. Dan bodoh nya, setelah 'orang itu' akhirnya berkhianat pun Naruto tetap tidak berbicara dengan Hinata, begitu pun sebaliknya. Hinata lebih terlihat lebih dekat dengan seorang pemuda cool yang menjadi idola dimasa SMP nya. Err...kalau tak salah, marga nya Uchiha. Pemuda dengan model rambut pantat ayam. Itu yang diingat Naruto.

"Hi-Hinata lulus tes masuk jurusan psikolog di Universitas Suna? Kok bisa?" gumannya tak percaya. Tak percaya bahwa dia akan bertemu cinta pertamanya, tak percaya bahwa Hinata akan se kampus dan sejurusan dengannya. Rasa senang, bahagia, terkejut, bingung telah menjadi satu dibenaknya.

Pemuda itu masih mematung dengan mimik muka setengah nganga dan menyengir menatapi nama HYUUGA HINATA. Kurang lebih dia dan Hinata sudah tak bertemu selama 3 tahun. Bagaimana ya Hinata versi gadis kuliahan? Naruto masih ingat persis Hinata versi ABG SMP. Bertampang polos, rambut yang panjang se pinggang, sangat bertampang anggun ketika bermain dengan biolanya, tetapi bersifat jahil dan menyebalkan ketika sedang mengobrol dengannya...

"Ugghh apa-apaan sih gue!" katanya menggeleng-gelengkan kepalanya yang tiada henti-hentinya memutar memori tentang Hinata. "FOKUS NAR! SEKARANG CARI NAMA LO!" perintahnya terhadap diri sendiri.

Tangannya kembali menyentuh mouse-pad nya dan memerosotkan telunjuknya ke bawah secara perlahan. "Uzu...ma...ki...Uzumaki...AH!" sekarang telunjuknya sudah berhenti bekerja. Dan kali ini ia berhenti karena melihat namanya. Senyumannya semakin melebar setelah membaca kata 'LULUS' di kolom keterangan.

"MAMAAAA PAPAAAAAAA NARU LULUS! NARU DITERIMA DI UNIVERSITAS SUNA!" teriak Naruto sambil berlari keluar dari kamarnya dan dengan cepat turun ke bawah menuju ruang keluarga.

'BRUK' tangan Naruto secara tiba-tiba merangkul orang tua nya yang sedang duduk di sofa dari belakang.

"Apa Naru? Lulus? Lulus apa?" tanya Kushina kelewat polos.

"LULUS MASUK UNIVERSITAS SUNA MAA!" kata Naruto kesal. Tangannya dilipat ke dada dan memonyongkan bibirnya. Yep, pose ngambek. (?)

"BAGUS! AKHIRNYA PAPA BISA BERDUAAN SAMA MAMA SELAMA NARU DI SUNA." Seru Minato –ayah Naruto— dengan sangat amat antusias, tak memerhatikan anaknya yang akhirnya pundung di pojokan lagi ngurek-ngurek sambel akibat perkataan papa nya sendiri.

BUAGHH!

"Minato jangan begitu! Kan Naru jadi tersakiti hatinya." Bela sang ibu yang sudah memeluk Naruto yang masih ngurek-ngurek sambel.

"Hiks...mama..." rengek Naruto dan memeluk ibu nya erat. Adegan itu sangat membuat Minato cemburu. Walau pun itu anak sendiri. Ayah yang tak bisa dewasa hm?

"Hey Naru! Jangan bertindak mencari kesempatan dalam kesempitan! Seharusnya Papa yang dipeluk Mama mu!" kali ini, kuning jabrik dewasa yang merengek. Mungkin dengan merengek ia juga akan bernasib sama dengan Naruto, dipeluk Kushina.

"MINATO! Jangan bertindang seperti anak kecil!" bentak Kushina yang masih memeluk Naruto, kini dengan mengelus-elus punggung sang anak.

CEMBURU. Itulah yang dirasakan Minato. Memang malang nasibnya. Hasrat ingin merobek-robek kertas seperti yang dilakukan author jika sedang patah hati bergejolak. Tapi, ia sadar, bahwa merobek-robek kertas tanpa alasan adalah perbuatan yang membuat bumi menjadi semakin panas.

== :D :o ;) :3 ==

"Gimana Hinata? Kamu lulus?" tanya seorang pemuda yang lebih tua dari Hinata.

"Lulus kok Neji-nii." Jawab sang gadis yang masih duduk di depan laptop berwarna putihnya itu. Rambut indigo nya yang bergelombang dibagian bawahnya semakin mempercantik wajahnya yang anggun.

"Syukurlah..." kata Neji –kakak sepupu Hinata—. "Eh ya, aku berangkat ke tempat kerja paruh waktu dulu ya." Katanya meminta izin.

Tak ada jawaban dari Hinata.

"Hinata? Apa kau mendengar ku?" tanya Neji bingung. "Hina-chan?" tangan Neji pun menepuk pundak Hinata.

"AH! ya, Ada apa?" itulah Hinata yang baru sadar. Entah tadi dia bengong memikirkan apa.

"Hhh..kamu ini...aku mau berangkat kerja paruh waktu dulu." Katany Neji mengulangi kata-katanya.

"O-oh...i-iya iya. Hati-hati Neji-nii." Kata Hinata tersenyum agak memaksa.

"Memangnya kalau boleh tau kamu lagi mikirin apa sih? Sampai bengong begitu." tanya Neji curiga. Sifat sister-complex nya sudah tingkat akut!

"Eh? E-engga kok...gak mikirin apa-apa ehehe ehehe.."

"Hn. Yasudah, aku berangkat, ya! Hati-hati di rumah." Pamit Neji yang berjalan menuju pintu kamar Hinata untuk keluar.

"Iya, Neji-nii juga hati-hati." Kata Hinata dan dibalas dengan anggukan sekali dari Neji.

BLAM! Pintu tertutup. Hinata pun kembali menatap laptopnya, lebih tepatnya menatap sebuah nama yang dirindukannya. Kini, terbayang wajah orang tersebut dengan cengiran sebagai khasnya, lengkap dengan rambut jabrik kuning noraknya dan mata nya yang sebiru laut.

"Na-Naruto...apa kabar mu?" gumannya seakan-akan pemuda yang ia bayangi –Naruto— berada di depannya.

-BERSAMBUNG-

yak yak bagaimana? jelek kah? bagus kah? aneh kah? typo kah? ga ngerti kah? silahkan comment melalui REVIEW :DD (plis jangan nge flame T^T kritik aja tp jgn kepedesan, hana ga suka pedas *slap*) oh ya btw selain romance, ini cerita genre nya apa lagi ya? ._. kasih tau lewat review ya :D