[Chaptered]
Title : Baby Maybe... ~I'm Gay
By : Gatsuaki Yuuji
Main Cast : Uchiha Sasuke & Uzumaki Naruto
Disclaimer : All Chara punya Papi Kishi. FYI, Papi Kishi itu Papiku.
Genre : Shonen Ai, Comedy.
BGM : W~Inds - Baby Maybe


Namaku Uchiha Sasuke, mau panggil Sasu atau Suke, It's OK ! Tapi biasanya aku terkenal dengan panggil Sasuke. Aku mahasiswa semester 3, jurusan arsitek. Meskipun setelah lulus nanti, belum tentu aku bisa menjadi arsitek terkenal seperti Itachi-nii, kakakku. Dan sepertinya sangat tidak penting jika harus membahas masa depanku di masa kini.

" Aduh~ Lapar sekali~ ", keluh Kiba sambil mencium aroma arang dari pemanggangan.
" Mendengarmu berkata lapar, aku jadi ikut lapar ", sambung Shikamaru yang sibuk mengurus pemanggangan untuk BBQ nanti.
" Apa kalian ingin makan beberapa snack untuk mengganjal perut kalian yang kosong ? ", tawarku sambil mengguncang-guncang sebungkus snack.
" Kami tidak ingin snack, kami ingin secepatnya makan BBQ~ ", tolak Kiba yang tidak ingin menjauh dari pemanggangan.
" Ya, sudah kalau begitu ", kataku sambil mulai membuka bungkus snack dan memakannya.
" Bagi ! ", kata Suigetsu ikut menyomot snack.

Ya, aku memang lapar saat ini. Karena sepulang dari kuliah sore tadi, aku belum makan apa-apa, sama dengan mereka. Kami sibuk menyiapkan pesta BBQ di rumahku yang akan diadakan kurang dari setengah jam lagi, tepat pukul 07.30pm.

Sementara Kiba dan Shikamaru tengah menyiapkan pemanggangan di luar, Aku dan Suigetsu duduk di sofa sambil menonton TV dan kami saling berbagi snack. Sai sibuk dengan ponselnya tengah berdiri di antara luar dan dalam rumah, Neji si sibuk menata meja makan, dan Gaara sibuk meracik minuman. Kami mepercayakan dokorasi dan minuman pada mereka berdua. Yah, semoga saja mereka tidak mengacaukannya.

" Mereka dalam perjalanan menuju ke sini ", kata Sai menghampiri kami sambil menyunjukkan layar ponselnya yang berisi SMS pada kami secara bergilir.

Kiba dan Shikamaru menghampiri Sai dan mengangguk setelah membaca isi SMS tersebut, begitu pula dengan Suigetsu, sedangkan aku, belum sempat membacanya, layar ponselnya sudah menggelap. Huf~ Nasib~

" Ayo, ayo ! ", ajak Shikamaru masuk ke rumah sambil bertepuk tangan mengambil ancang-ancang layaknya seorang kapten.
" Ambil posisi masing-masing ! ", sambung Kiba sambil menyingkirkan tas-tas yang ada di meja maupun di sofa dan membuangnya ke lantai.

Suigetsu dengan rajinnya menendang tas-tas yang berserakan di lantai ke bawah sofa. Beruntung tasku masih bergelantungan di pinggir sofa.
" Ini ketinggalan ", kata Sai sambil mengambil tasku dan melemparnya ke bawah sofa.
" Sankyu, Sai ", kata Suigetsu.
" No problem ", jawab Sai.

Aku hanya tertawa pelan sambil mengernyitkan keningku.

" Perfecto ! ", seru Neji setelah menyelesaikan tugas menatanya.
" Deliciousso ! ", sambung Gaara yang juga telah menyelesaikan racikannya.

Melihat semuanya sudah ambil posisi, aku dan Suigetsu pergi ke dapur untuk mencuci tangan, sekaligus mengambil kue tart. Ya, tidak hanya sekedar pesta BBQ belaka, tapi hari ini juga adalah hari ulang tahun Naruto, si Dobe, teman semampus *baca : sekampus* kami. Awalnya kami berencana akan merayakannya di sebuah cafe, tetapi Deidara malah mengusulkan untuk merayakannya di rumahku. Dan akupun tidak menolaknya. Lagi pula rumahku juga tidak ada siapa-siapa. Itachi-nii selalu sibuk ini itu. Dan orang tuaku juga tidak tinggal di sini. Aku dan Itachi-nii hanya tinggal berdua di sini.

Setelah menancapkan lilin di atas kue tart, aku segera membawa kue tart tersebut dan meletakkannya di atas meja. Kiba, Shikamaru, Neji, dan Gaara bersembunyi di belakang sofa. Sedangkan aku, Suigetsu dan Sai bersembunyi di bawah meja makan. Kemudian lampupun di matikan. Rumahku menjadi gelap gulita. Tak lama kemudian terdengar bunyi bell.

" Itu pasti mereka ", bisik Kiba yang terdengar olehku.
" Ssssttttt~~~ ", mungkin itu suara Shikamaru yang memperingatkan Kiba agar mengecilkan volume bicaranya.

Ting Tong...
Terdengar suara bell lagi.

" Mengapa mereka tidak masuk ? ", bisik Suigetsu padaku.
" Mungkin mereka sedang memberi aba-aba kepada kita untuk bersiap-siap ", jawabku.

Ting Tong...
Terdengar suara bell lagi.
Tak lama kemudian, ponselku bergetar di saku celanaku.

Ada SMS dari Deidara.
" Bagaimana bisa masuk, jika pintunya dikunci ", kataku sambil membaca dengan lantang isi SMS tersebut.
" Geblek ! ", sorak Kiba dan Shikamaru kompak.
" Ssssttttt~~~ ", rupanya itu suara Neji.
" Lagi pula, mengapa Sasuke harus ikut bersembunyi ? Bukankah ini rumah Sasuke ? ", jelas Gaara.

Benar juga ya. Dalam skenario, aku kan yang mengundang mereka ke rumahku dengan alasan untuk belajar bersama. Dasar geblek !

Dengan segera aku keluar dari tempat persembunyianku, dan berjalan dengan mengandalkan lampu layar dari ponsel di tengah kegelapan. Hingga sampailah aku di depan pintu.

" Hao Jiu Bu Jian ! ", kata Sasori.
" Hai ! ", kataku, aku tidak begitu tahu apa yang dikatan Sasori barusan.
" Mengapa begitu gelap ? ", tanya Dobe.
" Gerakan pencegahan Global Warming ", jawabku asal.
" Ayo, cepat-cepat ! Aku sudah lapar ! ", kata Deidara bersemangat dan masuk ke rumah mendahului kami.
" Lapar ? ", pikir Dobe merasa aneh dengan ucapan Deidara.
" Maksudnya lapar untuk belajar ", ralat Sasori.
" Ayo, cepat masuk ", ajakku.

Setelah mereka masuk, aku segera mengunci pintu.
" Gelap~ ", kata Dobe sambil memengang tangan kiriku.
" Dimana mereka ? ", tanya Sasori.
" Mereka di belakang sofa dan ada juga di bawah meja ", jawabku refleks atas pertanyaan Sasori.

Aku baru sadar bahwa aku telah mengucapkan hal yang seharusnya masih dirahasiakan !

Semoga saja Dobe tidak menyadarinya. Dan ternyata Dobe memang dobe.

Aku terus membimbing Dobe menuju teras belakang. Aku tidak merasakan keberadaan Sasori lagi, mungkin dia sudah pergi mendahului kami.
" Naru benar-benar takut~ ", rengek Dobe sambil mempererat pegangannya.
" Jangan takut, masih ada aku ", kataku dengan refleks memelukknya.

A, apa ! Aku memeluknya !
Ingin sekali aku menjauhkan diriku dari Dobe, tapi jika aku tiba-tiba menghilang, Dobe akan...
Lho, bukannya sejak awal kami berencana ingin mengerjai Dobe hingga dia menangis ?

" Sorry Dobe~ ", bisiku sambil sambil melepaskan pelukanku dan menghilang darinya.
" Sasuke... ", panggil Dobe dengan nada bergetar.

Dobe terus memanggil Deidara, Sasori dan juga namaku secara bergantian. Kurasa dia sama sekali tidak bergerak dari tempatnya.

" Kalian jahat, tinggalkan Naru di tempat seram seperti ini... Hiks... Hiks.. ", kata Dobe mulai menangis.

Seram ? Memangnya rumahku ini seram ya ?

" Sepertinya Naru menangis ", bisik Sai.
" Apa saatnya kita untuk keluar ? ", bisik Deidara tengah menyomot buah cherry dari hiasan kue tart.
" Sasuke...hiks..hiks.. Naru mohon, keluarlah.. hiks... hiks.. ", pinta Dobe terisak-isak.

Isakkan Dobe terasa memilukan bagiku.
" Kurasa sudah cukup... Hiks..hiks.. ", terdengar isakkan Sasori.
" Iya, aku rasanya ingin menangis ", kata Suigetsu menahan tangis.

Pletak... Pletak...
PRoooT... PRoooT...
Terdengar suara petasan mini dan juga terompet. Pertanda ancang-ancang.

" Happy birthday to you. Happy birthday to you... ", team Shikamaru sepertinya sudah mulai beraksi.

Dan kamipun keluar dari kolong meja sambil ikut menyanyikan lagu Happy Birthday untuk Dobe. Tampak Dobe yang tengah menagis sambil menutupi wajahnya dengan tas.
" Happy birthday, Naru ! ", sorak kami bersamaan.
" Sasuke~ ", Dobe dengan segera berlari memelukku.

Kemudian Neji ikut memelukku dan juga Dobe, disusul Gaara, dan lainnya *gak penting banget kalau disebutin*
Setelah berpelukan masal, tibalah saatnya tiup lilin dan make a wish.
" Naru, apa keinginanmu saat ini ? ", tanya Deidara yang memegang kue tart sambil asik mencungkil cream pada kue tart.
" Naru ingin... ", jawab Dobe malu sambil melirik ke arahku, perlahan dia mendekatiku dan mulai... mencium bibirku... Bibirku !
" Waw ! Fantastic moment ! ", teriak Kiba dan Shikamaru kompak.

Aku menjauhkan diri dari Dobe sambil menutup mulutku yang menganga kaget.
" Bibirku tidak perawan lagi~ ", kataku termehek-mehek.
" Naru suka Sasuke ! ", kata Dobe dengan mantapnya.

Double attack !

" Ayo, berikan jawabanmu Sasuke ! ", goda Sasori.

Aku hanya menggeleng cepat sambil terjongkok di belakang sofa.
Gila ! Aku bukan gay, aku tidak sama seperti Deidara dan Sasori !

" Jangan malu-malu. Aku dan Sasori bisa menjalaninya. Mengapa kau tidak ? ", bujuk Deidara.
" Tidak hanya ada pasangan SasoDei, tetapi ada juga pasangan ShikBa di sini ", sambung Kiba.
" Ciyus !? Miapah ! ", sorakku terkejut sambil memandang ke arah Shikamaru dan Kiba yang saling bergandengan mesrah.
" Kami telah jadian 2 bulan yang lalu ", jelas Kiba malu-malu akamaru.
" Terima, terima, terima ! ", sorak Neji dan Gaara sambil bertepuk tangan.

Mereka semua membujukku untuk menerima cinta Dobe. Dan anehnya aku tidak bisa menolaknya. Apakah aku benar-benar gay ? Oh, Jashin !

Setelah pesta selesai, aku mengantar Dobe pulang ke apartmennya. Selama di perjalanan, kami tidak saling berbicara, kami terlalu canggung ! Ini tidak seperti biasanya. Dulu saat masih berstatus teman, Aku terus berceloteh dengannya, begitu pula dengan Dobe yang selalu menyambung saat aku berbicara dengannya. Tapi, kali ini benar-benar berbeda ! Apa karena kami sekarang adalah pasangan SasuNaru !

" Terima kasih telah mengantar Naru. Dan terima kasih juga atas pestanya. Oyasuminasai, Sasuke ! ", kata Dobe tersenyum sebelum keluar dari mobil dan masuk ke apartmen.

Aku hanya diam dan tidak menyahutnya, bahkan aku tidak mengucapkan selamat malam padanya.


Sesampainya di rumah, aku berbaring di atas sofa. Aku masih bisa merasakan kecupan Dobe di bibirku.
" Mulai saat ini aku adalah gay. Dan Dobe adalah pacarku, OK ? ", kataku pelan sambil memeluk tasku.
" Be a gay ! Be happy ! ", tegasku meskipun aku masih tidak yakin dengan ucapanku ini.

Tiba-tiba aku tersadar, bahwa aku belum memberikan kado untuk Dobe. Dengan segera aku memacu mobil menuju apartmen Dobe. Beruntung aku sampai di sana dengan selamat sentosa.

Sesampainya di apartmen Dobe.
" Gomen menggangumu malam-malam begini ", kataku.
" Daijoubu ", kata Dobe sambil menyajikan secangkir teh hijau padaku.
" Sankyu ", kataku.
" ... ", Dobe tersenyum dan duduk berhadapan denganku
" ... ", aku hanya bisa tersenyum juga.

Sempat tidak ada dialog di antara kami beberapa detik ini.

" Ada yang ingin kuberikan padamu ", kataku sambil mengeluarkan sebuah kotak sedang dari dalam tasku.
" Happy birthday ", kataku sambil memberikan kotak tersebut pada Dobe.
" Sankyu ! ", tampak wajah Dobe yang begitu bahagia melebihi seorang anak kecil yang mendapatkan setoples permen.
" Belum membukanya saja, kau sudah bahagia ", kataku yang mulai terbisa tenang.
" Naru selalu senang dengan apa yang diberikan Sasuke ", jawabnya.

Kemudian Dobe mulai membuka kotak tersebut. Wajahnya benar-benar bahagia, dalam pandanganku tampak bingkai bunga menghiasi
wajahnya. *Pandangan Lebay*
" Special for Naru-Dobe ", katanya sambil membaca tulisan yang tertulis di dalam topi orange pemberianku.
" Karena kau memang dobe, jadi aku memulis seperti itu ", jelasku.

Dengan segera dia mengenakan topi orange pemberianku.
" Apakah Naru cocok memakainya ? ", tanya Dobe padaku.

Dengan segera aku menghampirinya dan duduk di sampingnya.
" Cocok, sangat cocok sekali ", kataku sambil membenarkan letak topi di kepala Dobe.

Kemudian aku mengecup bibirnya.

Ya, ternyata aku memang gay !


Baby Maybe... ~I'm Gay - End


Terputus ke series berikutnya...

Ripwiu pliz ^^