Desclaimer: Persona 4
genre: Mystery/Humor/Tragedy
The warrior of Inaba : Departure
"yugami yuganda kono kizuna subete aishite kuraimashou "
"our twisted bond will recieve all bond "
Edo, di Kastil Yasoinaba, hiduplah seorang pria remaja yang mendapat gelar Daimyo diumur 14 tahun. 3 tahun sudah berlalu, dan kini ia berumur 17 tahun, tentulah dimasa pemerintahannya selama 3 tahun itu, membuat Daimyo muda bernama Souji Seta ini disegani oleh para Daimyo lain dan dicintai rakyatnya.
Tepat tengah malam, pada waktu tikus, Souji duduk bersila didepan meja datar sambil memelototi gelas Ocha didepannya. Raut mukanya menyiratkan bahwa ia sedang mendapat masalah serius. Lampu kertas yang terpasang ditengah kamar terlihat remang-remang di kamar sebesar 6 tatami itu. Suasana sangat hening, hanya suara jangkrik dan cicadas saling sahut menyahut menjadi latar.
"Jiraiya..." kata Souji dengan perlahan sambil memejamkan matanya. 1 petak tatami yang berfungsi sebagai atap tergeser, dan dengan cepat sesosok serba hitam melesat kebawah, berpose sujud dengan kaki kanan ditanah, dan kaki kiri tegak diatas tatami, Sedangkan tangannya tegak lurus di-kedua sisi tubuh sosok itu. "Jiraiya hadir tuan...ada masalah apa, tuanku Souji-sama?" tanya Jiraiya, seorang ninja klan Iga yang mengabdi pada Souji sejak ia masih kecil, dan lagi nama 'Jiraiya' itu sendiri adalah nama ninja yang diberikan klan Iga padanya, nama aslinya hanya dia dan tuannya yang tahu.
"Tak usah seformal itu...aku memang akan memberimu sebuah misi, tapi kalau kau menolak pun tak apa..." Terang Souji yang kini matanya telah terbuka dan menatap lurus pada ninjanya yang sedang bersujud disampingnya. "Bicara apa anda tuan? aku adalah abdi anda, terlebih lagi Oniwaban yang ditugaskan untuk menjaga anda. Tugas apapun akan kulakukan dan kuselesaikan dengan baik!" jawab ninja itu panjang lebar. "Baik, kuanggap kau telah menerima misi ini...hmm,aktivitas di ibukota terlihat mencurigakan belakangan ini..." kata Souji mulai menerangkan, kedua tangannya dilipat dan dimasukan dalam kantong baju. Jiraiya mendengar dengan seksama akan keterangan yang sedang diberikan tuannya.
"Banyak terjadi kasus pembunuhan berantai yang menargetkan pada wanita muda dari keturunan para samurai, belum lagi cuaca di ibu kota selalu diselimuti kabut. Anehnya lagi para abdi Kaisar maupun satuan keamanan tidak mengambil tindakan sama sekali, hanya sekelompok petugas patroli kecil yang ditugasi kasus ini." Terang Souji sedetil mungkin, raut wajahnya serius, alisnya sedikit tertekan kebawah, sedang tangan kiri sedang diposisi the thinker.
Sambil menghela nafas, ia menyeruput ocha panas yang dari tadi sudah ada didepannya. " Maaf, apa misi itu untuk hari ini juga?" tanya Jiraiya. " Ah, maaf... aku belum beri tahu detailnya...mm,ya, kau bisa pergi malam ini juga, ajaklah Letnan Satonaka denganmu, 3 hari lagi, kau harus pulang dan melapor padaku." kata Souji sambil memutar-mutar gelas ocha.
Mendengar ia harus bekerja sama dengan Letnan Satonaka dalam misi seperti ini membuat Jiraiya resah. Letnan Satonaka adalah seorang prajurit wanita yang mempunyai semangat Bushido yang tak kalah dari lelaki macho manapun, belum lagi sebagai putri dari keluarga samurai, Letnan Satonaka sangat membenci ninja. Itu karena Satonaka menganggap para ninja itu licik dan tak punya etika, tidak pernah mau bertarung secara frontal. Jiraiya sendiri agak sebal dengan Letnan Satonaka, bukan hanya wanita itu barbar, namun juga bodoh. Mungkin harga diri para samurai yang menganggap pertarungan frontal adalah suatu yang harus dilakukan, padahal banyak dari penganut prinsip itu yang mati sia-sia. Buat apa bertarung untuk mati? tak apa kalah, asal bisa menyerang lagi nanti, itu baru strategi yang efektif namanya.
Dan itu pula prinsip para ninja Oniwaban seperti Jiraiya. "Baik..akan segera saya laksanakan, tapi..." kata Oniwaban itu ragu-ragu. " Hmm? apa ada masalah dengan pilihanku? kalau kau punya ide lain, katakanlah!" kata Souji dengan suara yang sedikit lebih tinggi. Ia tak suka bila sahabat sekaligus pelindungnya irtu bersikap bagai air di daun talas. "Tidak! sama sekali tidak ada yang salah!...hanya saja, kalau saya boleh katakan...bisakah anda memberikan...1 orang lagi untuk misi ini? Hamba takut bila hanya hamba dan Letnan Satonaka, hanya akan ada ketidak-kompakan untuk menjalani misi ini." jawab Jiraiya terburu-buru, namun sudah ada kepastian akan apa yang ingin ia utarakan.
"...hmm, memang samurai dan ninja itu seperti anjing dan kucing karna perbedaan prinsip yang terlalu lebar...baiklah, kau boleh memakai 'bayanganku' kalau begitu" terang Souji sambil menyeruput kembali ochanya. "...yang anda maksud dengan bayangan itu...adik kembar anda?" tanya Jiraiya dengan hati-hati,habis, topik ini cukup sensitif untuk dibicarakan dengan tuannya. Souji terdiam, wajahnya seakan mengeras, lalu menghela nafas.
"Ya, adik kembarku...kupikir ia sudah muak berada di kastil ini, terkunci diruangan 'rahasia' terus menerus, jadi lebih baik ia keluar untuk menikmati dunia luar sebentar. " jelas Souji kini dengan senyum yang melembutkan ekspresinya menjadi seorang kakak yang sayang adik.
"Baik, terimakasih atas pengertiannya tuanku!" jawab Jiraiya mantap, ada nada keceriaan didalamnya. Souji tertawa kecil, "apapun untukmu, Yosuke...".
Mendengar nama aslinya disebut, Jiraiya mulai panik, " anu, tuan! tolong jangan memakai nama asliku! panggil saja Jiraiya seperti biasa!". Melihat 'Jiraiya' yang semakin panik membuat rasa jahil Souji jadi memuncak, "iya deh...dasar kodok yang suka dansa", katanya dengan pose Oujo-sama yang nyebelin. Wajah Yosuke makin merah dan berkeringat. Oh, ingin sekali ia menjitak tuannya itu sekali saja , atau mungkin meletakan kodok beneran di futon sang tuan ketika ia tidur. Tapi Yosuke diingatkan kembali bahwa tuannya itu bukan sembarang orang. Sebab Souji memiliki insting dan intuisi yang sangat kuat dengan peristiwa maupun perasaan orang yang ditujukan padanya.
Dasar,kenapa sih tuannya itu tak jadi biksu atau Onmyouji saja? tapi memikirkan kepala botak biksu diatas kepala Souji itu , membuat Yosuke horor, jadi ia urungkan kembali pikiran liarnya itu. "aku akan beri tahu Letnan Satonaka tentang ini, kau pergilah pada 'bayanganku' untuk memberitahu tentang hal ini, lalu berkumpulah di depan pos jaga." kata Souji dengan pose defaultnya , yang cool dan pebnuh perhitungan seperti biasa. Yosuke langsung menghilang, dan atap yang terbuka sudah tertutup. Souji memanggil samurai yang berjaga diluar ruangan untuk memanggil Letnan Chie.
Sudah berlutut ala samurai , Letnan Chie menyatakan kehadirannya. "Letnan Chie Satonaka , dari pasukan 3, sudah hadir ".
"Masuklah" jawab Souji. Letnan Chie dengan perlahan menggeser pintu, lalu masuk dengan berlutut lagi sambil menutup pintu, lalu duduk masih dengan posisi berlutut tepat 1 meter di samping Souji. " Chie..." sapa Souji dengan nama depan samurai wanita itu , menandakan hubungan mereka cukup dekat, lalu seketika 'pose' hormat ala samurainya berubah menjadi lebih santai. "Ada apa Sou? memanggilku kemari malam-malam begini?" tanya Chie. Bila tuannya itu memanggilnya dengan nama depan itu artinya mereka boleh bicara dan bertingkah seperti biasa, seperti masa kecil dulu. Ya, Chie dan Souji adalah teman sejak kecil. Tapi bila Souji memanggilnya dengan nama marganya, itu berarti mereka harus formal.
"Aku punya misi untukmu." ujar Souji . Mendengar kata 'misi' mata Chie berbinar-binar bahkan berapi-api dengan kobaran semangat. Chie memang tipe orang yang suka petualangan, khususnya yang berhubungan dengan aksi. Souji tersenyum mengerti, dia sudah tahu bagaimana watak Chie , tapi mungkin info tentang misi yang akan diberikannya nanti akan membuat Chie kesal padanya. Yah apaboleh buat, kesampingkan dulu perasaan pribadi, utamakan dulu misi itulah moto Souji. "Chie, kau tahu tentang pembunuhan berantai yang menargetkan wanita dari keturunan samurai di ibukota? " tanya Souji, tampang seriusnya sudah terpasang. Chie mengangguk menunggu Souji menjelaskan lagi.
"aku ingin kau pergi ke ibukota untuk menyelidiki hal ini..." belum saja selesai menjelaskan, Chie langsung berdiri dan mengepalkan tangannya keatas. "Yes!" serunya dengan lantang. Ekspresi Chie yang bahagia itu membuat Souji merasa bersalah karna ia harus mengatakan ini, "...dengan Jiraiya..."
"APA!?" teriak Chie kaget campur kesal. "...dengan 'bayanganku' juga" kata Souji menyelesaikan kalimatnya. "oh? Yuu-kun juga ikut?" jawab Chie agak tenang. "Ya.." Souji tersenyum penuh arti. Walaupun mereka kembar, tapi, sejak dulu Chie, selalu memberi tanda-tanda suka pada 'bayangan' sekaligus adik kembarnya, Narukami Yuu. Sesuai mitos orang-orang yang tinggal di Jepang, mempunyai anak kembar bisa membawa malapetaka, karena itulah, sebagai yang tertua, yang lahir 1 menit sebelum adiknya, Souji Seta mendapat marga ayahnya dan hak penerus. Sedangkan adiknya diberi kepada sepasang suami-istri abdi keluarga Seta selama puluhan tahun, yang tidak dikaruniai anak. Karena itulah kakak adik ini berbeda marga.
Tiba-tiba saja Jiraiya masuk melalui atap sambil bersujud, hal ini membuat Chie dan Souji sedikit kaget. Jiraiya memang seperti angin , datang dan perginya sama sekali tak terasa. Ya, memang karna dia itu adalah ninja. "Kau! dasar ninja! apa kau tak punya etika!?tidak sopan sekali! " teriak Chie kesal. Mendengar sambutan pedas dari Chie, urat marah Jiraiya berkedut, " hah! kau sendiri? teman dekat sih teman dekat , tapi tentu harus bersikap formal kan? dasar sok!"
teriak Jiraiya marah. Perang mulut antar Jiraiya dan Chie pun meletus dahsyat, walaupun tak sedahsyat meletusnya gunung Fuji. Kalau sudah bertengkar seperti ini bahkan mereka sampai lupa dengan 'atasan' mereka sendiri ada di dipan mereka.
Pintu geser terbuka dan masuklah seorang pria yang baik muka maupun tubuhnya sama dengan Souji. " Kakak yang terhormat, Narukami Yuu, bayanganmu sudah hadir" sapa Yuu dengan nada penuh hormat. Souji mengangguk lalu nmemanggil dengan isyarat tangan. Yuu mendekati kakaknya secara perlahan, dengan wajah menatap kebawah hingga ia berada tepat disamping kakaknya. Ia melirik ke arah kakaknya dan melihat raut muka terhibur dengan tontonan yang terjadi didepannya. Yuu terdiam, dia tak akan angkat bicara karna dia hanya berstatus sebagai beyangan kakaknya saja. Dia tak akan berbicara sebelum kakaknya memperbolehkan.
"Hahaha, sudah sudah...berhentilah bertengkar, kita mulai rapat singkat kita." Kata Souji menenangkan, mendengar suara Souji itu membuat Jiraiya dan Chie tersadar dan langsung dalam posisi bawahan yang selayaknya didepan Souji. "ma..maaf, habis..ninja sialan ini..." kata Chie ber-alasan, Jiraiya sudah terlihat siap untuk menyerang baik, namun langsung dihentikan Souji. "cukup, fokuslah kalian berdua!" bentak Souji dengan muka kesal, membuat 2 orang bawahannya itu terdiam. .Souji mengambil nafas dan kembali memberi informasi akan misi yang akan diberikan. "Yuu, kau sudah tahu detail misi ini dari Jiraiya?" tanya Souji melirik ke arah adiknya yang sedari tadi terdiam dengan muka tanpa ekspresi. "ya, kau ingin aku pergi untuk menyelidiki kasus pembunuhan beruntun di ibukota." jawab adiknya itu datar, seperti manequin saja. Souji sedikit berkeringat, bingung harus bagaimana untuk menghadapi adiknya, mereka memang tinggal bersama di istana ini, namun mereka jarang bertemu, dan sedikit Souji tahu, sejak mereka kecilpun Yuu tidak pernah mengeluarkan ekspresi apapun, dan itu yang membuat Chie suka pada Yuu. menurutnya Yuu itu keren.
Kalau menurut Souji sendiri, dia memang sayang pada adiknya itu, namun adiknya itu benar-benar tak menunjukan perasaan sekalipun kerabat dekat mereka melakukan harakiri didepan semua anggota keluarga. Saat itu umur mereka masih 6 tahun, Souji merinding mengingatnya, namun ia tahu bahwa adiknya hanya menatap datar pada prosesi pembelahan perut kerabat mereka itu, itulah yang membuat Souji sedikit takut pada Yuu. apa benar dia itu saudaranya? bukan Ayakashi yang menyamar? tapi bila dipikir secara logika, mungkin adiknya itu datar-datar saja mungkin karena otot mukanya yang sudah kencang, jadi sulit digerakan, atau ada yang salah dengan saraf perasaannya.
"Apa kau mau ikut dengan mereka? kau selalu berada di kastil ini, pergilah keluar dan lihatlah dunia Yuu..." Bujuk Souji. "..." Yuu terdiam, wajahnya tertunduk kebawah, poni rambutnya menutupi mata, membuat suasana di ruangan itu jadi tegang. "aku ini adalah bayanganmu, kakak...aku harus berada disisimu sepanjang waktu. " Jawab Yuu sambil melirik ke arah kakaknya.
"aku tahu itu, tapi kau ini tetap manusia juga, apa kau tak merasa bosan terkurung dikastil ini terus menerus? misi ini bisa menjadi alasan yang bagus untukmu melihat dunia luar. kumohon ,Yuu" bujuk Souji dengan ekspresi yang dibuat sedemikian rupa menyerupai anak kucing yang terguyur hujan. "...kalau itu kehendakmu, akan kulakukan..." jawab Yuu sambil memejamkan mata. Wajah Souji langsung terlihat bahagia, seperti induk burung yang dengan bangga melihat anak burung pergi dari sarangnya. "kalau begitu ini, ambilah...kau akan membutuhkannya untuk misi ini, kujamin itu" kata Souji sambil menggambil katana panjang dari koleksi katananya yang ditaruh rapi menjadi riasan ruangan itu.
"...ini, pedang ouka-kujaku? kak, bukankah ini pedang yang diwariskan turun temurun dalam keluarga Seta? " tanya Yuu. "ya, tak apa...aku memberikannya padamu. walau nama marga kita berbeda, kita masih punya darah yang sama mengalir dalam tubuh kita." jawab Souji dengan senyuman yang dapat membuat gadis-gadis tergila-gila padanya. bahkan dengan senyuman ini dapat membuat seluruh penghuni istana baik pria atau wanita segala usia terpesona. "kak, kalau kau memberikan senyum begitu padaku, nanti kucium loh..." jawab Yuu dengan datar seperti biasa. Namun hal ini membuat Souji mundur kebelakang, dan Chie keselek air liurnya sendiri. Ya, saudara-saudara, walau Yuu bisa dibilang tak punya emosi, namun sepertinya sifat kakaknya yang jahil menurun juga padanya. Yosuke sudah menahan tawa, terlihat dari figurnya yang bergetar tak karuan.
Souji menghela nafas, sambil tersenyum canggung, "dasar kau ini..." . "ehem! baiklah, kalian segeralah pergi ke pos penjaga, akan ada kereta kuda yang akan mengangkut kalian, dan Chie, senjata dan peralatanmu yang lain sudah tersedia di kereta itu, begitu juga denganmu Yuu..." terang Souji, Chie dan Yuu mengangguk. "Jiraiya, aku tak tahu soal senjatamu...mungkin..kau sudah siapkan sendiri?" tanya Souji, Jiraiya menjawab singkat, 'tentu, aku selalu siap sedia."
"bagus, pergilah sekarang..." kata Souji tegas, Chie Yosuke dan Yuu segera meninggalkan ruangan. " kembalilah dengan selamat kalian semua..." kata Souji pelan, namun perkataanya itu terdengar Yuu yang peling belakang keluar. 'tenanglah , aku akan memastikan kami semua pulang dengan utuh, kujamin itu kak...'kata hati Yuu.
Saat mereka tiba di pos penjaga, malam itu tertutupi oleh kabut. Membuat suasana sedikit mencekam. suara kereta kuda terdengar, "Hei, lihat, keretanya sudah datang! aku pegal menunggu terus dari tadi" keluh Chie. Mereka bertiga segera masuk ke dalam, dan kereta berangkat, ke arah Ibukota yang tertutupi kabut tebal. Saat diperjalanan menuju perbatasan, di pinggir rumah distrik lampu merah, terdengar sayup sayup nyanyian yang diiringi koto, shamisen dan alat musik jepang tradisionil lainnya. Lagu yang dinyanyikan wanita berambut panjang dan berkimono merah, yang sedang menari ditengah malam menjelang pagi berkabut itu, seakakan-akan mengiringi kepergian mereka.
"Mahora no to ni tatsu ubusuna e "
" in the spiral door where Ubusuna laid"
" te mukeru wa tsubaki hana "
"your hand offered Cammelia flowers "
"Yumeji no Yashiro no so no oku ni"
"in my inner shrine of dream"
"yomosugara saki ni ou"
"they were blooming and had fragrant smell all night long"
"Nejire no machi kado yuu kure ni"
"in the evening on the twisted road"
"kagehoushi dare o omou"
" appears a black shadow which never be tought"
"kara kara mawaru wa kaze kuruma sasoware kimi o omou"
"a spinning wind wheel is laughing and invites your mind"
"naisho, naisho, kikoe kuru no wa"
"its a secret, its a secret, i hear it"
"yoi no sakai no kagura uta"
"a good kagura song"
"uta e "
" sing with me!"
"akaya akashiya ayakashi no torii koe ta sono mukou"
" crossing the red, bright panthom gate, on the other side,"
"yugami yuganda kono kokoro subete aishite kuraimashou"
"my twisted heart will receive all love"
"akaya akashiya ayakashi no yureru kitsune-bi azayaka ni"
" in the brilliant ,red, phantom swaying fox-fire"
"yugami yuganda kono kizuna subete aishite kuraimashou "
"our twisted bond will recieve all bond "
Author note:
yap, chapter 1 selesai~! bagi yang pengen tau lagu itu (yg gue tulis dibagian paling akhir) coba cari aja di Youtube, judulnya Akakakushi.
segitu aja deh, minta saran dan tanggepan anda buat fic ini selanjutnya. Review ya coy~! sankyu~~~~!
Ok buat review:
ajibana aiko : syukurlah kau ngakak, hint yang dikau maksud opo ya? Souji en Yuu Bro-con? Bro-com kali, oke ide ditampuung~ Yosuke emang diilhami darimu koq,dude. Dan cewek berkimono itu...aku sendiri ga tau sapa, tadinya mau dibikin cewek penyanyi lewat ajah...tapi kau kira itu Yukiko? hmm, oke..ide bagus. (==)b. Nantikan yang berikutnya (*ngasih 2 jempol tangan dan 2 jempol kaki )
Cp-Cs : aduh dipanggil senpai *idung langsung kembang kempis, ohohoh, oke dah gue usahain updatenya cepet...thx (==)b
Yuuji Narukami :emang banyak kesalahan huruf kapital en pake enter? ok diusahakan...masalahnya author satu in tingkat kemalasannya sudah mau naik 1 level dari average. males baca ulang en merbaikin~ eheheh, jadi malu...
yah, mau bagaimana lagi? ga ada proof reader buat fic ini. Bagi author, kalo harus baca lagi bisa bikin mata juling...wuakakakak.
Guest (yang tak tersebutkan namanya ): soal Indonesian Fanfiction Awards, ini gue buat udah agak lama, cuman ga dipublish-publish karena karangan gue dalam bentuk tulisan dibuku, so wajar lah ya kalo males ngetik ulang~ truz datanglah PM dari humas persona IFA suruh nyoba-nyoba, ya sutralah aku buat chapter pertama dulu...mau lihat reaksinya para pembaca~ (aih) soal peraturan IFA itu aku emang cuman baca dikit, habis rulesnya lumayan banyak...xory-xory~
sory! ga mungkin bisa updet chap 2 secepat yang kukira...habis...ketika kulihat buku coretanky~ Buanyak aja edan! Males ngetik! DX. so kayane bakal rada lama updetnya, tapi diusahain bulan ini pasti kepublish 1 chapter koq!
sankyu~!
