Disclaimer: Kamichama Karin & Kamichama Karin chu (c) Koge donbo-sama

Watashitachi no Monogatari (c) Kirigaya Zikarishika

Summary: Peristiwa yang membuat kita menjalin persahabatan yang lama kelamaan tumbuh menjadi cinta. Janji yang tidak akan memisahkan kami, seperti benang yang menghubungkan kami. Kenyamanan ini yang membuat kami bertahan, melalui saat-saat sulit yang mencoba memisahkan kami. 'Tidak akan berpisah' Janji yang selalu menghubungkan kami, Kore wa Watashitachi no Monogatari. RnR please? #2nd fict.

A/N: Hai, minna-san! Zika kembali membawakan fict baru kedua Zika yeaa! *lompat-lompat* Pertama-tama Zika mau mengucapkan Arigatou gozaimasu buat para reader sekalian yang udah mau meluangkan waktu berharganya minna-san untuk membaca fict Zika yang Always Waiting for You yang gaje itu dan alurnya yang sangat cepat seperti lagi dikejar setan gitu T-T dan yang udah mereview fict Zika yang itu juga TTATT Zika sangat berterimakasih dan sangat terharu, jadi curcol hehe.. Nah, semoga minna-san menyukai fict Author gaje yang satu ini ya~ Enjoy reading^^

Warning: OOC, AU, EYD ancur, gaje, typo(s), garing (Zika: Emangnya makanan? *ditimpukin pakai batu*), dll


Saat ini bencana menimpa kota Tokyo dalam sekejap mata. Seorang gadis yang sedang berjalan pulang menuju rumahnya tertimpa bebatuan besar dan terjatuh ke dalam jurang yang cukup dalam. Esok harinya Prof. Kujyou bersama rekannya dan putranya Kujyou Kazune ingin meneliti kejadian tersebut ketempat disekitar gadis itu terjatuh. Dan tanpa disengaja-

.

Pemuda itu mendekati ayahnya, seperti ingin membicarakan sesuatu dengan ayahnya. "Otou-san, aku bosan," Ucap pemuda itu. "Apa apaan kau ini Kazune? Kau ingin menjadi seperti ayah 'kan?" Tanya ayah pemuda itu- Kujyou Kazune- dengan membelalakkan matanya. "Hn, iya iya." Jawab Kazune acuh sambil menggerak gerakkan sebelah telapak tangannya di samping bahunya.

Kazune berjalan mendekati jurang didekat tempat ayahnya yang sedang meneliti peristiwa ini. Saat Kazune sedang melihat pohon disamping jurang itu, dia melihat sehelai kain putih dan tas selempang bewarna coklat menggantung dibatang pohon itu. Menarik. Dia mendekati batang pohon yang cukup besar itu, dan mengambil benda yang menggantung diatasnya. Dia membuka tas yang sepertinya milik perempuan. "Ada dompet," Ucap Kazune tanpa disengaja. Dia membuka dompet itu, berusaha menemukan informasi pemilik tas itu. "Ketemu. Kartu nama, eh? Hanazono... Hanazono Karin, nama yang bagus." semilir angin meniup rambut blonde milik seorang Kujyou Kazune yang sedang berjongkok mengamati jurang dihadapannya. Apa itu? Tanya Kazune dalam hati saat ia menundukkan wajahnya kedalam jurang itu. Seorang gadis!?

Kazune segera menuruni jurang itu dengan hati-hati setelah dia melihat gadis manis tergeletak 'tak berdaya disamping pohon yang tadi Kazune amati. Setelah sampai dasar jurang tentunya dengan perjuangan yang luar biasa, Kazune segera berlari menuju gadis yang tadi dia lihat. Gadis itu memakai dress bewarna putih yang sudah robek dengan sepatu coklat. Rambutnya yang indah bersurai brunette yang panjangnya sampai pinggang. Manis puji seorang Kazune. Kazune memuji perempuan? Tepuk tangan pemirsah. Dia mengelus surai brunette milik gadis itu. Dan mengusap lembut pipinya. "Karin?"

Dia menggendong gadis itu naik ke atas jurang. Dan membaringkan gadis itu dipinggiran jurang tempat dimana Kazune melihat kain putih dan tas selempang bewarna coklat tadi. Kazune segera mengecheck denyut nadi gadis yang ia tolong tadi. Hidup!. Segera ia mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu, nafas buatan, hal itu yang sekarang terpikirnya. Dengan wajah yang sudah memerah dia memberinya nafas buatan, berkali-kali, sampai akhirnya iris emerald itu terbuka dan bertemu dengan iris sapphire milik Kazune. Sontak wajah mereka pun memerah. "A-Arigatou," Ucap gadis itu tiba-tiba, mengejutkan sang pangeran es disampingnya. "Hn." Hanya itu jawaban darinya, uh menyebalkan- kata Zika. "Kamu siapa?" Tanya gadis itu. "Kujyou Kazune."

Gadis itu menganggukkan kepalanya dan setelah itu tersenyum. "Aa, sou ka? Arigatou ne, Kazune-kun," Ucap gadis itu. "K.. Kazune.. Kazune-kun? Aa, lupakan. Kau Hanazono karin 'kan?" Tanya Kazune memastikan. "Iya. Bagaimana kau tau namaku?". Tidak ada jawaban darinya. Gadis itu memiringkan kepalanya. Kazune menyerahkan tas yang tadi ia temukan. Dan gadis itu mengambilnya. "Sou ka.."

.

"Kazune1" Teriak lelaki paruh baya sambil mendekati orang yang bernama Kazune. "Ada apa, otou-san?" Tanya Kazune sambil mendekati lelaki paruh baya yang disebutnya otou-san. "Kau kemana saja dari tadi? Dan siapa gadis itu?" Tanya ayahnya dengan nada menggoda. "Tadi aku melihat ada gadis yang 'tak sadarkan diri di dalam jurang, jadi aku menolongnya. Gadis itu adalah gadis yang ada di dalam jurang tadi, dia sudah sadar. Namanya Hanazono Karin. Korban dari bencana ini." Jelas Kazune dengan wajah datar. "Sadarnya bagaimana?" Tanya otou-san dari pangeran es yang tiba-tiba jadi panas seperti matahari disiang hari-lebay-dengan wajahnya merah seperti tomat segar yang baru dipanen. "O-Otou-san!" Kazune mendorong pelan bahu ayahnya dan pergi meninggalkan ayahnya yang sedang dalam mood menggoda. Karin hanya bisa memiringkan kepalanya dan bertanya-tanya dalam hati tentang yang ayah anak itu bicarakan. "Karin?" Panggil Kazune. "I-Iya, Kazune-kun?" Dengan sisa tenaga yang dia punya, Karin berusaha berjalan menghampiri Kazune. Karna tenaganya yang belum pulih, pertahanan kaki ramping milik gadis manis itu pun goyah dan ia terjatuh. Dengan sigap Kazune berlari dan langsung menangkap tubuh ramping milik Karin. "A-Arigatou, Kazune-kun." Ucap Karin sambil menundukkan kepalanya. "Hn." Kazune menggendongnya bridal style menuju mobil pribadinya. Karin mengeratkan pegangannya pada baju Kazune. Kazune hanya bisa tersenyum lembut melihat wajah gadis yang baru ia temui.

Segera ia dudukkan Karin di kursi samping kursi pengemudi, menutup pintu mobil dan memutari mobilnya ketempat pengemudi. Kazune menyalakan mesin mobilnya dan pergi meninggalkan tempat ayahnya meneliti.

.

.

Mansion Kujyou at 09.45 AM

"Kazusa, kau pinjamkan pakaian untuknya." Perintah Kazune pada adik kembarnya yang bernama Kazusa. "Iya!" Jawab Kazusa. Ia segera mengampiri Karin yang masih mengamati mansion ini dengan mata yang berbinar-binar, "Kore, Karin-chan." Ucap Kazusa sambil menyerahkan pakaian yang ada digenggamannya. "Wah, arigatou, Kazusa-chan," Ucap Karin menerima pakaian yang dipinjamkan Kazusa. "Douitashimashite. Yasudah, Karin-chan mandi sana. Oiya, pakai kamar mandinya onii-chan aja ya? Kamarku belum kurapikan hehe," Perintah Kazusa sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. "Un, daijoubu yo, Kazusa-chan." Ucap Karin seraya meninggalkan Kazusa yang masih senyum senyum sendiri seperti orang gila.

(Kazusa: Oi, Author sialan! Pakai ngatain gila segala kau!

Zika: Gomen gomen, Kazusa-chan T^T)

Karin memasuki kamar Kazune dan menaruh pakaian yang dipinjamkan Kazusa di atas tempat tidurnya. Membuka dress yang keadaannya sudah sangat tidak enak dipandang dan menuju kamar mandi milik Kazune. Tidak lama setelah Karin selesai mandi dan menaruh handuknya di lantai, Kazune masuk dengan ekspresi terkejut dan Karin yang wajahnya sudah seperti tomat segar itu pun langsung melempari wajah Kazune dengan bantal dan guling milik Kazune. "Keluaaarrr! Kazune-kun hentaaaaiiiiii!" Pekik Karin dengan menekankan kata 'hentai' dan meneriakinya keras-keras. "I-I-I-I-I-I-Iya!" Jawab Kazune sambil berlari menuju pintu kamarnya. "Gomennasaaaaiiii!"

Blam!

"Hufftt, hampir saja, kalau Kazune-kun tidak keluar maka aku akan-" *blush* "iee! Itu tidak akan terjadi! Kimochi waruuiiiiii!"

Tsuzuku


Sebenarnya apa yang akan terjadi pada Karin jika Kazune tidak keluar dari kamarnya saat itu? Penasaran? Tunggu kelanjutannya dichappy selanjutnya~ Arigatou sudah membaca *ojigi*

A/N: Hoaaam, akhirnya selesai juga chappy ini. Gaje 'kan? Uhhh... sedihnya TT^TT. Chappy ini aku sangat berjuang bisa ngetik sekarang karna aku selesaiin cappy ini pukul 2.20 AM. Hehe .. Semoga minna-san suka dan penasaran sama kelanjutan dari fict ini. Arigatou gozaimasu^^

Jakarta, 2.20 AM