Jaejoong, begitu senang hari ini. Ia mengambil kameranya dan menyambungkan benda itu melalui kabel USB ke televisi. Sambil menunggu, ia merapikan camilan yang baru saja dibeli dari supermaket. Tidak beberapa lama teman masa kecilnya itupun muncul. Gadis cantik dari keluarga Kim itu baru saja datang membawa wine mahal dari gudang wine di rumahnya. Hari ini Jaejoong berniat memberikan sebuat tontonan menarik yang dapat menghibur sahabatnya dari rasa sakit hati karena dimanfaatkan dan ditipu oleh kekasihnya yang sudah beristri.

Layar televisi langsung menunjukkan wajah Jaejoonu yang tersenyum sambil melambaikan tangan. Ruangan dibelakangnya temaram dan agak gelap. Kemudian layar televisi langsung menyorot seorang pria yang tertidur karena mabuk di ranjang. Gambar video itu bergerak turun naik, dan fokus gambar berakhir pada wajah seorang pria yang tidak berdaya di ranjang. Garis wajahnya terlihat kekanakan dengan pipi yang merah. Bunyi tuk sesaat, lalu gambar menjadi jelas dan fokus menyorot pria itu dari atas kepalanya. Jaejoong merayap diatas pria itu. Wanita muda itu menggunakan bikini hitam berenda.

Junsu melotot tak percaya. Jaejoong hanya menyeringai. "Its show time." Ujar Jaejoong.

Didalam video, pintu yang berada di belakang Jaejoong terbuka lebar dengan paksa. Seorang wanita berambut sebahu dan bercardigan merah, terpekik tak percaya. Ia mengkaku sesaat sebelum berteriak. Fokus berubah begitu cepat dan tidak terarah. Yang terdengar hanya teriakan tidak percaya sambil membawa nama tuhan. Sesaat video menangkap wajah wanita itu, terlihat garang namun kemudian, gambar menjadi tidak jelas. Hanya teriakan Jaejoong yang mengaduh kesakitan karena mungkin dipukul dengan kejam. Keadaan mulai tenang ketika terdengar bunyi pintu yang dibanting. Lalu diikuti oleh suara kasak-kusuk lain. Setelahnya, televisi menjadi hitam gelap.

Jaejoong tersenyum puas melihat reaksi sang sahabat yang terdiam kaku, menatap tak percaya pada layar televisi. "Joongie, kenapa kau menjadi seperti itu?!" Junsu langsung menubruk Jaejoong dan menangis.

Jaejoong mendecak sambil tersenyum puas. "Sudah Suie, ini ku lakukan untukmu. Dia sudah menerima pembalasannya." Ujar Jaejoong sambil menepuk-nepuk pelan punggung Junsu.

Junsu terdiam sesaat. Lalu, menatap Jaejoong penuh tanda tanya. "Maksudnya?"

Kebingungan beralih pada Jaejoong. "Bajingan itu seharusnya menerima ganjaran karena telah membuatmu menangis."

"Ma-maksudnya?"

"Itu, bajingan mantan pacarmu itu. Sebentar lagi dia pasti akan bercerai dari istrinya."

"Mantan pacar." Junsu terdiam namun tak lama. Ia tiba-tiba melotot, horror. "Dia bukan mantan pacarku."

"Apa?!" Jaejoong berteriak keras.

"Tunggu sebentar." Junsu tergesah membongkar ponselnya. Tangannya bergetar hebat melihat layar ponsel 6 inci itu. "Oh, tuhan..." Suaranya makin keras. "...oh tuhan!" Ponsel itu ia turunkan kebawah. "Dia bos ayahku!"

"Apa?!" Jaejoong menjerit sebelum ia pingsan.

...

Vote (berupa review/story fav) 500 user (gues or register) untuk mendapat fic lengkapnya jam 8 malam ini.