"Kau harus berkencan denganku."

Lelaki mungil itu menghalangi jalan seorang lelaki tinggi ketika keduanya bertemu di koridor sekolah. Mata sipitnya menatap tajam lelaki didepannya. Tanpa mempedulikan tatapan malas lelaki tinggi tersebut.

"Aku tidak berminat."

Baekhyun, si lelaki mungil menggeleng. Ia mendorong tubuh tinggi Chanyeol, membuat lelaki tinggi itu mundur satu langkah dan menabrak loker dibelakangnya. "Aku tak menanyakan pendapatmu, aku menyuruhmu agar berkencan denganku."

"Aku tidak peduli."

"Pokoknya saat ini kita berkencan!" Baekhyun berjinjit untuk mengecup pipi lelaki tinggi tersebut kemudian tersenyum senang akibat tingkahnya itu. "Aku tunggu digerbang sepulang sekolah nanti, Chan~"

Setelah itu si mungil berlari meninggalkan Chanyeol yang menatap horor punggungnya.

.

Wanna Date with Me?

ChanBaek

.

Siapa disekolah ini yang tidak mengenal Baekhyun, siswa bertubuh pendek dengan rambut hitam coklatnya yang selalu bergoyang ketika lelaki itu berlari. Senyuman perseginya yang memperlihatnya deretan gigi rapinya dan mata bulan sabitnya yang mampu membuat orang jatuh hati padanya. Si mungil dari klub hapkido, si mungil yang memiliki tenaga super.

Lalu siapa juga yang tak mengenal Chanyeol, siswa kutu buku dengan kacamata kotak tebal yang menutupi wajah tampannya. Tidak banyak berbicara, dan cenderung menutup diri.

Dan ketika kedua orang tersebut berjalan beriringan dengan tangan yang lebih mungil melingkar dilengan yang lebih tinggi, dapat dipastikan setiap orang yang mengenal mereka akan terkejut. Yang lebih mungil menunjukkan senyuman lebarnya, sedang yang lebih tinggi memperlihatkan wajah kaku dan kesalnya. Keduanya berjalan keluar gedung sekolah tanpa mempedulikan bisik-bisik disekitarnya –lebih tepatnya hanya Baekhyun yang tidak peduli.

"Lepaskan, Baekhyun-ssi."

"Kalau aku lepas, kau kabur nanti!"

Chanyeol menghela nafasnya. Langkah kakinya mengikuti kemana Baekhyun membawanya pergi. Ketika lelaki mungil itu menuntunnya menuju hutan yang tak jauh dari sekolah mereka, Chanyeol menatap horor lelaki mungil itu. "Untuk apa kita kesini?"

Namun lelaki mungil itu tidak menjawab pertanyaannya. Melainkan menoleh dan tersenyum manis kearah Chanyeol.

Langkah Baekhyun semakin masuk kedalam hutan tersebut, Chanyeol yang hanya pasrah mengikuti lelaki mungil itu. Walaupun dalam pikiran Chanyeol terdapat hal-hal aneh. Seperti, apakah Baekhyun mengajaknya kemari untuk membunuhnya?

Tapi pikiran aneh tersebut segera ditepis Chanyeol ketika maniknya mendapati sebuah sungai jernih yang mengalir ditengah-tengah hutan tersebut. Ia menatap Baekhyun yang berlari menaiki sebuah batu besar yang berada dipinggir sungai tersebut.

"Bagaimana Park Chanyeol, kau suka?" Baekhyun tersenyum bangga melihat Chanyeol menganggukkan kepalanya. "Kencanku hebat bukan?"

Chanyeol terkekeh, ia ikut mendekat kearah Baekhyun menaiki batu besar tersebut –setelah menaruh tasnya disamping tas Baekhyun dibawah pohon. Mata bulatnya menatap takjub pemandangan disekelilingnya dengan senyum tipisnya. Dua tahun setelah pindah kedaerah ini, Chanyeol baru mengetahui bahwa ada sebuah sungai yang sangat indah disini.

"Darimana kau tau tempat ini, Baekhyun?"

"Aku lahir disini. Asal kau tau saja, ada banyak yang seperti ini namun karena ini yang lebih dekat dari sekolah, aku mengajakmu kemari."

Chanyeol mengangguk mengiyakan ucapan Baekhyun. Pergerakkan lelaki disampingnya membuat Chanyeol menoleh kearahnya. Ia menatap bingung kearah blazer da sepatu sekolah Baekhyun yang tergeletak diatas batu. "Kau ingin apa?"

Pertanyaan Chanyeol tidak dijawab oleh Baekhyun, karena lelaki mungil tersebut sudah lebih dulu meloncat kedalam sungai tersebut. Membuat beberapa air terciprat kearah Chanyeol.

Mata bulat Chanyeol menatap tidak percaya lelaki mungil tersebut. Bagaimana bisa Baekhyun seenaknya berenang disungai tersebut?

"Hei Chanyeol, ayo bergabung denganku!"

Chanyeol menggelengkan kepalanya, ia tidak mempedulikan Baekhyun yang mencebikkan bibirnya. Chanyeol berniat turun dari ataus batu, namun suara teriakkan Baekhyun membuat dirinya kembali menoleh kearah lelaki mungil itu.

"Kyaa! Chanyeol! Ada sesuatu dikakiku!"

Melihat wajah panik dan ketakutan Baekhyun, membuat Chanyeol tanpa berpikir dua kali melepas sepatu dan blazernya kemudian ikut melompat kedalam air. Ia berenang mendekati Baekhyun, kemudian memegang pundak lelaki tersebut dan menatap khawatir lelaki tersebut.

"Kau tidak apa-apa, Baek?"

Chanyeol menaikkan sebelah alisnya ketika melihat lelaki mungil tersebut tertawa. Ia merutuki dirinya ketika menyadari bahwa Baekhyun telah mengerjainya. Mata bulatnya menatap kesal kearah Baekhyun yang tengah tertawa. Chanyeol tanpa mengucapkan satu katapun, membalikkan tubuhnya dan berjalan kepinggir sungai. Namun sebuah beban dipunggungnya membuat langkahnya terhenti.

"Begitu saja marah," helaan nafas Baekhyun terasa jelas dicuping Chanyeol, karena lelaki mungil itu tengah menaiki tubuhnya dari belakang dengan tangan yang melingkar dilehernya. "Ayo kita bermain dulu, Chanyeol."

.

Keduanya pulang kerumah dengan tubuh yang basah kuyup. Chanyeol mengelap kacamatanya yang berembun karena nafasnya, ia menatap kesal kearah Baekhyun yang tengah tertawa. "Jangan tertawa, in karenamu."

Baekhyun terkekeh, tubuh kecilnya mendekat kearah Chanyeol. Ia berjinjit, menyampirkan jaket miliknya pada pundak Chanyeol setelahnya ia mencuri sebuah kecupan dipipi Chanyeol.

"Pakai jaketku agar kau tidak kedinginan ya, Chan!"

Chanyeol menatap Baekhyun yang berlari menjauhinya dengan semu merah samar dipipinya. Tanpa sadar ia tersenyum melihat punggung Baekhyun yang menghilang ditikungan, kemudian mengelus jaket berwarna merah jambu dipundaknya. Bau khas Baekhyun tercium disana.

"Padahal sendirinya kedinginan," gumam Chanyeol pelan.

oOo

Jam istirahat keesokkan harinya, memaksa Chanyeol meninggalkan rutinitasnya membaca buku diperpustakaan. Pasalnya, lelaki mungil yang mengajaknya berkencan kemarin menarik tangannya dan membawanya kelapangan. Mengajaknya bermain sepak bola.

"Aku tidak mau."

Kalimat tersebut tidak berlaku untuk Baekhyun, pasalnya kini Chanyeol telah berada ditengah lapangan. Menatap malas kearah Baekhyun yang berdiri disampingnya dengan tubuh yang melompat kecil, senang dengan kehadirannya.

Tanpa disadari, Chanyeol menyukai hal tersebut.

Suara peluit terdengar, dan permainanpun dimulai. Chanyeol dapat melihat tubuh mungil Baekhyun yang dengan gesit mengiring bola. Bahkan ketika lelaki mungil itu melompat senang karena berhasil memasukkan bola kedalam gawang. Chanyeol sama sekali tidak memperhatikan kemana perginya bola, yang menjadi perhatiannya adalah setiap ekspresi yang dikeluarkan Baekhyun ditengah permainan.

Lengkungan pada sudut bibirnya, Chanyeol tidak dapat menahannya.

.

Selesai bermain, masih ada waktu bagi mereka untuk makan siang. Dan disinilah Chanyeol, duduk disalah satu meja kantin dengan Baekhyun yang menyandarkan kepalanya diatas pundaknya. Tidak ketinggalan, murid lain yang bermain sepak bola bersama mereka.

"Permainan bolamu lumayan, Park Chanyeol."

Itu suara Jongin, Chanyeol hanya dapet tersenyum kecil.

"Ditempat lama, aku sering memainkannya," ucapannya itu mendapatkan anggukan yang lain. "Tapi aku lebih suka bermain basket."

"Apa serunya basket."

Suara disampingnya membuat Chanyeol menolehkan kepalanya. Ia menatap lelaki mungil disampingnya yang tengah mengerucutkan bibirnya –Baekhyun sudah tidak menyandarkan kepalanya diatas pundak Chanyeol.

"Tenu seru, Byun. Kau saja yang tidak dapat bermain basket. Hahaha," setelah itu, ucapan Jongdae diikuti oleh tawa an yang lain.

Chanyeol hanya dapat terkekeh melihat Baekhyun yang mendengus kesal. Dirinya menepuk pelan pundak Baekhyun.

.

Sepulang sekolah, Chanyeol kembali dipaksa oleh si mungil Baekhyun untuk ikut bersamanya. Kali ini langkah kaki Chanyeol terhenti pada sebuah lapangan terbuka dipinggir sungai –ini bukan sungai yang kemarin, tapi sungai yang berada ditengah kota dekat dengan jalan bukan dihutan.

Lapangan tersebut tidak ramai, hanya terdapat beberapa anak yang terlihat bermain bola. Baekhyun membawa mereka pada tanah lapang yang sepi, terdapat ring basket disana.

"Ajarkan aku bermain basket."

Ketika Baekhyun mengucapkan kalimat tersebut bersamaan dengan tangannya yang terjulur memberikan sebuah bola, Chanyeol baru sadar kalau tas yang dijinjing Baekhyun berisikan sebuah bola basket.

"Kau mencuri ini dari sekolah?"

"Aku hanya meminjam!"

Chanyeol terkekeh, ia membenarkan letak kacamatanya kemudian mengambil bola basket tersebut. Memantulkan pada tanah dibawahnya kemudian melemparkan kearah ring yang tak jauh dari tempatnya berpijak. Bola yang dilemparnya masuk kedalam cincin besar tersebut dengan telak.

Chanyeol menatap Baekhyun yang membulatkan bibirnya dan menatap takjub pada bola yang tengah menggelinding kearah mereka. Dalam hatinya, Chanyeol bersorak bangga atas dirinya.

"Mudah bukan?"

Si mungil mencebikkan bibirnya dan menghentakkan kakinya. "Itu sangat sulit!" Baekhyun mengambil bola yang berada didekat kakinya dan memantulkan pada tanah. Setelahnya ia mengikuti Chanyeol, melemparkan bola tersebut kearah ring.

Namun lemparannya tidak mencapai tinggi ring tersebut.

"Lihat bukan? Ini sangat sulit!"

Baekhyun semakin mengerucutkan bibirnya ketika Chanyeol terkekeh kemudian berlari mengambil bola. Lelaki itu dengan tampannya berjalan kearahnya sambil memantulkan bola ditangannya. Tanpa sadar Baekhyun dibuat memerah melihatnya.

Jadi lelaki mungil itu mendengus pelan kemudian membuang mukanya.

"Ini mudah, Baek."

Chanyeol berdiri dibelakang lelaki mungil tersebut. Menjulurkan tangannya pada kedua sisi tubuh Baekhyun dan menyuruh lelaki mungil itu memenang bola. Ia membenarkan pijakan kaki Baekhyun dan membantu lelaki tersebut melemparkan bola. Ia tersenyum puas ketika bola itu masuk kedalam ring –walau dengan tenaga yang masih lemah.

"I-itu masuk, Chanyeol!" Baekhyun melompat kecil dan membalikkan tubuhnya menghadap Chanyeol. Ia tersenyum senang kemudian memeluk leher lelaki tinggi itu. "Ini kali pertama dalam hidupku, aku berhasil memasukkan bola basket kedalam ring!"

Baekhyun menjauhkan wajahnya, menatap wajah tampan Chanyeol. Setelahnya ia terpaku ketika mendapati wajahnya dan wajah Chanyeol sangat dekat. Ujung hidung mereka bersentuhan, bahkan ia dapat merasakan hangatnya nafas Chanyeol diwajahnya.

Dengan gerakan cepat dan gugup, Baekhyun menjauhkan dirinya. Ia menunduk dan memainkan jemarinya. Memalu.

"Selamat, Baek," Chanyeol terkekeh kemudian mengusap pucuk kepala si mungil.

Baekhyun mengangguk pelan dengan bibir yang ia kulum. "K-kalau begitu ap pulang dulu!" sebuah kecupan Baekhyun berikan untuk pipi Chanyeol, setelahnya lelaki mungil itu mengambil tasnya dan berlari menjauhi lapangan tanpa menoleh kearah Chanyeol. Menyembunyikan wajahnya yang memerah.

oOo

Unuk pertama kali dalam hidupnya Chanyeol memegang papan skateboard. Ia menatap papan dengan roda itu dengan tatapan bingung. Bagaimana cara dirinya memainkan benda tersebut.

Sedang lelaki mungil dihadapannya menunjukkan senyuman lebarnya.

"Ayo mainkan, Chan. Ini mudah."

Tatapan Chanyeol yang tadinya berfokus pada Baekhyun teralihkan dengan jalur skateboard dibelakang lelaki mungil itu. Menatap orang-orang yang mainkan benda yang sama dengan benda ditangannya. Bagaimana tubuh orang-orang tersebut melayang, berseluncur cepat bahkan terjatuh. Diam-diam Chanyeol merinding.

"Aku tidak mau."

Seharusnya Chanyeol tau, kalau kalimat tersebut tidak berlaku pada Baekhyun. Lelaki mungil itu malah menarik tangannya agar turun pada jalur khusus. "Ini bagian dari kencan kita, Chan."

Chanyeol merotasikan bola matanya.

Baekhyun memaksa Chanyeol agar menaiki papan skateboard. Lelaki mungil itu menggenggam kedua tangan Chanyeol, kemudian menuntun lli tersebut hingga roda papan tersebut berputar. Ia tertawa senang melihat Chanyeol yang panik ketika tubuhnya oleng kesamping.

"Seimbangkan tubuh tinggimu, Park."

Chanyeol mendengus, setelahnya ia kembali panik ketika Baekhyun menarik tangannya kuat dan melepaskannya. Membuat tubuhnya berseluncur cepat. Sedang yang mungil tertawa terbahak. "Kau gila, Byun? Beruntung aku tidak jatuh!"

Baekhyun mengangkat bahunya. "Sekarang cobalah sendiri," setelahnya Baekhyun menaiki papan skateboard miliknya dan meninggalkan Chanyeol dengan lambaian tangan penuh semangat.

Chanyeol melupakan rasa kesalnya kepada Baekhyun. Ia tersenyum lebar, berniat menyusul lelaki mungio itu dengan satu kakinya yang mendorong papan skate tersebut. Masih dengan gerakan yang kaku, Chanyeol menaikkan satu kakinya hingga kini kedua kakinya berpijak pada papan tersebut.

Senyum bangga terlukis di wajah tampan lelaki tinggi itu ketika dirinya merasa berhasil menyeimbangkan tubuhnya. Ia menatap Baekhyun yang tengah berseluncur pada jalur melengkung dan menaik keatas. Ia terkekeh ketik melihat tubuh mungil itu sedikit terangkat keatas dan kembali berpijak dengan selamat pada papan skate.

Manik Chanyeol menatap besi panjang rendah yang tak jauh dari tempatnya. Setelah mmantapkan hatinya, Chanyeol melajukan papan miliknya agak cepat dan mencoba mengangkat papan tersebut agar berseluncur diatas besi tersebut.

Namun apa yang diharapkan Chanyeol rupanya tidak selaras dengan kenyataan. Karena buktinya lelaki tinggi itu kini tergeletak dengan wajah menghadap aspal. Kacamata yang dikenakannya terlempar dari wajahnya begitu pula dengan papan skatenyayang telat terbalik.

Dan Chanyeol mendengar langkah seseorang yg berlari kearahnya.

"Chanyeol! Kau tidak apa-apa?"

Sebelum menoleh kearah Baekhyun, Chanyeol tersenyum kecil.

"Ini semua karenamu, Baekhyun. Kau memaksaku memainkan ini!"

Keduanya terdiam. Baekhyun menatap penuh kejut mendengar nada suara Chanyeol yang meninggi. Sedangkan yang leih tinggi menegakkan tubuhnya, berdiri dihadapan Baekhyun.

Langkah Baekhyun mundur perlahan. Lelaki mungil itu menunduk dengan tangan yang memainkannujung hoodienya.

"M-maafkan aku, Chanyeol," lelaki mungil itu mendongak, menatap Chanyeol dengan mata yang berkaca-kaca. "Kencan kita sampai sini saja."

Setelahnya Baekhyun berlari meninggalkan Chanyeop yang terpaku pada pijakkannya. Lelaki tinggi itu menatap bingung lelaki mungil yang semakin menjauh.

"Aku 'kan hanya becanda..."

.

oOo

.

A/N: ff ini Cuma ada dua chapter yaaa. Semoga kalian nerima baik ff ini. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian. *bow