Pada sore menjelang malam yang cerah, terlihat seorang gadis berlari melewati hutan, "Huah! Aku telat! Kenapa sih tidak ada yang bangunin aku? Aku jadi telat ikut rapat!"

KRESEK

"Err… apa dedaunan itu tadi bergerak? Coba dekatin ah."

Tap… Tap.. Tap… ZRAAAASHH

"KYAAAAA!"

Srat… SIIIIING…

"…Haaah… Angin tadi… kenceng banget… Ah tapi, mana ada angin di musim kemarau ini? Ah, sudahlah! Ini sudah telat banget!"

Tap… Hyuuung…

"…ukh… kok aku… merasa lelah… ya?... padahal… biasanya tidak… begini…". Gadis itu berusaha berjalan, tetapi kakinya terhuyung dan akhirnya terjatuh.

"Aku… sudah… tidak kuat…lagi…" dan semuanya menjadi gelap.

Kingdom Hearts 3: Light and Darkness

Prolog

Di Castle Oblivion, berdiri seorang remaja berambut brunette spike.

"Hah, akhirnya aku berhasil kemari!" serunya. "Sekarang, harus menemukan Ven!"

Sang pemuda itu memasukki kastil itu, tetapi baru beberapa langkah dia sudah dihadang oleh segerombolah heartless, "Ah! Ini jadi akan sangat lama!"

Akhirnya setelah beberapa lama menghancurkan para heartless, pemuda itu berhasil menemukan pintu yang ia cari.

Saat pemuda itu memasukki pintu itu, ia menemukan seorang pemuda lainnya.

Pemuda itu berambut pirang semi-spike. Ia duduk di kursi yang berada tepat di tengah-tengah ruangan yang serba putih, dan matanya terpenjam.

"Jadi dia ya, yang namanya Ventus?"

Pemuda berambut coklat itu berjalan dan berhenti di depan Ventus, "Lalu, bagaimana caranya mengembalikan hatinya ya?" katanya sambil menyilangkan tangannya. Matanya terpenjam dan kepalanya menengadah ke atas, mencoba berpikir.

"Aha! Aku tahu!" katanya.

Lalu, ia berlutut di depan sang pirang. Dia lalu memegang salah satu tangan Ventus dengan kedua tangannya. Pemuda berambut coklat itu menutup matanya.

Seketika itu juga, cahaya muncul disekeliling mereka berdua. Dan pada saat cahaya itu menghilang, pemuda itu membuka matanya.

"Yes! Berhasil! Sekarang tinggal menunggu Ventus bangun!"

Dor! Shrash!

"Huh! Siapa itu?" kata pemuda itu sambil melihat ke pintu, tapi tidak ada siapa-siapa. "Mungkin hanya persaanku saja."

Tiba-tiba, ada yang menyergapnya dari belakang, "Hah! Siapa ini?" teriaknya sambil melihat ke belakang.

Di belakangnya, terlihat laki-laki paruh baya *plak* yang memakai eye-pacht di mata kanannya. Kedua tangannya memegang tangan sang pemuda.

"Xi-Xigbar?"

"Namaku Braig, bukan Xigbar" katanya.

"Mau apa kau kesini? Lepaskan aku!"

"Aku hanya 'menjemputmu' saja. Perintah dari atasan *baca: Xehanort*"

"Kau… Kau tidak akan bisa membawaku!" katanya sambil melepaskan diri dari cengkraman sang pak tua *bletakagain* Braig, dan memanggil keybladenya.

"Sebagaimana kamu berusaha untuk menghindar dan melenyapkan, tetapi takdirmu tetap akan berada dalam kegelapan."

"Tidak akan! Aku tidak akan pernah jatuh dalam kegelapan!"

"Terpaksa, kami harus menggunakan cara kasar."

"Kami? Siapa yang la-" Duak "-akh!"

Tiba-tiba, ada yang memukul tekuknya dari belakang dan membuat sang pemuda spike itu pingsan. "Kerja bagus, Dilan." Kata Braig sambil menangkap tubuh pemuda itu sebelum jatuh.

"Ya, ternyata lebih lama dari yang kuduga. Sudah, segera RTC sekarang." Kata Dilan sambil membuka Dark Corridor.

Braig lalu membawa Sora *akhirnya disebutkan juga namanya#plak* di bahunya dan mereka memasukki Dark Corridor.

Tanpa mereka sadari, seorang pemuda berambut pirang yang harusnya tertidur, perlahan membuka matanya.

~To Be Continued~

Maaf kalau pendek dan tidak nyambung, dan sela-sela yang mengganggu. Dan sebelum lupa, akan ada OC di sini. Sekian~