A Fairy for You
Disclaimer : berhubung Masashi gak mau melimpahkan hak ciptanya untuk namaku, sampai sekarang disclaimer di FFN selalu namanya, Masashi K T-T huhuuhu (*digorok)
Pairing : akan ditentukan setelah chap berikutnya
Rated : T (akan berubah M sesuai chap selanjutnya)
Genre : Romance, friendship, drama, humor (kok campur aduk gini, ya?)
Chapter 1
"Kekuasaan Sepihak"
Seorang pemuda terlihat berjalan sempoyongan sambil mengucek matanya yang sayu menuju pintu utama rumah mewahnya itu, ia beberapa kali menutup mulutnya untuk menutupi gerakan mulutnya yang terbuka karena masih mengantuk. Entah mahluk apa yang rajin mengetuk kemudian berteriak dengan suara yang mencapai 1700 hZ yang dipastikan telinga siapa saja yang mendengarnya akan mendengung tiada henti. Putra tertua kedua itu sudah tau siapa yang ada didepan pintu, mengingat mati suara nan agung bin cempreng yang selalu menghantui keluarganya 2 bulan yang lalu.
Gadis yang 1 tahun lebih muda dengan adik lelakinya adalah tetangga baru yang sangat merepotkan, namun entah kenapa ia tidak keberatan dengan kehadirannya. Berbeda dengan adiknya yang sangat stress bahkan nyaris ingin mengakhiri hidup karena gangguan-gangguan halus dari gadis cerewet itu.
"Yo, Saku-chan, tumben kau bertamu lebih siang dari yang kemarin?", tanya Kankuro sambil melirik jam dinding yang ada di ruang tamu yang menunjukkan pukul 05.30 pagi. Gadis berwajah baby itu hanya tersenyum lebar sambil memamerkan kotak bekal berwarna merah dan bertuliskan huruf 'Ai'.
"Bekal cinta berbumbu kasih sayang dari Sakura Haruno untuk Gaara Sabaku", teriak Sakura dengan senyum percaya diri. Kankuro hanya mengangguk saja dan sudah membayangkan karya mengerikan apalagi yang dibuat tetangganya ini. Ia mengaku Sakura sangat pandai memasak, namun Gaara selalu shok melihat isi makanan yang dibuat chara dirinya. Selain tidak tega untuk dimakan, bagi Gaara itu sangat menjijikkan. Apalagi terakhir chara yang dibuat Sakura adalah bentuk chibi dia dan Sakura sedang berciuman. Hal itu sukses membuat Gaara mogok makan selama seminggu penuh.
"Ne, Saku-chan, kurasa kau tidak perlu repot-repot membuat bekal untuk Gaara, Gaara menginap di rumah Naruto"
Wajah Sakura langsung berubah murung karena lagi-lagi Gaara melarikan diri darinya. Seperti si Sabaku merah itu sangat hapal jadwal-jadwal akan terjadi penampakan Sakura, sehingga ia lebih dulu menyelamatkan dirinya.
"Ya, sudah, aku akan memberinya di sekolah. Terimakasih atas informasinya dan maaf mengganggu, Kankuro-ni!" Sakura membungkukkan badannya dan pergi menjauh. Kankuro hanya berteriak hati-hati dan kembali menutup pintu rumah, kemudian melanjutkan tidurnya yang terganggu. Ia masih ada 5 jam istrirahat, mengingat jadwal kuliahnya siang ini.
0-0
Sakura berjalan dengan memamerkan wajah cerianya sambil menenteng kotak bekal kebanggaannya. Ia sedang mencari-cari keberadaan sang pangeran Ai nya yang hilang. Tidak memperdulikan situasi ramai karena sang pangeran lain akan datang dan sebagai gadis pintar ia kenal dengan pangeran lain itu. Kalau bukan Sasuke Uchiha, yang sama populernya dengan Gaara, tapi Sakura memang tidak ingin memuja sang Uchiha yang terlihat dari luar saja sangat susah dijinakkan. Maka dari itulah Sakura lebih memuja tetangga tampannya itu.
"Si Senpai berdarah dingin itu sudah muncul, lalu dimana Gaara, ya?", Tanya Sakura dalam hati sambil bergidik ngeri melihat Sasuke mulai berjalan dikoridor yang dipinggirannya terdapat banyak fans fanatic garis keras. Sakura heran dengan semua keadaan ini, mereka yang memang buta atau hanya mata Sakura yang dianugrahkan bisa melihat sosok ghaib sejenis roh jahat yang mengelilingi Sasuke.
"Lihat saja matanya, aku yakin di dalam otaknya itu bersarang jiwa psikopat. Auranya suram sekali", kata Sakura bergidik ngeri dan… shit. Sakura langsung buang muka karena ekspresi mengejeknya tertangkap basah oleh tatapan membius sang Uchiha.
"Firasatku memang tidak salah, kan, orang itu benar-benar menakutkan" kata Sakura berteriak dalam hati dan buru-buru melarikan diri sebelum Sasuke mencari tau jati dirinya. Tapi, Sasuke sudah mengingat mati ciri-ciri Sakura yang memang sangat mencolok itu, karena warna rambut dan matanya yang sangat unik.
Tanpa Sakura sadari, pemuda berkulit pucat itu menyeringai. "Apa dia yang bernama Sakura, Gaara?"
0-0
"Ya ampun, Gaara, bisa-bisanya kau tidak bersyukur disukai gadis semanis Sakura-chan. Liat saja wajahnya yang lucu dan rambutnya yang manis", teriak pemuda berambut durian itu di depan Gaara yang sudah memasang ekspresi dongkol.
"Kau tidak mengerti, sialan. Tipemu dan tipeku itu berbeda. Aku lebih suka yang berwajah keibuan seperti Matsuri. Dan Sasuke lebih suka yang sexy seperti Karin. Kemudian kau lebih suka yang aneh seperti Sakura"
"Tapi aku lebih suka yang aman seperti Sakura daripada gadis yang kalian sukai. Jelas-jelas Karin itu ratu tukang bully, kok si Teme bisa suka. Hh, jiwa-jiwa psikopat memang seperti itu, saling menyukai"
"Kalau kau mau, tembak saja anak itu", kata Gaara enteng sambil mengemut permen lolipopnya.
"Maaf, aku sudah memiliki pacar. Lagipula, aku tidak playboy sepertimu dan tidak homo seperti Sasuke"
BLETAK!
"Itai!", teriak Naruto memegang kepalanya yang baru saja disentuh indah oleh siku seseorang.
"Apa maksudmu dengan homo, dobe?", Tanya Sasuke dengan wajah sangarnya. Naruto hanya meringis sambil memamerkan simbol peace di kedua jarinya.
"Oi, teme, kapan kau datang? Tumben kau tidak berwajah seburuk yang biasanya? Apa fansmu mulai mengundurkan diri?", Tanya Naruto.
"Tidak, aku baru saja menemukan sesuatu yang istimewa", kata Sasuke sambil melirik Gaara. Gaara hanya menaikkan sebelah alisnya (emang Gaara punya alis?) tanda tak mengerti.
"Oh, aku mengerti", kata Gaara dengan senyuman misterius membuat Naruto cengo melihat keduanya.
"Kalian sedang membicarakan apa?"
"Bolehkan aku bermain dengannya untuk menutupi semua ini?", Tanya Sasuke sambil mengeluarkan headphone biru kesayangannya.
"Ya, ambil saja. Bukankah kau saja yang belum pernah berkorban. Dia tidak begitu merepotkan dan sepertinya terlihat mudah dimanfaatkan"
"Kalian seperti orang homo yang menutupi rahasia?" kata Naruto bergidik ngeri. Gaara dan Sasuke dengan garangnya menatap tajam sahabatnya yang selalu mengatai mereka dengan hal-hal yang berbau tabuh untuk cowok normal.
"kalian mau memanfaatkan apa, sih? Oi, Gaara. Jangan menghasut si Teme jadi playboy sepertimu. Hah, kalian itu memang sialan. Aku memang terlihat berandalan tapi tidak sebrengsek kalian yang berwajah sok bijak", kata Naruto.
Keheningan pun terjadi karena mereka melakukan aktifitas masing-masing. Sasuke memejamkan matanya menikmati lagu Akon kesukaannya, Gaara membaca buku filosofi sedangkan Naruto sibuk dengan game Resident Evil di laptopnya. 15 menit mereka menikmati keheningan itu, tiba-tiba saja…
"Pangeraaaaannn Ai…! Bidadarimu dataaaaanngggg…!"
Karena teriakan mengejutkan itu, Sasuke jatuh dari kursi dengan gaya yang tidak berkesan, buku setebal 2 cm itu nyaris terbelah dua ditangan Gaara dan sepanjang sejarah permainan Naruto melawan Saddler akhirnya berakhir mission failed gara-gara kaget mendengar suara cempreng Sakura.
Sasuke meringis memegang punggungnya yang sukses menghantam lantai keras pagi ini. Ia mencoba berdiri dengan tenaga yang ia punya.
"Pangeran Ai, aku membawakan bekal makan siang…untuk…." Sakura memperlambat intonasi dan jalannya ketika melihat wajah Sasuke yang sangat menakutkan. Ia tidak sadar atau bisa dibilang ia lupa kalau Gaara memang satu kelas dengan Sasuke, jadi tidak heran Sasuke juga ada disana.
Berpura-pura tidak terjadi apa-apa, Sakura melangkah mendekati Gaara dengan hati-hati agar tidak dimangsa oleh Sasuke karena membuatnya terjungkal dengan gaya aneh. Untung saja saat itu hanya mereka berempat yang melihat fenomena memalukan itu. Gaara hanya mendesah pasrah mengetahui Sakura nekad masuk ke kelasnya hanya untuk memberikan makanan yang menurutnya sangat meracuni kejiwaannya. Ya, dia bisa gila jika memakan apapun yang dimasak Sakura.
"Sakura-chan, lain kali kau melembutkan salammu itu", kata Naruto dengan wajah frustasi. Karena ia harus mengulang lagi permainannya yang kandas. Sakura hanya cengengesan kemudian langsung diam mengetahui Sasuke masih menatapnya garang. 'Kami-sama, orang ini menakutkan' teriak Sakura dalam hati.
"Bekal ini untuk siapa?", Tanya Sasuke dingin.
"Tentu saja untuk Gaara, memangnya aku akan memasak untuk siapa lagi selain dia?", jawab Sakura.
"Kalau aku yang mau bagaimana?", kata Sasuke enteng dan langsung merampas kotak bekal itu dari tangan Sakura. Sakura nyaris menangis karena ia juga tidak memiliki keberanian untuk protes.
"Ta..tapi, senpai, itu.."
"Aku memaksa. Kenapa? Kau keberatan?", Tanya Sasuke dengan tatapan dingin. Sakura meneguk liurnya. Ia mengepalkan tangannya kuat, ia baru menyadari sekarang kalau rival terkuatnya ada di depan mata.
"Kalau kau mau protes silahkan saja, aku tidak akan memukul anak perempuan. Senpaimu ini bukan banci"
"Senpai, aku bisa membuatkan bekal untukmu besok. Tapi jangan ambil bekal yang kubuat untuk Gaara" kata Sakura dengan hati-hati.
"Baiklah, besok kau janji akan membuatkannya untukku. Janji?"
Sakura mengangguk, tapi Sasuke tersenyum sinis dan membuang kotak bekal itu tepat di depan Sakura. Hal itu membuat Sakura terkejut dan ingin rasanya ia menjambak rambut mencuat orang menyebalkan di depannya ini.
"Ini terjatuh karena tanganku licin, tapi kau sudah berjanji bukan. Sepertinya Gaara tidak keberatan makanan menjijikkan buatanmu ini terjatuh"
Sakura menatap Gaara yang daridulu memang terlihat acuh tak acuh, sedangkan Naruto memang tidak tau kejadian itu karena ia memasang earphone dan fokus dengan permainannya.
"Terimakasih tidak memakannya, tuan", kata Sakura dengan nada jengkel kemudian berjongkok untuk membersihkan kekotoran yang dibuat Sasuke. Tapi, tidak mungkin kan Sakura yang bertanggung jawab atas perbuatan Sasuke. Dengan lempengnya Sakura memungutnya dan berdiri sambil menatap tajam Sasuke.
"Kau benar-benar Senpai yang mengagumkan dan berbahaya"
Tanpa ketakutan, Sakura langsung melempar nasi beserta kotaknya ke wajah Sasuke. Hal itu spontan membuat kedua orang yang tidak memperdulikan langsung memandang histeris kejadian ekstrim itu. Sasuke bahkan tidak percaya adik kelasnya akan seberani ini padanya. Wajah tampannya penuh dengan nasi dan saos mengerikan lainnya bahkan jidatnya memar karena hantaman kotak bekal itu.
"Sa..sakura-chan, hentikan. Ayo ikut denganku", Naruto langsung menyeret Sakura menjauhi Sasuke yang sudah tidak terkendali emosinya kalau saja tidak ditahan oleh Gaara. Sakura sempat memamerkan senyuman iblisnya kepada Sasuke sedangkan Sasuke terengah-engah menahan emosinya.
0-0
"Sakura, kau baik-baik saja, kan? Sasuke belum sempat melukaimu, kan? Katakana mana yang dipukul? Ada yang sakit?", Tanya Naruto panik sambil mengamati Sakura dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Sakitnya dihati, senpai", kata Sakura jengkel dan masih menyimpan dendam kepada senpai brengsek itu. Naruto sibuk membersihkan beberapa nasi yang menempel indah dirambut Sakura.
"Sakura, kau jangan meladeni Sasuke. Sasuke kalau marah dia tidak memandang perempuan atau laki-laki. Kau bisa hancur ditangan Sasuke", kata Naruto mengingatkan. Sakura hanya menghela nafas panjang, ia sama sekali tidak bisa menahan amarahnya karena perlakuan Sasuke yang sudah keterlaluan. Ia mengibas-ngibaskan roknya yang sedikit basah.
"Senpai, aku mau ke toilet", kata Sakura.
"Mau ku antar?"
"Tidak usah", Sakura memutar balikkan tubuhnya dan melangkah ke arah toilet. Sekedar merapikan penampilannya yang berantakan karena ulah Sasuke. Walaupun sebenarnya ia juga sakit hati karena Gaara tidak membelanya dan malah Naruto yang menyelamatkannya.
"Padahal kau itu laki-laki, tapi entah kenapa kau begitu mengancam bagiku, Uchiha sialan. Sebenarnya apa yang kau pikirkan. Aku bukan orang special untuk Gaara dan tidak ada gunanya jika kau ingin memanfaatkanku"
0-0
"Damn!", Sasuke memukul wastafel dengan tangan kirinya. Ia menatap dirinya di cermin yang menampakkan ia sangat berantakan dan menyimpan amarah berlebih gara-gara gadis itu. Tetesan air jatuh dari rambutnya yang basah. Ia membuka jas sekolahnya dengan kasar dan membantingnya ke lantai.
"Sakura Haruno, akan ku buat kau hancur perlahan-lahan. Batinmu bahkan fisikmu akan menderita, karena kau sudah menantangku untuk melakukannya ini padamu. Akan ku buat kau bertekuk lutut meminta maaf padaku"
0-0
"Kau pastikan alamat Sasuke tetap aman. Jangan sampai orang itu menemukannya lagi, aku yakin dia itu akan muncul lagi untuk menghancurkan Sasuke. Perihal pacar, katakan saja gadis itu Tenten, karena Tenten sudah terlatih kuat, Sasuke juga sudah ke beritau akan hal ini. Kirimkan 10 penjaga lagi untuk Tenten. Lakukan yang terbaik"
Pemuda berwajah dingin itu menutup pembicaraannya melalui telpon. Ia menghempaskan tubuhnya ke sofa empuk dan sesekali mengusap wajahnya yang tampak was-was. Sampai kapan ia harus hidup dengan terror yang menghantuinya dan adik kesayangannya. Ia tidak ingin melihat Sasuke menderita untuk ke tiga kalinya, mengingat bahaya yang dibawa orang itu.
Kring!
"Ya, Sasuke, ada apa?", Tanya Itachi mengangkat telepon dari adik kandungnya.
"Apa maksudmu? Siapa itu Sakura?"
+TBC+
Sebenarnya ane masih merahasiakan pairing, krn kalau sudah tertera pairing, situ pasti gak penasaran si Saku sama siapa. Bisa saja si Saku dengan Gaara, Sasuke atau Naruto… atau malah sama si tokoh pengacau yang belum muncul.
Pairingnya akan muncul di chap 2 yang terakhir, itupun para reader memang akan peka si Saku sama siapa. Itu bagi yg peka aja. Hihihihiiihi.
Thaks sudah singgah di dunia fanfic ane. :*
