Replace Us, please!
Disclaimer : I don't own FT,
Pairing : NatsuLucy, MiraFreed, GrayJuvia, JellalErza, GajeelLevy, etc
Chapter I: Mysterious Book?
Hai semuanya! Apalche di sini. Saatnya Apalche nulis fanfiction sendiri… YAY! Terus terang, ini pertama kali… doozo yoroshiku, minna-san :D
Anggap saja saat ini sedang santai-santainya di Earthland. Tidak, di Fairy Tail juga. Ayo masuk ke markas Fairy Tail yang mungil.
"Kau tidak pernah menang dariku! Sekalipun! Ingat itu, GRAY!" teriak Natsu.
"Siapa bilang, bodoh! Kau yang tidak pernah menang dariku!" teriak balasan dari Gray.
Mereka lalu bertengkar… seperti biasa…
"HEY! Apa yang kalian lakukan! Aku juga akan ikut! Because I'm a REAL-MAN!" seru Elfman yang lalu ikut ambil bagian dalam pertengkaran abadi Natsu dan Gray.
"NATSU! GRAY!" terdengar suara wanita yang paling ditakuti di Fairy Tail, tidak… mungkin di Magnolia… ah, atau di Fiore?
Seorang wanita berambut scarlet dengan tatapan khasnya datang dan membuat Natsu dan Gray menjadi sahabat dalam sekejap. YEP. Dialah sang Titania, Erza Scarlet.
"Dengar! Kali ini aku akan menyelesaikan quest seorang diri. Aku tidak akan lama. Kalian tunggu aku, karna setelah ini kita akan berangkat untuk misi selanjutnya! Mengerti?" tanya Erza.
"YES, Ma'am!" jawab Natsu dan Gray bersamaan.
Erzapun pergi. Natsu dan Gray kembali bertengkar. Sedangkan Lucy sedang mengobrol dengan Mirajane dan Makarov di bar. Entah kenapa hari itu, Laxus dan Gajeel bermain catur bersama. Sudah ke 100 kalinya, dan 100 kali pula Gajeel kalah.
"Sudahlah, kau tidak mungkin menang. Sudahi saja…", kata Levy yang duduk disebelah Gajeel.
"Tidak akan! Dengar! Aku akan menang! Suu bii duu baa~!" kata Gajeel bersemangat.
"Hey, hentikan nyanyian bodohmu itu atau aku pergi!" kata Laxus yang mulai frustasi.
Tiba-tiba, Master Mavis datang dan bergabung dengan grup Mirajane, Lucy, dan Makarov di bar.
"Oh. First. Dari mana saja anda?" tanya Makarov.
Mavis tersenyum. Di tangannya ada sebuah buku aneh. Buku itu diselimuti akar. Ada sebuah bentuk kunci di tengahnya. Lucy yang penasaran lalu bertanya, "Master, apa yang kau bawa itu?"
"Hm? Ini? Hihihi… sesuatu yang menarik. Dengar, tengah malam ini, Makarov, Lucy, Mirajane, Natsu, Gray, Juvia, dan Laxus. Kalian datanglah ke South Gate Park. Temui aku. Dan… ini perintah!" kata Mavis yang lalu pergi begitu saja.
"Hn?" Makarov tampak bingung.
"Master Mavis memang penuh misteri… hahaha", kata Mirajane sambil tersenyum.
Malamnya, di South Gate Park…
Ada Natsu, Lucy, Gray, Juvia, Laxus, Mirajane, dan Makarov plus Happy tentunya. Seperti apa yang dikatakan Mavis, mereka datang ke sana.
"Gihh?! Apa sebenarnya maksud Master Mavis? Tidak ada siapapun di sini!" kata Natsu.
"Hah. Pasti ini karena kau, Natsu!" kata Gray.
"Kau cari masalah denganku, HAH?!" Natsu tidak terima.
Mereka bertengkar lagi.
BRAK! Makarov menghentikan pertengkaran mereka secara paksa.
"Hey, kids! Kalian bisa menghancurkan tempat ini!" kata Makarov agak marah.
"Tunggu, Master. Apa itu?" tanya Mirajane yang curiga dengan sesuatu di bawah pohon yang berjarak beberapa meter di depan mereka.
Natsu lari mendekati benda itu.
"Ini buku! Buku aneh!" teriak Natsu. Semuanya lari mendekati Natsu dan buku itu.
Spontan Natsu membakar buku itu.
"GYAA! Apa yang kau lakukan?!" teriak Lucy.
"Hey, Luce. Aku mencoba membukanya!" kata Natsu.
Api itu langsung padam dan buku itu utuh.
"HM… aneh sekali. Aku baru lihat yang begini. Ini buku yang dibawa Master Mavis tadi, kan? Tapi di mana dia sekarang ya…", kata Makarov.
"Apa perlu kucoba merendamnya dalam air, Master?" tanya Juvia.
"Aaa.. dibekukan saja!" sambung Gray.
"Kalian ini bodoh", kata Laxus tenang.
Tiba-tiba… akar-akar yang menyelimuti buku itu retak. Buku itu mengeluarkan cahaya. Seperti mantra-mantra sihir….
Semuanya bergerak menjauh sambil ingin tahu apa yang terjadi.
Tiba-tiba beberapa sosok muncul dari dalam buku itu.
Natsu kebingungah. Ia mengucek matanya. Ia tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
Tidak hanya Natsu. Hampir semuanya juga bingung dan tidak percaya.
Natsu, Lucy, Mirajane, Gray, Laxus, Juvia, dan Makarov. Muncul di depan mereka. Ya. Diri mereka sendiri yang muncul di depan mereka.
To be continued...
