Disclaimer:

Kuroko no Basuke belongs to Fujimaki Tadatoshi

Cover it's not mine

Rate:

T+, a bit citrus flavor~

Warning:

Probably OOC, Yaoi, Sho-ai, male x male, incest!
Miyaji Kiyoshi x Miyaji Yuuya

Enjoy~


"Oi, Kiyoshi." Yuuya memanggil kakaknya yang sedang menonton TV.

Kiyoshi masih asyik menonton TV, apalagi ada idolanya di sana. Mana rela ia menoleh dari layar TV.

"Kiyoshi!"

Kiyoshi cuek. Ia malah menambah volume TV agar suara kesal adiknya itu tidak kedengaran.

"Tsk!" Habis sudah kesabaran Yuuya. Ia segera menarik dagu Kiyoshi, lalu mencium bibirnya dengan kasar. Terang saja Kiyoshi terbelalak kaget.

Lalu satu jitakan melayang ke kepala Yuuya, sehingga ciumannya terlepas. "Ittai!" Seru Yuuya sembari mengusap kepalanya yang habis dijitak Kiyoshi.

"Sembarangan! Jangan macam-macam denganku!" Kiyoshi meledak, marah kepada Yuuya. Ah, tapi... apa itu?

"Oh?" Yuuya menaikkan sebelah alisnya. "Makanya kalau orang bicara, dengarkan! Dan... kupikir kau menyukainya. Wajahmu memerah begitu..."

"SIAPA YANG MEMERAH?!" Kiyoshi mencengkram kaus yang dipakai Yuuya.

"Kiyoshi, bisakah kau berhenti menjadi tsundere?"

"AKU BUKAN—"

"Tidak ada di dunia ini yang namanya tsundere itu mengaku, Aniki." Yuuya membalas telak, membuat Kiyoshi diam.

Kiyoshi melepas cengkramannya pada kaus Yuuya, lalu kembali menonton TV. "Oh, ya, Tou-san dan Kaa-san tadi bilang padaku kalau malam ini mereka tidak pulang."

"Hm? Kenapa mereka tidak bilang padaku?" Tanya Kiyoshi, walaupun ia tidak terlalu peduli.

"Tadi kau lama sekali di sekolah! Aku sampai bosan menunggumu di teras depan!" Protes Yuuya.

Kiyoshi mematikan TV. Acara idolanya sudah selesai, sehingga dia sekarang dapat fokus bicara dengan Yuuya. "Aku tak memintamu untuk menungguku."

Yuuya menepuk dahinya. "Lalu?! Aku tidak boleh menunggumu?!"

"Yuuya, ini mulai menggelikan. Berhenti berkata 'menunggumu' atau semacamnya." Kiyoshi bangkit dari sofa, hendak berjalan ke kamarnya. "Aku mau tidur."

"Hei!" Yuuya berteriak kesal, menyusul Kiyoshi ke dalam kamarnya.

"Mau apa?! Kamarmu di sebelah!" Kiyoshi mendorong kasar tubuh Yuuya agar keluar dari kamarnya.

"Tsk! Apa salahnya?! Tou-san dan Kaa-san sedang pergi!" Yuuya balas berseru. "Hei! Setidaknya biarkan malam ini aku tidur di kamarmu!"

"Sopan sedikit dengan kakakmu, sialan!" Kiyoshi membentak.

Yuuya menatap kesal kakaknya itu. Ia balas mendorong tubuh Kiyoshi dengan lebih kuat, lalu menghempasnya ke atas ranjang. Kiyoshi melotot. "MAU APA KAU?!" Ia berusaha mendorong tubuh Yuuya yang berada di atasnya.

Yuuya tak kehabisan akal. Ia menahan pergelangan tangan Kiyoshi dengan satu tangan, lalu menyunggingkan seringai. "Aniki~" Ia mengusap lembut pipi Kiyoshi, membuat si pemilik pipi itu merinding.

"Minggir!" Kaki Kiyoshi berusaha menendang tubuh Yuuya.

"Kiyoshi-nii..." Yuuya menarik paksa dagu Kiyoshi agar menatap matanya langsung. "Kau ingin kuperlakukan dengan kasar, hm? Mengalah lah sesekali dengan adikmu ini."

"Tidak! Minggir kau!" Kiyoshi berusaha menggerakkan tangannya yang tertahan.

"Kiyoshi! Berhenti memberontak atau kau akan kuperlakukan dengan lebih kasar!" Yuuya sedikit membentak Kiyoshi. "Aku hanya ingin tidur denganmu, mengerti? Tidak lebih!"

Kiyoshi menghela napas pelan. "Yuuya, aku lelah..." Ucapnya dengan suara lemah. "Lepaskan tanganku. Sekarang terserah kau sajalah. Aku mau tidur."

Yuuya menurut, ia segera melepaskan tangan Kiyoshi. Membiarkannya tidur menghadap dinding dan membelakanginya. Yuuya masih menatap Kiyoshi yang kini mulai terlelap. Senyuman tersungging di bibirnya.

Hanya pada waktu Kiyoshi tertidurlah, Yuuya dapat melihat kakaknya yang temperamen itu tenang. Dapat melihat wajah polosnya. Yuuya lalu berbaring di samping Kiyoshi, menghadap punggung Kiyoshi. Tangannya melingkari pinggang kakaknya, lalu memeluknya dengan lembut.

Tanpa Yuuya sadari, Kiyoshi belum sepenuhnya tertidur dan jantungnya berdebar kencang ketika tangan adiknya memeluk tubuhnya.

.

.

.

"Kiyoshi!" Seruan seorang wanita menyapa di pagi hari. "Kau lihat Yuuya? Dia tidak ada di kam—"

Dan ia membuka pintu kamar Kiyoshi. Menampakkan kedua sosok saudara yang kini masih tertidur dengan posisi yang sama seperti semalam.

"Yuuya! Kiyoshi!" Kembali wanita itu—ibu mereka —berseru. "Ya ampun, kalian ini ngapain?!"

Kiyoshi yang mendengar suara jeritan indah ibunya segera terbangun. "Hm? Ada apa, sih, Kaa-san..." ia menggosok kedua matanya pelan. "Ini masih pagi..."

Begitu Kiyoshi berusaha bangun, ia menyadari bahwa yang membuat ibunya menjerit adalah 'ini'. Refleks, Kiyoshi menendang tubuh Yuuya hingga ia jatuh dari tempat tidur. Yuuya mengaduh kesakitan. "SAKIT, WOI!" Teriaknya kesal.

Tapi kemudian Yuuya terdiam, kaget melihat ibunya sudah pulang. "Eh, Kaa-san. Kapan Kaa-san pulang?" Yuuya menyunggingkan senyum tipis.

"Baru tadi." Ibunya menjawab. "Kaa-san mencarimu di kamar, tapi tidak ada. Kenapa kamu tidur dengan Kiyoshi? Apa kalian..."

"Ah, itu-" Kiyoshi hendak menjelaskan, namun dipotong.

"Aniki takut tidur sendirian, makanya kutemani semalam." Potong Yuuya. "Kalau masalah aku memeluk Aniki, sih, mana aku tahu. Aku, kan, sedang tidur."

Ibu mereka menghela napas lega. Takut kalau-kalau anak mereka berubah menjadi penyuka sesama jenis, parahnya lagi mereka bersaudara. "Ah, baguslah kalau begitu. Ayo, sarapan. Kaa-san sudah memasak untuk kalian."

Kiyoshi dan Yuuya mengangguk. Ketika Ibu mereka berbalik membelakangi mereka, Yuuya mengambil kesempatan itu untuk mengecup sekilas bibir Kiyoshi, cukup untuk membuat Kiyoshi merona walaupun wajahnya terlihat marah dan kesal.

Ah, Nyonya Miyaji. Andai anda tahu yang sebenarnya terjadi...


To Be Continue~


Huwaaaa~~~

Kejadian juga bikin Incest!Miyaji xD terus dukung yaaa, biar rajin ngetiknya ^w^

Masih dalam pembangunan karakter, makanya gak bisa langsung tusuk /BAHASAWOI

Dan untuk karakter Yuuya, doi kan sifatnya gak jauh beda sama kakaknya, tapi gak tsun! /dilemparnanas

See ya next chap, minna ^^ review?

.

P.S.: Arigatou buat mbak Kuga yang udah bantuin saya banyak banget buat nih ff xD