Jika Sakata Gintoki ditanya, ia ingin menikah dengan siapa, ia tak akan ragu untuk menjawab Ketsuno Ana. Gadis berambut pendek warna coklat itu benar-benar cantik dan manis. Tetapi Gintoki tentu saja tahu, ia tak akan bisa menikahi gadis peramal cuaca itu. Lagipula, jikapun bisa ia juga tak akan melakukannya.
Karena bagaimanapun, ia adalah ayah dari Kagura dan Shinpachi. Meskipun bukan anak kandungnya, ia menyayangi keduanya dengan sangat. Mereka berdua adalah anak kurang ajar yang seenaknya saja masuk ke hidupnya. Dan seenaknya saja membuat Gintoki ingin melindunginya. Karena itu Ketsuno Ana yang manis dan anggun bukan ibu yang tepat untuk dua anak kurang ajar seperti mereka.
Gintoki sudah menyadari hal ini jauh-jauh hari, bahwa ada seorang perempuan yang sangat cocok untuk menjadi ibu dari kedua anaknya. Ia berambut coklat, dan cantik seperti Ketsuno Ana. Tetapi sifatnya benar-benar kebalikan dari Ketsuno Ana. Ia berdada rata, kasar, pemarah, sama sekali tidak feminim, dan hanya bisa membuat masakan gosong.
Tapi Gintoki tahu, ada satu kelebihan dari gadis itu yang tidak dimiliki oleh Ketsuno Ana, ataupun gadis manapun. Bahwa kedua anaknya sudah menganggap perempuan itu sebagai bagian dari yorozuya. Sang anak gadis menganggapnya sebagai ibu, dan sang anak laki-laki merupakan adik kandungnya.
Bukankah dengan begitu keluarganya akan lengkap jika ia menikahi Shimura Tae, dan menjadikan perempuan itu ibu dari anak-anaknya?
.
.
Dua Anak dan Seorang Ibu
By raavalisha
Sakata Gintoki and Shimura Tae
Gintama Hideaki Sorachi-Sensei
Ini hanya fiksi penggemar yang didasarkan kecintaan Raava terhadap hubungan Gintoki dan Otae. Mereka mungkin belum sampai pada tahap cinta, tetapi Otae menghormati Gintoki, dan Gintoki peduli dengan Otae. Bukankah itu cukup?
Warning: OOC, typo(s), eyd 404, semi canon.
Diharapkan sudah menonton Gintama sampai episode 352
.
.
Ruangan itu diterangi dengan lampu redup berwarna senja yang berjajar. Ada banyak futon yang dijabarkan. Diisi oleh orang-orang yang mengistirahatkan diri setelah peperangan yang melelahkan siang tadi melawan ras Shinra dan Dakini. Merupakan keajaiban mereka bisa menang, tetapi mereka tahu bahwa hal itu adalah kemenangan yang sementara. Perang belum benar-benar berhenti, dan mereka tidak tahu apa yang akan menyambut di hari esok.
Salah satu dari yang berbaring di futon yang berjajar itu adalah Sakata Gintoki. Ada Kagura dan Shinpachi disamping kanannya, sementara Otae dan Hedoro yang sudah berubah menjadi Hevandorogon duduk disebelah kanannya. Ia benar-benar lelah, tapi orang-orang di sampingnya tidak membiarkannya tidur.
Otae dan Hedoro terus-terusan membuat keributan, sementara Shinpachi entah mengapa sama sekali tidak melakukan tsukkomi. Mana ia disamakan dengan kecoa oleh Hedoro, dan si Otae malah mengatainya lebih rendah dari kecoa setelah mengatakan bahwa Gintoki perlu beristirahat. Kembali tenang ketika Gintoki memprotes Otae untuk tidak main-main dengan Hevandorogon.
Sang anak berkacamata kemudian mengembalikan suasana, "Tapi kau benar-benar butuh istirahat. Besok dan seterusnya, perang akan terus berlanjut."
Gintoki yang masih jengkel berteriak, "Katakan hal itu pada kakakmu!"
Shinpachi tidak menjawab protesan Gintoki, ia melanjutkan kalimatnya, "Kalau tidak salah, selama ini kau terus bertarung. Kau terus bertarung hingga babak belur. Sebenarnya, kau pasti sangat kelelahan bukan?"
Kemudian kilas balik pertarungan Gintoki di mulai. Kalau diingat, ia memang sudah banyak bertarung selama ini. Gintoki tidak menyadarinya karena ia hanya berusaha bertahan hidup demi melindungi kedua anak kesayangannya. Selesai menatap Shinpachi, ia mengalihkan pandangan ke anak gadisnya yang sejak masuk ruangan sama sekali tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Tumben, Kagura yang selalu cerewet dan bermulut kasar itu tidak terdengar suaranya.
Ekspresi Gintoki melunak, tersenyum saat ia melihat anak gadisnya yang tertidur dalam kondisi duduk. Gadis berusia 14 tahun itu pasti sudah sangat kelelahan. Ia mendudukkan dirinya, mendekati Kagura dan mengangkat badan ringan Kagura. Gintoki memulai kalimatnya, membalas Shinpachi, "Aku juga ingin mengatakan hal itu pada kalian. Lagipula aku juga melibatkan kalian berdua. Untuk orang yang tidak pernah digaji, kinerja kalian bagus sekali. Kalian sudah sangat membantuku."
Dibaringkannya si anak gadis pada futon yang sebelumnya ia pakai. Ia tarik selimutnya, menghangatkan tubuh sang anak gadis. Sementara Gintoki menempati tempat Kagura disamping Shinpachi. "Tetapi, mungkin karena kalian bersama orang dewasa sepertiku yang tidak bisa diandalkan, kalian berdua bisa menjadi lebih kuat."
Tersenyum lagi menatap anak gadisnya yang benar-benar terlelap, kemudian ketika ia menoleh kepada anaknya yang satunya, senyumnya semakin lebar. Anak laki-lakinya juga kelelahan, terantuk-antuk dalam posisi duduknya. Hah, barangkali Shinpachi tidak mendengarkan kalimatnya barusan.
Ia mengangkat sang anak laki-laki, membaringkannya di samping anak gadisnya. Sementara Otae tanpa diperintah mengambil bantal lainnya untuk adik laki-lakinya. Gintoki menerimanya, mengangkat kepala Shinpachi, dan menaruh bantal dibawahnya.
Hedoro beranjak pergi. Otae kemudian mematikan lampunya, mengambil tempat disamping Gintoki.
"Mereka mengambil alih futonmu ya?" Otae tersenyum kecil, "Jika saja mereka bisa menahan kantuk sebentar saja, mereka bisa mendengar pujian itu." Komentar Otae, dengan menatap Shinpachi dan Kagura.
"Itu berarti mereka masih perlu banyak belajar. Begitu juga dengan diriku."
Gintoki menatap lembut pada kedua anaknya itu. Terkadang ia berpikir, apa jadinya ia jika tidak bertemu dengan Shinpachi dan Kagura. Mungkin, ia masih terus terbayang oleh kesalahan masa lalunya. Gurunya, Shouyo-sensei, teman lamanya, Takasugi Shinsuke. Dan ia terus-menerus hidup tanpa tujuan yang jelas. Terluntang-lantung tanpa tahu untuk apa ia hidup. Kedua anaknya itulah yang membuatnya kembali hidup. Kembali merasakan bagaimana rasanya memiliki tempat pulang, memiliki rumah untuk kembali, yang bukan hanya sekedar tempat tinggal.
Tapi terkadang pula, Gintoki merasa bersalah karena telah melibatkan dua orang yang paling disayanginya kedalam masalah yang besar.
"Mungkin, akan lebih baik ya jika Shinpachi, Kagura dan juga kau tidak bertemu denganku. Kalian tidak akan menderita seperti ini." Gintoki memulai. Otae mengalihkan pandang dari kedua adiknya ke pemuda di sampingnya.
"Gin-san.. jangan berkata seperti itu. Shin-chan dan Kagura-chan tidak akan memaafkanmu jika mereka mendengarnya." Otae dengan nada kecewa membalas ucapannya.
Gintoki memandang wajah Otae, gadis cantik dihadapannya tersenyum. "Ada apa, Gin-san?"
Jika saja gadis didepannya menghilangkan sifat barbarnya, gadis ini pasti disukai banyak orang. Tapi, ia terlalu banyak menampilkan sifat kasarnya, sehingga orang-orang salah paham. Padahal ia gadis yang baik. Sangat baik malah. Bahkan Kagura menganggap gadis itu sebagai panutan untuk menjadi wanita dewasa.
"Hei, Otae.. " Panggil Gintoki lirih.
"Ya Gin-san?"
Perang masih permulaan. Ada masih banyak pertempuran yang harus dijalani. Gintoki sadar bahwa ia tidak bisa memastikan dirinya akan tetap bisa berada disamping mereka. Gintoki terkadang marah dengan masa lalunya yang menyeretnya seperti ini. Ia hanya ingin hidup damai bersama keluarganya saat ini. Tetapi orang-orang dari masa lalunya tidak pernah mengizinkan.
"Jagalah Kagura dan Shinpachi untukku." Nadanya sedih, dan gadis dihadapannya kehilangan senyumnya.
"Apa yang kau katakan sih. Tentu saja aku akan menjaga mereka berdua, mereka berdua adalah adikku yang berharga." Kemudian, Otae berbalik. "Kau sepertinya kelelahan, aku akan mengambilkan futon lain untukmu."
Gintoki diam saja, memperhatikan sang gadis tanpa niatan memprotes atau membantu. Otae menuju tempat persediaan futon. "Sepertinya sudah tidak ada tempat di kamar ini, haruskah kita mencari kamar lain?"
"Terserahmu saja."
Gintoki mengikuti langkah gadis itu. Mereka mencari kamar kosong, menemukan pada pintu ke empat yang dibuka Otae. Ruangannya tidak sebesar yang sebelumnya, tetapi itu cukup jika hanya untuk satu orang kan.
Otae menurunkan futonnya, menjabarkannya dan merapikannya dengan telaten. "Tidurlah disini, Gin-san."
Gintoki masih terdiam di pintu masuk. Pikirannya ke tempat lain. Ada kehangatan di hatinya ketika memperhatikan gadis yang masih sibuk menata futon. Kemudian, kakinya bergerak secara refleks, membawanya ke hadapan gadis berkuncir didepannya. Tangannya menarik gadis itu dalam pelukannya.
Sang gadis terkejut, tetapi tidak menolak.
Kemudian, ingatan mereka terbawa ke momen-momen masa lalu.
Ketika Otae mengakui bahwa Gintoki adalah tunangannya dan menggandeng pemuda itu demi membuat Kondo Isao berhenti mengejarnya.
Ketika mereka menikmati momen keluarga bersama di bawah mekarnya sakura. Gintoki, Otae, Shinpachi, dan Kagura.
Ketika Gintoki, dan Otae serta Kagura mengikuti kencan Shinpachi dengan gadis nekomimi. Dan perasaan tidak rela jika Shinpachi menemukan gadis lain.
Ketika Otae merawat Gintoki pada tragedi Benizakura. Meskipun caranya kasar, tapi gadis dipelukannya benar-benar telaten merawatnya.
Ketika Otae akan di jadikan istri dari Kyuubei, dan Gintoki ingat dalam sudut hatinya ia merasa sedikit tidak rela.
Ketika Kintoki merubah ingatan orang-orang, dan Gintoki berusaha mengembalikan orang-orang yang disayanginya. Ia mengambil pilihan untuk mati, daripada ia kehilangan keluarganya. Tetapi kemudian Shinpachi, Kagura, dan Otae malah memeluknya dan menyelamatkannya.
Ketika Gintoki, Kagura, dan Otae sakit sementara Shinpachi kerepotan merawat ketiganya, dan Otae memaksakan diri untuk ikut merawatnya.
Dan masih banyak momen lainnya yang ia lalui bersama ketiganya.
Bukankah sejak Gintoki bertemu mereka bertiga keluarganya sudah utuh? Ia memang sudah mengaku bahwa ia adalah ayah dari Shinpachi dan Kagura, tetapi ia belum memperjelas posisi Otae di hidupnya kan?
Gintoki mempererat pelukannya, sekarang ia yakin, "Otae, jadilah ibu dari Kagura dan Shinpachi. Mereka berdua adalah anakku yang sangat kusayangi." Gintoki tersenyum hangat. Ia akhirnya menemukan jawabannya.
Otae mulai membalas pelukan pemuda didepannya. Menikmati momen langka yang tidak biasanya terjadi. Tiba-tiba saja haru memenuhi hatinya. Meski air matanya menetes, Otae tersenyum, "Tentu saja, Gin-san."
Lalu, ketika mereka melepaskan pelukan mereka, rasa canggung menyelimuti mereka. Otae mengalihkan wajahnya yang memerah sempurna. Kemudian Gintoki tertawa, "Apa sih yang aku lakukan. Sepertinya aku benar-benar lelah."
"Kau benar, cepatlah beristirahat." Jawab Otae cepat. Ia kembali merapikan futonnya. "Nah.. tempatmu sudah siap." Otae mempersilahkan. Gintoki membaringkan badannya, dan Otae membantunya memakai selimut.
Selesai dengan Gintoki, Otae melangkahkan kakinya keluar ruangan, menutup pintunya. Ketika baru setengah tertutup, ia berbisik, "Oyasumi, Gin-san."
Gintoki tersenyum kecil.
Mungkin, jika suatu saat Gintoki benar-benar telah terbebas dari masa lalunya—juga jika ia bisa selamat dari perang ini— ia akan benar-benar mempersunting Otae menjadi istrinya.
Fin.
Eheem.. jadi.. anggaplah ini miss scene dari episode 352. Sumpah, geregeten banget ngelihat interaksi mereka. Rasanya kayak ngelihat keluarga utuh gitu. Apalagi waktu scene si Otae berduaan sama Gintoki, seolah Otae baru nyiapin futon buat Gintoki. Sumpaaah.. Otae kayak istrinya Gintoki. Kyaaa... dan kemudian jadilah fic abal ini T.T . sumpah, sedih banget di archive ff Gintama indo GinTae cuma ada 3 ff doang T.T isinya kebanyakan malah GinHiji, kan sebagai penganut straight syeediih..
Oh ya, ada beberapa hal yang pengen aku bagi soal GinTae dan alasan mengapa mereka pantas bersama. Meskipun kebanyakan itu shipper KonTae dan GinTsukki ya :(
1. Otae adalah karakter perempuan pertama yang dikenalkan oleh Sorachi, bahkan dari Kagura sekalipun. (Meskipun desain Kagura lebih dulu jadi.)
2. Saat Kondo pertama kali menstalking Otae, Otae mengatakan bahwa ia dan Gintoki adalah tunangan dan mereka pernah melakukan ini dan itu.
3. Sacchan selalu menganggap bahwa Otae adalah saingan terberatnya untuk mendapatkan Gintoki.
4. Orang yang pertama kali melihat Gintoki dan Otae kebanyakan berpikir bahwa mereka pasangan. (Kondo, Hijikata, Sacchan, Obi Wan)
5. Kagura menganggap bahwa Gintoki adalah ayah/kakaknya, sementara Otae adalah ibu/kakaknya. Kagura menggunakan mereka berdua sebagai panutan untuk menjadi dewasa.
6. Diantara semua karakter perempuan di Gintama yang dekat dengan Gintoki, Kagura paling menyukai Otae.
7. Gintoki menganggap bahwa ia adalah ayah dari Kagura dan Shinpachi (Shinpachi aslinya lebih ke kakak sih), dan mereka berdua menjadi segalanya bagi Gintoki. Jadi, jika suatu saat Gintoki memutuskan untuk menikah, Otae adalah perempuan dengan kesempatan terbesar untuk dipilih oleh Gintoki.
8. Yorozuya paling sering bepergian dengan Otae, terutama saat liburan.
9. Jika kita mengabaikan Kagura, Otae merupakan main heroine untuk Gintoki.
10. Diantara semua karakter perempuan, Sorachi memilih Otae sebagai perwujudan dari kehancuran orang yang dicintai Gintoki karena tangan iblisnya (Movie 2.)
11. Jika Gintoki sakit, ia akan dirawat oleh Otae.
12. Otae adalah karakter perempuan yang paling disukai oleh Sorachi. Di suatu wawancara Sorachi ditanya, diantara semua karakter perempuan, Sorachi ingin menikahi siapa, dan Sorachi menjawab Otae.
13. Otae paling banyak memerankan peran sebagai heroine (abaikan Kagura, karena Kagura dan Gintoki adalah seorang ayah dengan anak angkatnya.) Contohnya : Benizakura Arc, Yagyu Arc, Ryugujo Arc, Two years later Arc, Kintama Arc, Beam Sword Style Arc, Dekobokko Arc, Soul Switch Arc, Farewell Shinshengumi Arc, Movie 2 : Yorozuya yo Eien Nare. Dan dibanyak one shoot. Di Silver Soul Arc pun sepertinya Otae juga yang menjadi main heroine nya.
14. Pada arc Kintama, Otae menjadi orang pertama yang menyadari bahwa orang yang selama ini bersama mereka adalah Gintoki, bukan Kintoki. (Tama ingatannya tidak bisa dirubah, jadi ia tidak masuk hitungan.) Otae juga mendapat momennya sendiri, lebih dari 3 harem Gintoki yang lain.
15. Otae juga menjadi orang pertama yang menyadari Gintoki pada movie 2.
16. Otae menghormati Gintoki, dan Gintoki peduli dengan Otae.
17. Pada chapter 670, Otose mengatakan bahwa Otae mempunyai perasaan kepada Gintoki.
18. Jika seluruh harem Gintoki berkumpul, selalu Otae yang menjadi perwakilan. Dan diantara semua harem Gintoki, Gintoki paling dekat dengan Otae.
19. Tsukuyo tidak mungkin meninggalkan Yoshiwara, Sacchan hanya peduli dengan Gintoki. Sementara bagi Gintoki, Yorozuya adalah segalanya. Dan seluruh anggota Yorozuya menganggap Otae adalah bagian dari mereka.
