Wow, setelah fakum berapa tahun ternyata fanfic untuk fandom ini menjamur juga akhirnya.
#Ahem Allow me to publish another fanfic after long time fakum dari dunia penulisan dan forum KOEIndo (yes, forum tersebut sekarang aktif lagi! Feel free to join us!)
Plus~ Fanfic ini juga spesial saya persembahkan untuk sahabat karib saya PyroMystic yang belakangan ini kesem sem sama Xun Yu~
Dan Pindah aliansi menjadi Wei-ish seperti saya, akhirnya rencana saya berhasil *Play 3*
Malam itu bulan bersinar terang,
Sementara sebuah pesta cukup besar di adakan didalam aula besar istana Wei atas kemenangan mereka dalam perang ini. Sepasang penasehat yang seharusnya menjadi bintang pada malam ini lebih memilih untuk mencari udara segar di balkon istana sambil bertukar pikiran.
Guo Jia dan Xun Yu, Itulah nama kedua pria itu.
Sepasang sahabat yang sudah mengenal satu sama lain sepanjang mereka dapat mengingatnya[1]. Sepasang sahabat yang telah berbagi semua suka duka, ilmu, dan rahasia satu sama lain selama hidup mereka. Tak ada satu pun hal yang mereka sembunyikan pada satu sama lain, bahkan jika mereka berselisih pendapatpun.
Setelah diskusi yang panjang, kedua orang itu kini menikmati pemandangan yang disuguhkan di balkon tersebut ditemani dengan secankir arak.
"Hey Xun Yu…" Ucap sang pria berambut pirang sambil memandangi cangkir yang ada ditangannya. Sementara sang empu nya nama hanya melirik sang sahabat dari tempatnya duduk. Meski tidak mendapatkan respon apapun selain itu. Guo Jia melanjutkan, "Pernah kah kau membayangkan jika suatu hari nanti kita berdua berselisih pendapat dan pada akhirnya saling membunuh satu sama lain?"
"Bicara apa kamu Guo Jia? Apa kamu sudah mulai mabuk?" Tanya Xun Yu sebelum meminum dicangkirnya.
Guo Jia tertawa kecil sebelum kembali berbicara, "Yang benar saja, aku? Mabuk?[2] Kau bercanda."
Sebelum Guo Jia meneguk minumannya lagi, tangan kanan Xun Yu segera menahannya. "Guo Jia, kau sudah terlalu banyak minum. Tidak baik untuk kesehatanmu! Yang Mulia Cao Cao membutuhkanmu untuk perang selanjutnya."
"Untuk apa kau khawatir? Yang mulia masih memiliki Jia Xu, Xun You dan tentu saja dirimu."
"Tidak ada yang dapat digantikan didunia ini." Jawab Xun Yu singkat.
"Oh, apakah itu alasan sampai kau lebih memilih setia kepada Kerajaan Han ketimbang Yang Mulia Cao Cao?" Xun Yu terdiam, pertanyaan itu merupakan sambaran petir untuknya. Guo Jia melanjutkan sambil memincingkan mata, "Xun Wenruo, Aku tau semua isi surat-surat mu yang kau sembunyikan.[3]"
Suasana menjadi sangat tegang dalam sekejap.
"Jadi itulah alasanmu membawa ku kesini?." Ucap Xun Yu yang perlahan-lahan menarik kembali tangannya. Meskipun Xun Yu dapat menahan ekspresi wajahnya dari apa yang ia rasakan saat ini, tetapi kedua kakinya secara reflek mundur kebelakang.
Melihat reaksi sang sahabat, Guo Jia menutup mata dan menghela napas panjang. Disaat itu pula, Xun Yu menyadari bahwa ia telah dipermainkan oleh sahabatnya sendiri. Guo Jia kembali menatap sahabatnya, kali ini dengan pandangan kecewa, "Sudah kuduga."
"Lalu apa yang akan kau lakukan Guo Jia? Melaporkan ku pada Tuan- "
"Dan menghinati sahabatku sendiri?" Potong Guo Jia sambil melangkahkan satu kaki kedepan dengan keras. Rasa sakit yang terpancar dari kedua mata Guo Jia membuat Xun Yu membuang muka. Guo Jia meletakkan cangkirnya diatas pagar balkoni, sebelum tangan yang satu lagi memegang kepalanya, "Bertahun-tahun kita berteman dekat layaknya saudara. Tapi kenapa aku tak bisa mengerti jalan pikiranmu yang lebih memilih Dinasti Han yang sudah jelas-jelas hancur ketimbang Yang mulia Cao Cao!."
"Sang Kaisar adalah satu satunya figure yang harus kita layani!." Balas Xun Yu.
"Bagaimana bisa kau dengan entengnya menyebut Kaisar Xian yang tidak kompeten itu sebagai orang yang harus kita layani? Apa yang salah dengan otakmu? Apakah kau benar-benar Xun Wenruo yang ku kenal?" Balas Guo Jia sengit.
"Kau tidak mengerti Fengxiao!. Kita dapat menghindari perpecahan di tanah ini jika kita bersatu dibawah kepemimpinan sang Kaisar!."
Guo Jia terbelalak, tak dapat percaya dengan apa yang ia dengar, "Kau sudah melihat buktinya kan? Para rakyat menderita dibawah pemerintahan Kaisar Xian!. Penghianatan sorban kuning, kemiskinan, pencurian dan sekarang karena ketidak kompetenan nya sang Kaisar perang terjadi dimana-mana!."
"KAU TIDAK MENGERTI FENGXIAO!"
"KALAU BEGITU, BUATLAH AKU MENGERTI WENRUO!"
Seketika itu suasana menjadi hening untuk sesaat.
Guo Jia menghela napas panjang, ia segera membalik kan badan, tak mampu menatap sahabatnya lebih lama lagi, "Aku tak akan melaporkan mu, dan aku tak akan memaksamu untuk mengubah pendirianmu. Sebagai sahabat, satu-satunya hal yang bisa kulakukan padamu adalah mendengarkan dan memberi nasehat jika kau membutuhkannya. Karena…"
"…Sejatinya manusia hanya bisa berubah karena kemauan mereka sendiri." Ucap Guo Jia dan Xun Yu bersamaan.
Dalam sunyi, Guo Jia meninggalkan sang sahabat berdiri sendirian dibalkon tersebut dan di bawah langit yang bertabur bintang. Xun Yu meratap, "Bahkan sahabatku menghianatiku."
Boundless grasses over the plain
Come and go with every season;
Wildfire never quite consumes them —
They are tall once more in the spring wind.
Sweet they press on the old high- road
And reach the crumbling city-gate….
O Prince of Friends, you are gone again….
I hear them sighing after you.
Grasses – Bai Juyi
End
Author Note :
[1] Historical Fact : Menurut catatan sejarah Guo Jia dan Xun Yu berasal dari provinsi yang sama. Guo Jia pula diterima bekerja dibawah Cao Cao atas rekomendasi Xun Yu.
[2] Headcanon : Guo Jia memiliki level toleran alchol yang cukup tinggi.
[3] Historical Fact : Saya pernah membaca, sebelum Xun Yu wafat, beliau meminta agar surat-suratya dibakar. Saya dan Pyro beranggapan bahwa surat ini merupakan konspirasi untuk mengembalikan Han seperti semula~.
