BAGIAN 1

Suara gaduh yang ditimbulkan 2 murid kesayangan Star Moon High School dikoridor pagi ini, membuat guru bimbingan mereka harus kembali mengoceh seperti hari-hari biasanya. Padahal ini masih sangat pagi, bahkan memasuki jam pelajaran pertama pun belum.

Kalau tak adu mulut seperti pagi ini, ya pastinya adu jotos. Kapan sih mereka bisa akhur?

Ya,, itulah kebiasaan 2 murid yang hobi membuat rusuh. Lee sungmin dan lee yang sama-sama pintar, sama-sama tampan, sama-sama populer, sama-sama keras kepala, dan sama-sama berjakun. –oh oke, yang terakhir jangan terlalu dipikirkan.

"apa kalian pikir sekolah ini milik nenek kalian berdua, heh?!" bentak kim heechul, guru BK yang sedang melakukan kegiatan rutinnya -mengomeli sungmin dan donghae- diruangannya. Sungguh, hampir setiap hari 2 makhluk didepannya itu selalu membuat ulah. Bisa-bisa pita suaranya putus karena terus-terusan berteriak.

"tentu saja bukan, seonsaeng. Sekolah ini kan milik ayahnya yunho"

GEPLAKK! 0

Sebuah telapak tangan berhasil meluncur keubun-ubun muridnya yang berwajah 'cute' tapi menenggelamkan. (menghanyutkan sudah terlalu mainstream )

"kunyuk yang satu ini, benar-benar!" heechul menghampiri sungmin yang sedang mengusap-usap kepalanya. "kau itu murid macam apa hah?! Jangan mentang-mentang prestasi akademikmu bagus, kau jadi bertindak seenak moyangmu!" bentakkan kembali meluncur dari mulut seorang kim heechul.

"kkk~" siswa yang berdiri disamping murid yang baru saja kena geplakan itu terlihat terkikik.

"dan kau, lee donghae!" heechul menunjuk satu muridnya lagi dengan geram. "jangan mentang-mentang prestasi non-akademikmu bagus, kau juga jadi bertindak seenakmu!. Dan jangan pernah sekali-kali tertawakan sungmin!" kini giliran donghae yang kena bentak.

"dan untukmu juga. Jangan tertawa!" oke, pria berwajah cute itu kembali kena dampratan oleh gurunya. "lebih baik tertawakan diri kalian sendiri yang mengenaskan! Sekarang, kalian kembali kekelas masing-masing. Dan jika besok pagi kalian membuat keributan lagi, maka kepala sekolah yang akan langsung mendamprat kalian!" serentetan kalimat disampaikan heechul dalam nafas sekali tarik. Sungguh, dia sangat jengah dengan kasus Hae-Min ini.

Yang dimarahi bukannya minta maaf, ataupun merasa bersalah, syukur-syukur bisa tobat, eh malah saling cekikikan tidak jelas. Apa itu tidak sialan?!

JDERR!

Mereka langsung mendapat lemparan deathglare dari heechul. Kedua anak adam itu langsung menciut dan membungguk kemudian keluar dari ruang BK tersebut. Bukan berarti setelah dimarahi habis-habisan oleh heechul tadi, mereka akan pelukan teletubies, minta maaf, kemudian damai. Bagaimanapun, mereka adalah rival.

Sekali RIVAL tetap R.I.V.A.L.

"shitt!" umpat sungmin berkali-kali. Malam ini, dia baru pulang sekolah karena dia barusaja kena hukum dari guru konselingnya. Ya,, apalagi kalau bukan buat ulah dengan rival sejatinya, Donghae.

"arghh! Brengsek! Dasar Lee Dongdong sialan!" teriaknya berulang-ulang saking kesalnya mengingat liciknya si Donghae.

Flash back on

Waktu istirahat datang. Saatnya anak-anak SM High School untuk istirahat. Sungmin berjalan santai di koridor lantai dua hendak ke kantin dengan kedua temannya, Eunhyuk dan Ryeowook.

"Hyung.." Ryeowook menyenggol lengan Sungmin dan mengendikkan dagunya kearah depan kelas musik. "Donghae tuh"

Sungmin mengikuti arah pandang Ryeowook , dan benar saja, Donghae sudah stand by didepan kelas musik. "bermain lagi hari ini, mungkin tak masalah" senyum licik terukir di bibir shape M nya. Namja itu tetap melangkahkan kakinya dengan tatapan lurus kedepan, tidak peduli dengan keberadaan Donghae yang semakin dekat dengannya.

Donghae berdiri didepan pintu ruang musik dengan Henry dan Zhoumi. Tatapannya membidik penuh selidik kearah namja bergigi kelinci yang berjalan semakin dekat dengannya.

Syuutt~

Siulan Zhoumi berhasil mengundang death glare Sungmin ketika melewati mereka. "dia terlalu sayang untuk dikatakan anak berandal. Bukankah begitu, nly?" tanya namja jangkung itu kepada namja berpipi chubby yang berdiri disebelahnya.

"waw.." pukau Henry pura-pura terpesona. "benar, Mi. Dia bahkan terlalu manis untuk dikatakan anak nakal. Dia pantas disebut anak mamih!" puk! Henry mengacungkan jempolnya kearah Sungmin, kemudian membalikkannya.

Sungmin tak merespon. Dia tetap jalan dengan coolnya. Menurutnya, meladeni hal yang tak bermutu itu hanya buang-buang waktu.

PUK!

"ups.. sengaja.." celetuk Donghae dengan cengirannya setelah bungkus permen yang ia lempar berhasil mengenai tengkuk Sungmin.

Sungmin yang notabenenya anak yang tidak memiliki diskon kesabaran akhirnya menghentikan langkahnya dan menatap geram kearah rivalnya. Sama sekali tak terlihat seram, tapi terkesan imut.

"kenapa?" donghae menyandarkan bahunya di tembok koridor.

"heh! Pendek!" mata foxy Sungmin menatap nyalang kearah Donghae. Sungguh, namja ikan itu selalu mencari gara-gara dengannya.

Donghae terhenyak mendengar panggilan Sungmin yang mengatakan 'pendek' padanya. Apa-apaan itu?! "ya! Ya! Ya! Apa maksudmu, buntet?!" tak mau kalah, ia juga melemparkan julukan barunya untuk rivalnya.

"ya! Kau cari ribut denganku, yah?!" Sungmin sudah ancang-ancang menggulung lengan kemejanya sampai siku.

"siapa takut. Ayo kita selesaikan!" smirk!

Suasana mulai kacau, anak-anak mulai berdatangan dan menonton mari-berkelaho-Sungmin-Donghae. Tapi baru saja perkelahian akan dimulai, tiba-tiba saja guru bimbingan mereka datang. Heechul datang dengan membawa toaknya. Suasana berubah menjadi sepi, tak terkecuali juga untuk Hae-Min yang malah melakukan roll eyes.

"baru pagi tadi kubilang untuk tak berbuat ulah lagi! Apa kalian idiot, hah?!" Heechul berteriak mantap dengan toaknya yang membuat semua orang ditempat itu langsung bungkam telinga. "ikut aku!" serunya.

Sekarang mereka berdua –tepatnya bertiga- berada diruangan Heechul. Menurut kedua murid itu, ruangan ini sudah lebih banyak mereka kunjungi dari pada tempat terfavorit mereka.

"seonsaeng bilang, jangan buat keributan besok pagi. Berarti kalau buat keributan siang ini boleh, kan?"

PLETHAK!

Heechul melayangkan belaian sayang ke kepala Donghae. "Apa otak kalian sudah geser, hah?! Kalian ingin aku laporkan ke kepala sekolah?!" teriaknya. Hae-Min menggeleng. Ya, tidak salah yang menjadi guru BK adalah Kim Heechul. Karena dia adalah guru tergalak di sekolah ini. "Kalian ingin di keluarkan dari sekolah? Ingat! Sebentar lagi kalian itu ujian! Lebih baik kalian gunakan waktu untuk belajar!"

Bukannya mendengarkan, mereka berdua malah asik dengan dunianya sendiri-sendiri. Donghae cengar-cengir gaje. Sungmin bersenandung kecil. "Kau, Donghae!" Donghae terlonjak saat gurunya memanggilnya.

"Ne, Saem?"

"Kau kuhukum untuk membersihkan seluruh gudang di sekolah ini."

"Bwp ... hmpt ..!" sungguh, Sungmin hampir saja meledakkan tawanya. Tapi dia massih ingin hidup. Jadi, dia menahannya.

"Dan kau, Sungmin!" tawa yang Sungmin tahan langsung lenyap. "Kau kuhukum membersihkan seluruh toilet yang ada di sekolah ini! Termasuk toilet guru!"

JDERR!

Sungmin hampir melahap Heechul, jikasaja dia tak segera mengatupkan lagi mulutnya. Ini terlalu horror untuk ukuran anak manis seperti dirinya. "Apa?! Kenapa aku yang paling berat?" protesnya.

"Tidak ada bantahan! Membantah atau hukumannya 2X lipat!" final! Dia sudah tidak bisa berkutik apapun. Kali ini Donghae yang mati-matian menahan tawanya. Dan dia masih cukup waras untuk meledakkannya sekarang.

FLASH BACK OFF

Dengan kesal Sungmin menendang apa saja yang ada di depan kakinya sepanjang perjalanan pulang ke apartemennya.

TANG!

Kesalnya ia lampiaskan ke sebuah kaleng usang yang baru saja mengenai kakinya. "Sial!" umpatannya tak henti-hentinya keluar. Sepertinya uri Sungmin benar-benar kesal dengan rivalnya.

TRAKK!

Dengan kekesalan yang sudah mencapai ubun-ubun, Sungmin menendang kaleng itu dengan sekuatnya sampai terlempar masuk ke dalam tong sampah di depan gedung apartementnya.

DUAKK!

"Aduh!"

Baru saja kakinya mau melangkah, Sungmin harus kembali terhenti ketika telinganya menangkap suara rintihan kecil. Dia memiringkan kepalanya, 'mungkin hanya halusinasiku saja' batinnya.

"Aduh-aduh bokongku ..."

Sungmin kembali berhenti saat dia baru melangkahkan kakinya. Dia mengedarkan pandangannya, tapi dia tak menemukan siapapun. Bulu kuduknya sedikit meremang. "Masa ada hantu di tempat keramaian begini? Mustahil." hiburnya pada dirinya sendiri.

"Ini di mana, sih? Astaga! Bau banget! Huekk..!"

Tapi sepertinya pria bergigi kelinci itu harus kembali merinding sampai jempol kakinya saat gerutuan itu kembali terdengar. "Ya! Siapa yang coba-coba mengerjaiku?!" serunya. Sungguh! Walaupun dia yang terkenal gentle dan jago martial art, tapi kalau keadaannya seperti ini, sih. Dia benar-benar takut. "Shit! Ini tidak lucu! Keluar kau! Tunjukkan wujudmu!" Sungmin sedikit ragu juga sih kalau itu manusia apa hantu. Bisa saja kan ini akal-akalan si Donghae? Tiba-tiba matanya membulat ketika melihat tong sampah yang tak jauh darinya bergoyang-goyang dengan sendirinya.

"Eh! Eh! Eh!"

Sungmin mulai ambil langkah mundur saat terdengar suara dari dalam tong sampah.

BRUKK!

"Aduh!"

Sungmin hampir tersedak salivanya sendiri saat melihat tong sampah itu jatuh dan menggelinding ke arahnya dengan sendirinya. "Kyaaa!" Sungmin berteriak heboh saat melihat dua tangan dan kepala menyembul dari dalam tong sampah tersebut. Dengan kaki 1000, Sungmin langsung mencari tempat sembunyi. Sosok yang ada di tong sampah tersebut berhasil keluar dan menggerutu tak jelas tentang bajunya. Sungmin kembali mengintip dari sela lubang pagar gerbang dan kembali berteriak heboh, "Kyaa! Hantuu!"

Sosok itu celingukan dan mengedarkan pandangannya. "Hantu? Mana ada hantu?" monolognya. "Eh, ini di mana?" sosok itu mulai melangkahkan kakinya memasuki area apartement. "Annyeong ..." sapanya ketika melihat tubuh mungil yang sedang meringkuk di dekat gerbang.

Sungmin mendongak dan kembali histeris. "Kya! Pergi! Pergi! Jangan ganggu hidupku, setan bodoh!" oke, dia terlihat seperti orang idiot sekarang. Hey, Min! Kau sekarang sedang menjadi pusat perhatian karena disangka gila teriak-teriak sendirian! "Shit!" umpatnya saat sadar semua orang yang lewat di sekitarnya sedang memperhatikan tingkahnya.

"Hey ... kau kenapa?"

Sungmin merinding saat suara itu kembali menyapa telinganya. "Jangan ganggu hidupku, sialan!" cicitnya, takut-takut.

"Ya! Kau fikir aku hantu, ya?" sosok itu berjalan mendekati Sungmin.

GRUSUK!

Dengan cepat Sungmin langsung beringsut mundur.

"Aku bukan hantu. Kakiku napak di tanah, tuh!" sosok yang mengaku bukan hantu itu menunjuk kakinya. Dan dengan nyali yang pas-pasan, Sungmin mengarahkan pandangannya pada kaki sosok itu. dan benar, kaki itu menginjak tanah. "Berdirilah ... tak usah takut."

"Ekhemm!" sial! Aku bertransformasi menjadi orang bodoh! Sungmin kembali menata wajah stay cool-nya dan berdiri. Gengsi yang sudah mengakar pada dirinya, membuatnya enggan mengakui bahwa tadi dia hampir saja pipis di celana. "Kau siapa?" tatapan mata setengah mencibirnya ia layangkan ke sosok di sampingnya. Matanya mengamati dari ujung kepala sampai ujung kaki. 'mirip pangeran di bungkus mie instan Indonesia, sarimie.' Monolognya dalam hati. "Kau makhluk dari mana?" belum sempat sosok itu menjawab, Sungmin kembali mengajukan pertanyaannya.

"Aku Kyuhyun. Cho Kyuhyun." Jawab sosok itu memperkenalkan dirinya.

Sungmin mengangkat sebelah alisnya. Bingung. "Kau bukan jelmaan bungkus mie Sarimie?" oke, ini pertanyaan paling bodoh yang pernah keluar dari mulut seorang Lee Sungmin.

"Sarimie? Bukan." Jawab Kyuhyun polos.

"Sudahlah!" Sungmin mengibaskan tangannya, kemudian berbalik, beranjak pergi meninggalkan Kyuhyun. Mau pangeran Sarimie kek, bukan kek, dia tidak peduli. Sungguh! Ia ingin cepat-cepat berbaring di kasurnya. Tubuhnya benar-benar lelah.

Kyuhyun hanya tersenyum –setengah menyeringai-melihat Sungmin pergi meninggalkannya di tempat itu. 'tak masalah.'

TBC! ^^