Never sorry for loving you
.
Genre
Romance
Cast/Pairing
YunJae, Yoosu
.
Warning
Yaoi, miss typo, cerita terlalu pendek
.
Disclaimer
I own nothing except the story line
.
Chapter 1
.
.
"Ungg~" seorang namja manis mengerang tidak nyaman di atas tempat tidurnya. Menggeliat sebentar, iapun mulai membuka kedua kelopak matanya, memamerkan pada dunia dua buah mata doe-nya yang berbinar cerah. Perlahan, ia mulai bangkit dari sambil mengucek matanya sebentar.
"Omo~ hari ini Su-ie ulang tahun! Kenapa aku bisa lupa!?" katanya tiba-tiba, ia segera berdiri, namun tiba-tiba sebuah lengan kekar melingkar dipinggangnya.
"Eh?" ia menoleh dengan bingung.
"Ya, pagi-pagi sudah ribut."
"GYAAAA!" namja cantik itu langsung berteriak histeris begitu melihat seorang namja lain berada di tempat tidurnya.
"Yah! Apa yang kau lakukan disini?! Siapa kau? Kenapa…kenapa… aishh.."
Sementara Jaejoong panik, namja yang tidur di ranjang miliknya itu malah duduk dengan tenang sambil menguap lebar.
"Pagi Boojaejoongie.." ujarnya sambil tersenyum lembut.
Jaejoong, namja cantik tadi, menatap namja itu tidak percaya. Bagaimana bisa ia bisa bersikap santai begitu? Tunggu dulu… KEMANA BAJU NAMJA ITU!?
"GYAAAA!" sekali lagi Jaejoong berteriak histeris. Ia segera menarik selimut putih yang berada di kasur, kemudian segera menggunakannya untuk menutupi tubuhnya hingga hanya wajahnya saja yang terlihat.
Namja tadi hanya tertawa melihat kelakuan Jaejoong. Ia kemudian mendekati Jaejoong bersiap untuk menciumnya.
Jaejoong segera menundukkan wajahnya begitu menyadari apa yang akan dilakukan namja asing itu. Entah kenapa, sekarang ini jantungnya berdegup kencang tidak karuan. Wajahnya juga terasa memanas. Padahal, memangnya siapa namja itu? Kenal saja tidak…
Namja itu hanya tersenyum menyadari tindakan Jaejoong tadi yang seperti menghindarinya. Ia kemudian mengusap pelan kepala Jaejoong yang tertutup oleh selimut.
"Annyeong, Jung Yunho imnida," ucap namja itu.
"Nu-nugu?" jawab Jaejoong gugup.
"Namjachingu-mu. Dan kau tidak perlu menutupi tubuhmu seperti itu, kau kan mengenakan baju," jawabnya.
"M-mwo? Namjachingu-ku? Ta-tapi aku bahkan tidak mengingatmu," ucap Jaejoong. "Aku tidak mengenalmu, mungkin kau salah orang."
Yunho tertawa. "Setiap pagi selama kurang lebih tiga tahun ini, kau pasti akan mengatakan hal itu," ujarnya.
Jaejoong membelalak kaget. Tiga tahun?
"Sekarang tanggal berapa?" tanya Yunho tiba-tiba.
"Eh? Umm…tanggal 15 Desember."
"Tahun?"
"2009 tentu saja."
Yunho tersenyum lembut, kemudian menggelengkan kepalanya. "Hari ini tanggal 9 November 2012."
"Mwo? Kau pasti bercanda. Hari ini tanggal 15 Desember, hari ulang tahun Junsu, sepupuku. Aku tidak akan pernah lupa!"
"Cobalah telepon dia," ujar Yunho sambil menyodorkan telepon genggamnya.
Jaejoong segera mengambilnya dan men-dial nomor Junsu.
"Su-ie!" sambut Jaejoong ceria begitu mendengar suara Junsu di ujung sana. "Saeng…"
"Hyung~ hari ini aku tidak ulang tahun," jawab Junsu dengan suara mengantuk.
"Mwo? Yah! Apa kau bersekongkol dengan namja asing itu?" sungut Jaejoong sambil mempoutkan bibir mungilnya.
"Kalau namja asing yang kau maksud itu adalah Jung Yunho, tidak, aku tidak bersekongkol dengannya. Dia memang namjachingu-mu hyung."
Jaejoong hanya melongo tidak percaya mendengar ucapan Junsu. Ia kemudian menatap Yunho penuh curiga.
"Hyung, untuk lebih jelasnya, kau tanya pada Yunho-hyung saja ya. Bye~" Junsu segera menutup sambungan teleponnya. Tidak membiarkan Jaejoong bicara padanya lagi.
Jaejoong menghela napas sambil mengurut keningnya. Kejutan macam apa ini? Dia sebal sekali, jangan-jangan Changmin mengerjainya lagi?
"Agak sulit diterima ya…" ucap Yunho sambil menatap lembut Jaejoong. Jaejoong hanya membalasnya dengan anggukan yang lebih terlihat seperti dipaksakan.
"Aku akan menjelaskannya nanti, aku mau mandi dulu," lanjut Yunho. Ia kemudian berdiri dan berjalan keluar.
"Tidakkah kau merasa asing dengan kamar ini?" Tanya Yunho sambil tersenyum jahil, yang membuat Jaejoong menyadari sesuatu…
ITU BUKAN KAMARNYA!
.
.
.
Jaejoong memasukkan kembali adonan pancake ke dalam wajan anti lengket itu. Separuh dari adonannya sudah habis dan pancake buatannya sudah cukup banyak, bahkan untuk dua orang sekalipun. Jaejoong akhirnya memasukkan sisa adonan tersebut ke dalam kulkas.
Ia segera membawa pancake itu ke meja makan dan menyiapkan dua buah piring untuknya dan Yunho.
Yang membuatnya bingung, kenapa ia begitu perhatian pada namja yang baru dikenalnya itu?
"Sepertinya enak," tiba-tiba Yunho datang dan segera memposisikan untuk menyantap sarapannya. Ia segera mengambil dua buah pancake dan mengambil sirup maple kemudian menuangkan sebagian ke atas pancakenya.
"Kenapa tidak pakai madu? Madu lebih sehat," ucap Jaejoong.
Yunho menatap Jaejoong, kemudian berkata "Benar juga. Kau perhatian sekali."
BLUSHH
"E-eh…itu…"
"Duduklah," kata Yunho. Jaejoong mengangguk kemudian duduk sambil menundukkan kepalanya.
"Err…Yunho-sshi..."
"Yunho saja, atau lebih baik lagi panggil aku Yunnie," potong Yunho sambil tersenyum jahil.
"Eh..ba-baiklah.. Umm, itu, kalau kau memang benar namjachinguku, kenapa aku tidak mengingatnya?"
"Kau amnesia."
"Mwo?"
TBC
Annyeong~ aku author baru untuk fandom ini, tapi udah sering baca FF, apalagi Yunjae.. .
Ngomong-ngomong, ff ini pendek banget ya? Aku tahu kok, tapi aku emang ga bisa update cerita terlalu panjang karena aku ngetiknya di warnet, udah gitu aku ga bisa ngetik 10 jari, bisanya 11 jari… =.=a
Dan karena itu juga, aku ga bisa update cepet", udah kelas tiga SMA juga sih soalnya.
Aku ga maksa reader untuk review ff-ku, karena aku sebenarnya juga sering jadi SR. Ini karena ga tau kenapa aku ga bisa review lewat HP, entah itu login ataupun enggak. Tapi lewat computer bisa. Ada yang tau kenapa?
Jadi, makasih buat yang udah baca. Yang mau kasih kritik dam saran silahkan, aku ga maksa kok… ^^
