Author: Sacha Changmin Luph(FB)/ Cha2
Title: My New Life
Genre: Romance, Angst
Rate: T (always XD)
Main Pair: HoMin
Pair: JaeMin and other
Cast: DBSK, SUJU and others
Disclaimer: The story is mine and always be mine! (:p)
Warning: Boys Love, TYPO, OOC, Don't Like Don't Read!
A/n: Annyeong^^ aku kmbali dngan FF baru.. awalnya takut buat ngepost Fic ini sih, tpi krna aku dpet dkungan dri beberapa org, juga ide crita ini yg slalu mnghantui aku, jdilah FF ini.. prlu ku tegasin, aku ini author smua couple.. jdi smua couple bsa ja trjdi klo ku mau bkin XD untuk kli ini aku update FF HoMin.. smoga pda ska yah? *ngarep*
Aku menghindar bukan karena takut. Juga bukan karena aku kalah dengan perasaanku sendiri. Tapi aku lelah dengan apa yang aku alami dirumah itu. Pergi adalah satu-satunya jalan yang tepat. Pergi, menjauh dari neraka dan mendapatkan surgaku sendiri.
_PROLOG_
Langkah itu dibiarkan melangkah sedikit demi sedikit. Sengaja. Pemilik langkah itu tak henti-hentinya tersenyum manis pada seluruh orang yang ia lewai sambil menggeret sebuah koper berukuran cukup besar. Koper? Yah, ia baru saja tiba di kota baru ini. Seoul, tempatnya memulai kehidupan baru. Meninggalkan kehidupan kelam di kota kelahirannya yang selalu ia sebut dengan neraka.
Pemuda bernama lengkap Shim Changmin ini kini sudah sampai pada tujuannya. Tempat kost yang lebih mirip asrama ini memiliki fasilitas yang cukup dengan biaya sewa yang tak akan menghabiskan kantongnya dalam waktu dekat. Yah, ia hanya tinggal sendirian di kota ini. Tentu ia harus menyesuaikan gaya hidupnya dengan keadaan kantongnya 'kan? Kaki tingginya kembali melangkah, mengetuk pintu utama yang ia yakini ruang pemilik kost-an ini. "Annyeong, ahjussi," Changmin membungkuk sopan saat seorang namja paruh baya keluar. Ia tersenyum manis saat paruh baya itu menatapnya tajam. Ahjussi itu sedikit bersemu. Jatuh cinta pada senyuman Changmin mungkin? "Mau apa?" tanyanya. Changmin menunjukkan sebuah koran. "Aku ingin menyewa kamar kosong disini. Adakah?" tanyanya ramah. Yah, kebiasaan yang sangat ia lakukan dikehidupan barunya. Tersenyum, ramah, dan hidup damai. Ahjussi itu menghela nafas. "Sayang sekali. Disini kost-an khusus namja," ucapnya. Changmin membulatkan matanya. Khusus namja? Lalu masalahnya apa? "Aku tidak mau menerima resiko pada kost-an ku jika menerima yeoja cantik sepertimu," lanjutnya. Bagai disambar petir, Changmin sungguh ingin mengutuk pemilik kost karena mengira bahwa dirinya seorang yeoja. Terlebih karena ia dibilang cantik! "Tapi aku ini adalah namja, ahjussi," ujarnya menahan amarah. "Benarkah? Akh, maafkan aku. Kukira kau itu yeoja. Kau cantik sih," ucap ahjussi itu sedikit bergurau. Ia mempersilahkan Changmin masuk, memberinya sebuah kunci bertuliskan nomor kamarnya. 52.
"Itu kunci kamarmu. Setiap kamar dihuni 5 orang, fasilitas kamar hanya berupa kasur, lemari, desk table, dan sebuah kamar mandi. Selebihnya bisa dilihat diruang tengah yang terletak didepan kamar," jelas ahjussi itu. Changmin memasuki ruang utama yang terletak dilantai 1, satu pemikirannya saat melihat keadaan ruangan ini. Keren! Tampilan dari luar memang terlihat seperti kost tua, tapi jika kalian melihat dalamnya, kalian akan sama kagumnya dengan Changmin. Sebuah ruang makan besar dan dapur yang luas. Ruang tengah tempat berkumpulnya anak-anak kost terlihat megah, belum lagi halaman belakannya, akh, spertinya kalau dideskripsikan lebih lanjut tidak akan habis. Intinya bagi Changmin, kost-an ini seperti istana. Surganya yang ia impi-impikan.
Changmin menyeret kopernya kekamar bernomor 52 dilantai 2. Beda dengan lantai 1, entah kenapa Changmin merasa firasat buruk dilantai 2 ini. Padahal dekorasi tempat ini sama perish dengan lantai 1. Entahlah. Changmin tidak ingin memikirkannya lebih lanjut. Ia tidak mau menghancurkan bayangannya tentang surganya.
KLEK
Changmin membuka pintu kamarnya. Menampakkan empat wajah baru yang akan menemani kesehariannya. "Annyeong, hyungdeul. Shim Changmin imnida. Kuharap kita bisa berteman dengan baik setelah ini," salamnya sopan sambil tersenyum manis. Keempat namja dihadapannya sedikit melirik kearah Changmin tapi tidak membalas sapaannya. Namja berambut blonde sebahu diujung kamar melanjutkan bermain dengan bolanya. "Tidak usah memberi salam yang tidak penting seperti kau akan memasuki sekolah barumu, gadis kecil," ujar seorang namja berambut hitam kemerahan sambil menutup buku yang dibacanya dan menatap Changmin tajam. Muncul urat-urat kecil disekitar pelipisnya. Gadis? Adakah seseorang yang berbaik hati menganggapnya sebagai seorang namja saat pertama kali bertemu?
"Hey, dia seorang namja tahu!" seru seorang namja lagi berambut coklat pirang sebahu berwajah manis sambil menghampiri tempat Changmin berdiri. Senyum Changmin merekah. Baru saja ia meminta, permintaannya langsung dikabulkan? Sungguh, ia ingin melompat kegirangan sekarang. "Ne hyung, aku ini nam– Hey! Apa yang kau lakukan?!" baru ia ingin member tahu mereka, namja berambut pirang itu sudah meraba-raba tubuh atasnya. Ia mundur selangkah sambil menyilangkan tangannya didepan dada. "Ups, mian. Aku hanya berniat mencari kebenaran akan mataku. Hehe," namja itu kembali mendekat kearah Changmin. Merangkulnya dan tersenyum ramah. "Namaku Kim Jaejoong, yang sedang bermain bola itu adikku, Kim Junsu. Yang berambut kemerahan itu Park Yoochun, dan yang sejak dari tadi diam itu Jung Yunho. Dan karena sepertinya kau lebih muda dari kami semua, kau bisa memanggil kami semua dengan sebutan hyung," jelasnya. Changmin mengangguk-angguk imut. Sebelum namja pirang bernama Jaejoong itu kembali, ia berbisik ditelinga Changmin, "Lebih baik kau berhati-hati mulai sekarang, cantik~". Tidak lupa ia memberi kecupan singkat dipipi namja muda itu.
Changmin kembali membulatkan matanya. Inikah surganya yang ia impikan? Kenapa ia merasa ini akan menjadi neraka kedua baginya? Akh, tentu akan menjadi neraka termanis baginya.
_End Of PROLOG_
_The last, please leave some review for me please?^^_
