Butterfly Effect

.

.

Cast :

- Kyuhyun

- Sungmin

- Siwon

- Eunhyuk

.

Pairing : KyuMin

.

Disclaimer : semua cast milik Tuhan dan dirinya masing-masing

.

Rate : T

.

Warning : GS, OOC, typo dimana-mana, EYD yang tidak sesuai

.

.

Chapter 1

~HAPPY READING~

.

.

Alunan musik yang mengalun indah membuat suasana semakin romantis, bahkan bintang pun ikut ambil bagian untuk menyempurnakan malam ini. Tepatnya menyempurnakan malam kedua insan yang kini sedang duduk berhadapan sambil melempar senyum satu sama lain.

Gesekan senar piano yang terus memenuhi salah satu restoran mewah di Seoul ini memang menjadi daya tarik. Banyak pasangan muda maupun tua yang menghabiskan waktu untuk sekedar dinner di restoran yang terkenal dengan suasana romantisnya.

Hal itu pun yang membuat pria bernama Choi Siwon mengajak sang kakasih untuk makan malam di restoran tersebut.

"Kau menyukai tempat ini, Min?" Tanya Siwon pada kekasihnya.

Lee Sungmin, nama wanita yang berhasil merebut hati seorang Choi Siwon. Memang bagaikan sebuah drama, kekasih Sungmin ini tergolong kelas atas dan pastinya dianugerahi dengan wajah tampan. Tapi hal itu pun tidak lantas membuat Sungmin langsung menerima pernyataan cinta Siwon. Butuh waktu yang lumayan lama untuk akhirnya Sungmin menerima Siwon.

"Aku menyukainya Wonnie~, gomawo sudah mengajakku kesini"

"Happy anniversarry, Min. Ternyata waktu 2 tahun membuatku semakin mencintaimu" Ucap Siwon kemudian. Sungmin pun hanya tersenyum malu sambil menyembunyikan rona merah yang kini menghiasi kedua pipinya.

12 September 2012. Iya, hari ini adalah hari anniversarry mereka yang ke-2. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Bahkan mereka masih ingat betapa bahagianya Siwon saat Sungmin akhirnya bisa menerima cintanya. Seperti hal itu baru terjadi kemarin.

"Kau tahu, terkadang aku masih tertawa mengingat perjuanganku dulu saat mendekatimu. Kau selalu menolakku dengan alasan bahwa aku hanya bermain-main saja. Dan tidak terasa sudah dua tahun kita menjalin hubungan ini. Aku sangat bahagia"

"Mungkin aku yang lebih bahagia, karena dari dulu sampai sekarang aku terus mendapatkan cinta darimu"

"Aku benar-benar mencintaimu, Lee Sungmin"

"Aku juga"

.

.

Setelah merayakan hari anniversary mereka, Siwon pun mengantar Sungmin pulang. Selama berjalan disepanjang koridor, Siwon terus menggandeng tangan kekasihnya hingga mereka sampai di depan pintu apartemen Sungmin.

"Istirahat dan tidurlah. Besok aku akan menjemputmu untuk berangkat ke kampus bersama"

"Kau juga harus istirahat Tuan Choi. Jangan terus memikirkan perusahaan ayahmu, kau harus ingat bahwa sebentar lagi kita akan menghadapi sidang kelulusan"

"Aku ingat Nyonya Choi" Ucap Siwon sambil mengacak rambut Sungmin.

"Aku bukan Nyonya Choi"

"Segera, Min. Sudah masuk dan istirahatlah. Aku harus pulang. Jalkka!" Siwon mengecup pipi Sungmin.

"Ne. Hati-hati. Hubungi aku kalau sudah sampai dirumah"

"Pasti"

.

.

Sungmin pun masuk ke dalam apartemen dan segera mengganti dress soft pinknya dengan pakaian rumahan yang lebih santai. Direbahkannya tubuh mungilnya pada sebuah ranjang yang di dominasi dengan warna pink muda. Tidak hanya ranjang, tetapi warna ruangan ini juga begitu dominan dengan warna favoritnya itu.

Sungmin terus tersenyum mengingat kejadian di restoran tadi. Tidak dipungkiri bahwa kini dirinya benar-benar bahagia. Oh well, siapa yang tidak bahagia mempunyai kekasih seperti Choi Siwon, pria tampan yang kaya. Tapi lebih dari itu, Sungmin menyukai Siwon karena sifatnya yang tulus dan baik hati. Sungmin juga tidak begitu membutuhkan kekasih kaya karena dirinya juga terlahir di keluarga yang berada. Tapi kalau ternyata dia mendapatkan pria kaya, ya itu sebuah keberuntungan untuknya.

Sungmin terus menunggu telepon dari Siwon sambil memainkan liontin kalung berbentuk hati yang melingkar indah dileher putihnya. Kalung itu baru saja diberikan Siwon di restoran tadi sebagai hadiah anniversarry mereka sedangkan Sungmin memberikan sebuah jam tangan untuk Siwon.

.

Drtt... drttt...

.

Sungmin segera menggeser gambar gagang telepon berwarna hijau di ponsel layar sentuhnya setelah melihat ID si penelepon.

.

"Kau sudah sampai rumah?"

"Ne. Aku sudah sampai. Sekarang tidurlah, ini sudah malam"

"Ne"

"Jaljayo~"

"Jaljayo~"

.

Setelah memastikan sambungan telponnya telah terputus, Sungmin pun mulai memejamkan matanya. Dia memang harus tidur karena besok dia masih harus kuliah.

Siwon dan Sungmin memang kuliah di tempat yang sama tapi dengan jurusan yang berbeda. Dan di kampus itulah akhirnya kisah cinta mereka bisa terjalin. Jangan tanyakan bagaimana mereka mulai saling mengenal dan akhirnya memiliki hubungan kekasih, karena itu akan menjadi cerita yang sangat panjang.

.

ooOoo

.

Matahari mulai muncul di ufuk timur dengan pancaran sinar hangat yang mulai memasuki celah-celah jendela sebuah kamar. Mata yang terpejam itu pun mulai membuka karena merasa terganggu dengan cahaya yang menembus kelopaknya.

Setelah beberapa lama, mata itu pun mulai terbuka dan terus mengerjap-ngerjapkannya beberapa kali untuk beradaptasi dengan keadaan sekitar.

Sungmin, si pemilik mata itu terus mengedipkan matanya. Merasa ada sesuatu yang tidak biasa, tapi dia tidak tahu apa itu. Saat membuka matanya, pandangannya disuguhkan dengan atap kamar berwarna putih dan ruangan yang berwarna putih juga. Tunggu dulu! Sejak kapan kamarnya berwarna putih?

Sungmin pun sontak mendudukan dirinya di ranjang besar dengan seprai dan bed cover yang juga berwarna putih. Diedarkan pandangannya ke semua sudut ruangan dan betapa kagetnya dia saat menyadari bahwa ini memang bukan kamarnya.

Sungmin bangkit dan segera keluar dari ruangan itu. Segala pikiran negatif terus memenuhi otaknya. Apa dia diculik? Batinnya.

Sungmin menuruni anak tangga dengan setengah berlari dan berhenti pada sebuah ruang makan yang kini sudah terdapat seorang pria yang sedang menata meja makan dengan roti yang baru saja dikeluarkannya dari toaster.

"Kau sudah bangun sayang?" Tanya pria itu. Sungmin pun melirik ke samping kanan dan kiri serta menoleh ke belakang untuk memastikan bahwa bukan dirinya yang dipanggil 'sayang' oleh pria itu. Namun, selain dirinya tidak ada lagi orang disini.

"Sa—sayang?"

Pria itu tersenyum dan menarik Sungmin untuk duduk di salah satu kursi sedangkan pria itu mengambil duduk di depan Sungmin.

"Apa kau sudah merasa baikan?" Tanya pria itu.

"Kau siapa?" Tanya Sungmin.

"Ternyata hal ini memang akan terjadi. Kau tidak ingat siapa aku?" Sungmin pun menggeleng. Oh sungguh dirinya benar-benar bingung.

"Aku Cho Kyuhyun, suamimu"

Mata Sungmin sontak membulat setelah mendengar ucapan pria dihadapannya yang terasa tidak masuk akal. Suami? Yang benar saja. Bahkan kemarin dia baru saja merayakan anniversarry dengan Siwon.

"Su—suami? Apa maksudmu? Aku bahkan tidak mengenalmu. Jangan bercanda Cho Kyuhyun ssi~"

"Aku tidak bercanda sayang. Kemarin kita baru saja menikah"

"Menikah? Bagaimana mungkin? Aku ini mempunyai kekasih Kyuhyun ssi~" Sungmin reflek mengarahkan jarinya pada lehernya. Namun—

"Dimana kalungku?" Sungmin panik saat tidak menemukan kalung yang diberikan Siwon padanya. Padahal itu satu-sarunya bukti bahwa dia sudah mempunyai kekasih kerana di liontin itu terukir inisial namanya dan Siwon.

"Aku rasa dokter benar, kau akan mengalami amnesia sementara saat terbangun. Kau tahu? betapa khawatirnya aku saat kau terjatuh saat menuruni tangga setelah kita mengucapkan janji pernikahan di altar"

"Andweyo, itu tidak mungkin" Gumam Sungmin.

"Kemarin adalah hari pernikahan kita. Jangan terlalu dipikirkan, kata dokter kau akan mengingat semuanya secara perlahan. Aku akan terus membantumu. Kau tenang saja" Ucap pria itu lembut.

Sungmin terus menggelengkan kepalanya tidak percaya. Bagaimana mungkin hal aneh ini biasa terjadi? Seingatnya kemarin malam Siwon mengantarnya pulang setelah merayakan pesta anniversarry mereka dan setelah itu dia tidur dan tiba-tiba saja saat bangun dia sudah berada di rumah ini dengan pria yang mengaku sebagai suaminya. Sungguh sesuatu yang tidak masuk akal.

Sungmin terus berpikir bahwa ini hanya sebuah lelucon yang dilakukan oleh teman-temannya, tapi untuk apa mereka melakukan hal konyol seperti itu. sangat tidak lucu dan kekanakan. Lalu, apa benar dirinya mengalami amnesia seperti yang dikatakan oleh pria itu? Dan Sungmin benar-benar tidak tahu apa yang terjadi sekarang.

"Sarapanlah. Aku tidak bisa menemanimu karena aku harus pergi ke kantor. Kau tidak apa-apa kan kalau aku tinggal?" Suara pria itu membuyarkan lamunan Sungmin dan reflek dia pun mengangguk. Ada baiknya pria itu memang pergi, Sungmin merasa asing berada di dekatnya.

"Maaf aku hanya bisa menyiapkan roti untuk sarapan, karena aku sangat payah soal memasak. Kau bisa memesan makan siangmu kalau kau belum bisa untuk memasak sendiri. Aku akan pulang jam 6 sore dan akan membawakan makan malam. Kau hati-hatilah di rumah" Pamit Kyuhyun sambil mendekat ke arah Sungmin berniat untuk mengecup pipi Sungmin, namun Sungmin yang sadar segera menjauhkan tubuhnya ke belakang. Seakan mengerti, Kyuhyun pun tersenyum.

"Aku mengerti, Min. Maaf kalau aku lupa. Aku berangkat" Pamit Kyuhyun lagi.

Sungmin masih setia duduk di tempatnya sampai tubuh Kyuhyun menghilang di balik pintu depan yang masih bisa terlihat dari ruang makan.

Sungmin mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Rumah ini terkesan mewah namun bergaya minimalis. Tidak terlalu besar tapi sangat nyaman sebenarnya. Sungmin belum begitu tahu bagaimana bentuk asli rumah ini dan ruangan apa saja yang ada disini. Tapi sekali lagi dia berpikir, apa ini tempat tinggalnya sekarang?

Seakan teringat sesuatu, dia pun beranjak dari duduknya dan pergi ke lantai atas meninggalkan roti yang masih tergeletak dengan manis di atas piring. Kakinya melangkah cepat menuju ruangan tempat dia terbangun tadi pagi.

Matanya mengedar mencari sesuatu dan tersenyum sanang saat berhasil menemukannya.

"Aku harus menghubungi Hyuk"

Hyuk atau Lee Hyuk Jae adalah sahabat Sungmin. Mereka sama-sama mahasiswa di Sunmoon University dengan jurusan yang sama juga, fashion design. Setidaknya dengan menghubungi Hyuk, Sungmin bisa sedikit mencerna apa yang terjadi.

Jari Sungmin bergerak di layar ponselnya. Matanya sontak membulat saat melihat foto selca dirinya bersama pria bernama Kyuhyun itu menjadi wallpaper di ponselnya. Sedikit tidak mau peduli, Sungmin pun segera mencari kontak Hyuk, dan tidak berapa lama—

"Ini dia" Ucap Sungmin sambil menekan layar ponselnya dan sebuah nada sambung pun mulai terdengar di telinganya.

.

Klik

.

"Yeobseyo, Min ah~. Kau baik-baik saja?" Teriak Hyuk tiba-tiba dari seberang telepon.

"Pelankan suaramu, Hyuk. Aku baik-baik saja. Tapi, ada yang ingin aku tanyakan padamu. Bisa kita bertemu?"

"Ne tentu saja. Kau datang saja ke butik jam 10 nanti"

"Butik? Butik apa?"

"Tentu saja butuk milikmu, Lee Sungmin"

"Memangnya aku punya butik?"

"Omo! Jangan bilang kau lupa? Apa jangan-jangan apa yang dikatakan dokter itu benar?"

"Entahlah Hyuk. Aku benar-benar tidak ingat— anni, bahkan aku tidak tahu"

"Baiklah, akan aku kirim alamatnya. Kau bisa menemuiku disana"

"Ne"

.

Klik

.

Sungmin pun memutuskan sambungan telepon dan menjauhkan ponselnya darinya, namun sesuatu yang tertera di layar ponsel itu sungguh menyita pandangannya.

.

13 September 20015

.

Sungmin mendekatkan matanya ke layar, memperjelas dengan apa yang dilihatnya. 'Apa ini benar-benar tahun 2015? Berarti ini sudah 3 tahun sejak kejadian itu' Batinnya.

.

.

Setelah mendapat pesan dari Hyuk, Sungmin segera bergegas untuk pergi ke alamat yang dimaksud. Dan disinilah dia sekarang, duduk berdua dengan Hyuk di sebuah cafe yang berhadapan pas dengan butik.

"Yang di depan itu adalah butik yang kau dirikan bersama dengan suamimu" Ucap Hyuk sambil mengarahkan pandangannya ke arah butik.

"JOY's boutique?" Sungmin mengeja nama yang tertera di depan butik tersebut.

"Ne. Kau sendiri yang memberikan nama itu. Awalnya aku pikir, kau memberikan nama itu karena berarti kebahagiaan. Namun ternyata ada arti yang lebih penting lagi dari pada itu"

"Apa?"

"kau bilang kalau itu adalah gabungan nama margamu dengan suamimu. Cho dan Lee—JOY"

"Benarkah itu maksudnya?" Gumam Sungmin.

"Lalu apa benar kau lupa semuanya?" Tanya Hyuk penasaran.

"Tidak semuanya, buktinya aku masih ingat kau dan keluargaku. Hanya saja— aku melupakan Cho Kyuhyun. Aku bahkan tidak ingat kami pernah menikah"

"Percayalah, dia itu suamimu. Dia sangat khawatir saat kau terjatuh kemarin. Dia bahkan mengatakan tidak akan memaafkan dirinya sendiri kalau terjadi apa-apa denganmu. Dan setelah dokter bilang bahwa kemungkinan kau akan mengalami amnesia sementara, dia benar-benar sedih. Dia takut kalau kau akan melupakannya"

"Apa kau tahu kenapa aku bisa menikah dengan Cho Kyuhyun itu? Choi Siwon—dia dimana sekarang?" Tanya Sungmin. Sebenarnya dia sangat penasaran dengan keberadaan Choi Siwon—pria yang masih dianggapnya sebahgai kekasihnya.

"Soal itu aku juga tidak begitu tahu, baru satu bulan lalu aku pulang ke Korea dan langsung mendapat kabar kau akan menikah" Sungmin menaikan alisnya bingung. Apa maksud ucapan Hyuk? Baru satu bulan dia pulang ke Korea?

"Mungkin kau lupa, kalau aku memilih untuk menerima tawaran ke Jepang dan menyelesaikan kuliahku disana dan sepertinya aku menyesal telah mengambil tawaran itu" Lanjut Hyuk

"Wae?" Tanya Sungmin penasaran.

Hyuk mengambil cangkir dan menyesap kopinya perlahan. Sangat terlihat bahwa Hyuk enggan untuk menceritakannya (lagi) tapi melihat wajah Sungmin yang penasaran membuat Hyuk memilih untuk menceritakannya kembali.

"Saat di Jepang, aku bertemu dengan seorang pria. Dia pria korea yang juga melanjutkan sekolahnya di Jepang. Pria itu tampan dan sangat baik. Kami menjalin hubungan kurang lebih 2 tahun. Tapi suatu hari, saat aku mendatangi apartemennya— aku mendapatinya sedang tidur bersama seorang wanita tanpa pakaian. Aku merasa dihianati dan memilih untuk mengakhiri hubungan kami. Setelah kejadian itu, aku memutuskan untuk kembali ke Korea dan kau menawarkanku untuk bekerja di butikmu" Cerita Hyuk panjang lebar.

"Aku yakin kau akan mendapatkan yang terbaik suatu hari nanti Hyuk"

"Semoga saja, Min"

"Lalu mengenai Choi Siwon?"

"Aku juga belum bertemu dengannya. Di hari pernikahanmu, aku juga tidak melihatnya. Tapi yang aku dengar kini dia menduduki jabatan tertinggi di perusahaan milik ayahnya"

'Sudah aku duga. Siwon akan menggantikan posisi ayahanya setelah lulus' Batin Sungmin.

.

.

Sungmin berjalan sendiri menyusuri pedestrian, matanya menatap lurus ke depan tanpa memperhatikan sederet pertokoan yang dilewatinya. Pikirannya kini terpusat oleh kejadian aneh yang dialaminya.

'Bagaimana mungkin dalam waktu 3 tahun, aku sudah menikah dengan orang lain? Bagaimana dengan Siwon?' Tanyanya dalam hati.

Mengingat Siwon membuat Sungmin merindukan sosok tampan itu. Bagaimana pun hatinya masih milik Siwon sebelum kejadian aneh ini terjadi. Sungmin benar-benar bingung kepada siapa lagi dia harus bertanya mengapa dia bisa menikah dengan Cho Kyuhyun.

Sungmin terlalu canggung untuk bertanya hal ini pada Kyuhyun, walaupun sudah pasti pria itu tahu jawabannya. Dan karena hal itu, dia harus menemui Siwon untuk menanyakannya.

Langkah Sungmin seketika berhenti, matanya pun ikut membulat saat melihat siluet orang yang sangat dikenalnya keluar dari sebuah toko dan langsung masuk ke dalam mobil putih yang terparkir di depan toko. Pria itu memakai setelan jas hitam yang terlihat pas di badannya, tidak salah lagi pria itu—

"Siwon ah~"

.

.

TBC

.

.

A/N:

Hola halo, author kembali membawa sebuah cerita cinta ringan yang sebenernya sudah sangat banyak cerita dengan alur seperti ini tapi author akan mengemasnya agar terkesan lebih berbeda. Semoga saja. Amin.

Pemilihan judul ini memang sepertinya kurang tepat, alurnya juga berbeda dengan film butterfly effectnya Asthon Kucher. Malah lebih mirip kayak film 13 going on 30. Tapi gapapalah biar keliatan lebih keren aja.

oh iya, author mau minta maaf sebelumnya kalo misalnya ga bisa update cepet soalnya tugas kuliah sudah menanti di depan mata *nasib*

yasudah segitu aja untuk awalan... pay pay..

.

Blog : kyuminisours . wordpress . com

Twitter : wantifishy

.

.

And i need so many review for support this fanfict. Can you write it for me?

please :)