Romantica.
Xi Luhan - Kim Minseok
others
PG17
Don't Like Don't Read. I told you.
Boys Love.
Storyline: kpowpers - Dale
Summary:
Pernikahan biasanya diiringi dengan suasa hikmat dan begitu suci. Tapi sesuatu terjadi saat pastur akan mengucapkan janji suci. "Jangan gila Luhan, aku tidak sudi menikah denganmu!" / "dasar gendut! Berfikirlah cerdas!" / "aku bisa gila!"
.
.
Romantica
.
.
Orang bilang menikah itu adalah hal yang paling indah. Merupakan titik tertinggi saat menuju dewasa. Kau bisa berbagi kasih setiap harinya. Dimulai dari sarapan bersama, morning kiss, ucapan romantis sampai kecupan sebelum tidur.
Awalnya Xiumin kira pernikahannya akan terjadi dengan hikmat dan begitu suci dipandangannya. Tapi ternyata tidak, pernikahannya dengan Luhan tampak begitu kacau. Mereka masih menyempatkan beradu argumen saat pastur akan memulai janji suci mereka.
Kala itu semua orang begitu bergembira menyambut pesta pernikahan Xiumin. Mereka sampai betul-betul mempersiapkan segala sesuatunya secara matang. Baju, aksesoris dan gaya mereka saat akan menghadiri acara tersebut.
Tapi siapa sangka pesta itu malah riyuh saat moment paling hikmat itu akan berlangsung, teriakan Xiumin memecahkan suasana hening yang terjadi pada waktu itu.
"Jangan gila Luhan! Aku tidak sudi menikah denganmu!"
"Kau fikir hanya kau? Kau itu gendut! Lemak badanmu ada disini, disini, dan disini!" Luhan balas memekik, tangannya menunjuk badan Xiumin secara asal. "Itu mengerikan." sambung Luhan dengan wajahnya tampak ingin muntah.
Xiumin ternganga tidak percaya, dia menatap tubuhnya selama beberapa detik sebelum beralih kearah Luhan. Matanya berkilat penuh amarah, "jaga ucapanmu!" Xiumin menarik rambut Luhan yang sudah tertata begitu rapi sampai membuat tatanannya berantakan. "OUGH! YAK!"
Telinga Xiumin seperti tersumbat. Dia tidak mengidahkan suara ribut para tamu yang menyaksikan mereka. Yang ada didalam pikirannya adalah memaki Luhan sampai hatinya lega. Dirinya merasa tersinggung saat Luhan mengatakan badannya penuh dengan lemak—jangan lupakan wajah Luhan yang seperti sembelit ditempat.
Suasana hikmat itu hancur untuk beberapa waktu sampai akhirnya pernikahan itu kembali berlangsung—tanpa teriakan dan adu mulut. Disanalah awal neraka Luhan dan Xiumin dimulai.
Sepanjang pesta sampai dimalam pertama mereka. Sikap yang ditunjukan bukanlah bahagia melainkan penuh dengan aura perang dan cek-cok disana sini.
"Aku tidak mau tidur denganmu!" Xiumin bangkit dari ranjang membawa bantalnya.
"Yasudah tidur saja diluar" gumam Luhan. Pria itu tetap fokus membaca buku tebal yang selalu menjadi temannya. Badannya cukup lelah setelah meladeni begitu banyak tamu di pesta pernikahannya hari ini.
Xiumin mengernyit seketika, dia membanting bantalnya kembali ke tempat tidur. Menatap Luhan yang membaca buku dengan sengit. Luhan menyadarinya, dia balas menatap Xiumin. "Apa lagi? Kau bilang tidak ingin tidur disini."
Xiumin berkacak pinggang, menarik nafasnya dalam-dalam. "Kau saja sana!" Dia berteriak keras. Emosi Luhan tersulut. Pria itu ikut berdiri dan berkacak pinggang bersama Xiumin. "Kau fikir kau siapa heh? Menyuruhku seenaknya. Aku-tidak-mau! Dasar gendut!"
Alis Xiumin menyatu, pening melandanya tiba-tiba. "What the— jaga ucapanmu Rusa bodoh! Mati saja sana!"
Uh-oh.
Luhan berjengit, keningnya mengkerut. Tidak suka dengan ucapan Xiumin. Dia berjalan kearah Xiumin dan menarik tangan pria itu kearah pintu, menyeretnya. "Kau saja yang keluar! Tidur saja diluar!" Maki Luhan sampai Xiumin terkejut bukan kepalang.
Ini kali pertamanya semenjak masa perjodohan itu berlalu dan Luhan baru saja memakinya, dan mengusirnya secara tidak manusiawi—menurut pandangan Xiumin.
Aku sudah mengatakan ini seperti bencana dadakan kan?
Semua orang tahu pernikahan ini tidak akan bertahan lama. Dimana saat acara pernikahan berlangsung mereka menyempatkan diri untuk bertengkah dihadapan pastur dan tamu undangan. Terbukti desas desus perceraian itu kini terdengar diantara khalayak banyak.
Mereka menikah saat masih menjalani kuliah. Meski Luhan baru saja lulus setelah dia menikah. Xiumin resah karena menjadi bahan omongan dan ejekan teman-temannya.
"Aku bisa gila!" Teriak Xiumin kala itu. Tempat kuliahnya sudah seperti neraka kedua baginya. Penuh dengan hantu yang bersarang ditubuh teman-temannya dan mengatainya tidak becus dalam berumah tangga.
"Tuhan juga tahu jika aku dan Luhan tidak saling menyukai. Dia bodoh, idiot, tolol. Ewh" Pria itu berteriak kesetanan ditaman belakang kampusnya, tidak menyadari banyak pasang mata yang melihatnya secara diam diam. Raut wajah Xiumin tampak begitu frustasi. "Luhan bahkan menumpahkan susu dibajuku saat hari pertama kami menikah. Tidakkah ini gila? Bagaimana bisa ibu membiarkanku menikah dengan orang sepertinya?!"
Well, hari itu Luhan kebetulan berada di universitas untuk membereskan hal-hal yang belum sempat ia selesaikan karena masalah pernikahan. Sialnya, dia melewati taman dan mencuri dengar umpatan Xiumin.
Pria itu mematung, ikut melihat Xiumin yang berteriak persis kehilangan akal ditengah taman universitas. Mata Luhan melirik orang-orang yang menatap Xiumin dan tidak menyadari jika Luhan juga disana. Dia menepuk keningnya, "si gendut bodoh!"
Laki-laki itu berjalan tergesa menghampiri Xiumin. Nafasnya memburu dan wajahnya memerah menahan amarah. Dia tidak masalah dengan kata-kata Xiumin. Tapi please, Xiumin sudah menjadi tontonan.
"Ikut aku." desis Luhan diantara giginya. Tangannya sudah mengepal keras mencoba menarik Xiumin. "Tidak mau!" Kata Xiumin. Dia mencoba melepaskan cengkraman Luhan pada tangannya. Xiumin meringis karena merasa sakit pada tangannya, Luhan terlalu erat.
Mengabaikan Xiumin yang terus meronta. Luhan terus saja menghembuskan nafas kasar mencoba bersabar agar tidak meneriaki Xiumin ditempat umum. Luhan memegang dagu Xiumin dengan tangannya yang kosong, mendekatkan wajahnya pada pria itu.
Xiumin reflek mundur dan tanpa sengaja menarik Luhan maju. Jika dipandang dari pasang mata yang terus saja mengintipi mereka—Luhan dan Xiumin. Posisi mereka tampak seperti sedang berciuman. Siulan mulai terdengar dimana-mana.
Mata Xiumin membulat setelah mendengar siulan yang seperti bersahutan, baru menyadari jika dirinya dan Luhan yang menjadi tontonan. "Kau dengar, sayang?" Bisik Luhan sampai Xiumin merasa ingin pingsan mendengar Luhan yang menyebutnya sayang. Gila.
"Ini pasti karna ulahmu, idiot!" Xiumin tidak mau kalah meski dia sadar dirinya lah awal mula ini terjadi. Sebetulnya dia tidak menyangka Luhan ada di universitas setelah kelulusannya.
Luhan menarik dirinya mundur tanpa melepaskan cengkramannya pada Xiumin. Kini mereka sudah berdiri tegak. Jujur saja, Xiumin merasa aneh saat dirinya mendengar siulan dari teman-temannya.
Mereka pasti menyangka aku dan Luhan berciuman. Ouh, menjijikan sekali. Rutuk Xiumin.
"Aku tetap akan bercerai dengannya" teriak Xiumin. Dia sudah menyakinkah volume suaranya sudah cukup besar untuk didengar para hantu yang menguping pembicaraannya dengan Luhan.
Tanpa disangka Luhan mengecup bibir Xiumin.
Wajah Xiumin berubah seperti terkena serangan jantung.
"Kalian jangan percaya dengan si gendut ini ya," tangan Luhan mengelus pipi Xiumin. Berulang kali Xiumin menghindari tangan Luhan yang mengelus pipinya. "Dia memang suka sekali membuat drama murahan. Kami baik-baik saja dan tidak akan bercerai." Nada suara Luhan mulai berbahaya meski pria itu melempar senyum kesegala arah dipenjuru taman. Xiumin tentu saja tidak bodoh untuk mengerti jika emosi Luhan mulai tersulut.
"Kami tidak percaya!"
Suara teriakan terdengar dari balik semak-semak diikuti kepala Jongdae yang menyembul setelahnya. "Hanya kecupan bibir?" Sambung Jongdae.
Luhan dan Xiumin mengernyit bersamaan.
Beruntung otak cerdas Luhan menangkap dengan cepat maksud Jongdae. Pria troll itu memang biasa bergurau dan terkenal dengan gurauan gilanya. Luhan memang tidak mengenalnya secara dekat. Tapi yang dia tahu, Xiumin begitu mengenal Jongdae. Omong-omong, harga diri Luhan hari ini dipertaruhkan ditengah taman bersama Xiumin. Menyelamatkan harga diri adalah mutlak bagi Luhan.
Tanpa ragu Luhan menarik dagu Xiumin dan mencium pria itu dengan brutal seperti ingin memakan bibir Xiumin. Jantung Xiumin seperti luruh saat Luhan menciumnya secara tiba-tiba sampai membuat riuh taman sore itu.
Sebagai orang yang menentang pernikahannya sendiri. Well, untuk pertama kalinya, wajah Xiumin bersemu, badannya seperti tersengat dan jantungnya berdebar kencang.
.
.
END or TBC?
.
.
Tada~ dale balik lagi. Astaga ide ini muncul dan langsung diketik kurang dari satu jam. Pft, maaf ya kalo tidak memuaskan.
Ini bagusnya END atau TBC? Kalo responnya sedikit dan tidak bagus. Maka sudah pasti ff ini END.
Jangan lupa review ya guys
Sign Kpowpers
