Disclaimer © Masashi Kishimoto
.
.
.
Happy reading
.
.
Sakura Pov.
Ketika banyak orang mengatakan bahwa cinta tak harus memiliki, namun tidak bagiku. Orang bilang cinta butuh pengorbanan, lalu pengorbanan apa yang mereka maksud? Melepasnya? Membiarkannya bahagia dengan yang lain? Lantas bagaimana dengan orang yang melakukan pengorbanan? Terluka? Menderita? Menurutku cinta bukanlah pengorbanan melainkan perjuangan, selagi kau berjuang dengan setulus hatimu, maka akan ada hasil yang memuaskan dibalik perjuangan itu. Hati memang tak bisa dipaksa tapi hati dapat diluluhkan. Sekeras apapun hati seseorang pasti akan luluh pada ketulusan, jadi bagiku cinta adalah ketulusan.
Mereka bilang lebih baik dicintai dari pada mencintai karena mencintai akan membuatmu Sakit, tapi bagiku lebih baik mencintai, karena dengan mencintai kau tak akan membuat orang itu terluka. Lantas bagaimana dengan orang yang dicintai? Mereka akan menyakitimu dengan penolakan? Tidak! itu tidak dapat dikatakan sebagai menyakiti tapi itu adalah awal proses dari perjuangan yang sesungguhnya. Jadi, tidak ada yang buruk diantara keduanya. Dicintai atau pun mencintai adalah hal yang berkesinambungan, dua hal itu saling melengkapi.
Katakan kalau caraku mencintai terkesan egois dan juga bodoh, tapi cinta yang egois dan bodoh ini membawa kebahagiaan untukku. Setelah sekian lama aku memperjuangkannya, akhirnya dirinya bisa kuraih. Aku dapat memilikinya sekarang karena aku memilih untuk tidak melepaskannya.
"Memikirkanku?" aku merasakan lengan kekarnya melingkar disekeliling pinggangku. Aku menyentuh lengan itu lembut. Mengukir senyum manis dibibirku lalu memutar tubuhku menghadapnya.
"Apakah aku harus memikirkan pria lain?" aku tertawa kecil dan mulai membelai wajahnya. Aku bisa melihat mata hitam yang dulu selalu menatap tajam padaku kini menatapku dengan penuh cinta.
"Aku rasa tidak ada pria yang memiliki ketampanan yang sepertiku, benarkan?" aku lagi-lagi hanya tertawa kecil.
"Ada." aku seperti melihat perempatan siku didahinya saat aku mengatakan ada yang mampu menyaingi ketampanannya.
"Hn?"
"Adiknya Sarada, dia yang berada disini." Aku mengelus perut buncitku. Disana ada bukti bahwa perjuanganku akan dirinya tidak sia-sia, ya diperut ini benih cinta kami tengah tumbuh dan akan melihat dunia dua bulan lagi.
"Bagaimana kau bisa seyakin itu? Aku melihat seringai dibibirnya, aku sangat paham arti dibalik seringainya itu setelah 10 tahun hidup bersama, seringai itu pertanda ia tengah menggodaku.
"Tentu saja karena dia buah cinta kita dan juga karena kau adalah ayahnya." aku memalingkan wajahku yang sepertinya tengah merona.
"Apa secara tidak langsung kau mengakui ketampananku, Sakura-chan." ia mengedipkan sebelah matanya dan itu berhasil membuat rona merah diwajahku semakin bertambah.
Aku merasakan jari telunjuknya berada didaguku dan membuatku berpaling menatapnya.
"Aku mencintaimu, Uchiha Sakura." aku bisa merasakan bibir kenyal milik suamiku mendarat dibibirku. Tidak ada nafsu hanya kasih sayang dan rasa cinta yang kurasakan disetiap kecupannya pada bibirku.
"Aku juga mencintaimu, Uchiha Sasuke."
Ya, aku mencintaimu Sasuke-kun dan terima kasih karena kau membalas cintaku. Terima kasih juga atas dua malaikat kecil yang kau berikan padaku. Tak ada yang lebih membahagiakan selain bisa bersamamu.
Orang bilang, "aku akan bahagia jika melihatmu bahagia, walaupun bukan dengan diriku." sudah kukatakan kalau cinta yang ku miliki adalah cinta yang sedikit egois, aku tidak akan bahagia jika kau bahagia dengan orang selain diriku. Maka biarlah keegoisan ini memenuhiku sehingga aku bahagia dapat memilikimu dan kupastikan kau akan bahagia hidup bersamaku, karna aku punya ketulusan cinta untukmu.
.
.
.
.
.
End.
.
.
Apa ini? Aneh? Gaje? Emang.. Hahah ini hanya kegajean ditengah hujan yang turun begitu deras. Brrr, dingin.
Sekian.
CherryRyn96
