Can i ?

.

.

Cast :

- Kyuhyun

- Sungmin

- Donghae

- Eunyuk

.

Pairing : KyuMin

,

Disclaimer : semua cast milik Tuhan dan dirinya masing-masing

.

Rate : T

.

Warning : GS, OOC, typo dimana-mana, EYD yang tidak sesuai

.

.

.

Chapter 1

~HAPPY READING~

.

.

.

Seorang gadis keluar dari sebuah flat mungil miliknya lengkap dengan seragam sekolah dan sebuah tas yang bertengger di punggungnya. Rambut hitam panjangnya dibiarkan tergerai tanpa hiasan apapun, tipe wanita yang tidak begitu peduli dengan penampilan.

Kaki kecilnya terus melangkah ke depan, wajahnya yang dingin membuat semua orang yang berpapasan dengannya enggan untuk sekedar menyapa atau tersenyum basa-basi. Tapi gadis itu tidak merasa terusik sama sekali dengan keadaan seperti itu. Malah sangat bagus kalau tidak ada satu pun orang yang peduli padanya.

Lee Sungmin— nama gadis itu. Sebenarnya gadis itu dianugerahi wajah yang luar biasa cantik, namun sikap angkuhnya membuat semua orang tidak bisa melihat kecantikan gadis bernama Sungmin itu.

Gadis yang hampir sepuluh tahun ini hidup dengan sikap angkuhnya. Sungguh itu bukan sifat asli seorang Lee Sungmin, namun kejadian yang menimpa keluarganya membuat kepribadiannya berubah 180 derajat.

Sungmin kecil yang terbiasa hidup dengan limpahan kasih sayang dari kedua orangtuanya harus dihadapkan dengan kenyataan yang begitu pahit. Saat usianya menginjak delapan tahun, ayahnya pergi meninggalkannya dan ibunya demi wanita lain. Tidak berapa lama setelah kepergian ayahnya, ibunya terus terpuruk dan memilih untuk mengakhiri hidupnya. Sungmin yang sebatang kara akhirnya dititipkan ke panti asuhan oleh warga setempat.

Sikap dingin dan angkuh itu pun yang kini selalu menutupi rasa sakitnya. Sungmin tidak pernah bersosialisasi dengan teman sepantarannya di panti, menurutnya dia tidak sama dengan anak-anak yang berada disana. Dia bukan anak yatim piatu, dia masih memiliki ayah dan dia tidak mau disamakan. Sifat anti sosialanyalah yang membuat sungmin tumbuh dalam kesendirian.

Semenjak menginjak usia 15 tahun, Sungmin memilih untuk hidup sendiri. Beruntunglah dia memiliki otak yang pintar sehingga bisa tetap bersekolah di sekolah terbaik tanpa memikirkan biaya. Sungmin hanya memikirkan biaya untuk makan dan membayar uang sewa flat kecilnya setiap bulannya. Dengan bantuan Kim heechul – wanita yang dulu juga menjadi bagian dari panti asuhan tempat tinggalnya – Sungmin bisa mendapatkan penghasilan dengan bekerja di toko kue milik Heechul.

Tidak terasa Sungmin sudah sampai di tempatnya menuntut ilmu. Sudah menjadi kebiasaan dia berjalan dari rumahnya menuju sekolah. Jangan tanya berapa jarak yang harus dia tempuh untuk sampai ke sekolah, karena dia diharuskan bangun lebih pagi dari murid biasanya kalau tidak mau terlambat sampai di sekolah.

Sungmin terus melangkahkan kakinya masuk ke dalam area sekolah tanpa mempedulikan tatapan aneh dari para siswa yang berpapasan dengannya. Dengan wajah datarnya dia berjalan menuju kelasnya. Langkah kakinya terhenti saat matanya melihat sosok pria yang sedang duduk sambil mendengarkan musik dari i-pod miliknya. Senyum tipis mulai menghiasi wajah cantiknya saat melihat laki-laki itu. Ya, hanya kepada Heechul dan laki-laki itu Sungmin dapat tersenyum.

"Apa kau masih mengingatku Donghae ssi~?" Gumamnya

.

FLASHBACK

.

Sungmin POV

.

Malam ini aku harus lembur di toko kue karena Heechul onni harus pergi bersama suaminya. Sekitar pukul 10 malam aku mulai menutup toko dan segera pulang. Aku tidak pernah pulang semalam ini, biasanya aku hanya bekerja dari pulang sekolah sampai jam 8 malam.

Jalanan yang biasanya terlihat ramai kini mendadak sangat sepi, mungkin karena sudah malam. Aku yang tidak pernah mempedulikan sekitarku saat berjalan, kali ini sangat terusik dengan suara langkah kaki dibelakangku. Aku tolehkan kepalaku dan kutemukan dua sosok pria bertubuh besar yang kini sedang menyeringai kearahku. Aku yang mulai tidak nyaman segera mengambil langkah besar. Namun sial, satu orang pria kini menghadang jalanku dan dua orang pria yang tadi dibelakangku kini sudah berada disampingku sambil mencengkram kuat tanganku.

"YA! SIAPA KALIAN? CEPAT LEPASKAN!" Jeritku sambil memberontak.

"Diamlah nona. Kita hanya akan bermain sedikit" Ucap salah satu pria itu tepat didepan wajahku. Aku yang geram segera menendang perutnya dengan kakiku. Namun tendanganku sama sekali tidak berpangaruh untuknya.

"Jangan mencoba untuk berontak nona"

"LEPASKAN! AKU BILANG LEPASKAN!" Teriakanku sama sekali tidak dihiraukan oleh ketiga pria itu. Tubuhku ditarik masuk ke dalam sebuah gang sepi dan memojokanku pada sebuah dinding. Sambil menyeringai, ketiga pria itu mengunci tubuhku. Kakiku mulai melemas sehingga membuatku jatuh terduduk di tanah. Pria-pria itu pun segera mensejajarkan tubuhnya denganku.

"Sudah mulai menyerah, eoh?" Ejeknya

Pandanganku mulai buram dengan air mata. Tetes-tetes cairan itu pun mulai membasahi kedua pipiku. Aku takut... sungguh aku sangat takut sekarang. Aku tidak bisa melawan mereka dan tidak ada satu pun yang akan menolongku.

"Aku mohon hentikan... hikss... hikss..." lirihku sambil terisak ketika salah satu pria itu berhasil merobek baju seragamku. Aku memejamkan mataku saat tangan pria itu akan menjamah tubuhku.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN? CEPAT LEPASKAN GADIS ITU!" Sebuah suara membuatku membuka mata.

Seorang pria berseragam terlihat sedang berdiri sambil memandang tajam ke arah tiga orang pria itu.

"Ya bocah! Berani kau melawan kami, hah?" Ketiga pria itu pun mulai berdiri.

"Cih,, aku tidak pernah takut pada kalian"

"kau tidak akan selamat bocah"

.

Buagh

Buagh

Buagh

.

Perkelahian itu terus terjadi. Aku yang tidak punya tenaga hanya mampu meringkuk sambil menangis. Kulihat pria berseragam itu mulai jatuh tersungkur dengan darah yang mengalir diwajahnya. Aku tidak tega melihatnya. Ketiga pria itu terus saja memukulnya dengan mambabi buta.

"HENTIKAN!" Sebuah teriakan membuat ketiganya menghentikan aksinya. Mereka lari saat melihat siapa yang berteriak itu, dua orang polisi. Polisi itu pun segera berlari mengejar tiga pria itu, menyisakan aku dan pria berseragam yang baru saja menolongku.

Dengan langkah tertatih, pria itu mendekat kearahku.

"Kau tidak apa-apa?" Tanyanya.

"..." Bukannya menjawab, aku malah mengeratkan bajuku yang sudah tidak berbentuk lagi. Perlahan pria itu melepas jaketnya dan memakaikannya pada tubuhku.

"Pakai ini biar kau tidak kedinginan. Aku akan mengantarmu pulang. kkaja!" Dia menarik lenganku namun aku tidak bergeming dari tempatku.

"Wae?" Tanyanya heran

"Ke—ke napa kau menolongku?"

"Kita kan teman bahkan kita berasal dari satu sekolah yang sama. Aku Lee donghae, siapa namamu?"

"Sungmin. Lee Sungmin. Gomawo Donghae ssi~" Untuk pertama kalinya aku tersenyum kepada seseorang.

.

Sungmin POV end

.

FLASHBACK end

.

.

Bel tanda masuk berbunyi. Sungmin pun segera masuk dan duduk dibangkunya, bangku yang terletak di deretan ujung paling belakang. Seorang guru masuk diikuti oleh seorang murid wanita dibeakangnya.

"Pagi semuanya! Hari ini kelas kita kedatangan murid baru. Silahkan kenalkan dirimu"

Sungmin yang tidak terlalu mempedulikannya, hanya membuang muka dan lebih memilih melihat pemandangan di luar gedung dari jendela disampingnya.

"Annyeonghaseyo! Namaku Lee Hyukjae. Kalian bisa memanggilku Hyuki. Mohon bantuannya" Ucap sang anak baru itu sambil membungkuk hormat.

"Baiklah. Silahkan duduk dibangku yang masih kosong"

Si anak baru atau gadis yang bernama Hyukjae itu segera mengedarkan pandangannya mencari bangku yang masih kosong. Ada 2 bangku yang terlihat kosong. Setelah memilih, dia pun mulai melangkahkan kakinya dan segera duduk dibangku pilihannya.

"Annyeong! Perkenalkan aku Hyukjae" Sapa Hyukjae kepada gadis disampingnya. Namun gadis itu hanya meliriknya sekilas dan kembali pada aktifitasnya, membuat Hyukjae mengerutkan keningnya bingung.

"Hyuki ya~, jangan membuang waktumu untuk berbincang dengan gadis aneh seperti Sungmin. Lebih baik kau duduk bersamaku?" Bisik salah satu murid yang duduk tidak jauh dari bangku Hyukjae. Walaupun berbisik, namun Sungmin masih bisa mendengarnya dengan jelas.

"Dia benar. Lebih baik kau duduk bersamanya. Aku tidak suka kalau harus duduk berdua" Ucap Sungmin dingin.

"Ani. Aku tetap ingin duduk disini. Menurutku, kau tidak aneh sama sekali Sungmin ah~. Oh iya, kau bisa panggil aku hyuki. Salam kenal"

.

.

Waktu istirahat adalah dimana waktu yang Sungmin tunggu-tunggu. Dia tidak begitu menyukai keramaian, dan waktu hanya waktu istirahat seperti inilah kelasnya sepi karena semuanya memilih untuk pergi ke kantin. Namun kali ini ada yang berebeda kerana teman sebangkunya masih setia duduk ditempatnya.

"Min ah~, kenapa kau tidak pergi ke kantin?" Tanya Hyukjae.

"Bukan urusanmu" Jawab Sungmin ketus.

"Apa kau ingin memakan bekal bersamaku. Hari ini ibuku memasak makanan kesukaanku. Apa kau mau?"

Sungmin yang jengah dengan semua ucapan Hyukjae, memilih untuk meninggalkan gadis itu sendirian.

"Makanlah sendiri" Ucapnya sambil melangkahkan kakinya keluar kelas.

.

ooOoo

.

Sudah hampir seminggu, Sungmin terus didikuti oleh Hyukjae kemanapun kakinya melangkah. Sudah berulang kali Sungmin membentak Hyukjae agar tidak mengganggunya, namun sepertinya itu tidak menyurutkan Hyukjae untuk mendekati teman barunya yang memliki sifat unik seperti Sungmin.

"Mau sampai kapan kau menggangguku nona Lee Hyukjae?"

"Aku hanya ingin berteman denganmu Sungmin ah~"

"Kau bisa mencari teman selain aku. Lagi pula kau akan dipandang aneh kalau berteman denganku"

"kau sama sekali tidak aneh. Kau sama seperti yang lainnya"

Sungmin pun hanya bisa menghela nafasnya dan pergi meninggalkan Hyukjae untuk yang kesekian kalinya.

.

.

Sungmin berjalan sendiri di koridor sekolah. Langkahnya terhenti saat melihat beberapa teman sekelasnya menghadang jalannya. Mencoba tidak menghiraukannya, Sungmin terus berjalan melewati teman-temannya itu.

"Lee Sungmin! Sampai kapan kau akan terus bersikap memuakan seperti itu, hah?" Ucapan itu dibarengi dengan dorongan yang membuat Sungmin tersungkur ke lanatai.

"Apa maksudmu?"

"Kau gadis rendahan memang tidak pantas sekolah di tempat seperti ini. Kau hanya membuat kotor sekolah ini. dan sikap angkuhmu itu SANGAT MEMUAKAN"

"Lalu apa pedulimu? Aku bahkan tidak pernah mengurusi hidupmu. Cih,,"

"Kau memang meyebalkan Lee Sungmin" Gadis itu bersiap untuk menerjang tubuh Sungmin. Namun salahkan dirinya yang membuat Sungmin begitu emosi, sehingga membuat tenaganya lebih kuat dua kali lipat. Dengan sekali dorongan kasar, tubuh gadis itu sukses mencium lantai.

"Jangan pernah mengurusi hidupku"

.

.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Semua murid mulai berhamburan keluar gedung termasuk Sungmin. Dengan santai dia melangkahkan kakinya, hari ini dia berencana untuk pulang terlebih dahulu sebelum pergi ke tempat kerjanya.

Lagi-lagi tiga orang gadis berseragam menghadang jalannya.

'Kenapa hari ini semua orang begitu menyebalkan" Batinnya.

"Kau kan yang bernama Lee Sungmin?"

"Mau apa kau?"

"Aku ingin kau membayar perbuatanmu karena telah melukai adikku. Kau benar-benar tidak tahu sopan santun. Apa karena kau tidak mempunyai orangtua sehingga tidak ada yang mengajari tata krama kepadamu"

Sungmin terlihat mengepalkan telapak tangannya kuat. Dia tidak pernah bisa mendengar oranglain membicarakan mengenai orangtuanya.

"Seharusnya kau dan adikmu yang belajar sopan santun. Bagaimana bisa gadis terhormat seperti kalian menghina orang?"

"Kau benar-benar gadis menyebalkan Lee Sungmin. Rasakan ini!" Gadis itu menjambak rambut Sungmin kuat. Sungmin yang tidak terima itu pun mulai mengarahkan tangannya dan menjambak rambut coklat milik gadis itu.

Dua orang lainnya yang melihat adegan jambak-menjambak itu pun tidak tinggal diam, dengan cepat dia memegangi tubuh Sungmin dan mencoba melepaskan jambakan Sungmin di rambut temannya. Keadaan seperti ini begitu tidak seimbang.

"Kau benar-benar mencari masalah denganku Lee Sungmin"

Gadis itu pun kemabali menarik rambut Sungmin hingga ada beberapa helai yang terlepas dari kepalanya.

"YA HENTIKAN! LEPASKAN TANGAN KOTORMU DARI KEPALA TEMANKU" Dengan kekuatan penuh, orang yang baru saja berteriak itu pun melepas tangan si pencari masalah dari kepala Sungmin.

Kini keadaan menjadi 2:3. Perkelahian itu pun terus berlanjut, aksi saling menjambak itu pun semakin tidak bisa terelakkan. Mereka berlima telihat benar-benar berantakan. Rambut yang tadinya rapi kini tidak beraturan lagi. Namun anehnya, malah tiga gadis itu yang lebih terlihat meyedihkan.

"Aku belum kalah Lee Sungmin. Suatu saat aku akan mambalas perbuatanmu ini" Ucap salah satu gadis itu sebelum pergi meninggalkan Sungmin.

"Dasar gadis pengecut" Ucapan orang disampingnya membuat Sungmin menolehkan wajahnya.

"Kenapa kau menolongku dan ikit berkelahi Lee Hyukjae?"

"Tidak ada salahnya kan aku membantu temanku" Jawabnya sambil tersenyum.

'Teman?'Batinnya.

Tanpa disadari, Sungmin merasa hatinya hangat saat Hyukjae mengucapkan kata 'teman' padanya. Sebuah senyum tipis kini mulai tersungging di wajah manisnya. Hyukjae yang tidak sengaja melihatnya pun tersenyum lebar.

"Apa kau baru saja tersenyum Sungmin ah~?" Pertanyaan Hyukjae membuat Sungmin menghentikan senyumannya.

"Gomawo Hyuk. Lebih baik sekarang kau pulang" Ucap Sungmin sambil membersihkan seragamnya yang kotor.

"Kau manis kalau tersenyum Min ah~"

"Sudah lupakan saja"

"Apakah kita teman sekarang? Ayolah, apa susahnya sih berteman?"

"Aku mau menjadi temanmu asalkan kau tidak mengangguku Hyuk"

"Benarkah? Yeay! Akhirnya kita berteman. Ye ye ye ye" Ucap Hyukjae senang sambil menari-nari tidak jelas. Sungmin hanya menghela nafas melihat teman barunya yang begitu berlebihan.

"Jangan membuatku malu. Hentikan tarianmu itu"

.

ooOoo

.

Seperti biasa, pagi-pagi sekali Sungmin sudah tiba di sekolah. Namun ada yang berebeda dari biasanya. Sekolah ini tampak sudah ramai dan siswi wanita terlihat mendominasi penglihatannya. Dia pun terus berjalan tanpa menghiraukan keanehan yang terjadi pagi ini.

Dia menaruh tasnya di atas meja, diliriknya bangku disampingnya yang sudah terdapat tas diatasnya.

'tumben Hyuk sudah datang?'

"Min ah~" Suara cempreng itu memenuhi ruangan kelas yang sepi ini karena semua penghuninya keluar dan entah sedang melakukan apa.

"Tumben kau sudah datang sepagi ini? Dan apa yang terjadi dengan mereka semua?"

"Apa kau tidak mendengar kalau anak pemilik yayasan ini akan mulai bersekolah disini. Sepertinya dia akan datang hari ini"

"Anak pemilik yayasan? Siapa?"

"Oh Min ah~, apa kau benar-benar tidak tahu kabar ini? Anak pemilik yayasan yang bernama Cho Kyuhyun itu, dulu dia tinggal di kanada besama kakaknya"

'Cho Kyuhyun?' Batinnya

.

.

.

TBC~

.

.

.

A/N :

*ehem ehem* a .. a...a ..a...

Annyeong yeorubun! Akhirnya author bisa kambek dengan ff baru

Ff yang sebenarnya belum tau mau dibawa kemana alurnya, ya berdoa saja author dapet anugrah untuk menentukan endingnya seperti apa hahahha *no planning.

Tapi author mau tanya dulu ah, adakah yang merindukan kambeknya author? Hahahah *narsis* kalo engga ada juga gapapa sih *pundung*

Untuk awalan, author buat pendek dulu aja ya, mau liat dulu sambutan ff ini kayak gimana? Hihihi...

So, please give me some reviews...

KHAMSAHAMNIDA

.

Blog : kyuminisours . wordpress . com

Twitter : wantifishy

.

.

.

Review pulissss :)